Hazna mendesah pelan, kembali meletakkan ponsel di nakas samping tempat tidur, tiba-tiba hatinya gelisah, mengingat kalimat terakhir Angela di akhir pembicaran lewat ponsel.“Apa maksudmu sebuah kebenaran Angela,” gumam pelan Hazna, sambil mengingat sesuatu.Hazna merasa ada yang aneh dengan perubahan fisik Angela, artis yang di lihatnya terakhir kali itu terlihat langsing, tapi di layar ponsel tadi, Angela terlihat gemuk,dengan perut yang membuncit. tiba-tiba jantung Hazna berdetak kencang, kakinya terasa lemas,pikirannya mulai kacau, ia pun duduk di sofa, dan berusaha menenangkan hatinya. Hingga tak terasa azan subuh terdengar sayup-sayup, tanpa menunda waktu, Hazna bergegas mengambil air wudhu dan segera melaksanakan salat, ia tumpahkan segala kegelisahannya dalam doa-doa di akhir salat , dan itu membuat hatinya kembali tenang.Sinar mentari kembali hadir menyapa pagi, embun mulai pergi meninggalkan dedaunan. Hazna sudah terlihat rapi, dengan baju rok plisket panjang dan blouse s
“Terima kasih atas kepercayaan Ibu, tapi Hazna takut tidak bisa seperti yang ibu inginkan.” Hazna berucap dengan pelan dan menatap sendu wanita setengah baya dengan penampilan yang elegan itu.“Kamu pasti bisa Haz, abaikan rasa sakit yang akan menghujam dirimu, tetap pertahankan posisimu sebagai istri sah Abimanyu Raharja, tidak ada pelakor sejarahnya menang, jangan biarkan Abimanyu menikahi Angela, jauhkan suamimu dari wanita itu,” pinta Ratna.“Semoga Tuhan memberiku kesabaran Bu..,” sahut Hazna.“Haz, apa kamu sudah mendapatkan rekaman video itu?”“Belum Bu, tapi aku yakin seperti dugaan ibu, Bagas adalah pelakunya, Hazna akan berusaha lagi mendapatkan rekaman itu, sebelum di sebarluaskan lagi.”“Iya Haz, harus secepatnya, aku akan mengalihkan perhatian Bagas, lihatlah dia sedang ada di rooftop aku akan mengajaknya bicara, “ ujar Ratna, netranya tertuju pada Bagaskara yang sedang menikmati secangkir kopi dan menu makanan. Lalu Ratna berjalan ke arah Bagas.Hazna bergegas kembali
“Ini untukmu,” ucap Abimanyu sambil menyerahkan setangkai mawar merah.“Teriman kasih,” balas Hazna meraih mawar itu, lalu menciumnya.”Aww,” teriak pelan Hazna, ketika jarinya terkena duri mawar yang dipegangnya.“Ada apa Haz?” “Mas Abim, lupa menghilangkan duri pada wawar yang indah ini.”“Maaf Haz, lain kali aku akan buang durinya, supaya tidak menyakiti tanganmu.”“Tidak perlu Mas, karena aku tidak mau kamu beri mawar lagi, hilangkan mawar itu dari hatimu. Angela, hilangkan dia dari hatimu,” pinta Hazna, sinar matanya terlihat penuh permohonan seraya telapak tangannya mengenggam pungung tangan Abimanyu.Abimanyu hanya terdiam membisu, tapi sinar matanya berbicara penuh arti, hingga pramusaji datang mengantarkan menu pesanan Hazna.“Silahkan menikmati hidangan makan siang, Bu Hazna dan Pak Abimanyu,“ ucap pramusaji wanita dengan sangat ramah melayani dua pasang suami istri pemilik Hotel Raharja.“Terima kasih,” sahut Abimanyu dan Hazna hampir bersamaan.“Kita makan Haz, dan aku
Sementara itu Hazna dan Abimanyu, masih menikmati makan siang yang bergitu romantis, angin lembut berhembus membelai wajah keduanya, sesekali Abimanyu menatap wajah istrinya yang sedang menyuap makanan dengan lahapnya.“Apa wanita hamil, selalu lapar, Haz?” tanya Abimanyu sambil tertawa kecil.“Apa aku kelihatan rakus, Mas...,” timpal Hazna, dengan pipi yang berubah merah.“Iya, kamu seperti seharian belum makan, lihatlah aku perhatikan kamu sudah tambah dua centong nasi lho, Haz.”Hazna tertawa kecil sambil menutup mulutnya, dengan telapak tangannya, tiba-tiba candaan mereka terjeda, karena Bagas melangkah menuju meja makan.“Ooo romantis sekali, bolehkah aku bergabung duduk di sini kakak dan kakak ipar,” ucap Bagaskara sambil melempar senyum ke arah Abimanyu dan Hazna“Silahkan Bagas, kebetulan ada yang aku ingin bahas tentang Raharja Hotel,” balas Abimanyu sambil tangannya mempersilahkan Bagas untuk duduk.“Oke, ada masalah dengan Raharja Hotel?” tanya Bagas.“Tidak ada, tapi ming
Di sebuah kamar hotel, Hazna berbaring miring menatap Abimanyu yang terlelap, beberapa hari ini, lelaki itu membuatnya bahagia, memberinya malam-malam yang indah yang di dambakan oleh seorang istri, senyum terukir di bibir Hazna, jarinya mulai menelusuri wajah tampan dihadapnya, seakan tidak mau ia lepas, sejak kehamilannya ia selalu ingin, dipeluk oleh ayah dari anak yang ia kandung, usai menelusuri wajah suaminya, Hazna mengusap lembut perutnya yang semakin membuncit. Tiba-tiba Abimanyu tebangun.“Kamu belum tidur?” ucap Abimanyu seraya berganti posisi duduk dengan bersandar di tupukan bantal.“Aku akhir-akhir ini sulit memejamkan mata, mungkin pengaruh kehamilanku yang semakin membesar, kadang juga rasa takut tiba-tiba menghampiriku,” balas Hazna, netranya menatap Abimanyu.Seketika Abimanyu meraih bahu Hazna dan merengkuhnya dalam pelukannya, Hazna pun membenamkan kepalanya di dada bidang milik suaminya, rasa nyaman kini ia dapatkan, aroma mint masih tercium segar membuat Hazna m
Malam penuh bintang, bulan bersinar terang, menyebarkan sinarnya memenuhi langit. hembusan angin dingin tapi terasa sejuk menerpa korden jendela yang sedikit terbuka, satu jam yang lalu, beberapa room service, sudah menyiapkan makan malam di tepi kolam dalam kamar vvip executif room, suasana romantis seketika hadir di malam itu, lilin–lilin menyala mengelilingi kolam renang mini, taburan bunga mawar warna merah menambah keelokan malam penuh bintang itu, suasana lebih romantis dengan lampu dinding yang redup menambah keintiman di kamar vvip itu. Tiba-tiba pintu terbuka pelan, sosok lelaki yang di nantikan sejak siang, kini melangkah masuk setelah menutup pintu. Wajah rupawan dengan mata elang dan alis tebal itu menatap Hazna.“Kenapa belum berganti gaun yang aku berikan padamu,” ucap Abimanyu memasang wajah kecewa.“Apakah harus dipakai malam ini,” sahut Hazna mengoda suaminya.“Iya dong, aku ingin melihatmu cantik malam ini, pakailah, aku akan mandi dulu,” pinta Abimanyu telap
Abimanyu terkejut mendengar pengakuan dari istri siri ayahnya itu.”Investor itu Pak Fahri,” tukas Abimanyu, mulai geram.“Pak Fahri adalah orang kepercayaanku, dia kuberi kuasa waktu bekerja sama denganmu, dan saat ini posisi itu kembali padaku, dan menurut perjanjian, aku memliki 40 persen Hotel Raharja Bali,” jawab Ratih pelan, tapi cukup membuat Abimanyu seperti tersambar petir di siang bolong.Hazna hanya terdiam, dia bahkan tidak mengenal wanita yang bernama Ratih, yang membuat suaminya geram itu.“Aku tidak percaya Ibu Ratih berbuat ini pada saya, apa tujuan Bu Ratih dan Bagaskara sebenarnya,” tanya Abimanyu, kedua tanganya di masukan dalam saku celana dan melempar senyum sinis ke arah Ratih.Ratih tersenyum kecil, ”Tidak ada, Abimanyu, justru kamu harus berterima kasih padaku, aku yang telah membantumu membangun hotel ini iya ’kan?”“kalau saja saya tahu bahwa inverstor itu Bu Ratih, aku pasti akan menolaknya,” sela Abimanyu.“Bukan saatnya untuk berdebat, kamu harus terima b
Abimanyu semakin erat merengkuh bahu Hazna, dan membawanya menuju kapal, ia tidak membalas ucapan Hazna. Ketika akan memasuki kapal pesiar, Hazna menghentikan langkahnya.“Kenapa berhenti?” tanya Abimanyu, mengeryitkan kedua alisnya dan tangannya melepas bahu Hazna.“Aku tidak mau naik kapal ini, aku tidak mau di pantai, aku ingin kita pergi dimana kamu dan Angela belum pernah ke sana,” ucap Hazna, dengan tegas.“Haz, jangan seperti anak kecil, aku sudah menyewanya satu hari untuk kamu, dan tidak bisa dibatalkan begitu saja,” portes Abimanyu.“Terserah, silahkan Mas Abim naik kapal itu, tapi aku tidak mau,” rajuk Hazna.Abimanyu menghela napas kesal, dan menyilangkan kedua tangannya di dada, sambil menatap dalam Hazna. Tapi Hazna tidak peduli dengan tatapan Abimanyu. Ia berbalik dan berjalan menjauh dari kapal.“Haz, tunggu. Baik Haz, aku akan menuruti kemauanmu,” teriak Abimanyu dan berjalan mengikuti Hazna.Untunglah sopir hotel belum pergi, Hazna bergegas menaiki mobil alphard.“Bu
Seketika wajah Bagaskara berubah pucat, kedok kebusukannya sudah terbongkar, tapi ia mencoba bersikap tenang.“Untuk menuntut seseorang, harus ada bukti, Abim.”“Bukti? Tenang saja, aku sudah mempersiapkan buktinya, Santi dengan jelas menceritakan jika kamu yang membawa Hazna pasca kecelakaan, dan kesaksian Pak Dito, jika ia diberi obat tidur oleh Santi hingga menyebabkan kecelakaan, kalian akan cukup lama di penjara!” gertak Abimanyu lalu menutup ponselnya.Bagaskara terlihat panik, ia berusaha menghubungi Santi beberapa hari yang lalu tapi tidak bisa, tidak lama kemudian masuk chat video. Dengan cepat Bagas membukanya, dan video tentang pengakuan Santi yang melibatkan Bagaskara .Kini Bagaskara sadar, jika nasibnya berada di tangan Abimanyu, dan mungkin kali ini Abimanyu tidak akan memaafkannya.Satu minggu telah berlalu, Hazna sudah diperbolehkan pulang, dan saat ini ia sudah berada di kamarnya bersama Abimanyu.“Hemmm aku merindukan kamar ini,” ucap Hazna, lalu menatap dirinya
Abimanyu membaringkan tubuh Hazna ke atas pembaringan, melucuti sleep dres yang masih menempel, kini hanya terlihat tubuh polos yang sangat dirindukannya, tiga bulan sudah ia menahannya dan saat ini, Abimanyu ingin meluapkan hasratnya, desahan nama Hazna selalu di sebutnya dalam puncak kenikmatan, demikian juga Hazna, wanita itupun merasakan hal sama sebuah kenikmatan bercinta ia rasakan.Hujan rintik diluar sana, menjadi saksi permainan panas keduanya di atas ranjang, hingga kedua tubuh itu terkulai di atas ranjang dangan saling berpelukan.Hazna membuka matanya, tubuh polosnya masih berada dipelukan Abimanyu, ia manatap wajah pria yang berada beberapa centi itu, dalam hatinya ia meragu. jika pria yang memperlakukannya penuh dengan cinta adalah target balas dendamnya.Perlahan di uraikannya pelukan Abimanyu, lelaki itu masih tertidur pulas, Hazna turun perlahan dari tempat tidur, meraih bajunya dan beregas membersihkan diri, jam di dinding menunjukkan pukul tiga dini hari, sebuah cha
Hari menjelang sore, ketika Hazna terbangun, ia sedikit terkejut karena ia sudah berada di atas tempat tidur. Rasanya nyaman sekali tidurnya, tidak ada yang perlu ditakutkan berada di dekat Abimanyu.Kini pikiran Hazna bercabang, dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah mungkin Abimanyu Raharja yang berstatus suaminya yang menyebabkan kecelakaan dirinya.Suara ketukan pintu depan membuyarkan lamunannya, jam dinding menunjukkan pukul 4 sore. Bergegas kaki Hazna menginjak lantai dan berjalan untuk membuka pintu.Ceklek!...”Pak Abimanyu,” sapa Hazna.“Sudah puas tidurnya, dari siang hingga sore, kalau sudah, aku ada tugas untukmu.”“Tugas di hari libur?” Hazna memicingkan matanya.“Ya, ada tugas untukmu, ayolah ikut denganku.” Abimanyu langsung menarik tangan Hazna, tidak memberi kesempatan untuk Hazna menolak perintahnya.Abimanyu terus mengandeng paksa Hazna, hingga sampai di area loundry.“Hari ini, Ibu, Leon dan Bi Eni sedang liburan di puncak, aku ingin kamu mencuci bajuku.”“Ahhh a
“Bu dia bukan Hazna,” ucap Derma pelan.“Pak, apa kamu tidak mengenalinya, walau rambutnya berubah cokelat tembaga, dan manik matanya cokelat, tapi aku bisa mengenali putriku,” balas Mega.“Jika dia Hazna, dia tidak akan melepas hijabnya.”Mega menatap nanar wanita di depannya, yang mengenakan dres tanpa lengan, Hazna tidak pernah memakai baju kurang bahan seperti itu meskipun di dalam rumah.“Kamu bukan Hazna...” gumam Mega.“Aku memang bukan Hazna, aku Nayla partner kerja Pak Abimanyu.”“Ayo Bu, kita keluar dari sini,” ajak Derma menarik tangan istrinya.Mega sangat kecewa, dan semakin sedih, dengan langkah gontai keduanya menuju rumah utama.“Bu Mega, Pak Derma, silahkan masuk,” titah Ratna begitu melihat besannya sudah di ambang pintu.Ratna meraih Leon dan berganti mengendongnya.”Eyang sudah kangen sama Leon,” ucapnya seraya mengcup kening bocah satu tahun yang mesih terlelep tidur.“Mengapa ada wanita yang mirip Hazna di sini?” tanya Mega, dengan titik embun di sudut netranya.
Abimanyu kembali ke mobilnya, untuk sesaat dia berpikir tentang pernyataan Dito, bahwa dirinya merasa diberi obat tidur oleh seseorang. Lalu Abimanyu terpikir untuk mendatangi Resort miliknya, di mana Dela dan Anjar melakukan pernikahan. Resort yang dimiliki Abimanyu terbilang ketat pengamanan, kenapa ada seseorang penyusup yang masuk tanpa kartu undangan pernikahan batin Abimanyu sangat kesal.Dengan geram ia menuju resort miliknya, hanya butuh 30 menit Abimanyu telah sampai, seorang security menyambutnya.“Selamat datang pak Abimanyu,”“Pak aku ingin bertemu dengan kepala maintenance sekarang,”“Baik Pak .”“Oh ya siapa security yang berjaga saat malam resepsi pernikahan Dela dan Dokter Anjar di sini, dan disaat Bu Hazna kecelakaan, aku juga ingin bertemu dengannya!”“Kebetulan malam itu, saya Pak yang berjaga,”“Baiklah kita bicara di ruang maintenance.”Tidak lama kemudian, seorang pria yang merupakan staff bagian keamanan dan security sudah berada di ruang maintenance bersama Abi
Kembali ke rumah Abimanyu Raharja, lelaki itu sudah terlihat rapi dengan mengenakan kemeja berwarna biru tua, ia melangah menuju meja makan di sana Ratna sudah menunggunya.“Bu, kemana Leon, semalam kau kemarnya tapi tidak ada dan pagi ini juga aku belum melihatnya?”“Kemarin siang, Pak Derma dan Bu Mega menjemputnya mereka kangen dengan cucunya, mungkin Leon akan satu minggu di sana.”“Kasihan Pak Derma dan Bu Mega, pasti mereka sangat merindukan Hazna, aku harap Hazna kembali dalam keadaan baik-baik saja.”“Abim, jangan berharap sesuatu yang tidak mungkin, ini sudah satu bulan lebih, Hazna belum ada kabar.”“Pak Dito sudah sadar dari koma kemarin, dan menurut keterangannya Hazna waktu itu berhasil keluar dari mobil, bahkan dia ingin membantu mengeluarkan Pak Dito dari dalam mobil, tapi karena kaki Pak Dito terjepit, Hazna kesulitan, lalu ia pergi mencari pertolongan, dan setelah itu Pak Dito tidak sadarkan diri,” jelas Abimanyu.“Benarkah, tapi jika Hazna selamat, kemana dia, apa
Abimanyu mulai mencurigai, jika Nayla adalah Hazna, tapi sebagian hatinya juga mengatakan tidak. Hazna adalah wanita sholehah, ia tidak akan berpenampilan seperti itu, lagi pula buat apa dia melakukannya, hubunganku dengan Hazna sudah baik-baik saja, pikir Abimanyu cukup membuat kepalanya hampir meledak, jika memikirkan kesamaan Nayla dan Hazna.“Pak Abimanyu...Pak..” sapa Hazna ketika melihat Abimanyu melamun.“Oh Maaf, aku sudah kenyang, kita pergi sekarang.” Abimanyu bangkit dari duduknya setelah mengusap mulutnya dengan tissu.Hazna mengikutinya. ”Pak kita ke hotel dulu, barang-barangku masih ada di sana.”“Oke , kita ke hotel dulu.”Abimanyu dan Hazna meninggalkan kafe dan menuju Hotel Raharja. Sesampainya di Hotel Raharja, Hazna langsung menuju kamarnya, mulai mengemasi semua berang-barangnya dalam sebuah travel bag, sesudah itu dengan langkah pelan ia meninggalkan kamar menyusuri lorong hotel, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, ketika ia mendengar perbincangan dua room serv
“Auww,” teriak Hazna kesakitan ketika rambutnya di cengkram kuat oleh Angela.“Angela, lepaskan!” bentak Abimanyu dengan menarik tangan Angela supaya melepaskan tangannya dari rambut Hazna.Angela melepaskan tangannya, tapi matanya masih menatap lekat wanita di depannya.“Kamu siapa? Tidak mungkin Hazna, dia sudah tiada.” gumam Angela.“Dia Nayla, partner kerjaku, awas jika kamu lancang dengannya lagi!” Abimanyu mengertak Angela.Angela masih tertegun, menatap Hazna dari atas ke bawah, ”Nayla, ya kamu bukan Hazna. Hazna selalu menjaga tubuhnya dengan berbalut khimar dan hijab, sedangkan dirimu seperti jalang..”Plak!...tamparan keras mendarat pipi mulus Angela.”“Jaga bicaramu!” bentak Hazna.Seorang security datang.“Pak! Bawa Angela keluar dari sini!” perintah Abimanyu geram.“Abim...jadi kamu sekarang lebih tertarik dengan wanita yang mirip Hazna dari pada diriku!” pekik Angela mengila ia berontak ketika tanganyna diseret security dengan kasar. Abimanyu mendesah kesal lalu kembali
Hazna, tampak berpikir sejenak, ia tidak mau memutuskan apapun tanpa sepengetahuan Bagas. ”Aku akan pikrkan dulu.”Tidak tersasa mereka sampai di kawasan perkantoran, di sana terdapat berjajar deretan kafe, toko dan butik, salah satunya kafe dan restoran Bintang Raharja milik Abimanyu. Abimanyu dan Hazna turun dari mobil.“Nay, aku akan perkenalkan dengan beberapa staff dan karyawan kafe, ikutlah denganku.” ajak Abimanyu.Hazna mengikuti langkah Abimanyu. Hazna menatap dekorasi interior kafe yang bernuansa alam, banyak sekali tanaman hias di dalam ruangan.“Bagus sekali desainnya, terasa ada ditengah alam yang sejuk, gemercik air kolam dengan tanaman hijau yang mengelilinginya membuat pengunjung akan betah disini.”“Desain interior ini, adalah usul dari Hazna, ia menyukai hal-hal yang sederhana, tapi terlihat nyaman,” sahut Abimanyu.Hazna tertegun, ketika melihat Abimanyu berucap, seakan dari nada bicaranya ia sangat mengagumi sosok Hazna. Tapi sekali lagi sikap Abimanyu di anggap