Share

Bab 34

Penulis: Nursholehah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-08 17:45:01

Aku menyimpan nomer ponsel Ayah Yuni, dan aku berharap bisa mendapatkan kabar keadaan Yuni yang sebenarnya. Pantas saja perasaanku tak enak dari kemarin, orang bilang katanya kalau kita mencintai seseorang apapun yang terjadi di orang itu akan terasa pada kita.

"Terima kasih banyak ya, kalau begitu saya pamit dulu." Ucapku undur diri. Aku ingin memberitahu Mami tentang keadaan Yuni dan aku ingin mengajak Mami menengok Yuni di Rumah Sakit.

Wanita itu hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, biarlah aku tidak peduli.

Dengan perasaan kalut dan was-was aku mengendarai mobilku dengan kecepatan tinggi, aku harus memberitahukan keadaan Yuni pada Mami. Aku merasa Yuni sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.

"Ya Allah selamatkan Yuni, aku tidak ingin terjadi hal buruk yang menimpanya." Doaku di dalam hati.

Akhirnya aku telah sampai di depan rumah, aku klakson pintu pagar agar Pak Untung Satpam rumah membuka pintu.

Tak lama pintu pagar pun terbuka. Aku segera memasukkan mobilku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 35

    Andrew yang tengah makan di kantin Rumah Sakit nampak mukanya sangat letih, sudah berhari-hari dirinya tidur di Rumah Sakit. Rio hanya sesekali datang untuk memberikannya baju ganti dan mengambil pakaiannya yang kotor.Belum ada perubahan di dalam diri Yuni, lukanya memang cukup dalam. Kata Dokter yang memeriksanya, ginjal milik Yuni terkena goresan saat peluru itu di tembakkan di perut Yuni. Jadi ginjal tersebut mengalami pendarahan. Andrew tampak gusar, Dokter menyuruhnya untuk secepatnya mendapatkan donor ginjal agar Yuni bisa terselamatkan dan bisa cepat pulih. Keadaan stabil yang kemarin Yuni dapatkan hanya bersifat sementara."Ginjal siapa yang harus aku donorkan, sedangkan ginjalku tidak cocok. Haruskan Ayah dan Ibunya Yuni, ataukah Radit dan Gino. Karena menurut Dokter kemungkinan besar donor ginjal dari pihak keluarga kemungkinan cocoknya sangat tinggi, sedangkan untuk orang lain tidak menjamin kecocokannya." Ucap Andrew sendirian, pikirannya sedang kalut.Haruskan dirinya men

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 36

    Andrew nampak kecewa keluar dari pintu ruangan administrasi rumah sakit ini. Meskipun dirinya akan diberitahukan siapa saja pada hari di saat Yuni dilahirkan."Bagaimana, Tuan apa sudah dapat informasinya?" Tanya Rio sesaat setelah melihat Andrew dan Pak Doni melangkah menuju tempat duduknya.Andrew tampak menggelengkan kepalanya pelan, dirinya merasa sangat penat dengan permasalahan yang menimpanya akhir-akhir ini."Belum, Rio. Kita diminta besok untuk datang kesini lagi," jawab Andrew seraya duduk di samping Rio.Rio tampak mengangguk kemudian dirinya teringat sesuatu."Tuan, lebih baik sekarang kita makan dulu. Siang ini Tuan belum makan, barangkali Pak Doni juga merasa lapar." Ajak Rio pada Andrew untuk makan siang bersama.Sebenarnya perut Andrew memang terasa lapar, namun dirinya belum berselera untuk makan sebelum mendapat informasi tentang Yuni."Ayo, Tuan. Biar kita banyak masalah, tetapi jangan sampai kita melupakan makan agar kita kuat menghadapi masalah yang dihadapi," ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 37

    Siang Itu Andrew, Rio dan beserta Pak Doni pergi ke rumah Ibu Nina. Sedangkan Yuni Andrew titipkan pada Suster Diana, agar mereka bisa leluasa keluarga agak lama. Karena Andrew pikir mungkin perdebatan yang akan terjadi antara Pak Doni dan Ibu Nina akan berlangsung alot."Rio, aku ingin hari ini masalah mencari donor untuk Yuni selesai hari ini. Aku ingin segera melihat Yuni sembuh, kasihan dia sudah berhari-hari menahan sakit." Ujar Andrew disamping kursi Rio, sedangkan yang mengemudikan mobilnya adalah Rio. Pak Doni duduk di kursi jok belakang sendiri.Sepanjang perjalanan, Pak Doni hanya bisa terdiam. Dirinya bingung antara harus jujur ataukah berbohong, namun dia tidak ingin sampai kehilangan Yuni. Anak yang sudah begitu Pak Doni sayangi."Pak, tolong nanti rayu Ibunya supaya mau mendonorkan ginjalnya. Karena ginjal Bapak ternyata tidak cocok untuk Yuni jadi paling tidak yang cocok mungkin antara Ibu Nina, Radit dan juga Gino." Timpal Andrew dengan melirik ke arah Pak Doni sekilas

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 38

    Dengan perasaan senang Andrew melajukan kendaraanya dengan Rio yang berada di belakang untuk menjaga Pak Doni dan Ibu Nina tidak kembali bertengkar.Sedangkan Jaka duduk di kursi depan samping Andrew. Tidak ada percakapan diantara mereka. Ibu Nina merasa senang dirinya akan mendapatkan uang milyaran rupiah sesuai kesepakatan kalau ginjal Ibu Nina cocok oleh Dokter.Mereka berempat turun dari mobil Andrew sesaat Andrew memarkirkan kendaraannya di Parkiran Rumah Sakit tempat Yuni dirawat.Dengan langkah pasti Andrew mencari keberadaan Dokter yang menangani Yuni setelah mereka berempat telah masuk ke dalam ruangan Yuni."Sayang apa kamu yakin dengan keputusan kamu ini? bukankah bisa membahayakan kesehatanmu?" tanya Jaka pada Nina.Nina yang merasa senang kekasihnya mengkhawatirkan keadaannya hanya tersenyum tipis."Tidak apa-apa banyak orang yang hidup dengan satu ginjal dan dirinya baik-baik saja sampai tua." Jawab Ibu Nina seraya mengelus pipi Jaka.Pak Doni yang melihat kemesaraan ked

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 39

    Andrew tampak frustasi, dirinya kehilangan semangat untuk hidup setelah mendengar ucapan Dokter itu tentang kecocokan ginjal Yuni dengan Ibunya."Ini pasti ada yang tidak beres. Tidak mungkin Dokter itu sampai keliru dengan pemeriksaannya." Ucap Andrew di dalam hati.Andrew nampak menghampiri Pak Doni, dia ingin bertanya kejujuran dari Pak Doni."Pak, bisakah kita berbicara sebentar diluar." Ajak Andrew pada Pak Doni yang sedang duduk di pojok ruangan entah sedang memikirkan apa."Boleh, apa yang mau kamu bicarakan denganku?" tanya Pak Doni curiga dengan permintaan Andrew yang tiba-tiba ketika Ibu Nina pergi."Suster Diana tolong saya titip Yuni sebentar." Titah Andrew pada Suster Diana yang sedang mengemasi barang-barang Yuni yang kotor."Baik Pak." Jawab Suster Diana singkat.Andrew tampak malas menjawab pertanyaan dari Pak Doni, namun karena dirinya masih menghargai sebagai Ayah dari Yuni. Jadinya Andrew tidak meluapkan amarahnya.Setelah mereka mendapatkan tempat yang cocok, yaitu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 40

    Tiba saatnya hari yang dinantikan oleh Andrew telah tiba, dia sedang menunggu dengan gelisah di ruangan Yuni."Tuan, apakah anda baik-baik saja? kulihat gelisah sekali." Tanya Rio pada Andrew yang tengah mondar-mandir didepan ranjang Yuni."Aku menunggu kabar dari Dokter itu, mudah-mudahan kita mendapatkan kejelasan. Kasihan Yuni sudah terlalu lama tidak sadar seperti ini." Jawab Andrew dengan kembali mengecek ponselnya barangkali sang Dokter menghubunginya.Rio pun sebenarnya sangat penasaran, benarkah mereka adalah orangtua kandung dari Yuni atau bukan karena terlihat dari sikap mereka pada Yuni sangat tidak mencerminkan sebagai orangtua kandung.Tok...Tok...Tok....Tiba-tiba saja pintu ruangan diketuk dari luar, Andrew langsung membukanya. Dirinya merasa heran dengan kedatangan Rafael dan Ibu Tari sepagi ini."Maaf, Pak. Saya datang kembali kesini karena memikirkan keadaan Yuni terus." Ucap Ibu Tari saat Andrew menatapnya penuh keheranan."Oh tidak apa-apa, jangan panggil saya Pak.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 41

    Rio sedang memakan sarapannya di kantin rumah sakit bersama Andrew, dia tidak pulang ke rumah malam ini. Dia ingin masih membicarakan tindakan selanjutkan untuk masalah pengobatan Yuni."Rio lebih baik kamu sekarang ke rumah Pak Doni, kamu harus pantau gerak-geriknya. Laporkan padaku kalau ada sesuatu yang mencurigakan," ucap Andrew seraya meneguk air yang ada dihadapannya."Baik, Tuan. Rencananya memang aku mau mengunjungi Diana hari ini," jawab Rio dengan wajah riang, akhirnya Andrew menyuruhnya datang ke rumah Pak Doni, dirinya bisa sekalian berjumpa dengan Suster Diana."Lalu bagaimana hubunganmu dengan Diana? kalau sudah saling suka segerakanlah menikah, aku yang akan menanggung semua biaya pernikahanmu," ujar Andrew yang sedang menatap lurus ke arah Rio.Mendengar lampu hijau yang diberikan oleh Andrew, seketika wajah Rio menjadi bersemu merah. Memang dirinya sudah lama mendekati Suster Diana, namun masih ragu karena khawatir belum mempunyai modal uang untuk menikah."Terima kas

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 42

    "Apa????" Teriak Ibu Nina dan Pak Doni secara serempak.Rio dan Andrew tersenyum penuh kemenangan. Dirinya sudah memegang kartu as dari mereka berdua."Apa kalian sudah paham dengan hasil yang telah kalian baca itu, kalian itu seratus persen bahkan seribu persen bukan orang tua kandung Yuni," ujar Andrew dengan menarik senyum sinis dan dengan tatapan meremehkan Andrew menggebrak meja yang ada di depannya."Sekarang katakan siapa orang tua kandung Yuni yang sebenarnya," bentak Andrew sudah tidak sabar lagi karena sudah merasa dipermainkan selama ini, apalagi jika Yuni mengetahui yang sebenarnya pasti hatinya sangat hancur.Jaka yang tidak mau disangkut pautkan dengan masalah kekasihnya hendak kabur dari rumah itu."Kamu mau pergi kemana? Jangan harap bisa kabur dari sini," cegah Rio menarik tangan Jaka yang hendak melarikan diri dari rumah Ibu Nina."Aku cuma mau pergi ke depan, mau beli rokok," ujar Jaka mencoba berbohong, sebenarnya dirinya tidak ingin ikut terseret dalam masalah Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10

Bab terbaru

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 80

    Setelah semua prosesi pernikahan telah selesai, Rio dan Diana melaksanakan bulan madunya di sebuah hotel mewah. Mereka berdua sedang membuka kado dari relasi mereka."Sayang, ini kira-kira hadiah dari siapa?" tanya Diana pada Rio yang tengah merebahkan tubuhnya di ranjang.Rio nampak menghampiri istrinya untuk melihat dari siapa kado yang di maksud oleh istrinya itu."Oh ini dari Rafael, coba lihat apa yang berinya?" jawab Rio dengan duduk di samping istrinya.Diana tampak membuka kado yang diberi oleh Andrew dengan perasaan bahagia, momen membuka kado adalah hal yang paling disenangi setiap orang."Wah, dia kasih kita jam tangan couple yang bermerk ini sayang." Ucap Diana dengan mata berbinar."Ini pasti mahal loh, dek. Ya Allah ternyata dia orangnya baik meskipun terkadang ketus." Timpal Rio memperhatikan jam tangan yang ada di hadapannya dengan padangan takjub.Diana lalu meletakkan jam tangan mahal itu di sebuah lemari oerhiasan, lalu dia kembali ingin membuka kado yang lainnya."

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 79

    Pagi ini seakan hari yang paling indah untuk Rio dia merasa bahagia karena saat ini dirinya akan menikahi sang pujaan hati yaitu Diana, wanita yang mau menerima kekurangannya karena Diana tahu masa lalu Rio yang dahulu tidak bahagia karena harus menjadi yatim piatu sejak kecil, kedua orang tua Rio mengalami kecelakaan tunggal dan mereka meninggal dunia di tempat kejadian.Maka dari itu dia hidup sebatang kara di sebuah panti asuhan, karena kegigihannya dan kepintarannya akhirnya Rio bisa menyelesaikan sekolahnya dan dirinya mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Dan disana dia bertemu dengan Andrew dengan tidak sengaja menabraknya, karena kejujuran Rio yang mengembalikan dompet milik Andrew yang berisi kartu debit puluhan miliar jadi membuat Andrew merasa bahagia bisa bertemu dengan orang yang jujur, karena selama ini orang-orang yang berada di sekita Andrew kebanyakan tidak jujur dan munafik.Setelah Andrew lama mengenal Rio, akhirnya dia menjadikan Rio bekerja di perusahaanya sekaligu

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 78

    Setelah kedua keluarga selesai menyantap makan malamnya, lalu mereka beranjak ke ruang keluarga untuk membicarakan hal yang lebih serius.Mereka duduk dengan perasaan gelisah dan perasaan gugup, terlebih lagi bagi Yuni dan juga Andrew."Terima kasih atas jamuan makan malam yang begitu lezatnya, saya baru pertama kali memakan masakan Indonesia yang ternyata sangat enak." Ucap Pak Ali dengan senyum berkembang karena perasaan bahagiannya.Ibu Tari yang berkali-kali masakannya dipuji langsung membalasnya dengan senyuman."Makanan kampung saja kok, pak. Tidak ada masakan western yang biasa Pak Ali dan Ibu Agnes makan karena jujur saja saya dan Yuni tidak bisa membuatnya," Jawab Ibu Tari dengan perasaan bahagia karena bisa bertemu dengan kedua orang tua Andrew."Itu saja sudah sangat enak kok, Bu. Justru kalau makanan seperti itu saya bosan karena setiap hari makan, tapi kalau makanan Indonesia rasanya sangat enak dan membuat aku ketagihan." Ujar Agnes seraya mengenggam tangan Ibu Tari deng

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 77

    Agnes dan Ali telah sampai di kediaman Ibu Tari dan juga Pak Andi, mereka tampak takjub dengan rumah Yuni yang begitu asri dan sejuk karena banyak di tumbuhi tumbuhan yang sangat indah."Andrew benarkah ini rumahnya?" tanya Agnes seraya mencolek lengan anaknya, dirinya heran karena rumah Yuni terlihat lenggang dan sepi. Agnes juga tampak terkejut dengan rumah Yuni yang disangka sederhana tetapi pas mereka sampai dirumahnya begitu terpesona dengan suasana rumah Yuni."Bener, kok mom. Memangnya kenapa?" tanya Andrew dengan memandang lekat ke arah mommynya."Tidak apa-apa, rumah keluarga Yuni begitu asri dan sejuk. Nanti kalau pulang ke Dubai aku ingin merubah taman di belakang rumah seperti ini." Jawab Agnes dengan menunjuk ke arah tumbuhan yang bunganya sedang bermekaran warna-warni.Andrew tersenyum lebar ke arah mommynya, kesan pertama tentang keluarga Yuni tergambar jelas pada Agnes dia sangat menyukai rumah Yuni yang begitu nyaman dan membuat orang betah berlama-lama di rumahnya."

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 76

    Malam itu Agnes dan Ali tampak rapih dengan pakaian terbaiknya, Ali dengan jas kebesarannya dan Agnes dengan gaun mahalnya yang memperlihatkan lengannya yang terbuka. Andrew yang sedang dalam perjalanan hendak menjemput kedua orang tuanya untuk datang ke rumah Yuni.Tok...tok...tokAndrew mengetuk pintu apartemen orang tuanya.Ceklek..Ali membukakan pintu untuk Andrew, dia sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan besannya itu."Hai, nak. Kamu dengan siapa kesini? Apa dengan Rio?" tanya Ali menoleh ke arah belakang badan Andrew mencari keberadaan Rio."Rio sedang sibuk, dad." Jawab Andrew melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen mencari keberadaan mommynya."Tumben dia sibuk, biasanya dia tidak akan pergi kemana-mana selalu berada di samping kamu." Timpal Ali dengan mengeryitkan keningnya, dia heran Rio tak berada di samping Rio karena dia biasanya adalah asisten yang sangat setia."Dia besok akan menikah, dad. Oh ya jangan lupa besok kita semua akan menghadiri acara ijab kobulnya

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 75

    Siang itu Agnes dan Ali sedang mempersiapkan berbagai barang untuk di bawa ke Indonesia, baju-baju mereka dan juga barang belanjaan yang akan diberikan untuk Andrew sudah dipersiapkan oleh Agnes dan telah dimasukkan ke dalam koper mereka."Sayang, apa ini tidak terlalu banyak koper yang akan kita bawa?" Tanya Ali memandang pening ke arah lima koper yang akan mereka bawa.Agnes yang tengah sibuk memasukan bajunya ke dalam koper seketika menghentikan aktifitasnya, dia memandang ke arah suaminya yang berdiri tak jauh dari dirinya."Tentu saja tidak banyak sayang, justru ini masih kurang barang yang mommy beli." Jawab Agnes dengan singkat, lalu dirinya menyibukkan kembali kegiatannya memasukkan barang ke dalam kopernya.Ali tampak tersentak mendengar jawaban dari istirnya, bagaimana bisa dia membawa koper sebanyak ini tanpa asisten seperti Rio.Dia pun duduk di atas kursi tamunya dengan memijat pelipisnya, kalau istrinya memiliki keinginan sulit untuk di bantah apalagi di tolak.Dering po

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 74

    Setelah mendengar permintaan Andrew untuk datang ke Indonesia untuk melamar Yuni. Agnes tampak termenung sambil berpikir, apakah dia akan menerima Yuni yang seorang wanita Indonesia yang entah seperti apa wajahnya ataukah dia akan menolak mentah-mentah keinginan Andrew.Agnes tampak berpikir alasan apa yang akan dia lakukan untuk mengurungkan niatnya Andrew untuk menyuruhnya datang ke Indonesia."Honey kenapa kamu melamun saja dari tadi?" Tanya Ali tampak keheranan melihat istrinya sedang melamun di atas meja makan.Agnes tampak terkejut meliha kedatangan suaminya yang secara tiba-tiba, dia hampir terjatuh dari tempat duduknya."Ya ampun, sayang. Kenapa buat aku kaget aja sih, kamu ingin aku jantungan apa," ucap Agnes dengan nada marah.Ali langsung memeluk istrinya itu dengan sayang, karena dia tidak ingin membuat istrinya itu marah."Jangan marah dong sayang," ujar Ali dengan nada merajuk."Ih, daddy. Kan yang marah aku kok sekarang yang manja kok kamu?" tanya Agnes dengan mencubit

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 73

    Setelah Ibu Tari, Pak Andi, Rafael, Yuni dan Andrew telah menyelesaikan sarapannya. Mereka melanjutkan obrolan serius mereka di ruangan keluarga."Terima kasih sekali, Bu. Sudah mengundangku untuk datang sarapan disini, makananya begitu enak dan aku sampai nambah berkali-kali.Ibu Tari senang Andrew menyukai masakannya, dia pun merasa bahagia memiliki calon menantu yang sopan pada orang tua seperti Andrew."Rasanya tentu saja enak, karena Ibu membuatnya dengan perasaan bahagia." Ujar Ibu Tari dengan tersenyum lebar ke arah Andrew.Andrew hanya tersenyum menganggukkan kepalanya berulang kali, lalu dia pun menghembuskan nafasanya untuk memulai pembicaraan yang lebih serius."Bagaimana bisnis kamu, Andrew? Kudengar akan mmbangun pabrik lagi di Amerika?" tanya Pak Andi berbasa-basi, dia ingin terlihat antara dirinya dan Andrew tidak kaku saat awal mereka bertemu."Ya lumayan saja, Pak. Saya lagi ingin mencoba melebarkan sayap ke sana." Jawab Andrew dengan tersenyum tipis ke arah Pak Andi.

  • Mesin Pencetak Uang untuk Ibu   Bab 72

    Pagi ini Andrew tampak ceria, dia sudah mandi setelah dirinya selesai shalat subuh. Dirinya memohon ampun atas kesalahannya meminum alkohol semalam serta bersyukur pada Tuhan dengan diterimanya lamarannya oleh Yuni dan keluarganya.Rio yang sedang berada di ruang tamu nampak heran dengan apa yang di lakukan oleh Andrew, karena sebelumnya Andrew sedih dan terpuruk sekarang dia sudah kembali ceria dengan wajah berbinar.Andrew sudah memakai pakaian terbaiknya celana berwarna hitam dan kemeja berwarna putih membuatnya tampak terlihat tampan dan gagah. Setelah selesai merapihkan diri Andrew lalu berjalan ke arah ruang tamu dengan senyum yang merekah."Rio, menurutmu bagaimana penampilanku hari ini? Apakah ada yang kurang?" tanya Andrew sambil berkacak pinggang di depan Rio.Rio yang tengah membaca koran langsung terpana melihat penampilan Andrew yang terlihat tampan dan tampak berwibawa."Tuan mau kemana? Kok sudah rapi tumben," Rio balik bertanya pada Andrew, karena heran sepagi ini suda

DMCA.com Protection Status