Share

Tiga Puluh Tiga

Penulis: Galuh Arum
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-14 20:50:11

Sejak semalam Sandrina tak bisa tidur, ia merasakan tidak enak di perutnya. Berulang kali bangun, lalu mencoba tidur kembali. Sandrina melihat Bastian yang tertidur nyenyak di sofa. Merasa seperti di remas perutnya, ia gegas membangunkan Bastian.

Merasa tak tega, ia kembali duduk dan merasa kesakitan. Tapi, ia kembali merasakan sakit luar biasa.

“Mas, tolong, aku. Bangun.”

Bastian membuka mata, ia merasa pening saat tiba-tiba saja terbangun. Pria itu melihat wajah Sandrina sudah sangat pucat.

“Kenapa?” tanya Bastian.

“Perut aku sakit, bisa tolong aku?”

“Tolong apa?” Bastian pun bingung melihat Sandrina yang sudah sangat pucat. Ia mencoba menahan rasa nyeri.

“Bantu aku ke kamar mandi dulu, tapi aku takut jatuh. Aku mau buang air kecil,” ujar Sandrina.

Bastian tak banyak berpikir, ia langsung membantu sang istri ke kamar mandi dan melupakan batasan yang mereka buat. Lang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Tiga Puluh empat

    Setelah di beri kabar oleh Bastian, Bu Hana langsung menuju Bandung di antar oleh Ferdi dan Anita. Wanita itu cemas sepanjang perjalanan. Apalagi saat mendengar kalau anak dalam kandungan Sandrina harus di keluarkan karena tak berkembang.Setelah dua jam perjalanan, mereka pun sampai di rumah sakit. Bastian sedang menunggu di luar ruang operasi karena Sandrina sedang ditangani oleh tim Dokter.“Ini pasti karena kamu, kan, Sandrina harus keguguran dan aku gagal mendapatkan cucu,” ujar Bu Hana saat datang dan langsung memukul lengan Bastian.“Aduh, Ibu, ini bukan salah aku. Memang dia pendarahan sebelumnya, mungkin lelah,” jawab Bastian.“Iya lelah, lelah memikirkan kamu sama kekasih gelap kamu!”Perkataan Bu Hana begitu menusuk hati. Bastian tak sengaja melihat ke arah Anita yang mengulum bibir dan menutup mulutnya.“Pokoknya kalau terjadi sesuatu dengan Sandrina awas saja kami. Siap-siap tidur di kol

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-16
  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Tiga Puluh Lima

    Alika tersenyum saat mengingat Ferdi memintanya untuk menjadi kekasih pura-pura dan langsung ia tolak. Ada rasa getir mendengar Ferdi akan menikah, ia merasa hanya di jadikan bahan untuk melupakan sesuatu atau membalas sesuatu. Dengan mudah saat ia menolaknya, kini tersiar kabar jika pria itu akan menikah.“Kapan mereka menikah?” tanya Alika.“Entahlah, belum ada kabar lagi. Mungkin secepatnya karena Ferdi sudah bisa menduda apalagi melihat mantan kekasihnya.”Alika kembali memikirkan apa yang di katakan Dimas. Susana kafe itu mulai ramai dengan pengunjung. Beberapa anak muda yang sedang bermalam Minggu pun banyak yang datang kafe Dimas. Pria itu terlihat tampan, tapi tidak termaksud kriteria Alika. Pria kaya dan banyak uang. Hanya itu yang akan membuat sang ibu senang, ia terus memberikan uang yang akan membuat ibunya senang.“Dasar player.”Dimas hanya tertawa karena ia tahu Alika mungkin salah satu wan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-19
  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Tiga Puluh Enam

    Bu Hana sudah di antar sejak tadi ke rumahnya, kini tinggal Bastian dan Sandrina. Mereka berdua tak saling bicara setelah sampai di rumah. Kesunyian kini menghantui rumah mereka.Sandrina masuk kamar dan melihat beberapa barang miliknya. Sepertinya ia harus pergi dari pada ia berlama-lama dan semakin dalam mencintai Bastian. Tangis pun tak terbendung, Sandrina untuk kedua kalinya merasa patah hati.“Apa aku tak pantas untuk di cintai? Bahkan kekasih lamaku saja berselingkuh, apa aku tak menarik bagi mereka?” Sandrina bergumam sendiri.Gegas ia merapikan beberapa baju dan menyimpan di koper. Sepertinya ia haruslah mencari pekerjaan. Ia sudah menghubungi teman lamanya untuk mencari kontrakan, setelah itu ia bisa pindah.Ponsel berdering, ia mengambil dan membuka pesan masuk dari Hanifa, teman kerja dulu di Jakarta. Beberapa hari ia menghubunginya dan kini Hanifa memberi kabar baik yang ditunggu oleh Sandrina.[Ada kontrakan,

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-20
  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Tiga Puluh Tujuh

    Sandrina suka dengan kontraknya barunya. Ia langsung setuju dan membayar sewa untuk ia tinggali. Hanifa pun membantu untuk mencarikannya pekerjaan untuk bekerja di kantornya sebagai resepsionis.“Di kantor sedang butuh, kalau kamu mau besok bisa langsung datang. Bagaimana?” Hanifa senang karena kini ia bisa ada teman di kantor dan kontrakan.“Boleh, rezeki aku,” ujar Sandrina.“Kamu memang sudah sehat? Bukannya kamu habis kuret?” Hanifa cemas dengan keadaan Sandrina yang habis keguguran kemarin.“Memang masih nyeri, tapi aku mau mencoba melupakan kesedihan aku. Apalagi mencoba untuk nggak mengingat suami aku, Nif.” Sandrina terlihat sedih jika membicarakan Bastian. Pria itu sudah membuatnya jatuh cinta dan tersakiti untuk kedua kali.Bertahan dengan pria yang tak mencintainya memuat ia semakin tersiksa. Ia berhak bahagia, maka dari itu Sandrina memutuskan untuk pergi mencari kebahagiaan dirinya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-22
  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Tiga Puluh Delapan

    Alika kembali memastikan jika itu Anita temannya, Bastian pun sudah pasti mengerti jika Alika akan kaget mendengar hal itu. Perubahan wajah Alika sudah terlihat jelas, mereka tak jadi makan. Kini hanya berada di dalam mobil karena tak mau melihat keduanya saat itu.Perkataan Ferdi membuat Bastian terngiang-ngiang Sandrina. Apalagi, saat ini tak tahu berada di mana sang istri. Tidak biasanya, bersama Alika, tapi bayangan Sandrina yang kini hadir di kepalanya.“Kenapa kamu nggak bilang sama aku kalau Ferdi dan Anita akan menikah?” Alika bertanya penasaran.“Aku sama sekali tidak tahu kalau mereka akan menikah. Lalu, baru tahu tadi, yang aku tahu, Ferdi masih berusaha mengejar Sandrina.” Bastian hanya menjelaskan hal itu karena memang dirinya tak tahu tentang pernikahan yang dijalani Ferdi dan Anita.Alika sedikit berpikir, bagaimana bisa Anita secepat itu memilih menikah dengan Ferdi. Apa dia tahu jika keluarga Ferdi orang kaya atau

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-24
  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Tiga Puluh Sembilan

    Hanifa sedikit menggeser makan siangnya di samping Sandrina. Terdengar gosip ia di pindahkan ke resepsionis bos galak. Namun, Sandrina masih santai karena ia hanya mencari kerja saja. Dari pada dia tidak ada pekerjaan saat menunggu surat cerai dari Bastian.“Aku kerja di mana saja, mau dia galak atau tidak, semua tergantung aku. Nikmatin saja.” Sandrina menjawab dengan santai.Sementara, satu tangan makan dan tangan satu lagi membalas pesan ibu mertuanya. Bu Hana sangat cemas saat tak ada kabar dari Sandrina. Senyum tipis terlihat dari wajah Sandrina saat perhatian Bu Hana semakin membaut harinya bersemangat.Baru satu hari pun Sandrina sudah menjadi buah bibir karyawan lain karena wajah cantiknya. Tidak sedikit beberapa pria itu duduk memandangi Sandrina. Rambutnya sengaja ia cat cokelat agar terlihat segar dan keriting gantung.“Kamu sadar enggak kalau banyak yang memeperhatikan kamu?” tanya Hanifa.“Enggak, aku bias

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Empat Puluh

    Bastian menelan makanannya, lalu tak lama meminum air putih yang ia pesan. Rasanya semua yang di katakan Agam benar, berpikir siapa yang ada di pikiran saat sedang bersama Alika. Sandrina, nama itu terus saja berputar di kepalanya, apalagi mendengar beberapa karyawan pria mencoba menawarkan mengantar sang istri.“Makan yang banyak San, eh, Alika.”Alika menatap tak berkedip, ia yakin kalau tadi Bastian menyebut nama Sandrina. Mood makannya menjadi hilang, ia menaruh sendok dan garpu berbarengan di piring. Bastian pun memucat saat Alika sadar jika dia salah menyebut nama.“Aku enggak bermaksud seperti itu, hanya saja sejak tadi ibu meminta mencarinya karena ia pergi dari rumahku. Jadi, sejak tadi aku pusing, Sayang. Jangan marah, ya. Aku hanya memikirkan kamu, kok,” ujar Bastian.Dalam hati pria itu ketar ketir karena memang yang kini ada di kepalanya hanya nama sang istri. Bukan hanya sang ibu, harusnya ia mengikuti ke mana Sandrin

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Empat Puluh Satu

    Tubuh Sandrina serasa melemah, saat netra elang itu menatap tajam. Sepertinya ia kurang mengetahui jika sang suami memiliki banyak perusahaan di kota itu. Sandrina tak habis pikir bagaimana bisa bertemu dengan Bastian lagi. Keputusannya untuk move on akan sulit jika setiap hari ia bertemu dengan sang suami.Semua peserta meeting sudah masuk ke ruangan. Terutama Bastian, tapi netranya tak henti menatap sang istri. Bastian merasa kesal kenapa Sandrina berpenampilan cantik di depan semua orang. “San, jangan lama-lama lihat Pak Bastian. Nanti naksir, suami orang,” ujar Lastri.Sandrina hanya tersenyum, seandainya Lastri tahu jika Bastian adalah suaminya sudah pasti akan terkaget atau pingsan. Beberapa orang mengatakan Bastian adalah bos galak, Sandrina menghela napas, pantas saja di katakan galak. Di rumah pun sangat dingin dan menyebalkan, pikir Sandrina.Sandrina kembali merapikan pekerjaannya, mengecek apa ada telepon yang belum tersambung atau data beberapa karyawan yang belum terhub

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-01

Bab terbaru

  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Tujuh Puluh Dua

    Bastian membantu Sandrina beranjak dari lantai walau dengan tangan satu terinfus. Ia panik karena sejak tadi sang istri memegangi perutnya. Bastian mencoba mengelus perut Sandrina agar lebih tenang.“Bu, periksa ke Dokter Kandungan saja,” ujar Bastian.“Enggak apa-apa, Mas. Ini hanya keram sedikit saja nanti hilang,” tolak Sandrina.“Kamu bilang enggak ada masalah, memang kamu bisa lihat anak kamu di dalam? Aku enggak mau tahu, nanti aku temani kamu ke Dokter Kandungan,” ucap Bastian memaksa lagi.“Bas, biar ibu saja. Kamu tetap di kamar, istirahat.” Bu Hana memerintahkan Bastian untuk tak pergi ke mana-mana.Bastian malah mencemaskan Sandrina, bukan dirinya. Melihat sang istri kesakitan ia merasa sangat bersalah karena tak bisa melakukan apa pun. Seperti yang di katakan sang ibu, Sandrina pun di ajak ke Dokter Kandungan.Sepertinya Sandrina, ia menatap sekeliling. Ia merasa betapa bodohnya selama ini telah menyia-nyiakan wanita seperti Sandrina. Matanya tertutup oleh cinta buta pada

  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Tujuh Puluh Satu

    Kondisi Bastian belum stabil, ia masih tertidur akibat obat bius yang diberikan oleh Dokter. Sandrina begitu cemas dengan kondisi sang suami yang menghawatirkan. Sepetinya Bastian mencoba mengingat beberapa kenangannya. Namun, bukan pulih malah membuat ia merasa kesakitan hingga pingsan.“Fer, Nit, kian pulang saja. Istirahat,” ujar sang ibu.“Ibu bagaimana,” tanya Ferdi.“Ibu menemani Sandrina. Kalian pulang saja, bagaimana?”“Kalau itu yang ibu mau, kita istirahat dan nanti gantian saja.”Bu Hana setuju, Ferdi langsung mengajak Anita pulang karena ia merasa sang istri sudah sangat lelah. Anita pun terlihat memang sangat pucat, mungkin efek kurang tidur sampai membuat mata panda di kantung mata.“Kamu mau makan dulu apa nanti di rumah?” tanya Ferdi.“Di rumah saja, aku lelah,” ujar Anita.Ferdi pun langsung mengikuti langkah sang istri untuk pulang. Sudah beberapa hari ia mengurusi masalah sang kakak dan lupa dengan kebahagiaannya sendiri. Apalagi sampai lupa dengan kesehatan Anita y

  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Tujuh Puluh

    Dimas memegangi pipinya yang terkena hantam Bastian. Sementara, Bastian sudah sejak tadi sudah tak tenang mendengar penjelasan Dimas.Bastian benar-benar kecewa dengan Alika. Wanita itu sudah membuat hidupnya kacau. Apalagi saat dia datang dan mengaku hamil anaknya. Tangis Alika pecah saat Dimas menceritakan semua. Kekhilafan dirinya hingga bisa hamil anaknya Dimas.“Berengsek!” teriak Bastian.Ferdi menahan sang kakak yang begitu emosi. Bastian geram karena ulah Alika juga murka dengan apa yang mereka berdua lakukan. Ferdi menahan Bastian kembali karena ia hampir saja menghantam Dimas.“Aku tidak salah karena ingin bertanggungjawab saat itu. Hamil atau tidaknya Alika, tapi dari menolak. Awalnya aku tidak tahu kalau Ferdi tak bercerita tentang ulah Alika. Dari sana, aku curiga dan memutuskan menemui Alika. Dia berlari hingga jatuh dan keguguran.”“Bohong, dia bohong!” pekik Alika histeris.“Cukup, jangan mengelak Alika!” Dimas tak kalah bersuara.Bastian memegangi kepalanya yang teras

  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Enam Puluh Sembilan

    Saat sampai di rumah, Bastian di kagetkan dengan kedatangan Alika yang sudah menunggunya sejak tadi. Wanita itu sempat menghilang, tapi datang kembali dan membuat pria itu begitu terkejut.Sepintas ia menoleh ke arah Sandrina yang sudah merenggut. Ingin rasanya langsung menenangkan sang istri. Akan tetapi, ada Alika yang sejak tadi menatapnya.“Sayang, aku nungguin kamu. Kamu baru pulang?” Alika langsung mendekat dan menyingkirkan Sandrina.“Kamu jangan kasar sama Sandrina dia sedang hamil.” Sergah Bastian.Alika menganga mendengar Sandrina di bela Bastian. Kesal mendengar hal itu, Alika pun menarik Bastian untuk berdiri di sampingnya.“Heh, kamu itu jangan bikin ulah. Terjadi sesuatu sama calon cucu saya, saya buat hidup kamu menderita,” ancam Bu Hana.“Bu, sudah. Biar aku bicara dengan Alika dulu.”“Aku hamil, kamu ikutan hamil. Jangan-jangan kamu hamil bohongan untuk menarik simpati Bastian,” cecar Alika.“Heh, kamu tuh yang hamil pura-pura. Coba cek saja kalau memang kamu benar ha

  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Enam puluh delapan

    Bastian memukul kaca mobil dengan kesal, ia merasa kali ini sangat mencemaskan Sandrina. Namun, ia masih bingung bagaimana bisa ia begitu mencemaskan sang istri. Apalagi dulu dirinya sangat mencintai Alika.“Apa yang di perbuat Sandrina sampai aku merasa sangat takut kehilangan dia!”Sandrina terlihat menghampirinya, Bastian pura-pura biasa kembali. Bastian kembali cemas saat sang istri seperti memegangi keningnya.“Kamu sakit?” tanya Bastian.“Harusnya aku yang tanya sama kamu, kamu sakit atau otak kamu habis kepentok apa? Tiba-tiba menjadi baik sama aku. Lalu, mengakui aku di depan umum,” ujar Sandrina.“Eh, itu, aku hanya enggak suka lihat kamu di perlakukan seperti pesuruh. Kamu ini istri aku, jadi tidak ada yang boleh memperlakukan kamu seperti itu. Lagi pula kamu lagi hamil, mengerti?”Sandrina langsung memeluk sang suami. Tidak peduli di tempat umum, sedangkan Bastian merasa risi mendapat perlakuan dari Sandrina. Ia berusaha melepaskan tangan sang istri dari tubuhnya.“Aduh, ka

  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Enam Puluh Tujuh

    “Pergi kamu!” teriak Alika.Alika begitu syok saat ia mengalami keguguran. Hal itu membuat dirinya gagal dinikahi Bastian jika pria itu tahu sudah tak ada janin di dalam kandungannya. Alika menyalahkan Dimas yang tiba-tiba saja menandatangani surat untuk melakukan operasi.“Lik, harusnya kamu sadar, kamu seorang dokter kandungan dan pasti tahu kalau bayi itu enggak akan bisa terselamatkan dan harus di keluarkan. Lagi pula, untuk apa kamu pertahankan kalau kamu tak meminta pertanggung jawaban aku?” tanya Dimas.Alika bergeming, Dimas tidak tahu kalau ia mempergunakan kandungannya untuk menipu Bastian dan keluarganya. Jika ia keguguran, maka tidak ada pernikahan yang akan terjadi di antara keduanya.“Itu bukan urusan kamu.” Alika kembali emosi dengan apa yang ditanyakan Dimas.“Itu menjadi urusan aku. Itu anak aku, kan?” tanyanya lagi.Alika memalingkan wajah, tidak mungkin ia menjawab anaknya Bastian. Pria itu tidak akan mungkin percaya dan malah akan bertanya pada Bastian. Apalagi ked

  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Enam Puluh Enam

    “Hei,” ujar Bastian. Ia pun bergegas menyusul Sandrina ke luar.Setelah semalam ia tak bisa tidur memikirkan dirinya, Bastian mengejar Sandrina dan menarik lengan sang istri untuk berangkat bersama dengannya. Sandrina tetap menolak, tapi Bastian malah menggendong dirinya dan langsung memasukkannya ke mobil.“Aku bilang enggak mau,” ujar Sandrina.Sandrina tak bisa ke luar karena pintu mobil sudah terkunci otomatis. Bastian tetap tenang walau suara sang istri membuatnya pening. Sandrina terdiam saat tiba-tiba Bastian melumat bibirnya dengan lembut. Ia tak bisa berkutik dan malah menikmati ciuman itu karena sudah lama tak menerima sentuhan lembut sang suami.“Diam, kalau terus bicara, terpaksa aku buat kamu enggak berkutik di mobil.”Sandrina langsung diam karena tangan Bastian sudah siap membuka kancing bajunya. Bastian kembali duduk dan fokus menyetir setelah meluapkan kepenatan yang ia rasakan semalam. Bahkan, kali ini rasanya ia ingin sekali menyentuh Sandrina dan menciumi seluruh t

  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Enam Puluh Lima

    Cintanya pada Bastian membuatnya semakin menjadi, Alika pun tak malu untuk meminta sang kekasih untuk segera menikahinya walau ia tahu bukan pria itu yang harus bertanggung jawab atas kehamilannya. Sementara, Sandrina mulai kesal, ia pun berdiri di depan Alika.“Keluarga macam apa ini, aku hamil loh, Mas. Apa kamu lupa janji kamu saat meniduri aku?”Apa yang terlontar dari mulut Alika benar-benar membuat Bastian muak. Apalagi ia sama sekali tak melakukan hal itu. Pikirannya tak sebejat itu jika hanya ingin mendapatkan restu orang tua. Bastian pun menarik napas dalam, ia harus menjalani rencananya agar Alika tak banyak bicara.“Baik, aku akan menikahi kamu. Asal, setelah anak ini lahir, kamu harus tes DNA.”Alika bergeming, tapi kembali ia tak memedulikan apa perkataan Bastian. Ia akan mencari cara agar tak ketahuan kalau ini bukan darah dagingnya. Alika pun tersenyum lebar karena keinginannya akan terwujud.Sandrina meremas ujung baju, ia kecewa walau tahu sang suami hanya berpura-pur

  • Merebut Suamiku Dari Kekasihnya   Enam Puluh Empat

    Ruangan itu terasa sangat menegangkan. Apa yang di katakan Bastian membuat Sandrina tak tahan jika pria itu akan menikahi Alika. Ia tak mau berbagi hati dengan wanita lain, apalagi Kebahagiaan yang bagus saja ia dapat harus begitu saja terenggut.Bastian duduk dan memperhatikan Sandrina, ia pun ingin sekali memeluknya tanpa tahu alasannya apa. Setelah kecelakaan itu, ia merasa bingung dengan keadaan. Apalagi saat ia merasa dirinya sudah tak merasa ada yang spesial dengan Alika.Pria itu bangkit dan menuju kamarnya. Ia menahan semua gejolak di jiwa saat melihat Sandrina. Ia pun kembali ke kamar Sandrina dan langsung memeluknya. Sandrina merasa aneh dengan sikap Bastian, begitu juga Bu Hana.“Aku enggak tahu, mendengar kamu hamil perasan aku beda dengan saat aku mendengar Alika hamil. Bahkan, sejak tadi aku menahan untuk tidak memeluk kamu, tapi aku tak kuat dan kembali ke kamar ini,” ujar Bastian.Sandrina terharu dan ia menangis saat sang suami lupa dengannya, tapi hatinya tidak perna

DMCA.com Protection Status