Share

Gagal Total

Penulis: Andrianisilvia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

POV Author

Pagi sekali Tiara datang, gadis itu mengenakan crop top dengan belahan dada rendah semakin menampakkan dua aset berharga miliknya, penampilannya semakin seksi dengan celana jeans super pendek. Ia sudah berada di depan resort dan menunggu sang empunya keluar.

"Astaghfirullah!" Arga yang membukakan pintu jntu langsung beristighfar saat melihat penampilan Tiara, lelaki itu bahkan memalingkan wajahnya dan menyuruh Tiara untuk masuk.

Semua orang sedang berada di meja makan untuk sarapan, sedangkan Arga malah kembali ke kamarnya karena ia sudah selesai dengan sarapannya. Rendi dan Dirga menatap Tiara tanpa berkedip, berbeda dengan Johan yang sibuk dengan makanannya. Bahkan untuk menoleh saja tidak dilakukan lelaki itu. Dalam hati Shanum juga bersyukur karena setidaknya Johan tidak akan tergoda oleh Tiara. Sebelum berangkat, Shanum sudah mewanti-wanti pada teman-temannya agar tidak memakai baju terbuka karena itu salah satu syarat yang membuat Arga setuju untuk ikut.

"Mending lo g
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Gadis Pilihan Arga

    POV AuthorMasih memasang wajah masam, Shanum masuk ke dalam kamarnya. Ia masih tidak mengerti mengapa ayahnya tiba-tiba menyuruhnya kembali, rasanya belum merasakan liburan seperti numpang tidur di Bali dan kembali ke rumah. Dan semua rencananya tidak ada yang berhasil, Tiara juga mengatakan jika Arga sulit didekati. Mendengar itu Shanum tentu senang karena ia ingin gadis angkuh itu menjadi 'babu' untuknya karena kalah dalam taruhan."Gimana liburannya, Bang?" tanya Kanaya."Abang lebih suka liburan bareng keluarga," ungkapnya."Nanti setelah Abang selesai kuliah, kita atur jadwal buat liburan bareng." Lukman datang dan duduk di sebelah istrinya."Iya, Pa. Kita udah lama nggak liburan soalnya." Kanaya setuju dengan usulan Lukman."Ma, Pa. Abang mau ngomong sesuatu yang penting." Arga terlihat ragu tapi akhirnya mengutarakannya, ini bukan rencana awalnya karena ia akan mengatakan semuanya saat selesai kuliah dan kembali ke Indonesia. Tapi Lukman sudah mengatakan pada Arga jika dirinya

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Renggang

    POV Author“Lo nggak perlu jadi babu gue, taruhan ini kita batalin aja!” seru Shanum pada Tiara.Mendengar itu Tiara tenu senang. “Ada angina pa lo jadi tiba-tiba baik kayak gini?” ujar Tiara sambil tertawa.“Gue ketahuan Bang Arga, lagi pula nggak ada satu pun dari lo atau Melanie yang bisa dapetin Bang Arga,” tutur Shanum.Tiara mengernyit. “Abang lo punya cewek?” selidik Tiara.Shanum mengedikkan bahunya. “Dia bilang mau nikah sama cewek pilihannya,” ungkap Shanum.“Apa!”Suara itu bukan berasal dari Tiara, tapi dari Melanie yang lewat dan tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Shanum menjadi gelagapan, niatnya ia memang tidak akan memberitahukan ini pada Melanie karena tentu gadis itu akan sangat patah hati mendengar sang pujaan akan menikahi gadis lain.“Mel ….”“Gue nggak perlu penjelasan lo, semuanya udah gue dengar secara langsung!” seru Melanie llau bergegas pergi, cinta anak remaja biasanya terlalu melebih-lebihkan. Meskipun yang dirasakan bukanlah cinta sesungguhnya mel

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Pengantin Baru

    POV AuthorHari yang ditunggu pun tiba, hari bahagia untuk keluarga besar Lukman. Acara dilaksanakan di salah satu ballroom hotel milik Kanaya. Pernikahan digelar dengan sangat mewah dan elegan, namun terlihat sangat hikmat. Selain keluarga dua mempelai, para rekan kerja Lukman dan Kanaya turut hadir bahkan anak-anak di panti asuhan yang dikelola oleh Kanaya juga datang. Tidak ingin merasakan kebahagiaan seorang diri, ingin berbagi kebahagiaan bersama orang lain. Para tamu undangan penasaran dengan sosok gadis yang dipinang oleh Arga, meskipun menjadi pengantin gadis itu tetap menutupi wajahnya dengan menggunakan cadar. Pernikahan itu bahkan disiarkan oleh stasiun tv swasta karena mereka adalah keluarga terpandang.Keluarga besar Zahra sangat antusias saat mengetahui jika gadis ederhan itu dipersunting oleh keuarga kaya. Arga bahkan tidak berpikir untuk melihat lebih dulu wajah Zahra, ia jatuh cinta pada gadis itu karena akhlaknya yang luar biasa. Lelaki akan sangat menghargai seorang

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Keras Kepalanya Shanum

    POV AuthorSelesai makan malam tanpa Shanum, semua orang langsung kembali ke kamar masing-masing karena ingin segera istirahat setelah acara yang memang menguras tenaga. Arga dan Zahra berdampingan berjalan ke arah kamar mereka tanpa ada obrolan dan membuat mereka terlihat sangat kaku. Hal wajar karena mereka sebelumnya tidak saling mengenal, cinta yang suci terjalin setelah akad terucap.“Kamu pasti capek, tidur duluan aja,” ujar Arga.“Iya, Bang,” jawabnya masih setia menunduk.“Abang ada sedikit pekerjaan, jangan tunggu abang ya,” jelas Arga.Setelah melihat Zahra menganggukkan kepalanya, Arga masuk ke dalam walk-in closet di sana memang tersedia sofa. Ia memang ada sedikit urusan yang harus diselesaikan mengenai pendidikannya tapi Arga menjadikannya alasan karena bingung harus melakukan apa. Mengerti dengan apa yang dirasakan Zahra, ia hanya memberi waktu untuk mengikis rasa canggung yang ada di tengah-tengah mereka. Satu jam Arga berkutat dengan laptopnya bahkan matanya sudah ter

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Kekanakan

    POV Author“Dek!” Zahra memanggil Shanum, ia mencoba akrab dengan adik iparnya. Ia bahkan sempat berbincang bersama Anna sebelum gadis itu kembali untuk melanjutkan pendidikannya.Shanum menoleh, matanya memicing dengan sudut bibir yang tertarik hingga terpampang senyum meremehkan. “Jangan sok akrab lo sama gue! Lo emang istrinya Bang Arga tapi bukan kakak gue!” balas Shanum dengan ketus.Andai ada yang melihat Shanum seperti itu sudah pasti akan ditegur apalagi jika Lukman yang melihatnya, bukan hanya ditegur Shanum pasti akan dihukum.Melihat itu Zahra hanya bisa beristighfar, ia sudah mengerti jika dalam pernikahan akan banyak cobaan yang datang. Zahra beruntung karena mendapatkan mertua yang luar biasa baik dan menyayanginya, suaminya juga orang yang sangat lembut dan santun, menghargai Zahra dan memperlakukan dirinya layaknya seorang ratu. Cobaan untuk Zahra datang dari Shanum yang tidak menyukainya, sebelumnya Arga memang sudah mewanti-wanti pada istrinya.“Dek, kalau Shanum berb

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Sisi Lain Shanum

    POV AuthorBaru saja orangtua Zahra pulang, Arga dan Zahra mengantar sekalian mereka ingin menginap disana apalagi sebentar lagi mereka berangkat ke Jerman. Zahra pasti ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan orang tuanya, ia tidak tahu kapan akan bertemu karena jarak Jerman ke Indonesia tidaklah dekat. Lagi, Shanum tidak turun untuk makan malam dan lebih memilih mengisi perutnya dengan makanan yang ada di kamarnya. Bahkan sudah beberapa hari Shanum tidak berangkat sekolah, rencananya Lukman akan berbicara pada Shanum besok.“Zian udah tidur?” tanya Lukman yang baru saja masuk ke dalam kamar.“Udah, barusan. Kerjaannya udah beres?” Kanaya balik bertanya, karena setelah makan malam tadi Lukman langsung masuk ke ruang kerjanya. Menjadi seorang pimpinan tidaklah semudah kelihatannya, ia memiliki tanggung jawab untuk kesejahteraan para karyawannya.“Belum, besok aja dilanjutin. Mata Mas rasanya udah panas banget mandang layar,” keluh Lukman.“Tidurlah, istirahatkan matanya,”

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Peliknya Kehidupan

    POV AuthorKanaya mengelus tangan Lana. “Mbak siap dengener cerita kamu.”“Mas Adit … dia marah karena melihat ketiga anaknya sekarang lebih memilih tinggal dengan Najla,” jelas Lana.Sorot mata wanita itu sangat hampa. Bagaimana tidak, suaminya yang dulu sangat lembut kini bahkan sering marah dan uring-uringan, Aditya bahkan menyalahkan Lana karena anak-anak lebih memilih Najla. Dituduh menjadi penyebab perginya anak-anak tentu Lana tidak terima karena ia sudah menjalankan apa yang diperintahkan suaminya, Lana sudah menyayangi ketiga anak sambungnya seperti anaknya sendiri. Melarang hal yang Aditya tidak suka dilakukan oleh anak-anaknya, semua itu dilakukannya dan dampaknya sekarang anak-anak menjadi pembangkang. Aditya terlalu melarang mereka bertemu dengan ibu kandung mereka sendiri karena trauma masa lalu tapi tidak seharusnya Aditya seperti itu karena orang itu bisa saja berubah menjadi lebih baik lagi.“Kamu mengatakan semuanya? Apa yang kamu katakan ke Mbak sekarang itu yang ka

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Hukuman

    POV Author“Besok kita nggak jadi berangkat, Dek,” ujar Arga.Zahra menganggukan kepalanya. “Bang, boleh aku pakai dapurnya?” tanya Zahra, sadar jika dirinya masih menumpang di rumah mertua dan tidak mungkin seenaknya melakukan kegiatan di rumah itu.Arga tersenyum. “Tentu, Dek. Abang bantuin ya masaknya.”Mereka turun ke dapur, tidak ada siapapun disana karena Kanaya masih di kamar Lana sedangkan Jumi menemani Husna yang sedang bersantai di halaman depan rumah. Zahra masih terdiam karena bingung akan membuat apa, takut jika apa yang dibuatnya tidak sesuai dengan selera Shanum.“Bagaimana kalau bikin Tiramisu?” tawar Arga.Zahra terlihat berpikir, ia belum pernah memakan apalagi membuatnya. “Shanum suka Tiramisu?” tanya Zahra.“Tiramisu pistachio, ada sponge cake tinggal pakai kok. Jadi kita tinggal buat whipped cream sama topingnya aja,” ujar Arga sambil mengeluarkan sponge cake dari lemari.“Apalagi bahannya, Bang?” Zahra tidak ingin tinggal diam dan hanya melihat suaminya yang berg

Bab terbaru

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Ending

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorMata Lukman kini sudah berembun jika mengingat masa lalu Lukman merasa dirinyalah lelaki paling b*jingan lelaki paling brengsek dan lelaki paling tidak tahu diri di dunia karena ia tega menyakiti istri yang baik dan setia seperti Kanaya. Waktu memang tidak bisa diputar tapi apa yang sudah terjadi pasti akan membekas di benak dan pikiran apalagi sesuatu hal yang menyakitkan itu akan sulit untuk dilupakan."Tolong jangan bahas lagi masa lalu aku nggak mau lagi membuka kisah kelam kita di masa lalu itu bukan cuma nyakitin aku tapi juga nyakitin kamu juga, Mas." Kanaya mengerti dengan apa yang akan dikatakan oleh suaminya itu."Tapi, Yank–""Kalau kamu bahas itu lagi, aku bakalan marah!" ancam Kanaya."Oke, Mas minta maaf. Mas janji nggak bakal ngomong soal itu lagi," ujar Lukman."Jadi gimana, kamu udah telepon Shanum atau Trisha?" Kanaya mengulang pertanyaan yang tadi sudah keluar dari mulutnya."Nggak nelpon sih, Shanum cuman kiriman video Zian la

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Keputusan Akhir

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorKeesokan harinya Lana mendatangi pengacara untuk membahas soal perceraian, ia tidak ingin menunda terlalu lama. Lana paling tidak suka berlarut-larut dalam kesedihan, hidupnya harus tetap berjalan apalagi ada Asha yang membutuhkan curahan kasih sayang dari ibunya. Lukman dan Rangga menemani Lana sedangkan Rania berada di rumah bersama Kanaya menjaga Asha."Apa ibu sudah yakin dengan keputusan ini?" tanya pengacara itu memastikan, Rangga sengaja membawa Lana menemui pengacara keluarga yang mengetahui mengenai perjanjian pra nikah antara Lana dan Aditya."Ya, saya sudah yakin, Pak!" jawab Lana tegas."Baiklah, sebelumnya saya akan membacakan perjanjian pra nikah yang pernah dibuat oleh Pak Aditya atas kesepakatan kalian berdua."Lana menarik nafas panjang, ia mencoba menenangkan perasaannya saat pengacara itu mulai menjelaskan. Jika seluruh harta Aditya akan berpindah tangan pada Lana saat Aditya ketahuan berselingkuh, Aditya sendiri yang membuat i

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Sulit

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorWanita jika sudah didapatkan kelemahannya seperti Anika tentu ia tidak akan melepaskan lelaki yang sudah menggagahinya itu. Ia memang tidak menggoda Aditya tapi lelaki itu yang memaksa tapi paksaan itu malah membuat Anika menjadi egois dan tidak ingin melepaskan Aditya.Baru saja akan keluar dari grup, telepon Anika berdering. Panggilan masuk dari ibunya yang berada di kampung, Anika memang seorang diri. Ia tinggal di salah satu kontrak dan rencana akan membeli apartemen tahun ini setelah uangnya cukup. Anika bahkan sudah dua tahun tidak pulang karena ia malas mendengar keluarga besar dan tetangganya menanyakan mengenai dirinya yang masih belum menikah."Iya, Bu," sapa Anika dengan tidak bersemangat, ia masih merasa kesal karena orang-orang membicarakannya di grup."Kenapa kamu melakukan hal menjijikkan itu, Nak?" tutur sang ibu dengan Isak tangis. Jantung Anika berpacu lebih cepat dari sebelumnya, ia takut jika ibunya tahu mengenai masalah ini.

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Pelakor Dihujat

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Apa bedanya sama lo? Lo juga kawin sama setiap cowok yang lo pacarin!" sahut Anika karena tidak terima dikatai murahan oleh Raya."Jelas beda dong, Say. Gue mah jelas pacaran sama cowok yang nggak ada bininya, lah elo? Udah tahu ada bininya masih di embat aja, kayak nggak ada cowok lain aja di dunia ini!" sungut Raya."Udah ah! Jadi ini gimana solusinya?" tanya Anika."Lo tinggalin Pak Adit, dia udah jelas nggak bakalan milih lo, Nik. Jagan berharap lo bisa jadi istri keduanya, mending lo susun lagi hidup lo dan jangan inget masa lalu. Wkatu itu berharga, jangan lo sia-siain buat nunggu laki orang."Anika terdiam, ia mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Raya. Sisi egosi dalam dirinya tetap tidak ingin kalah, sebelum mundur Anika akan mencoba dulu untuk mendekati Aditya dan meminta pertanggungjawaban lelaki itu. Meskipun tidak hamil tapi Aditya sudah merenggut kesucian Anika. Jika seseorang sudah dikuasai ambisi tentu tidak akan pernah

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Tak Bisa Memaksa

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Tolong tinggalkan kami di sini!" pinta Lukman.Kanaya masih belum beranjak, ia takut suaminya akan menghajar Aditya yang wajahnya saja bahkan sudah sangat menyedihkan seperti ini. Mengerti dengan kecemasan sang istri kini Lukman menatap Kanaya sambil memegang pundak wanita itu."Mas ….""Kamu percaya 'kan, Yank?" Lukman menatap Kanaya sambil tersenyum.Kanaya mengangguk lalu meninggalkan Lukman dan Aditya berdua. Aditya merasa bingung sekaligus takut saat tadi Mbok Tin mengatakan jika Lukman datang. Sudah pasti jika Lukman akan menanyakan perihal masalah rumah tangga Aditya dan Lana."Gue nggak tahu alasan lo sebenarnya apa Tapi gue nggak nyangka lo bisa ngelakuin hal bodoh kayak gue dulu!" tutur Lukman. Ia sadar, tidak mungkin menghakimi Aditya karena Lukman juga pernah melakukan kesalahan yang sama di masa lalunya yang bahkan masalah yang ditimbulkannya bergulir sampai anak-anaknya tumbuh dewasa.Aditya menunduk, "Gue bener-bener nyesel, tolon

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Menemui Aditya

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorLana mencoba untuk mengatur nafasnya, menenangkan perasaan berharap Lukman tidak mencurigai apapun. Rania masuk ke dalam kamar membawa Asha, hotel itu memiliki dua kamar tidur dan sebuah ruang tamu dan juga dapur. Rangga sengaja memesannya untuk beberapa hari kedepan."Mas ….""Kamu nggak mau cerita apapun?" tanya Lukman tiba-tiba membuka tubuh Lana menegang. Wanita itu mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mungkinkah jika Lukman mengetahui semuanya."Cerita soal apa, Mas?" Lana mengepalkan tangannya dengan kuat, menahan gejolak dalam dadanya."Tolong jangan sembunyikan apapun lagi, Lan. Masalah sebesar ini kamu tanggung sendiri? Mas masih ada di sini, Lan." Suara Lukman melemah, samar-samar Lana bisa mendengar suara isak tangis dari ujung telepon."Mas ….""Mas sama Mbak kamu sekarang lagi di jalan. Tunggu kita datang!"Belum sempat Lana buka suara, sambungan telepon itu lebih dulu terputus. Lana langsung gusar, ia takut jika kakaknya datan

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Sakit Tak Terlukiskan

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Lo kenapa, Nik? Kok muka lo pucet gitu?" tanya Raya heran karena melihat tadi Anika biasa saja.Anika diam hingga membuat Raya langsung merebut benda pipih itu dari tangan wanita itu. Mata raya membelalak melihat isi pesan yang membuat Anika jadi pucat. Rayq bahkan membacanya berulang-ulang untuk memastikan apa yang dibacanya itu salah."Apa ini keluarga istri cowok lo, Nik?" tanya Raya.Anika menggelengkan kepalanya, "Gue nggak tahu, kenapa hidup gue jadi nggak tenang gini sih," gerutunya."Salah lo sendiri, siapa suruh main sama laki orang!" tutur Raya dengan entengnya, ia seolah tidak mengerti bagaimana perasaan Anika saat ini. Selain bingung, Anika juga takut dengan ancaman dari orang tidak dikenal itu. Tapi Anika sempat berpikir jika Rangga yang melakukannya, karena lelaki itu pula yang tiba-tiba memecatnya tanpa sebab. Jika iya Rangga yang melakukan itu semua, Anika lebih was-was karena bisa saja Rangga nekat menyebarkan rahasia ini dan An

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Ancaman

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorRangga masuk tanpa permisi dan membuka pintu dengan begitu kerasnya. Ia berjalan dengan langkah lebar mendekati kedua orangtuanya."Saya tidak akan membiarkan Anda menyakiti ibu saya lagi, Tuan Adityawarman!" Rangga bicara begitu formal dan itu terdengar sangat menyakiti bagi Aditya."Rangga–""Saya tidak ingin mendengar alasan sampah anda, Tuan!" tegas Rangga lalu membawa Lana keluar dari kamar itu.Saat Aditya akan mengejar, Reyhan dan Rania menghalangi. Mereka sama marah dan kecewanya pada sang ayah. Aditya memohon pada kedua anaknya agar membiarkan dirinya untuk mengejar Lana. Aditya masih belum selesai bicara pada istrinya itu, ia tidak ingin sampai Lana meninggalkan dirinya. Hidupnya akan benar-benar hancur, harta yang dimilikinya juga tidak akan terasa berharga jika Lana tidak ada. Aditya berharap jika masalah ini belum sampai di telinga Lukman, Aditya ingin menyelesaikan masalah rumah tangganya tanpa campur tangan orang lain selain iparny

  • Mertua, Awal Pembawa Petaka   Aku Mundur, Mas!

    Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Becanda lo nggak lucu, Bang!" Reyhan terlihat tidak percaya.Bukannya menjawab pertanyaan sang adik, Rangga melemparkan ponsel yang sedang memutar rekaman cctv itu ke atas ranjang. Reyhan dengan cepat mengambil ponsel itu, detik pertama melihat itu Reyhan terbelalak begitu pula Rania. Mereka tidak percaya jika lelaki di dalam video itu adalah ayah mereka. Reyhan dan Rania tidak bisa berkata apa-apa, saat ini yang mereka pikirkan adalah Lana. Sama seperti yang dilakukan Rangga."Ini beneran video asli, Bang?" Kini Rania buka suara meskipun terdengar lirih."Gue dapet itu langsung dari ruang keamanan, gue bukan orang bodoh yang nggak bisa bedain mana video asli atau editan!" tutur Rangga, tangan lelaki itu mengepal di samping tubuhnya. Ia bahkan belum puas meluapkan amarahnya tadi, saat ini ia sedang berpikir cara mengatakan semuanya pada sang ibu."Papa jahat banget sih!" Mata Rania mulai berkaca-kaca, sebagai seorang perempuan ia pasti bisa mera

DMCA.com Protection Status