Saat Zahra hendak akan menjawab dan membalikkan badan ternyata Albi sudah pergi kembali ke tempatnya.
" Jangan...!" Zahra berbicara tetapi yang di ajak bicara sudah pergi.
Di dalam pos Albi mendengar teman-temanya sedang membicarakan gadis yang mereka taksir dan ia hanya tersenyum saja tidak mau memperdulikannya .
Albi lebih fokus dengan perapian karena ia sedang membuat ubi bakar.
Zahra hanya melihat Albi dari balik jendela yang ada di kamar.
" Gimana ! Lihat yang bening ya !" Tanya Anita.
" Bening apaan ! Di sini kita cuman beberapa bulan ! Jadi anggap aja di sini itu kaya liburan " Zahra memang sedang ingin fokus dengan KKN nya.
" Kirain ...."
Kemudian Zahra pun menyetel alunan musik di ponselnya sambil melahap jatah makanAlbi.
Zahra menjadi gadis incaran para prajurit yang sedan
Jam jam tiga sore Albi terbangun dari tidurnya.di rasa sudah cukup mengistirahatkan matanya tiba-tiba Albu mencium bau masakan yang khas yang ia rindukan dulu. " Wangi yang sama " gumamn Albi sambil mengucek -ngucek matanya . Zahra yang sudah di ajari Ridwan dulu kini begitu pandai mengolah setiap rempah yang di masaknya. Albi bangkit dari kasurnya dan ia bergegas mencari aroma yang selama ini membuatnya rindu. Di lihatnya Zahra sedang asyik bercengkrama dengan Rendra dan Janu .tersirat dalam hatinya rasa cemburu tak kala melihat pandangan Rendra yang melirik Zahra. Zahra sebenarnya menyadari kedatangan Albi tapi ia lebih memilih untuk meneruskan obrolannya dengan Rendra dan Janu. " Wangi..." Albi datang tepat di hadapan Zahra dan Rendra. " Baru bangun Bi..." Sapa Janu nada -basi. " Hmm...iya " j
Hari mengalami masalah di tempat kerjanya karena Tia isterinya yang serakah dalam persoalan keuangan. Nafsu dan serakah mata membutakan Tia untuk menguasai ambisinya yang ingin terlihat seperti kaum sosialita hingga Hari pun di keluarkan oleh perusahaan tempatnya bekerja. Tia tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah di dapatnya kini. Andi pun di jadikan sasaran untuk memenuhi semua keinginannya. Dalam segi tatanan bicara dan bahasa memang Tia memiliki sikap yang santun ketimbang Ningsih yang berbicara dengan hati yang jika marah maka ia akan mengeluarkan kemarahannya dan jika ia senang maka ia pun tidak menyembunyikannya. Semua keluarga lebih memilih Tia dan memberikan cuma-cuma yang Tia inginkan dan Ningsih jelas tidak pernah sepeser pun ia bisa menikmati hasil jerih payahnya dalam membuat adik - adiknya sukses. Rika kini menjadi penganggur
Albi segera berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua dan segera membuka lemarinya. Sesaat ia melihat pakaian yang ingin sekali ia kenakan saat menikah kelak dengan Zahra namun sayang itu semua tidak akan pernah terwujud. " Bagaimana mungkin aku bisa menikahi wanita lain sementara kamu hadir di saat aku berada di titik terendah dan kamu yang mengajarkanku untuk bangkit dan berdiri di kaki sendiri " Albi berucap sambil memandangi pakaian tersebut. Albi segera mengganti seragam dinas ya dengan sebuah kaos berwarna biru navy di tambah dengan celana pendek selutut. Setelah mengganti pakaiannya Albi pun segera bergegas menuruni kembali anak tangga dan mulai mengerjakan membongkar motor Edo. " Wah ini ada yang harus di ganti ! Paling di rawat inap dulu lah di sini !"Albi berbicara dan memperlihatkan caranya membongkar motor. " Belajar dari mana Bi.
Albi menyadari penuh kalau Zahra mengacuhkannya lagi tapi kali ini hati Albi sudah kuat untuk tidak melepaskan Zahra sejengkal pun karena Albi mengetahui status Zahra yang masih sendiri dan belum menikah sampai sekarang ini. Albi mengajukan cuti untuk kembali ke pulau Jawa dengan alasan ingin melihat kedua orangtuanya di sana dan kali ini ada maksud tersembunyi dengan masa cuti yang Albi ajukan yaitu untuk mendapatkan Zahra kembali. Edo mengetahui hal ini namun ia masih tetap memposisikan layaknya seorang pria dewasa yang ingin mengejar cintanya. Albi hanya bisamengulum senyum saat bertemu dengan Edo yang baru saja memparkirkan motornya . Edo paham jika Albi meminta cuti tapi sebagai lelaki yang sekaligus paman Zahra ia hanya bisa memantau saja . _-_-_- Albi terlebih dahulu pulang ke rumah orang tuanya di sebuah komplek yang ia belikan khusus untuk kedua o
Albi merasa senang karena akhirnya bisa mendapatkan informasi tentang Zahra dari Ridwan. Albi harus meluruskan " siapa itu Sari ?" Dan karena hal itulah Zahra jadi menjauhi dirinya. Mungkin bila Zahra menjauhinya selama satu atau sampai duahari itu tidak menjadi masalah ! Tapi Zahra menjauhi Albi selama bertahun - tahun lamanya hanya karena persoalan sepele yaitu sosok Sari yang di kira Zahra sebagai wanita spesial Albi. Albi akan mencoba mendatangi toko baju yang jadi usaha Zahra saat ini. " Kita pasti akan ketemu !" Gumam Albi mengulum senyum sesaat setelah membaringkan tubuhnya di kasur. Pagi menyapa dan memaksa Albi untuk bangkit dari tidur panjangnya . Albi meng aktifkan nomor yang lama dan tertera nama Hari memenuhi beranda entah itu panggilan dan pesan yang terus menerus di kirim namun Albi mengacuhkannya. Albi bermak
Albi menjadi pusat perhatian para pengunjung dan itu membuat Zahra semakin kesal. Albi tahu jika kehadirannya sangat tidak di inginkan oleh Zahra namun,ia tidak ingin menumpuk masalah yang sudah bertahun - tahun terutama mengenai Sari yang dialah artikan oleh Zahra karena saat Albi sebelum masuk ke dunia militer lewat Bi Sari lah Albi bisa mendapatkan info tentang perlakuan keluarga besarnya terhadap keluarga kandungnya. Zahra lebih memilih fokus mengeluarkan baju dari gudang untuk di masukkan ke dalam keranjang yang sudah tersedia. Albi membantu Zara dengan melobby para pengunjung yang datang ke toko Zahra dan pada hari itu juga toko Zahra menjadi ramai sekali dan mendapatkan omset yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Jika saja kesalah pahaman itu tidak pernah terjadi maka dapat di pastikan Albi dan Zahra pasti sudah bersatu bahkan mungkin udah pnya anak di tengah - tengah mereka.
Ningsih dan Wawan pergi ke rumah sakit di jam yang sama saat Albi hendak keluar rumah untuk urusan Zahra. Wawan dan Ningsih masih terus dalam pengawasan melalui orang suruhan Albi dan Albi memerintahkan untuk selalu tetap waspada mengingat kelicikan Tia dan Hari sudah tidak perlu di ragukan lagi. Wawan dan Ningsih masih menikmati perjalanan selama enam puluh menit lamanya karena mereka sengaja tidak tinggal dalam satu kota bersama dengan kota yang di tempati Hari dan Tia. Manik mata Wawan terus mengawasi orang di samping dan kanan kiri mobilnya dan ia melihat dua motor yang sedari tadi terus bersamaan dengan dirinya melaju di jalanan. Insting seorang lelaki selalu benar jika ada orang yang terus mengawasi mereka namun,Wawan masih bersikap santai saja karena ia tidak ingin membuat sang isteri cemas dengan keadaan sekitarnya. Saat sampai di rumah sakit Wawan dan Hari berg
Ningsih dan Wawan kembali lagi ke rumah mereka dan mereka melihat ke empat pengawal yang khusus yang di kirim Albi tinggal percis di seberang rumah mereka. " Kalau ada apa - apa ! Jangan sungkan ! Kalau mendesak berteriak lah ! Rumah kalian sudah di pasang kamera cctv !" Salah satu pengawal berucap tegas. " Ya,sudah istirahat saja dulu !" Titah Wawan kepada ke empat pengawalnya. Albi sebenarnya sudah tahu laporan dari para pengawalnya mengenai Ini Tia dan Hari namun,Albi belumbisa beranjak dari tempat Zahra karena urusannya dengan gadis itu masihnwlum selesai. Beruntung Albi meletakkan para pengawalnya di depan rumah keluarga kandungnya untuk menghalau sesuatu yang tidak di inginkan !mengingat dirinya harus berdinas luar yang jauh dari pantauan matanya. Albi masih belum bisa melepaskan Zahra begitu saja dan ia berpikir untuk datang ke rumah Zahra.
Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya
Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa
" berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka
" jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli
Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs
" jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A
Ningsih dan Wawan kembali lagi ke rumah mereka dan mereka melihat ke empat pengawal yang khusus yang di kirim Albi tinggal percis di seberang rumah mereka. " Kalau ada apa - apa ! Jangan sungkan ! Kalau mendesak berteriak lah ! Rumah kalian sudah di pasang kamera cctv !" Salah satu pengawal berucap tegas. " Ya,sudah istirahat saja dulu !" Titah Wawan kepada ke empat pengawalnya. Albi sebenarnya sudah tahu laporan dari para pengawalnya mengenai Ini Tia dan Hari namun,Albi belumbisa beranjak dari tempat Zahra karena urusannya dengan gadis itu masihnwlum selesai. Beruntung Albi meletakkan para pengawalnya di depan rumah keluarga kandungnya untuk menghalau sesuatu yang tidak di inginkan !mengingat dirinya harus berdinas luar yang jauh dari pantauan matanya. Albi masih belum bisa melepaskan Zahra begitu saja dan ia berpikir untuk datang ke rumah Zahra.
Ningsih dan Wawan pergi ke rumah sakit di jam yang sama saat Albi hendak keluar rumah untuk urusan Zahra. Wawan dan Ningsih masih terus dalam pengawasan melalui orang suruhan Albi dan Albi memerintahkan untuk selalu tetap waspada mengingat kelicikan Tia dan Hari sudah tidak perlu di ragukan lagi. Wawan dan Ningsih masih menikmati perjalanan selama enam puluh menit lamanya karena mereka sengaja tidak tinggal dalam satu kota bersama dengan kota yang di tempati Hari dan Tia. Manik mata Wawan terus mengawasi orang di samping dan kanan kiri mobilnya dan ia melihat dua motor yang sedari tadi terus bersamaan dengan dirinya melaju di jalanan. Insting seorang lelaki selalu benar jika ada orang yang terus mengawasi mereka namun,Wawan masih bersikap santai saja karena ia tidak ingin membuat sang isteri cemas dengan keadaan sekitarnya. Saat sampai di rumah sakit Wawan dan Hari berg
Albi menjadi pusat perhatian para pengunjung dan itu membuat Zahra semakin kesal. Albi tahu jika kehadirannya sangat tidak di inginkan oleh Zahra namun,ia tidak ingin menumpuk masalah yang sudah bertahun - tahun terutama mengenai Sari yang dialah artikan oleh Zahra karena saat Albi sebelum masuk ke dunia militer lewat Bi Sari lah Albi bisa mendapatkan info tentang perlakuan keluarga besarnya terhadap keluarga kandungnya. Zahra lebih memilih fokus mengeluarkan baju dari gudang untuk di masukkan ke dalam keranjang yang sudah tersedia. Albi membantu Zara dengan melobby para pengunjung yang datang ke toko Zahra dan pada hari itu juga toko Zahra menjadi ramai sekali dan mendapatkan omset yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Jika saja kesalah pahaman itu tidak pernah terjadi maka dapat di pastikan Albi dan Zahra pasti sudah bersatu bahkan mungkin udah pnya anak di tengah - tengah mereka.