Share

Bab 41

Penulis: Nursholehah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-10 15:27:31

Rio sedang memakan sarapannya di kantin rumah sakit bersama Andrew, dia tidak pulang ke rumah malam ini. Dia ingin masih membicarakan tindakan selanjutkan untuk masalah pengobatan Yuni.

"Rio lebih baik kamu sekarang ke rumah Pak Doni, kamu harus pantau gerak-geriknya. Laporkan padaku kalau ada sesuatu yang mencurigakan," ucap Andrew seraya meneguk air yang ada dihadapannya.

"Baik, Tuan. Rencananya memang aku mau mengunjungi Diana hari ini," jawab Rio dengan wajah riang, akhirnya Andrew menyuruhnya datang ke rumah Pak Doni, dirinya bisa sekalian berjumpa dengan Suster Diana.

"Lalu bagaimana hubunganmu dengan Diana? kalau sudah saling suka segerakanlah menikah, aku yang akan menanggung semua biaya pernikahanmu," ujar Andrew yang sedang menatap lurus ke arah Rio.

Mendengar lampu hijau yang diberikan oleh Andrew, seketika wajah Rio menjadi bersemu merah. Memang dirinya sudah lama mendekati Suster Diana, namun masih ragu karena khawatir belum mempunyai modal uang untuk menikah.

"Terima kas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 42

    "Apa????" Teriak Ibu Nina dan Pak Doni secara serempak.Rio dan Andrew tersenyum penuh kemenangan. Dirinya sudah memegang kartu as dari mereka berdua."Apa kalian sudah paham dengan hasil yang telah kalian baca itu, kalian itu seratus persen bahkan seribu persen bukan orang tua kandung Yuni," ujar Andrew dengan menarik senyum sinis dan dengan tatapan meremehkan Andrew menggebrak meja yang ada di depannya."Sekarang katakan siapa orang tua kandung Yuni yang sebenarnya," bentak Andrew sudah tidak sabar lagi karena sudah merasa dipermainkan selama ini, apalagi jika Yuni mengetahui yang sebenarnya pasti hatinya sangat hancur.Jaka yang tidak mau disangkut pautkan dengan masalah kekasihnya hendak kabur dari rumah itu."Kamu mau pergi kemana? Jangan harap bisa kabur dari sini," cegah Rio menarik tangan Jaka yang hendak melarikan diri dari rumah Ibu Nina."Aku cuma mau pergi ke depan, mau beli rokok," ujar Jaka mencoba berbohong, sebenarnya dirinya tidak ingin ikut terseret dalam masalah Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 43

    Andrew nampak kecewa keluar dari pintu ruangan administrasi rumah sakit ini. Meskipun dirinya akan diberitahukan siapa saja pada hari di saat Yuni dilahirkan."Bagaimana, Tuan apa sudah dapat informasinya?" Tanya Rio sesaat setelah melihat Andrew dan Pak Doni melangkah menuju tempat duduknya.Andrew tampak menggelengkan kepalanya pelan, dirinya merasa sangat penat dengan permasalahan yang menimpanya akhir-akhir ini."Belum, Rio. Kita diminta besok untuk datang kesini lagi," jawab Andrew seraya duduk di samping Rio.Rio tampak mengangguk kemudian dirinya teringat sesuatu."Tuan, lebih baik sekarang kita makan dulu. Siang ini Tuan belum makan, barangkali Pak Doni juga merasa lapar." Ajak Rio pada Andrew untuk makan siang bersama.Sebenarnya perut Andrew memang terasa lapar, namun dirinya belum berselera untuk makan sebelum mendapat informasi tentang Yuni."Ayo, Tuan. Biar kita banyak masalah, tetapi jangan sampai kita melupakan makan agar kita kuat menghadapi masalah yang dihadapi," ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 44

    "Ini berkas yang Bapak minta kemarin," ucap Suster itu seraya memberikan secarik kertas yang tertutup rapat.Andrew menerima kertas itu dengan hati yang begitu gembira, sudah saatnya Yuni menerima keadilannya yang sudah direnggut selama ini. Dia tidak disayangi oleh keluarganya selama ini yang seharusnya menjadi tempatnya berlindung, mereka justru menuntut Yuni untuk mencari uang. Harusnya yang menjadi tulang punggung adalah Radit dan Gino, mereka adalah seorang kakak laki-laki yang sudah dewasa."Terima kasih banyak Sus, atas bantuannya. Ini sebagai ucapan terima kasih tambahan bonus untuk Suster," ujar Andrew seraya mengeluarkan sebuah amplop yang berisi uang.Suster itu terperangah melihat amplop tebal di depannya, dengan tangan bergetar dia segera mengambilnya takut kalau ada rekan kerja yang melihatnya."Wah, banyak sekali ini Pak, tapi aku senang sekali dapat rejeki nomplok hari ini," ujar Suster itu dengan tersenyum lebar, Andrew tampak tak menggubrisnya yang terpenting baginy

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 45

    "Apa ini??" aku merasa penasaran maksudnya apa Andrew memberikannya sebuah amplop yang berisi berkas."Baca saja Bu," Ucap Andrew dan juga Rio secara berbarengan.Aku pun segera membukanya perlahan, kubaca satu persatu nama-nama yang tertera di dalam kertas itu, dan ada namaku terselip menjadi salah satu orang yang melahirkan di tanggal itu."Maksudnya apa ini?" tanyaku dengan raut wajah penasaran, belum mengerti apa maksud mereka berdua memberikan kertas ini."Kami hanya ingin memastikan suatu hal saja," jawab Andrew dengan tatapan lurus ke wajahku."Memastikan apa, aku masih belum mengerti yang kalian maksud apa," timpalku sama sekali heran dengan tingkah laku mereka berdua."Apa benar anak Ibu meninggal sesaat setelah melahirkan?" tanya Andrew padaku dengan wajah yang terlihat penasaran."Iya itu benar, ini adalah saya yang ada di kertas itu. Memangnya kenapa ya kalian menanyakan tentang putri saya yang sudah meninggal?" aku balik bertanya karena mereka berbicara penuh dengan teka-

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 46

    Rafael tak dapat lagi menyembunyikan rasa terkejutnya mendengar bahwa Yuni adalah adik yang selama ini dirindukannya.Apalagi Ibu Tari dirinya hanya bisa menangis serta memegang dadanya yang terasa sesak dihimpit beban berat, Yuni yang selama ini dekat dengannya adalah anak kandungnya sendiri."Kalian bisa melakukan tes DNA untuk memastikan apa benar Yuni adalah anak kalian atau bukan," ujar Andrew dengan tatapan memilukan melihat Ibu Tari dan Pak Andi yang tengah berpelukan haru."Pap, ternyata anak yang selalu berada didekatku adalah anakku sendiri, dia selama ini hidup menderita Pap," ucap Ibu Tari dengan suara terisak di pelukan suaminya.Sedangkan suaminya nampak tak mampu berkata apa-apa namun air matanya deras mengalir dari kedua matanya.Rafael nampak membantu kedua orang tuanya untuk berdiri."Saya ingin tes DNA sekarang juga, untuk membuktikan kebenarannya." Ujar Ibu Tari dengan suara terisak.Kemudian pandangannya nyalang pada Pak Doni, dengan pandangan mata penuh amarah Ib

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 47

    Akhirnya tiba hari dimana hasil pemeriksaan tes DNA telah keluar. Ibu Tari dan Pak Andi tengah bersiap dengan raut wajah yang berseri-seri, berbeda dengan Rafael yang sedang merasa gundah karena perasaannya untuk Yuni harus dia kubur selama-lamanya jika terbukti benar kalau Yuni adalah adik kandungnya."Aku harus mengganti perasaan cintaku pada Yuni dengan perasaan sayang sebagai kakak," ucap Rafael dalam hati.Dirinya sedang memandangi arah jendela, sekarang sudah waktunya untuk dia membuka perasaan pada wanita lain.Tok..tok...tok...Tiba-tiba saja pintu kamar Rafael diketuk dari luar."Raf, kamu sedang apa? ayo kita sekarang ke rumah sakit, menengok Yuni sekalian ambil hasil tesnya." Ucap Ibu Tari dari balik pintu kamar Rafael.Rafael mengusap wajahnya perlahan, dirinya harus segera menutup perasaannya pada Yuni karena jika memang mereka saudara Rafael harus merelakan Yuni bersanding dengan Andrew."Rafa baru bangun tidur, Mam. Bentar Rafa buka dulu pintunya," jawab Rafael beranjak

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 48

    Pak Andi dan Ibu Tari tak dapat menyembunyi rasa bahagianya, hingga tak henti-hentinya mengucap syukur kepada yang maha kuasa."Mam, bagaimana kalau langsung aja kita memeriksa juga kecocokan ginjal kita untuk Yuni. Kasihan juga dia kesakitan selama ini," ucap Pak Andi setelah pelukan pada istrinya terlepas."Betul juga usul papi, mami juga ingin secepatnya Yuni kembali sehat seperti sebelumnya," jawab Ibu Tari menimpali ucapan suaminya.Andrew pun tersenyum menanggapi ucapan mereka berdua."Pak Andrew, cepat kita lakukan operasi itu. Aku tidak sabar ingin memeluk anakku," pinta Ibu Tari pada Andrew.Andrew tampak menganggukkan kepalanya, dan langsung berdiri."Kalau Pak Andi dan Ibu Tari merasa sudah siap, silahkan saya antar kembali ke Dokter yang menangani Yuni langsung," ucap Andrew.Pak Andi dan Ibu Tari langsung ikut berdiri juga mengikuti langkah Andrew menuju ruangan Dokter yang menangani Yuni."Selamat siang, Dok. Saya wali dari pasien atas nama Yuni mau mengajukan dua orang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 49

    Andrew tampak menunduk melihat tubuh Pak Doni yang sudah terbujur kaku, dirinya sempat tidak bisa berkata apa-apa. Apa yang harus dia sampaikan pada Yuni bila dia sadar melihat kenyataan orang yang selama ini menemaninya dan Yuni jaga mati-matian terlepas dari status Pak Doni hanyalah ayah angkat pasti akan meninggalkan rasa sakit di dalam hati Yuni."Maafkan, kami Pak Andrew. Kita sudah semaksimal mungkin mengupayakan yang terbaik untuk beliau tetapi memang sang pemilik nyawa ingin segera beliau berpulang. Sekali lagi kami mengucapkan berbela sungkawa," ucap Dokter itu tanpa bisa menyembunyikan raut kesedihannya.Andrew hanya mengulas senyum tipis.Dokter itu pun segera menutupi wajah Pak Doni dengan kain putih.Rio merasa sangat terpukul melihat kepergian Pak Doni di matanya, karena beberapa waktu lalu dia dititipi sebuah sapu tangan yang harus diberikan oleh Yuni saat dirinya tersadar.Andrew langsung memeluk Rio, karena dirinya sadar selama ini yang mengurus Pak Doni adalah Rio da

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12

Bab terbaru

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 80

    Setelah semua prosesi pernikahan telah selesai, Rio dan Diana melaksanakan bulan madunya di sebuah hotel mewah. Mereka berdua sedang membuka kado dari relasi mereka."Sayang, ini kira-kira hadiah dari siapa?" tanya Diana pada Rio yang tengah merebahkan tubuhnya di ranjang.Rio nampak menghampiri istrinya untuk melihat dari siapa kado yang di maksud oleh istrinya itu."Oh ini dari Rafael, coba lihat apa yang berinya?" jawab Rio dengan duduk di samping istrinya.Diana tampak membuka kado yang diberi oleh Andrew dengan perasaan bahagia, momen membuka kado adalah hal yang paling disenangi setiap orang."Wah, dia kasih kita jam tangan couple yang bermerk ini sayang." Ucap Diana dengan mata berbinar."Ini pasti mahal loh, dek. Ya Allah ternyata dia orangnya baik meskipun terkadang ketus." Timpal Rio memperhatikan jam tangan yang ada di hadapannya dengan padangan takjub.Diana lalu meletakkan jam tangan mahal itu di sebuah lemari oerhiasan, lalu dia kembali ingin membuka kado yang lainnya."

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 79

    Pagi ini seakan hari yang paling indah untuk Rio dia merasa bahagia karena saat ini dirinya akan menikahi sang pujaan hati yaitu Diana, wanita yang mau menerima kekurangannya karena Diana tahu masa lalu Rio yang dahulu tidak bahagia karena harus menjadi yatim piatu sejak kecil, kedua orang tua Rio mengalami kecelakaan tunggal dan mereka meninggal dunia di tempat kejadian.Maka dari itu dia hidup sebatang kara di sebuah panti asuhan, karena kegigihannya dan kepintarannya akhirnya Rio bisa menyelesaikan sekolahnya dan dirinya mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Dan disana dia bertemu dengan Andrew dengan tidak sengaja menabraknya, karena kejujuran Rio yang mengembalikan dompet milik Andrew yang berisi kartu debit puluhan miliar jadi membuat Andrew merasa bahagia bisa bertemu dengan orang yang jujur, karena selama ini orang-orang yang berada di sekita Andrew kebanyakan tidak jujur dan munafik.Setelah Andrew lama mengenal Rio, akhirnya dia menjadikan Rio bekerja di perusahaanya sekaligu

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 78

    Setelah kedua keluarga selesai menyantap makan malamnya, lalu mereka beranjak ke ruang keluarga untuk membicarakan hal yang lebih serius.Mereka duduk dengan perasaan gelisah dan perasaan gugup, terlebih lagi bagi Yuni dan juga Andrew."Terima kasih atas jamuan makan malam yang begitu lezatnya, saya baru pertama kali memakan masakan Indonesia yang ternyata sangat enak." Ucap Pak Ali dengan senyum berkembang karena perasaan bahagiannya.Ibu Tari yang berkali-kali masakannya dipuji langsung membalasnya dengan senyuman."Makanan kampung saja kok, pak. Tidak ada masakan western yang biasa Pak Ali dan Ibu Agnes makan karena jujur saja saya dan Yuni tidak bisa membuatnya," Jawab Ibu Tari dengan perasaan bahagia karena bisa bertemu dengan kedua orang tua Andrew."Itu saja sudah sangat enak kok, Bu. Justru kalau makanan seperti itu saya bosan karena setiap hari makan, tapi kalau makanan Indonesia rasanya sangat enak dan membuat aku ketagihan." Ujar Agnes seraya mengenggam tangan Ibu Tari deng

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 77

    Agnes dan Ali telah sampai di kediaman Ibu Tari dan juga Pak Andi, mereka tampak takjub dengan rumah Yuni yang begitu asri dan sejuk karena banyak di tumbuhi tumbuhan yang sangat indah."Andrew benarkah ini rumahnya?" tanya Agnes seraya mencolek lengan anaknya, dirinya heran karena rumah Yuni terlihat lenggang dan sepi. Agnes juga tampak terkejut dengan rumah Yuni yang disangka sederhana tetapi pas mereka sampai dirumahnya begitu terpesona dengan suasana rumah Yuni."Bener, kok mom. Memangnya kenapa?" tanya Andrew dengan memandang lekat ke arah mommynya."Tidak apa-apa, rumah keluarga Yuni begitu asri dan sejuk. Nanti kalau pulang ke Dubai aku ingin merubah taman di belakang rumah seperti ini." Jawab Agnes dengan menunjuk ke arah tumbuhan yang bunganya sedang bermekaran warna-warni.Andrew tersenyum lebar ke arah mommynya, kesan pertama tentang keluarga Yuni tergambar jelas pada Agnes dia sangat menyukai rumah Yuni yang begitu nyaman dan membuat orang betah berlama-lama di rumahnya."

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 76

    Malam itu Agnes dan Ali tampak rapih dengan pakaian terbaiknya, Ali dengan jas kebesarannya dan Agnes dengan gaun mahalnya yang memperlihatkan lengannya yang terbuka. Andrew yang sedang dalam perjalanan hendak menjemput kedua orang tuanya untuk datang ke rumah Yuni.Tok...tok...tokAndrew mengetuk pintu apartemen orang tuanya.Ceklek..Ali membukakan pintu untuk Andrew, dia sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan besannya itu."Hai, nak. Kamu dengan siapa kesini? Apa dengan Rio?" tanya Ali menoleh ke arah belakang badan Andrew mencari keberadaan Rio."Rio sedang sibuk, dad." Jawab Andrew melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen mencari keberadaan mommynya."Tumben dia sibuk, biasanya dia tidak akan pergi kemana-mana selalu berada di samping kamu." Timpal Ali dengan mengeryitkan keningnya, dia heran Rio tak berada di samping Rio karena dia biasanya adalah asisten yang sangat setia."Dia besok akan menikah, dad. Oh ya jangan lupa besok kita semua akan menghadiri acara ijab kobulnya

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 75

    Siang itu Agnes dan Ali sedang mempersiapkan berbagai barang untuk di bawa ke Indonesia, baju-baju mereka dan juga barang belanjaan yang akan diberikan untuk Andrew sudah dipersiapkan oleh Agnes dan telah dimasukkan ke dalam koper mereka."Sayang, apa ini tidak terlalu banyak koper yang akan kita bawa?" Tanya Ali memandang pening ke arah lima koper yang akan mereka bawa.Agnes yang tengah sibuk memasukan bajunya ke dalam koper seketika menghentikan aktifitasnya, dia memandang ke arah suaminya yang berdiri tak jauh dari dirinya."Tentu saja tidak banyak sayang, justru ini masih kurang barang yang mommy beli." Jawab Agnes dengan singkat, lalu dirinya menyibukkan kembali kegiatannya memasukkan barang ke dalam kopernya.Ali tampak tersentak mendengar jawaban dari istirnya, bagaimana bisa dia membawa koper sebanyak ini tanpa asisten seperti Rio.Dia pun duduk di atas kursi tamunya dengan memijat pelipisnya, kalau istrinya memiliki keinginan sulit untuk di bantah apalagi di tolak.Dering po

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 74

    Setelah mendengar permintaan Andrew untuk datang ke Indonesia untuk melamar Yuni. Agnes tampak termenung sambil berpikir, apakah dia akan menerima Yuni yang seorang wanita Indonesia yang entah seperti apa wajahnya ataukah dia akan menolak mentah-mentah keinginan Andrew.Agnes tampak berpikir alasan apa yang akan dia lakukan untuk mengurungkan niatnya Andrew untuk menyuruhnya datang ke Indonesia."Honey kenapa kamu melamun saja dari tadi?" Tanya Ali tampak keheranan melihat istrinya sedang melamun di atas meja makan.Agnes tampak terkejut meliha kedatangan suaminya yang secara tiba-tiba, dia hampir terjatuh dari tempat duduknya."Ya ampun, sayang. Kenapa buat aku kaget aja sih, kamu ingin aku jantungan apa," ucap Agnes dengan nada marah.Ali langsung memeluk istrinya itu dengan sayang, karena dia tidak ingin membuat istrinya itu marah."Jangan marah dong sayang," ujar Ali dengan nada merajuk."Ih, daddy. Kan yang marah aku kok sekarang yang manja kok kamu?" tanya Agnes dengan mencubit

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 73

    Setelah Ibu Tari, Pak Andi, Rafael, Yuni dan Andrew telah menyelesaikan sarapannya. Mereka melanjutkan obrolan serius mereka di ruangan keluarga."Terima kasih sekali, Bu. Sudah mengundangku untuk datang sarapan disini, makananya begitu enak dan aku sampai nambah berkali-kali.Ibu Tari senang Andrew menyukai masakannya, dia pun merasa bahagia memiliki calon menantu yang sopan pada orang tua seperti Andrew."Rasanya tentu saja enak, karena Ibu membuatnya dengan perasaan bahagia." Ujar Ibu Tari dengan tersenyum lebar ke arah Andrew.Andrew hanya tersenyum menganggukkan kepalanya berulang kali, lalu dia pun menghembuskan nafasanya untuk memulai pembicaraan yang lebih serius."Bagaimana bisnis kamu, Andrew? Kudengar akan mmbangun pabrik lagi di Amerika?" tanya Pak Andi berbasa-basi, dia ingin terlihat antara dirinya dan Andrew tidak kaku saat awal mereka bertemu."Ya lumayan saja, Pak. Saya lagi ingin mencoba melebarkan sayap ke sana." Jawab Andrew dengan tersenyum tipis ke arah Pak Andi.

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 72

    Pagi ini Andrew tampak ceria, dia sudah mandi setelah dirinya selesai shalat subuh. Dirinya memohon ampun atas kesalahannya meminum alkohol semalam serta bersyukur pada Tuhan dengan diterimanya lamarannya oleh Yuni dan keluarganya.Rio yang sedang berada di ruang tamu nampak heran dengan apa yang di lakukan oleh Andrew, karena sebelumnya Andrew sedih dan terpuruk sekarang dia sudah kembali ceria dengan wajah berbinar.Andrew sudah memakai pakaian terbaiknya celana berwarna hitam dan kemeja berwarna putih membuatnya tampak terlihat tampan dan gagah. Setelah selesai merapihkan diri Andrew lalu berjalan ke arah ruang tamu dengan senyum yang merekah."Rio, menurutmu bagaimana penampilanku hari ini? Apakah ada yang kurang?" tanya Andrew sambil berkacak pinggang di depan Rio.Rio yang tengah membaca koran langsung terpana melihat penampilan Andrew yang terlihat tampan dan tampak berwibawa."Tuan mau kemana? Kok sudah rapi tumben," Rio balik bertanya pada Andrew, karena heran sepagi ini suda

DMCA.com Protection Status