Share

Ketakutan Marcella

Author: Andrianisilvia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
POV Author

Hanya selang beberapa menit setelah Husna pergi, Bu Margaretha datang. Ia bahkan membawa banyak bingkisan untuk anak-anak. Kanaya menyambut wanita itu dengan hati senang. Ia merasa rindu untuk kembali bekerja, tapi tidak memungkinkan karena ada anak-anak yang harus diurus olehnya.

"Anak-anak kamu kemana?" tanya Bu Margaretha.

"Anak sulung sekolah terus yang kedua mondok, yang ketiga lagi tidur soalnya kurang enak badan," jelas Kanaya.

Bu Margaretha memang mengetahui apa yang terjadi, meskipun baru bertemu lagi setelah beberapa bulan tidak bertemu. Tapi mereka masih sesekali berkomunikasi.

"Boleh saya gendong Shanum?"

"Boleh dong, Bu."

Bu Margaretha mengambil alih bayi mungil itu dari pangkuan sang ibu. Selain untuk bertemu dengan anak Kanaya, Bu Margaretha juga menyampaikan secara langsung undangan untuk Kanaya dan Lukman untuk menghadiri acara hari jadi perusahaan miliknya. Kanaya dan Lukman akan menjadi tamu istimewa.

Mereka berbincang sampai waktu terasa bergulir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Dibuat Menderita Oleh Stevan

    POV Author"Maaf, aku sibuk. Permisi," pamit Husna tanpa menunggu balasan dari wanita seumurannya itu. Ia adalah teman Husna yang mengenalkannya pada Davin alias Galang. Husna tidak ingin lagi mengingat mengenai masa lalu kelamnya. Ia ingin memulai hidup barunya bersama keluarganya, sudah cukup kesalahan yang dilakukannya di masa lalu."Pak, antar saya pulang ke rumah," titah Husna pada sopir yang tadi mengantar Aditya dan Lana ke Bandara."Baik, Bu."Husna merasa kecewa pada teman-temannya itu, karena mereka bahkan seolah tidak peduli saat Husna terbaring tak berdaya. Mereka seolah hilang ditelan bumi, bahkan acara arisan mereka tidak berlanjut. Husna sudah melunasi semua uang arisan lewat Lukman karena tidak ingin lagi memiliki komunitas dengan orang-orang itu.Mungkin memang teman-temannya tidak satu komplotan bersama Davin tapi mereka membantu lelaki jahat itu untuk mendekati Husna, tapi semua teman Husna itu terlihat jelas hanya mendekat saat Husna memiliki banyak uang dan mening

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Karma Untuk Marcella

    POV AuthorMarcella merasakan tubuhnya panas, ia demam setelah dipaksa berendam dalam air es oleh Stevan kemarin. Dengan kepala yang terasa berat ia bangkit dan meraih ponselnya yang tidak berhenti berdering, tanpa memperhatikan nama yang tertera ia langsung menggeser ikon hijau di layar."Bersiap-siaplah Mama tiriku sayang, sebentar lagi polisi akan menjemputmu," seru Stevan dari seberang telepon yang membuat Marcella kaget bukan main."A–apa maksudnya? G–gue nggak pernah ngelakuin kriminal ya!" bentak Marcella sambil tergagap tidak terima, Stevan hanya membalas dengan tawa keras."Nggak usah sok polos deh lo, ibl*s. Tahunya cuman hidup senang dengan membuat orang lain sengsara! Oh ya … gue lagi sama Anton nih, lo nggak mau ngomong sesuatu ke dia?" Stevan menyudutkan Marcella membuat wanita itu langsung memutuskan sambungan telepon.Marcella ketakutan, ia tahu jika Stevan tidak akan pernah main-main dengan ucapannya. Secepat kilat Marcella menyuruh supir untuk menyiapkan mobil. Ia me

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Sang Pewaris

    POV Author"Mas, kamu darimana? Aku udah nungguin dari tadi," tanya Kanaya."Maaf, Yank. Tadi Mas ada urusan penting," terang Lukman."Urusan apa?""Nanti Mas jelasin semuanya di rumah." Lukman mengambil Alih Ayyman dari pangkuan Kanaya.Meskipun berkali-kali Kanaya menanyakan pada Lukman tapi lelaki itu masih tetap bungkam karena ia merasa tidak pantas membicarakan ini di depan Ayyman meskipun anak itu kini tertidur di pelukan Kanaya. Dalam hatinya Lukman merasa marah karena kelakuan Marcella tapi di sisi lain ia juga bersyukur karena wanita itu kini sudah mendapatkan ganjaran yang sepihak dengan perbuatannya.Sampai di rumah Lukman langsung membawa Ayyman ke kamar karena anak itu masih tertidur. Ia kembali dan menemui sang istri yang sudah menunggu di ruang keluarga."Kamu itu suka banget bikin aku penasaran, Mas!" gerutu Kanaya."Jangan cemberut gitu dong, nanti cantiknya hilang," goda Lukman sambil mencolek dagu istrinya itu."Habis kamu bikin kesel," sahut Kanaya.Lukman menarik

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Pelangi Setelah Badai

    POV AuthorKarena melihat Kanaya yang masih kebingungan, Margaretha beralih menayangkan sebuah video dan foto yang menjadi momen kebersamaannya bersama mendiang adiknya. Tidak ada yang tahu jika Margaretha dan Marlon –ayah Kanaya– adalah pasangan adik dan kakak. Atas permintaan adiknya itu Margaretha menyimpan puluhan tahun rahasia ini meskipun ia sudah tidak kuat untuk mengatakannya. Wanita yang dikenal sebagai penguasa dunia bisnis itu turun dari panggung dan mendekati Kanaya. Menjelaskan semuanya agar tidak ada salah paham.Marlon Garcia adalah pewaris tunggal keluarga Garcia karena Margaretha hanyalah seorang anak angkat, tapi ia dan Marlon saling menyayangi bahkan Margaretha membela saat Marlon bersikeras ingin menikahi ibu dari Kanaya karena keluarga besarnya menolak dengan keras. Marlon menitipkan perusahaan dan keluarganya pada Margaretha, permintaan terakhir Marlon kala itu sebelum tiada. Ia ingin seluruh harta miliknya diberikan pada Kanaya setelah anaknya itu menemukan lela

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   17 Tahun Kemudian

    POV Author“Adek … sana! Jangan ganggu kakak.”“Ayo, main.”“Kakak lagi belajar, main aja sama Mama.”Kanaya tersenyum mendengar pertengkaran kedua anaknya itu dari dalam kamar. Meskipun sering ribut tapi mereka saling menyayangi. Lukman yang baru saja keluar dari kamar mandi terlihat heran melihat istrinya itu tersenyum sendiri. Lelaki itu mengendap-endap mendekati sang istri dan memeluknya dari belakang membuat wanita itu tersentak kaget.“Lagi ngelamunin apa, Yank? kok senyum-senyum sendiri kayak gitu,” bisik Lukman tepat di telinga sang istri.“Mas, kamu hobi banget sih bikin aku kaget,” rajuk Kanaya.“Katakan, apa kamu membayangkan suamimu yang tampan ini?” selidik Lukman. Tangan lelaki itu kini merayap masuk ke dalam baju Kanaya. Kepalanya semakin maju untuk mengarahkan kecupan pada leher istrinya tapi pintu kamar tiba-tiba terbuka membuat mereka langsung refleks saling menjauh.“Mama ….” anak lelaki itu berlari sambil menangis dan memeluk Kanaya.“Jagoan Mama kenapa nangis?” ta

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Om-om Jadi Idola

    POV Author“Ya ampun … itu bukan abang gue! Itu bapak gue,” sewot Shanum saat ikut apa yang dilihat oleh ketiga temannya.“Jangan bohong lo, mana ada bapak lo kelihatan muda gitu. Bikin gue meleleh, kepanasan lihatnya,” tutur Keysha dengan pikiran liarnya, ia masih setia memperhatikan Lukman yang sedang bersantai, awalnya Lukman ditemani sang istri tapi karena Husna datang akhirnya Kanaya menamani ibu emrtuanya untuk mengobrol. Husna datang setelah satu bulan berada di rumah Lana.“Udah ah … lo pada mau makan malem nggak?” tanya Shanum.“Mau ….” Mereka menjawab serempak.“Ya udah, duduk manis di situ. Gue minta Bi Jumi buat bikin makanan dulu,” terang Shanum lalu pergi keluar.Shanum melihat ibunya yang kini sudah berada di dapur sedang menyiapkan bahan masakan, Kanaya dari dulu selalu turun tangan untuk memasak karena ia ingin punya peran menjadi ibu rumah tangga biasa, Sedangkan Jumi sedang menyetrika baju, wanita itu masih mengabdi dan betah di rumah Kanaya. Jumi baru kembali lima

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Sang Lelaki Idaman

    POV AuthorKanaya memberikan kode pada Ayyman dan Shanum agar tidak mengatakkan apapun, mereka mengerti dan hanya terdiam Kanaya menyuruh Jumi untukk membawa Husna ke kamarnya. Ia menjelaskan sedikit mengenai kondisi Husna pada anak-anaknya.“Tapi sakitnya Oma nggak parah ‘kan, Ma?” tanya Ayyman cemas.“Nggak kok, wajarlah kalau seusia Oma itu pikun,” jelas Kanaya.“Kamu bersih-bersih dulu nanti kita makan malam bareng ya,” tutur Lukman.“Iya, Pa.” Ayyman beranjak masuk ke kamarnya dan Shanum juga kembali karena teman-temannya pasti menunggu, apalagi Zian ada disana, ia takut jikak adiknya itu nakal.Lukman membantu istrinya itu menyiapkan makan malam dan mereka tinggal menunggu anak-anaknya turun. Dapur dan seluruh peralatan yang sudah dipakai kini sudan bersih mengkilap dibersihkan oleh Lilis. Lilis dan Jumi memang bisa melakukan tugas apapun tapi jika soal memasak Kanaya langsung yang akan melakukannya.“Lis, tolong panggilin anak-anak ya. Jangan lupa ke kamar Mama, kalau belum tid

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Perang Dingin

    POV AuthorSuara bel terdengar sangat nyaring padahal jam baru saja menunjukkan pukul tujuh pagi. Kanaya yang sudah berkutat di dapur langsung meminta Lilis untuk membukakan pintu. Lilis kembali dan mengatakan jika ada yang mencari Lukman.“Siapa ya, Lis?” tanya Kanaya.“Kurang tahu juga, Bu,” jawab Lilis.“Ya udah, tolong lanjutin masaknya ya,” titah Kanaya.Wanita itu mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum menemui tamu. Langkah kaki Kanaya melambat saat melihat sosok yang tengah duduk di sofa sambil menunduk. Gadis berjilbab abu dengan wajah lugu itu langsung mendongak saat mendengar suara langkah kaki semakin mendekat. Kini senyum merekah terlihat di wajah kedua perempuan beda generasi itu. Gadis itu berdiri dan mencium tangan Kanaya dan memeluknya.“Kenapa datang ke rumah nggak bilang-bilang, Nak?” tanya Kanaya lalu menghapus setitik air mata yang terjun bebas membasahi pipinya.“Aku mau kasih kejutan,” balasnya dengan senyum yang manis.“Kakak Trisha!” Zian yang baru datang ja

Latest chapter

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Ending

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorMata Lukman kini sudah berembun jika mengingat masa lalu Lukman merasa dirinyalah lelaki paling b*jingan lelaki paling brengsek dan lelaki paling tidak tahu diri di dunia karena ia tega menyakiti istri yang baik dan setia seperti Kanaya. Waktu memang tidak bisa diputar tapi apa yang sudah terjadi pasti akan membekas di benak dan pikiran apalagi sesuatu hal yang menyakitkan itu akan sulit untuk dilupakan."Tolong jangan bahas lagi masa lalu aku nggak mau lagi membuka kisah kelam kita di masa lalu itu bukan cuma nyakitin aku tapi juga nyakitin kamu juga, Mas." Kanaya mengerti dengan apa yang akan dikatakan oleh suaminya itu."Tapi, Yank–""Kalau kamu bahas itu lagi, aku bakalan marah!" ancam Kanaya."Oke, Mas minta maaf. Mas janji nggak bakal ngomong soal itu lagi," ujar Lukman."Jadi gimana, kamu udah telepon Shanum atau Trisha?" Kanaya mengulang pertanyaan yang tadi sudah keluar dari mulutnya."Nggak nelpon sih, Shanum cuman kiriman video Zian la

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Keputusan Akhir

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorKeesokan harinya Lana mendatangi pengacara untuk membahas soal perceraian, ia tidak ingin menunda terlalu lama. Lana paling tidak suka berlarut-larut dalam kesedihan, hidupnya harus tetap berjalan apalagi ada Asha yang membutuhkan curahan kasih sayang dari ibunya. Lukman dan Rangga menemani Lana sedangkan Rania berada di rumah bersama Kanaya menjaga Asha."Apa ibu sudah yakin dengan keputusan ini?" tanya pengacara itu memastikan, Rangga sengaja membawa Lana menemui pengacara keluarga yang mengetahui mengenai perjanjian pra nikah antara Lana dan Aditya."Ya, saya sudah yakin, Pak!" jawab Lana tegas."Baiklah, sebelumnya saya akan membacakan perjanjian pra nikah yang pernah dibuat oleh Pak Aditya atas kesepakatan kalian berdua."Lana menarik nafas panjang, ia mencoba menenangkan perasaannya saat pengacara itu mulai menjelaskan. Jika seluruh harta Aditya akan berpindah tangan pada Lana saat Aditya ketahuan berselingkuh, Aditya sendiri yang membuat i

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Sulit

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorWanita jika sudah didapatkan kelemahannya seperti Anika tentu ia tidak akan melepaskan lelaki yang sudah menggagahinya itu. Ia memang tidak menggoda Aditya tapi lelaki itu yang memaksa tapi paksaan itu malah membuat Anika menjadi egois dan tidak ingin melepaskan Aditya.Baru saja akan keluar dari grup, telepon Anika berdering. Panggilan masuk dari ibunya yang berada di kampung, Anika memang seorang diri. Ia tinggal di salah satu kontrak dan rencana akan membeli apartemen tahun ini setelah uangnya cukup. Anika bahkan sudah dua tahun tidak pulang karena ia malas mendengar keluarga besar dan tetangganya menanyakan mengenai dirinya yang masih belum menikah."Iya, Bu," sapa Anika dengan tidak bersemangat, ia masih merasa kesal karena orang-orang membicarakannya di grup."Kenapa kamu melakukan hal menjijikkan itu, Nak?" tutur sang ibu dengan Isak tangis. Jantung Anika berpacu lebih cepat dari sebelumnya, ia takut jika ibunya tahu mengenai masalah ini.

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Pelakor Dihujat

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Apa bedanya sama lo? Lo juga kawin sama setiap cowok yang lo pacarin!" sahut Anika karena tidak terima dikatai murahan oleh Raya."Jelas beda dong, Say. Gue mah jelas pacaran sama cowok yang nggak ada bininya, lah elo? Udah tahu ada bininya masih di embat aja, kayak nggak ada cowok lain aja di dunia ini!" sungut Raya."Udah ah! Jadi ini gimana solusinya?" tanya Anika."Lo tinggalin Pak Adit, dia udah jelas nggak bakalan milih lo, Nik. Jagan berharap lo bisa jadi istri keduanya, mending lo susun lagi hidup lo dan jangan inget masa lalu. Wkatu itu berharga, jangan lo sia-siain buat nunggu laki orang."Anika terdiam, ia mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Raya. Sisi egosi dalam dirinya tetap tidak ingin kalah, sebelum mundur Anika akan mencoba dulu untuk mendekati Aditya dan meminta pertanggungjawaban lelaki itu. Meskipun tidak hamil tapi Aditya sudah merenggut kesucian Anika. Jika seseorang sudah dikuasai ambisi tentu tidak akan pernah

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Tak Bisa Memaksa

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Tolong tinggalkan kami di sini!" pinta Lukman.Kanaya masih belum beranjak, ia takut suaminya akan menghajar Aditya yang wajahnya saja bahkan sudah sangat menyedihkan seperti ini. Mengerti dengan kecemasan sang istri kini Lukman menatap Kanaya sambil memegang pundak wanita itu."Mas ….""Kamu percaya 'kan, Yank?" Lukman menatap Kanaya sambil tersenyum.Kanaya mengangguk lalu meninggalkan Lukman dan Aditya berdua. Aditya merasa bingung sekaligus takut saat tadi Mbok Tin mengatakan jika Lukman datang. Sudah pasti jika Lukman akan menanyakan perihal masalah rumah tangga Aditya dan Lana."Gue nggak tahu alasan lo sebenarnya apa Tapi gue nggak nyangka lo bisa ngelakuin hal bodoh kayak gue dulu!" tutur Lukman. Ia sadar, tidak mungkin menghakimi Aditya karena Lukman juga pernah melakukan kesalahan yang sama di masa lalunya yang bahkan masalah yang ditimbulkannya bergulir sampai anak-anaknya tumbuh dewasa.Aditya menunduk, "Gue bener-bener nyesel, tolon

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Menemui Aditya

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorLana mencoba untuk mengatur nafasnya, menenangkan perasaan berharap Lukman tidak mencurigai apapun. Rania masuk ke dalam kamar membawa Asha, hotel itu memiliki dua kamar tidur dan sebuah ruang tamu dan juga dapur. Rangga sengaja memesannya untuk beberapa hari kedepan."Mas ….""Kamu nggak mau cerita apapun?" tanya Lukman tiba-tiba membuka tubuh Lana menegang. Wanita itu mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mungkinkah jika Lukman mengetahui semuanya."Cerita soal apa, Mas?" Lana mengepalkan tangannya dengan kuat, menahan gejolak dalam dadanya."Tolong jangan sembunyikan apapun lagi, Lan. Masalah sebesar ini kamu tanggung sendiri? Mas masih ada di sini, Lan." Suara Lukman melemah, samar-samar Lana bisa mendengar suara isak tangis dari ujung telepon."Mas ….""Mas sama Mbak kamu sekarang lagi di jalan. Tunggu kita datang!"Belum sempat Lana buka suara, sambungan telepon itu lebih dulu terputus. Lana langsung gusar, ia takut jika kakaknya datan

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Sakit Tak Terlukiskan

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Lo kenapa, Nik? Kok muka lo pucet gitu?" tanya Raya heran karena melihat tadi Anika biasa saja.Anika diam hingga membuat Raya langsung merebut benda pipih itu dari tangan wanita itu. Mata raya membelalak melihat isi pesan yang membuat Anika jadi pucat. Rayq bahkan membacanya berulang-ulang untuk memastikan apa yang dibacanya itu salah."Apa ini keluarga istri cowok lo, Nik?" tanya Raya.Anika menggelengkan kepalanya, "Gue nggak tahu, kenapa hidup gue jadi nggak tenang gini sih," gerutunya."Salah lo sendiri, siapa suruh main sama laki orang!" tutur Raya dengan entengnya, ia seolah tidak mengerti bagaimana perasaan Anika saat ini. Selain bingung, Anika juga takut dengan ancaman dari orang tidak dikenal itu. Tapi Anika sempat berpikir jika Rangga yang melakukannya, karena lelaki itu pula yang tiba-tiba memecatnya tanpa sebab. Jika iya Rangga yang melakukan itu semua, Anika lebih was-was karena bisa saja Rangga nekat menyebarkan rahasia ini dan An

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Ancaman

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorRangga masuk tanpa permisi dan membuka pintu dengan begitu kerasnya. Ia berjalan dengan langkah lebar mendekati kedua orangtuanya."Saya tidak akan membiarkan Anda menyakiti ibu saya lagi, Tuan Adityawarman!" Rangga bicara begitu formal dan itu terdengar sangat menyakiti bagi Aditya."Rangga–""Saya tidak ingin mendengar alasan sampah anda, Tuan!" tegas Rangga lalu membawa Lana keluar dari kamar itu.Saat Aditya akan mengejar, Reyhan dan Rania menghalangi. Mereka sama marah dan kecewanya pada sang ayah. Aditya memohon pada kedua anaknya agar membiarkan dirinya untuk mengejar Lana. Aditya masih belum selesai bicara pada istrinya itu, ia tidak ingin sampai Lana meninggalkan dirinya. Hidupnya akan benar-benar hancur, harta yang dimilikinya juga tidak akan terasa berharga jika Lana tidak ada. Aditya berharap jika masalah ini belum sampai di telinga Lukman, Aditya ingin menyelesaikan masalah rumah tangganya tanpa campur tangan orang lain selain iparny

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Aku Mundur, Mas!

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Becanda lo nggak lucu, Bang!" Reyhan terlihat tidak percaya.Bukannya menjawab pertanyaan sang adik, Rangga melemparkan ponsel yang sedang memutar rekaman cctv itu ke atas ranjang. Reyhan dengan cepat mengambil ponsel itu, detik pertama melihat itu Reyhan terbelalak begitu pula Rania. Mereka tidak percaya jika lelaki di dalam video itu adalah ayah mereka. Reyhan dan Rania tidak bisa berkata apa-apa, saat ini yang mereka pikirkan adalah Lana. Sama seperti yang dilakukan Rangga."Ini beneran video asli, Bang?" Kini Rania buka suara meskipun terdengar lirih."Gue dapet itu langsung dari ruang keamanan, gue bukan orang bodoh yang nggak bisa bedain mana video asli atau editan!" tutur Rangga, tangan lelaki itu mengepal di samping tubuhnya. Ia bahkan belum puas meluapkan amarahnya tadi, saat ini ia sedang berpikir cara mengatakan semuanya pada sang ibu."Papa jahat banget sih!" Mata Rania mulai berkaca-kaca, sebagai seorang perempuan ia pasti bisa mera

DMCA.com Protection Status