Share

Bab 116

Author: BELLA
Napas akuntan itu terengah-engah saat dia berbicara, "Syukurlah. Kupikir Ibu nggak akan datang."

"Apa lagi kali ini?" tanyaku dengan nada datar. Aku bahkan tidak bisa berpikir jernih lagi.

"Mitra logistik dan pergudangan Luxe Vogue menelepon," katanya sambil membentangkan kertas-kertas di mejaku. "Mereka sudah menaikkan harga dan menuntut uang muka setahun. Kalau ditolak, mereka nggak mau bermitra lagi."

Grace dan aku saling pandang. Grace tiba-tiba berdiri. "Aku nggak bisa melakukan ini sekarang. Aku nggak bisa! Kita ketemu di ruang konferensi," gerutunya sambil bergegas keluar pintu.

Aku melihatnya pergi. Semua hal yang terjadi ini benar-benar gila. Semuanya terjadi begitu cepat sehingga sulit dilacak.

"Katakan kepada mereka kita akan membayarnya," kataku kepada akuntan itu. "Mereka seharusnya memberi kita waktu beberapa hari."

Kemudian, aku bergumam pelan, "Sekarang bukan waktu yang tepat untuk mulai mencari rekanan baru. Luxe Vogue benar-benar hancur."

Aku menyeret kakiku ke ruang
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 117

    "Bagaimana kalau kita jual perusahaan kepada mereka saja? Kita jual saja selagi masih bisa. Aku benar-benar nggak ingin berakhir dengan tangan kosong," ucap Grace.Suaranya mulai bergetar saat berbicara, "Maaf, tapi aku benar-benar takut menjadi miskin lagi. Aku bahkan nggak mau membayangkan mengalami masa-masa sulit itu lagi. Aku nggak bisa."Dia menggelengkan kepalanya dengan lemah dan cengkeramannya di sisi gaunku mengencang. "Aku nggak bisa kembali ke masa-masa itu."Dia mulai menangis lagi dan aku menghiburnya, "Jangan takut, ada aku. Kita hadapi bersama-sama. Mari kita terus bertahan. Dalang di balik semua ini pasti akan menunjukkan diri. Saat itulah kita akan tahu apa yang harus dilakukan."Aku memutarnya menghadapku dan menatap tajam ke arahnya. "Tenanglah. Ini bukan saatnya untuk panik. Ini saatnya untuk tetap kuat dan menjaga harapan kita tetap hidup."Grace mendengus dan mengangguk sambil terisak."Baiklah."….Setelah berhari-hari menerima berita buruk, kekhawatiran dan ket

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 118

    Sudut pandang Mark:Aku menoleh kaget saat pintu kantorku terbuka lebar. Asistenku melangkah masuk, alisnya berkerut dan matanya melebar karena takut dan khawatir."Kenapa kamu menerobos masuk seperti itu?" Aku berdiri dengan marah.Dia mencoba menenangkan napasnya yang tidak teratur sebelum berbicara. Aku bertanya-tanya apakah dia berlari ke sini. "Sydney datang kemari. Melihat ekspresi di wajah dan langkahnya, nggak ada yang berani menghentikannya. Bahkan petugas keamanan. Aku bisa …."Pandanganku dengan cepat beralih ke pintu saat pintu itu didorong terbuka lagi dengan kasar. Asistenku melompat menjauh dari pintu saat Sydney menerobos masuk.Sydney langsung menuju ke mejaku dan membanting tasnya ke mejaku. Dia mengarahkan tatapan matanya yang menggelegar ke arahku dan berteriak, "Mark, apa sebenarnya yang kamu lakukan? Kenapa kamu mempersulitku?"Aku mengangkat alis dan melirik dengan terkejut ke retakan kecil yang baru saja dibuatnya di mejaku. Aku bertanya-tanya apa penyebab kemar

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 119

    Aku mengangguk perlahan ketika menerima informasi ini. "Kenapa kamu nggak memperbarui informasi profilmu? Itu bakal mencegah kesalahpahaman besar ini terjadi."Dia mengerling dan berkata, "Aku terlalu sibuk sekolah dan mencari orang tuaku, lalu duar, aku menjadi istrimu kembali. Mana sempat aku mengurus hal semacam itu, Mark?"Aku menatapnya selama beberapa saat. "Kamu benar. Sepertinya, memperbarui profil bisnis nggak begitu penting bagimu." Kemudian, aku berdiri dan berjalan ke mesin pembuat kopi yang terletak di sudut ruangan. Aku kembali memikirkan semuanya saat membuat dua cangkir kopi. Saat berdiri di sana pun aku bisa merasakan dia menatap tajam ke arahku dari belakang.Aku meletakkan secangkir kopi secara perlahan untuknya. "Duduk dan tenanglah. Aku jamin kalau semua ini cuma salah paham. Mari kita tenangkan diri dan selesaikan masalah ini bersama-sama."Dia mengambil cangkir kopi itu dan langsung meneguk semuanya sampai habis. Kemudian, dia menatapku tajam dan membalas, "Ayo,

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 120

    Sudut Pandang Sydney:Seperti yang kuduga dari perusahaan sebesar GT Group, kantor eksekutif mereka segera menyiapkan kontrak dan proposal, lalu menyerahkannya kepada Mark untuk ditinjau. Aku melihat pria yang membawakan dokumen itu berdiri di samping Mark dan menjelaskan beberapa hal kepadanya. "Ini terminasi dari proposal akuisisi. Kami perlu tanda tangan Bapak di sini dan di sini," ujar pria itu sambil menunjukkan beberapa bagian di atas dokumen itu. Mark mengangguk dan memeriksanya terlebih dahulu. Sesekali, dia akan menyipitkan mata, lalu meminta pria itu menjelaskan beberapa hal dan bagaimana hal itu dilakukan dengan cara tertentu. Pria itu akan menjelaskan semuanya kepada Mark, lalu Mark mengangguk dan tampak terkesan. Aku cukup terkejut saat dia mengaku tidak tahu kalau aku salah satu pemilik Luxe Vogue dan Atelier Studios bersama Grace. Kalau aku tidak sedang marah besar, aku akan tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajahnya saat dia berusaha memahami semuanya.Aku awaln

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 121

    Sudut Pandang Sydney:Aku tertawa kecil, "Banyak sekali pertanyaanmu? Mana dulu yang mau kamu tanyakan?" Aku mendengar Grace menarik napas dalam-dalam, lalu dia bertanya, "Pertama, kenapa dia berinvestasi begitu banyak? Aku sedang melihat proposalnya. Kedua, kenapa sebelumnya dia mau mengakuisisi perusahaan kita?""Sebelumnya, dia nggak tahu kalau aku memiliki perusahaan itu bersamamu dan aku nggak tahu kenapa dia berinvestasi begitu banyak, Sayang. Aku terkejut dan yang terpenting, aku senang! Jadi, untuk apa peduli dengan alasannya?""Hmm," senandung Grace. "Pengaruh mantan istri masih kuat!" Dia bercanda dan aku membayangkan dia menggerak-gerakkan alis."Hentikan itu," kataku sambil mengerling. "Oh ya, karena kamu sudah menerima salinan kontrak dan proposal dalam bentuk soft copy, tolong cek dan segera beri tahu aku kalau ada yang salah. Aku akan menandatanganinya setelah menerima konfirmasi dari pengacaraku. Kamu juga harus menandatangani bagianmu, oke? Setelah itu, kamu akan menan

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 122

    Sudut Pandang Sydney:Kami berdua mematung begitu dia mengeluarkan kata-kata itu. Dia menatapku dalam-dalam, seolah-olah sedang menunjukkan perasaannya dan membiarkanku menatapnya lebih dalam, tetapi sebenarnya tidak. Masih ada sorot misterius di matanya yang membuat bulu-bulu di tubuhku berdiri, seolah-olah tubuhku bisa mengkhianatiku kapan saja.Aku berusaha memahami bahwa dia bersungguh-sungguh dengan perkataannya. Aku berusaha meyakinkan diri sendiri kalau dia hanya bercanda. Dia pasti bercanda karena hal yang paling tidak aku inginkan adalah tidur bersamanya. Aku memang sudah putus asa ingin melindungi perusahaan dan mencegahnya bangkrut seperti dulu. Namun, aku tidak putus asa sejauh itu.Kalau hal terburuk harus terjadi, kami hanya perlu menutup Luxe Vogue dan melanjutkan dengan Atelier Studios. Aku pun mendengar Mark berkata, "Apa kamu mendengarku, Sydney?" Napasnya terasa di wajahku dan jari jemarinya menyentuh pinggangku saat dia berusaha untuk menarik perhatianku.Aku mengec

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 123

    Sudut Pandang Sydney:Dia membelalak dan menghela napas dengan dramatis sambil menepuk dahi sendiri dan berkata, "Sial! Bagaimana aku bisa lupa soal itu? Aku benar-benar bodoh. Aku sebaiknya mulai berhati-hati dengan tindakanku sekarang."Aku tidak bisa menahan tawa, lalu tertawa kecil dan berkata, "Kamu aktor yang buruk, bahkan anak umur dua tahun bisa melihat kalau kamu sama sekali nggak takut."Dia pun menyeringai dan membalas, "Kamu bisa tahu soal itu karena aku memang sengaja ingin kamu tahu. Kamu nggak bakal pernah bisa membedakan kalau aku sedang berakting atau nggak. Aku punya bakat akting sehebat itu." Dagunya sedikit terangkat dan aku mengerling.Kemudian, dia tersenyum tulus dan sorot matanya yang jahil sudah hilang. "Ayolah, aku memegang 60 persen saham GT Group. Ditambah lagi lima persen saham atas nama ibuku. Hitung saja sendiri, aku masih pemegang saham terbesar. Apa pun yang kamu atau orang lain lakukan, aku akan selalu menjadi pemenangnya di akhir," jelasnya dengan som

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 124

    Sudut pandang Sydney:Beberapa Hari Kemudian."GT Group benar-benar optimis tentang Luxe Vogue," ujar salah seorang reporter sambil menggeleng saat yang lain mengomentari perkembangan terbaru Luxe Vogue. "Sepertinya perusahaan itu masih memiliki masa depan yang menjanjikan!""Tentu saja," sahut reporter yang lainnya dengan antusias, "GT Group sudah menginvestasikan saham yang cukup besar di perusahaan itu. Kamu lihat sendiri seberapa pesat kenaikan harga saham mereka hanya dalam beberapa hari? Benar-benar gila, ya, 'kan?" Lalu, dia menoleh ke arah layar. "Lini pakaian pria menjadi sorotan utama. Para investor dari berbagai perusahaan berbondong-bondong ingin bermitra dengan mereka. Alhasil, harga saham mereka terus naik tiap menit!"Perhatianku berpindah dari layar laptopku ke pintu kantor yang tiba-tiba saja didobrak terbuka. Grace masuk dengan rona wajah berbinar-binar. "Sydney! Sudah tonton ini?" tanyanya seraya mengulurkan iPad-nya ke arahku."Aku sedang menontonnya." Aku tertawa,

Pinakabagong kabanata

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 343

    Aku mengangguk. "Aku ibu kandungnya, tapi dia bukan ayahnya." Dokter itu menggeleng. "Ya, Ibu bisa menjadi pendonor untuk transplantasi kalau sumsum tulangnya cocok. Tapi, aku ingin memberi tahu Ibu, sangat jarang ada orang tua biologis yang cocok. Tapi, itu nggak akan menghentikan kita. Ibu akan menjalani tes yang diperlukan untuk menentukan kecocokan." Dokter mengambil sebuah berkas dari tumpukan di mejanya. "Apa Ibu siap untuk melakukan tes kecocokan sekarang atau lebih memilih kami jadwalkan untuk hari lain?" "Sekarang saja, tolong," kataku menyeka air mata di wajahku sambil duduk tegak. Dokter membuka berkas dan mulai mengajukan beberapa pertanyaan. Di sela-sela, dia menjelaskan, "Kami perlu semua informasi ini untuk memastikan pengujian yang sukses dan akurat." "Nggak apa-apa, aku mengerti." Aku mengangguk. Dia melanjutkan bertanya dan aku menjawab dengan cepat. "Baik, Ibu bisa melakukan tesnya sekarang," kata dokter itu sambil berdiri dan melirik ke Dennis yang juga

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 342

    Sudut pandang Anastasia:Wajahku basah oleh air mata saat aku mengguncang tubuh Amie agar bangun. Aku memeluknya erat-erat dan menangis. Aku bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.Sementara aku terisak, Dennis bergegas masuk ke kamar."Ada apa? Apa yang terjadi?" Dia bergegas ke sampingku dan langsung menatap Amie. Dia pun mengerti. Dia langsung tahu apa yang harus dia lakukan. Dia dengan cekatan mengambil Amie dari lenganku yang gemetar dan meraih kunci mobilnya. Saat dia menggendong Amie ke mobil, aku mengikutinya dari belakang, masih menangis dan memanggil nama putriku.Saat Dennis mengemudi menuju rumah sakit, sebagian perhatiannya tertuju kepadaku. "Nggak apa-apa, Ana," ucapnya seraya meremas tanganku, tatapannya tertuju kepada Amie yang kugendong. "Dia akan baik-baik saja."Saat kami sampai di rumah sakit, sebuah tandu dibawa keluar dan Amie dilarikan ke bangsal. Kami dilarang masuk bersamanya.Aku menangis di baju Dennis saat kami berdua menunggu dokter atau salah satu perawa

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 341

    Anak laki-laki itu menatap adik perempuannya dan dengan sedikit cemberut, dia melihat sekeliling, matanya mencari apa yang diinginkan adiknya.Aku melihat sekeliling dan menyadari bahwa tidak ada lagi permen. "Permennya sudah habis," gerutuku."Mestinya ada lebih banyak di dapur," jawab Dennis."Aku akan pergi mengambilnya. Tunggu di sini, aku akan segera kembali," kataku kepada Dennis dan pergi.Beberapa detik kemudian, aku mendengar langkah kaki di belakangku. Aku melihat ke belakang dan menggelengkan kepala, menyembunyikan senyumku."Apa? Aku juga mau lebih banyak permen.""Baiklah," kataku sambil tertawa pelan.Begitu kami memasuki dapur, jari-jari Dennis melingkari pergelangan tanganku dan dia menarikku agar mendekat kepadanya.Saat dia menatap mataku, tatapannya berpindah-pindah di antara mataku dan bibirku. Aku pun menggoda, "Memangnya permen itu ada di mataku?"Dengan tawa kecil, dia menundukkan kepalanya dan menyatukan bibir kami dalam ciuman yang menggairahkan.Aku mencengker

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 340

    Sudut pandang Anastasia:Lima bulan kemudian."Hai!" Aku melambaikan tangan pada salah satu teman Amie yang baru saja masuk bersama ibunya."Selamat datang." Aku menghampiri mereka. "Terima kasih sudah datang."Ibunya tersenyum. "Pilihanku cuma dua, datang ke sini atau mendengar Kayla menangis di telingaku seharian."Kami tertawa, sementara Kayla hanya bisa tersipu malu. Aku menutup pintu, lalu saat kami berjalan lebih jauh ke ruang tamu, aku melihat ibunya menatap bingkai-bingkai foto yang tergantung di dinding, sama seperti semua orang yang pertama kali masuk ke rumah kami.Sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil dan aku mengikuti arah pandangannya untuk melihat foto mana yang menarik perhatiannya. Aku menghela napas saat mataku tertuju pada pria di sampingku dalam foto itu.Dengan setelan terbaiknya, begitu katanya, Dennis berdiri sambil melingkarkan lengannya di bahuku, menatap ke arahku. Aku masih mengingat hari itu seolah baru kemarin.Fotografer sampai lelah menyuruhn

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 339

    Aku rasa mereka berdua memang bersalah dalam beberapa hal, tetapi Clara seharusnya tidak melakukan ini. Oh, dia seharusnya tidak melakukannya. Dia sudah keterlaluan.Clara tahu aku hamil anak Aiden, tetapi dia tidak mengatakan apa pun. Jika bukan demi aku, setidaknya demi bayi itu, dia seharusnya memberitahuku yang sebenarnya. Namun tidak, dia hanya diam dan menyaksikan aku berjuang sendirian membesarkan Amie.Dia ada di sana setiap malam, saat aku menangis diam-diam agar tidak membangunkan Amie karena semuanya terasa terlalu berat. Dia selalu ada di sana. Dia ada di sana, menyaksikan dengan kejam bagaimana Amie tumbuh tanpa seorang ayah.Ya Tuhan! Dia bahkan yang menenangkan Amie setiap kali putriku menangis merindukan sosok ayah!Itu semakin membuatku marah. Bagaimana bisa dia mengaku mencintai Amie, sementara dia yang merenggut bagian penting dalam hidupnya?"Kamu nggak punya pembenaran untuk semua yang sudah kamu lakukan, Clara." Suaraku bergetar, tetapi aku tetap melanjutkan, "Kal

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 338

    Sudut pandang Anastasia:Wajah Clara terpaling ke samping akibat tamparan keras yang baru saja aku layangkan ke pipinya.Dia terhuyung ke belakang, memegangi wajahnya, lalu menatap lantai dalam diam untuk waktu yang lama.Tamparan itu hanyalah hal paling ringan dari semua yang ingin aku lakukan padanya. Aku benar-benar menahan diri agar tidak melontarkan hinaan sambil menghajarnya. Namun, untuk apa? Itu tidak akan mengubah apa pun. Yang sudah terjadi tetaplah terjadi. Semuanya sudah menjadi masa lalu."Kamu akhirnya tahu." Suaranya terdengar lirih. "Dennis yang memberitahumu, 'kan?""Aku nggak percaya kamu sampai memerasnya agar tetap diam soal ini. Kamu pikir dia sepertimu? Seorang pembohong? Kamu tersenyum padaku, tapi jauh di dalam hatimu, kamu membenciku karena ...." Aku membuat tanda kutip di udara dengan jariku, lalu melanjutkan, "Merebut Aiden darimu."Clara tetap diam, tidak mengatakan apa pun."Clara, kenapa kamu tega? Kamu temanku! Aku percaya padamu. Aku menceritakan segalan

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 337

    Sudut pandang Anastasia:"Amie ...." Aku mengeluh sambil tertawa. "Kamu belum selesai? Tanganku pegal."Amie terkekeh-kekeh. "Tetap jaga ekspresi wajahmu seperti tadi. Aku perlu menggambar bibirmu dengan benar."Aku menghela napas dan mengangkat kedua tangan ke udara, lalu menyeringai lebar. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa dia ingin menggambarku dengan pose seperti ini.Saat ini, di kamar rumah sakit Amie, aku duduk bersila di kursi dengan tangan terangkat dan senyum lebar di wajahku.Aku bertahan dalam pose itu selama beberapa menit lagi sampai akhirnya Amie meletakkan buku gambarnya dan bertepuk tangan. "Selesai! Mama, kamu kelihatan cantik sekali!"Amie sudah menghabiskan banyak waktu di rumah sakit dengan menggambar, jadi dia semakin mahir. Saat aku bergeser ke tempat tidur untuk melihat hasilnya, aku tertegun melihat sketsa di bukunya. Yang ada di sana bukan sosok manusia yang realistis, melainkan gambar seperti orang-orangan dengan tangan terangkat, kaki bersilang membentu

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 336

    Sudut pandang Aiden:Aku menggertakkan gigi, mencengkeram setir dengan erat saat melaju ke alamat yang dia kirimkan.Pikiranku kacau. Meskipun aku tahu telah kehilangan Anastasia, dia tetap ada dalam benakku. Aku masih menyalahkan diri sendiri karena tidak berusaha lebih keras mencarinya saat dia pergi pertama kali. Aku menyalahkan diriku karena tidak mengejar taksi yang dia naiki pada hari dia mengakhiri segalanya di antara kami ... sampai ... sampai apa? Mungkin sampai dia meminta sopir untuk berhenti.Sharon juga ada dalam pikiranku, atau lebih tepatnya, kontrak pernikahan terkutuk yang aku miliki dengannya. Sekarang, setelah ayahnya menelepon dan memintaku menemuinya di sebuah alamat yang dia kirimkan, aku yakin kekacauan akan segera dimulai.Jika dia memintaku untuk menemuinya di sini, itu berarti dia telah terbang ke negara ini.Aku sebenarnya bisa saja mengabaikan panggilannya, terutama setelah aku benar-benar menyadari bahwa aku telah kehilangan Ana. Yang aku inginkan hanyalah

  • Milyader, Mari Bercerai   Bab 335

    Dia tampak terkejut, yang entah kenapa justru membuatku heran. Aku hanya berharap dia tidak meragukan dirinya sendiri karena tadi malam dia benar-benar sempurna.Dennis menggeleng, lalu menenggak habis isi cangkirnya. "Aku harus memberitahumu sesuatu."Aku terdiam, tanganku membeku di udara, masih memegang sendok pengaduk teh. "Apa yang ingin kamu katakan padaku?"Dia mengalihkan pandangannya, menatap sesuatu di belakangku sebelum akhirnya kembali menatapku. "Ini tentang Aiden ... lebih tepatnya tentang apa yang terjadi bertahun-tahun lalu, tentang tuduhan perselingkuhannya.""Oh," gumamku datar. "Itu." Itu sudah berlalu. Lagi pula, sekarang semuanya baik-baik saja. Dia akan menikah dengan seseorang yang mencintai dan mempercayainya, sementara aku sudah menemukan seseorang yang kusukai dan yang juga mencintaiku. Semuanya sudah sesuai dengan jalan yang memang seharusnya kami tempuh."Ya, itu." Dennis melanjutkan dengan hati-hati, sepertinya salah paham dengan ekspresiku. "Sebenarnya, di

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status