Pagi yang biasa cerah, terlihat mendung. Abimanyu duduk di kursi kerjanya, hari ini ia tidak bersemangat untuk bekerja, pikirannya masih melayang pada permintaan Hazna, yang tergolong sedikit gila, mana ada seorang istri yang menyuruh suaminya menikahi kekasihnya. “Hazna, benar-benar tidak waras,” gerutu Abimanyu, seraya membuka laptop di hadapannya. Iseng Abimanyu membuka berita infotaiment, terlihat berita terupdate mengenai kekasihnya Angela Kana. Sebuah project film akan di rilis bersama aktor baru, tapi pesonanya sudah menghipnotis dunia hiburan, aktor tampan bertubuh atletis berkulit putih, Frans aktor keturunan Indonesia Belanda itu akan bermain film dengan Angela kana. Melihat hal itu kekesalan Abimanyu bertambah, seketika di matikan laptopnya dan berdecak kesal. Tiba-tiba pintu ruangan di buka. Tampak Angela muncul dari balik pintu, dan melempar senyum pada kekasihnya yang terlihat cemberut. “Pagi, sayang, maaf ya kemarin siang aku pergi meninggalkanmu sama istri bodohmu
Abimanyu melangkah menuju ruang ganti artis, terlihat Reyna menghadangnya sebelum Abimanyu masuk. “Maaf Pak Abim, aku tidak mengizinkan Anda bertemu Angela, reputasi Angela dipertaruhkan. Aku tidak mau hubungan kalian ketahui oleh publik," ucap Reyna. “Aku hanya ingin bicara sebentar,” pinta Abimanyu. “Maaf, lebih baik bicara lewat ponsel,” balas Reyna. Abimanyu mendesah kasar, kemudian melangkah pergi. Sesampainya di tempat parkir. Abiamanyu menelepon Angela. “Hallo Angela, aku tunggu kamu di mobil, sekarang, atau aku akan memaksa masuk ke ruang ganti,” ancam Abimanyu tegas. “Oke, hari ini sudah selesai jadwal shootingku, aku segera menemuimu,” balas Angela. Sekitar sepuluh menit, Angela datang dan bergegas masuk ke dalam mobil milik Abimanyu. Terlihat Abimanyu tampak senang dengan kehadiran Angela, lalu tubuh nan seksi berbalut baju kurang bahan itu di peluknya erat, sambil membisikkan sebuah kata, ”I love you Angela.” Angela hanya diam, walau hatinya masih sakit, tapi tidak
Hazna keluar dari taksi yang ditumpangi, hari menjelang sore, dilangkahkan kakinya menuju pintu depan, tampak Bu Ratna melempar senyum pada Hazna, ketika melihat menantu pilihannya ada di depan mata. “Bagaimana Haz, kamu sudah selesai merenovasi kamar pribadi Abimanyu, sekarang itu juga kamarmu, sesekali kalian harus menghabiskan waktu menginap di hotel,” ucap Bu Ratna, dengan binar mata bahagia. Perkataan Bu Ratna, sebenarnya membuat mual Hazna, tidur di ranjang bekas pengkhianatan suaminya, rasanya seperti tidur di atas tumpukan duri yang menusuk seluruh tubuh. Seketika bayangan suaminya yang tangannya merekat kuat di pinggang Angela membuat sasak dadanya. “Sudah Bu, Hazna sudah mengganti furniture yang lebih minimalis, pasti Mas Abim menyukainya,” jawab Hazna, dengan tersenyum kecil. Ia masih tidak tega membuat Ibu mertuanya kecewa, jika mendengar bahwa putranya masih berhubungan dengan kekasihnya. Hazna dan Bu Ratna melangkah masuk ke dalam rumah. Setelah menyelesaikan kewaj
Hazna melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamarnya, sebuah kamar yang sangat sederhana yang menemaninya di saat masih kecil hingga ia dewasa, kamar itu masih sama, bercat dinding putih dengan ranjang kecil dan satu set lemari dua pintu dan meja belajar, berlahan Hazna menghempaskan tubuhnya di tempat tidur yang tidak begitu empuk, tapi terasa sangat nyaman, lalu matanya menatap langit-langit kamar, pikirannya menerawang jauh pada sosok Angela Kana, seorang aktris cantik dan seksi, itu bukan hanya memikat hati suaminya tapi juga membuat ibunya mengidolakannya. Dalam hati Hazna berkata, tidak akan mampu bersaing dengan Angela, aktris itu begitu mempunyai fisik sempurna, yang akan membuat pria manapun pasti tunduk padanya. Hari menjelang malam, jam tangan Hazna menunjukkan pukul tujuh malam, Hazna keluar beranjak dari kamar, begitu aroma sambal terasi dan tempe goreng mengoda perutnya untuk segera datang menyantap menu sederhana favoritnya. “Emmm begitu ada aroma sambal trasi dan t
Hazna, berjalan agak menjauh dari Ratna, kemudian di raihnya ponsel dari dalam tas kecil miliknya. Dengan pelan Hazna menelepon Anton untuk segera ke rumah sakit menemui Ratna. “Hazna sudah meminta Pak Anton untuk datang ke sini Bu, apa perlu aku pangilkan Mas Abimanyu untuk masuk ke kamar?” tanya Hazna ragu, mengingat kemarahan ibu mertuanya itu pada suaminya. “Tidak perlu Haz, ibu hanya ingin bicara padamu. Kamu sebagai wanita jangan terlalu lemah Haz, sampai kapanpun, Ibu tidak ridho jika Abim, menikahi wanita itu. Haz, berjanjilah pada ibu, kamu tidak akan membiarkan wanita lain ada di hati Abimanyu,” pinta Ratna, sambil menarik pelan kedua telapak tangan Hazna, sambil menitikkan air matanya. “Hazna berjanji Bu... akan menuruti kemauan Ibu,” balas Hazna, dengan gugup. “Kamu harus kuat, kamu tidak kalah cantik dengan Angela, kamu pasti bisa menyingkirkan bayangan Angela dari pikiran Abimanyu.” Sekali lagi Ratna memohon pada Hazna dengan menggenggam kedua tangan Hazna. Hazna m
Abimanyu tampak marah, ia tak menyangka Ibunya membuat keputusan yang tak masuk akal. Dengan rasa kecewa ia menyuruh Anton untuk keluar ruangan. Dengan kasar dihempaskan tubuhnya kembali duduk di kursi kebesarannya, matanya menatap pada satu titik semu, pikirannya melayang pada sosok wanita yang akhir-akhir ini mulai mengisi pikirannya, tapi saat ini kebenciannya justru mulai dalam merasuk pada satu nama yaitu Hazna Safitri. “Hazna, apa yang membuat Ibu memutuskan hal itu, pasti kamu yang telah meracuni pikiran ibu,” desis kemarahan terucap di bibir Abimanyu. Seketika laki-laki berbadan atletis dan berpenampilan menarik itu bangkit dari duduknya, dengan langkah cepat menuju basement tempat parkir. Beberapa karyawan hotel yang menyapanya tidak di hiraukannya, pikiran Abimanyu sedang kacau, saat ini ingin meminta penjelasan pada Ibunya. Beberapa menit kemudian sampailah mobil yang di kendarai Abimanyu tiba di parkiran rumah sakit, dengan langkah cepat segera diayunkan langkahnya
Abimanyu gegas meninggalkan apartemen Angela. Entah apa yang sedang dipikirkan, laki-laki tampan dan gagah itu senang, tapi bercampur bingung, senang karena seorang anak akan lahir di rahim wanita yang amat di cintai, tapi bingung dengan statusnya. Dan yang lebih membuat Abimanyu khawatir, reaksi apa yang akan di lakukan ibunya, jika seorang cucu akan lahir dari rahim Angela Kana, wanita yang di bencinya. Mobil sedan mewah, berhenti tepat di halaman depan, suasana rumah Ratna sudah ramai, banyak anak-anak dengan pakaian nuansa putih, duduk rapi berjajar di ruang tamu. Abimanyu tampak heran, karena tamu yang datang kebanyakan anak-anak. “Bu, yang ibu undang siapa sih, kok banyak anak kecil?” tanya Abimanyu seraya menghampiri ibunya yang sibuk mengawasi menu yang akan dihidangkan. “Oh, Ibu mengundang anak yatim, dari panti asuhan Kasih Bunda, ini semua Hazna yang mau, jadi ibu nurut saja,” jawab Ratna, seraya tersenyum hangat menyambut Abimanyu. “Kenapa sih, harus Hazna yang memutu
Malam yang panjang dan indah, itulah yang dirasakan Hazna, perlahan tapi pasti ia sedang mengambil cinta dari hati suaminya. Netra Hazna terbuka, jam dinding menunjukkan pukul tiga pagi, di usapnya lembut wajah suaminya yang masih mendengkur tipis, seraya tersenyum. Lalu Hazna beranjak dari tempat tidur, seraya meraih baju sleep dreesnya yang sudah berceceran di lantai kamar, lalu dipungutnya, langkahnya menuju cermin, dilihatnya wajah cantiknya yang berantakan, banyak tanda merah di bagian tubuhnya.“Aku, bagaikan seorang pelacur semalam, kenapa aku bisa begitu liar, cintakah atau kemarahanku pada mereka yang bermain di belakangku,” gumam Hazna, tak terasa bulir bening jatuh pelan di pipinya.Kemudian Hazna menuju kamar mandi , membersihkan dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki, setelah mengenakan pakaian gamis sedernaha ia pun berwudhu. Lantuan ayat-ayat suci di lantunkan, dengan merdu. Hingga membuat Abimanyu terbangun, ia mengerjab-ngerjabkan matanya, menatap Hazna yang se
Seketika wajah Bagaskara berubah pucat, kedok kebusukannya sudah terbongkar, tapi ia mencoba bersikap tenang.“Untuk menuntut seseorang, harus ada bukti, Abim.”“Bukti? Tenang saja, aku sudah mempersiapkan buktinya, Santi dengan jelas menceritakan jika kamu yang membawa Hazna pasca kecelakaan, dan kesaksian Pak Dito, jika ia diberi obat tidur oleh Santi hingga menyebabkan kecelakaan, kalian akan cukup lama di penjara!” gertak Abimanyu lalu menutup ponselnya.Bagaskara terlihat panik, ia berusaha menghubungi Santi beberapa hari yang lalu tapi tidak bisa, tidak lama kemudian masuk chat video. Dengan cepat Bagas membukanya, dan video tentang pengakuan Santi yang melibatkan Bagaskara .Kini Bagaskara sadar, jika nasibnya berada di tangan Abimanyu, dan mungkin kali ini Abimanyu tidak akan memaafkannya.Satu minggu telah berlalu, Hazna sudah diperbolehkan pulang, dan saat ini ia sudah berada di kamarnya bersama Abimanyu.“Hemmm aku merindukan kamar ini,” ucap Hazna, lalu menatap dirinya
Abimanyu membaringkan tubuh Hazna ke atas pembaringan, melucuti sleep dres yang masih menempel, kini hanya terlihat tubuh polos yang sangat dirindukannya, tiga bulan sudah ia menahannya dan saat ini, Abimanyu ingin meluapkan hasratnya, desahan nama Hazna selalu di sebutnya dalam puncak kenikmatan, demikian juga Hazna, wanita itupun merasakan hal sama sebuah kenikmatan bercinta ia rasakan.Hujan rintik diluar sana, menjadi saksi permainan panas keduanya di atas ranjang, hingga kedua tubuh itu terkulai di atas ranjang dangan saling berpelukan.Hazna membuka matanya, tubuh polosnya masih berada dipelukan Abimanyu, ia manatap wajah pria yang berada beberapa centi itu, dalam hatinya ia meragu. jika pria yang memperlakukannya penuh dengan cinta adalah target balas dendamnya.Perlahan di uraikannya pelukan Abimanyu, lelaki itu masih tertidur pulas, Hazna turun perlahan dari tempat tidur, meraih bajunya dan beregas membersihkan diri, jam di dinding menunjukkan pukul tiga dini hari, sebuah cha
Hari menjelang sore, ketika Hazna terbangun, ia sedikit terkejut karena ia sudah berada di atas tempat tidur. Rasanya nyaman sekali tidurnya, tidak ada yang perlu ditakutkan berada di dekat Abimanyu.Kini pikiran Hazna bercabang, dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah mungkin Abimanyu Raharja yang berstatus suaminya yang menyebabkan kecelakaan dirinya.Suara ketukan pintu depan membuyarkan lamunannya, jam dinding menunjukkan pukul 4 sore. Bergegas kaki Hazna menginjak lantai dan berjalan untuk membuka pintu.Ceklek!...”Pak Abimanyu,” sapa Hazna.“Sudah puas tidurnya, dari siang hingga sore, kalau sudah, aku ada tugas untukmu.”“Tugas di hari libur?” Hazna memicingkan matanya.“Ya, ada tugas untukmu, ayolah ikut denganku.” Abimanyu langsung menarik tangan Hazna, tidak memberi kesempatan untuk Hazna menolak perintahnya.Abimanyu terus mengandeng paksa Hazna, hingga sampai di area loundry.“Hari ini, Ibu, Leon dan Bi Eni sedang liburan di puncak, aku ingin kamu mencuci bajuku.”“Ahhh a
“Bu dia bukan Hazna,” ucap Derma pelan.“Pak, apa kamu tidak mengenalinya, walau rambutnya berubah cokelat tembaga, dan manik matanya cokelat, tapi aku bisa mengenali putriku,” balas Mega.“Jika dia Hazna, dia tidak akan melepas hijabnya.”Mega menatap nanar wanita di depannya, yang mengenakan dres tanpa lengan, Hazna tidak pernah memakai baju kurang bahan seperti itu meskipun di dalam rumah.“Kamu bukan Hazna...” gumam Mega.“Aku memang bukan Hazna, aku Nayla partner kerja Pak Abimanyu.”“Ayo Bu, kita keluar dari sini,” ajak Derma menarik tangan istrinya.Mega sangat kecewa, dan semakin sedih, dengan langkah gontai keduanya menuju rumah utama.“Bu Mega, Pak Derma, silahkan masuk,” titah Ratna begitu melihat besannya sudah di ambang pintu.Ratna meraih Leon dan berganti mengendongnya.”Eyang sudah kangen sama Leon,” ucapnya seraya mengcup kening bocah satu tahun yang mesih terlelep tidur.“Mengapa ada wanita yang mirip Hazna di sini?” tanya Mega, dengan titik embun di sudut netranya.
Abimanyu kembali ke mobilnya, untuk sesaat dia berpikir tentang pernyataan Dito, bahwa dirinya merasa diberi obat tidur oleh seseorang. Lalu Abimanyu terpikir untuk mendatangi Resort miliknya, di mana Dela dan Anjar melakukan pernikahan. Resort yang dimiliki Abimanyu terbilang ketat pengamanan, kenapa ada seseorang penyusup yang masuk tanpa kartu undangan pernikahan batin Abimanyu sangat kesal.Dengan geram ia menuju resort miliknya, hanya butuh 30 menit Abimanyu telah sampai, seorang security menyambutnya.“Selamat datang pak Abimanyu,”“Pak aku ingin bertemu dengan kepala maintenance sekarang,”“Baik Pak .”“Oh ya siapa security yang berjaga saat malam resepsi pernikahan Dela dan Dokter Anjar di sini, dan disaat Bu Hazna kecelakaan, aku juga ingin bertemu dengannya!”“Kebetulan malam itu, saya Pak yang berjaga,”“Baiklah kita bicara di ruang maintenance.”Tidak lama kemudian, seorang pria yang merupakan staff bagian keamanan dan security sudah berada di ruang maintenance bersama Abi
Kembali ke rumah Abimanyu Raharja, lelaki itu sudah terlihat rapi dengan mengenakan kemeja berwarna biru tua, ia melangah menuju meja makan di sana Ratna sudah menunggunya.“Bu, kemana Leon, semalam kau kemarnya tapi tidak ada dan pagi ini juga aku belum melihatnya?”“Kemarin siang, Pak Derma dan Bu Mega menjemputnya mereka kangen dengan cucunya, mungkin Leon akan satu minggu di sana.”“Kasihan Pak Derma dan Bu Mega, pasti mereka sangat merindukan Hazna, aku harap Hazna kembali dalam keadaan baik-baik saja.”“Abim, jangan berharap sesuatu yang tidak mungkin, ini sudah satu bulan lebih, Hazna belum ada kabar.”“Pak Dito sudah sadar dari koma kemarin, dan menurut keterangannya Hazna waktu itu berhasil keluar dari mobil, bahkan dia ingin membantu mengeluarkan Pak Dito dari dalam mobil, tapi karena kaki Pak Dito terjepit, Hazna kesulitan, lalu ia pergi mencari pertolongan, dan setelah itu Pak Dito tidak sadarkan diri,” jelas Abimanyu.“Benarkah, tapi jika Hazna selamat, kemana dia, apa
Abimanyu mulai mencurigai, jika Nayla adalah Hazna, tapi sebagian hatinya juga mengatakan tidak. Hazna adalah wanita sholehah, ia tidak akan berpenampilan seperti itu, lagi pula buat apa dia melakukannya, hubunganku dengan Hazna sudah baik-baik saja, pikir Abimanyu cukup membuat kepalanya hampir meledak, jika memikirkan kesamaan Nayla dan Hazna.“Pak Abimanyu...Pak..” sapa Hazna ketika melihat Abimanyu melamun.“Oh Maaf, aku sudah kenyang, kita pergi sekarang.” Abimanyu bangkit dari duduknya setelah mengusap mulutnya dengan tissu.Hazna mengikutinya. ”Pak kita ke hotel dulu, barang-barangku masih ada di sana.”“Oke , kita ke hotel dulu.”Abimanyu dan Hazna meninggalkan kafe dan menuju Hotel Raharja. Sesampainya di Hotel Raharja, Hazna langsung menuju kamarnya, mulai mengemasi semua berang-barangnya dalam sebuah travel bag, sesudah itu dengan langkah pelan ia meninggalkan kamar menyusuri lorong hotel, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, ketika ia mendengar perbincangan dua room serv
“Auww,” teriak Hazna kesakitan ketika rambutnya di cengkram kuat oleh Angela.“Angela, lepaskan!” bentak Abimanyu dengan menarik tangan Angela supaya melepaskan tangannya dari rambut Hazna.Angela melepaskan tangannya, tapi matanya masih menatap lekat wanita di depannya.“Kamu siapa? Tidak mungkin Hazna, dia sudah tiada.” gumam Angela.“Dia Nayla, partner kerjaku, awas jika kamu lancang dengannya lagi!” Abimanyu mengertak Angela.Angela masih tertegun, menatap Hazna dari atas ke bawah, ”Nayla, ya kamu bukan Hazna. Hazna selalu menjaga tubuhnya dengan berbalut khimar dan hijab, sedangkan dirimu seperti jalang..”Plak!...tamparan keras mendarat pipi mulus Angela.”“Jaga bicaramu!” bentak Hazna.Seorang security datang.“Pak! Bawa Angela keluar dari sini!” perintah Abimanyu geram.“Abim...jadi kamu sekarang lebih tertarik dengan wanita yang mirip Hazna dari pada diriku!” pekik Angela mengila ia berontak ketika tanganyna diseret security dengan kasar. Abimanyu mendesah kesal lalu kembali
Hazna, tampak berpikir sejenak, ia tidak mau memutuskan apapun tanpa sepengetahuan Bagas. ”Aku akan pikrkan dulu.”Tidak tersasa mereka sampai di kawasan perkantoran, di sana terdapat berjajar deretan kafe, toko dan butik, salah satunya kafe dan restoran Bintang Raharja milik Abimanyu. Abimanyu dan Hazna turun dari mobil.“Nay, aku akan perkenalkan dengan beberapa staff dan karyawan kafe, ikutlah denganku.” ajak Abimanyu.Hazna mengikuti langkah Abimanyu. Hazna menatap dekorasi interior kafe yang bernuansa alam, banyak sekali tanaman hias di dalam ruangan.“Bagus sekali desainnya, terasa ada ditengah alam yang sejuk, gemercik air kolam dengan tanaman hijau yang mengelilinginya membuat pengunjung akan betah disini.”“Desain interior ini, adalah usul dari Hazna, ia menyukai hal-hal yang sederhana, tapi terlihat nyaman,” sahut Abimanyu.Hazna tertegun, ketika melihat Abimanyu berucap, seakan dari nada bicaranya ia sangat mengagumi sosok Hazna. Tapi sekali lagi sikap Abimanyu di anggap