Abimanyu tampak menahan marah, mendengar pernyataan asisten pribadinya. Hasil dari penyelidikan Adri mengarah pada nama Hazna, dan itu membuat Abimanyu murka, ia mendesah kasar meluapkan kekesalannya, rasa kasihan dan simpatik pada Hazna memudar begitu saja. Hari menjelang malam, Abimanyu menutup laptop, dan membereskan meja kerjanya, ia memang terbiasa merapikan meja kerjanya sendiri sebelum meningalkan ruangan, ia tidak ingin barang-barang pribadinya di sentuh oleh orang lain. Setelah selesai ia menuju tempat parkir dan tidak sengaja di dalam lift ia bertemu dengan Bagaskara.“Wah, kamu memang penakluk wanita Abimanyu, terutama Hazna, dia seperti kerbau di cucuk hidungnya, sebenarnya kamu beruntung punya istri seperti Hazna, kecantikannya tidak kalah dengan artis dan model ibukota, dan ia juga wanita penurut,” celoteh sinis Bagas.“Hemmm, jaga bicaramu Bagaskara Raharja, kalau saja kita bukan saudara sudah aku hajar mulut nyiyirmu itu,” sahut Abimanyu . dengan tegas tanpa menoleh
“Aku cemburu Haz, jika ada pria yang berusaha mendekatimu, pertama Dokter Anjar, lalu Bagaskara. Apa kamu tidak melihat Bagaskara itu jatuh cinta padamu,” gertak lelaki bertubuh atletis, dengan tangan masih melingkar di pingang Hazna.Hazna, membuang muka ke samping, lalu menatap kembali Abimanyu, matanya berkilat menahan tangis.”Itu juga yang aku rasakan Mas..., ketika kamu bersama wanita lain, kamu sembunyikan di mana kekasihmu itu hah, kalau hatimu sakit, aku di dekati pria lain, aku juga sakit ketika ada wanita lain berusaha merebutmu dariku,” ucap Hazna.Perlahan Abimanyu melepaskan pelukannya.”Pergilah Haz, kamu benar aku mengkhianatimu,” pinta Abimanyu, dadanya terasa ditusuk pisau, rasa sakit itu memang nyata, hari demi hari , ia tidak bisa ia pungkiri bahwa pesona Hazna telah mencuri hatinya, dan perasaan cinta pada Angela telah berubah hanya sebatas tanggung jawab terhadap anak yang di kandung Angela. Begitu dahsyatnya yang kuasa membolak-balikkan keadaan, benci berubah
Malam penuh bintang, langit gelap terlihat berkilau. Hazna terdiam ketika tangan Abimanyu melingkar di pingangnya, mereka berdansa mengikuti iringan musik yang romantis, di sebuah kafe out door private di tepi pantai, lampu warna-warni menghiasi, bibir Abimanyu di dekatkan di telinga Hazna, sambil berbisik lembut.”Haz, aku minta maaf, telah menuduhmu membuat dan menyebarkan video itu.”“Jadi, untuk itu Mas Abimanyu mnegajakku ke sini?”“Ini sebagai permintaan maafku.”“Bolehkah aku meminta sesuatu Mas...” pinta Hazna, seraya menatap dalam wajah tampan yang terlihat begitu jelas.“Apa yang kamu inginkan Haz?”“Tetaplah seperti ini, cintai aku.”“Aku mencintaimu,” ucap Abimanyu tanpa keraguan sedikitpun.Hazna menyandarkan kepalanya di dada suaminya, rasa bahagia menyusup di hatinya, tapi juga rasa kekhawatiran datang bersamaan, Ia tidak berani meminta Abimanyu untuk meninggalkan Angela. Bagi Hazna, sedikit cinta dari suaminya sudah cukup, hatinya berbunga-bunga kembali, rasanya ribua
Hazna mengintip meja kerja Bagaskara, terlihat kosong, entah kemana pria yang tak kalah tampannya dengan Abimanyu, kedua putra Raharja itu mewarisi bentuk fisik seperti ayahnya, tinggi, tegap dan gagah. Hazna mendesah pelan, kemudian dengan berhati –hati ia menuju meja kerja milik adik iparnya itu, ketika kakinya sampai di depan meja , ia mulai membuka laptop Bagaskara, dan mulai mencari sesuatu, yaitu rekaman vidio antara suaminya dengan Angela, tapi Hazna tidak mendapatkan apa-apa, hingga suara langkah kaki membuatnya cemas, dan segera kembali ke meja kerjanya. seseorang membuka pintu, terlihat Bagaskara menuju ke meja kerjanya dan duduk di kursi dan mulai menyalakan laptopnya.“Rupanya ada yang penasaran dengan isi laptopku, apa yang kamu cari Hazna, kenapa kamu membuka laptopku?” cerca Bagaskara, karena merasakan posisi laptopnya berubah.“Jangan mengangguku dengan pertanyaan konyolmu, jika kamu curiga padaku, cepatlah pindah dari ruangan ini,” jawab Hazna, berusaha bersikap ten
Hazna mendesah pelan, kembali meletakkan ponsel di nakas samping tempat tidur, tiba-tiba hatinya gelisah, mengingat kalimat terakhir Angela di akhir pembicaran lewat ponsel.“Apa maksudmu sebuah kebenaran Angela,” gumam pelan Hazna, sambil mengingat sesuatu.Hazna merasa ada yang aneh dengan perubahan fisik Angela, artis yang di lihatnya terakhir kali itu terlihat langsing, tapi di layar ponsel tadi, Angela terlihat gemuk,dengan perut yang membuncit. tiba-tiba jantung Hazna berdetak kencang, kakinya terasa lemas,pikirannya mulai kacau, ia pun duduk di sofa, dan berusaha menenangkan hatinya. Hingga tak terasa azan subuh terdengar sayup-sayup, tanpa menunda waktu, Hazna bergegas mengambil air wudhu dan segera melaksanakan salat, ia tumpahkan segala kegelisahannya dalam doa-doa di akhir salat , dan itu membuat hatinya kembali tenang.Sinar mentari kembali hadir menyapa pagi, embun mulai pergi meninggalkan dedaunan. Hazna sudah terlihat rapi, dengan baju rok plisket panjang dan blouse s
“Terima kasih atas kepercayaan Ibu, tapi Hazna takut tidak bisa seperti yang ibu inginkan.” Hazna berucap dengan pelan dan menatap sendu wanita setengah baya dengan penampilan yang elegan itu.“Kamu pasti bisa Haz, abaikan rasa sakit yang akan menghujam dirimu, tetap pertahankan posisimu sebagai istri sah Abimanyu Raharja, tidak ada pelakor sejarahnya menang, jangan biarkan Abimanyu menikahi Angela, jauhkan suamimu dari wanita itu,” pinta Ratna.“Semoga Tuhan memberiku kesabaran Bu..,” sahut Hazna.“Haz, apa kamu sudah mendapatkan rekaman video itu?”“Belum Bu, tapi aku yakin seperti dugaan ibu, Bagas adalah pelakunya, Hazna akan berusaha lagi mendapatkan rekaman itu, sebelum di sebarluaskan lagi.”“Iya Haz, harus secepatnya, aku akan mengalihkan perhatian Bagas, lihatlah dia sedang ada di rooftop aku akan mengajaknya bicara, “ ujar Ratna, netranya tertuju pada Bagaskara yang sedang menikmati secangkir kopi dan menu makanan. Lalu Ratna berjalan ke arah Bagas.Hazna bergegas kembali
“Ini untukmu,” ucap Abimanyu sambil menyerahkan setangkai mawar merah.“Teriman kasih,” balas Hazna meraih mawar itu, lalu menciumnya.”Aww,” teriak pelan Hazna, ketika jarinya terkena duri mawar yang dipegangnya.“Ada apa Haz?” “Mas Abim, lupa menghilangkan duri pada wawar yang indah ini.”“Maaf Haz, lain kali aku akan buang durinya, supaya tidak menyakiti tanganmu.”“Tidak perlu Mas, karena aku tidak mau kamu beri mawar lagi, hilangkan mawar itu dari hatimu. Angela, hilangkan dia dari hatimu,” pinta Hazna, sinar matanya terlihat penuh permohonan seraya telapak tangannya mengenggam pungung tangan Abimanyu.Abimanyu hanya terdiam membisu, tapi sinar matanya berbicara penuh arti, hingga pramusaji datang mengantarkan menu pesanan Hazna.“Silahkan menikmati hidangan makan siang, Bu Hazna dan Pak Abimanyu,“ ucap pramusaji wanita dengan sangat ramah melayani dua pasang suami istri pemilik Hotel Raharja.“Terima kasih,” sahut Abimanyu dan Hazna hampir bersamaan.“Kita makan Haz, dan aku
Sementara itu Hazna dan Abimanyu, masih menikmati makan siang yang bergitu romantis, angin lembut berhembus membelai wajah keduanya, sesekali Abimanyu menatap wajah istrinya yang sedang menyuap makanan dengan lahapnya.“Apa wanita hamil, selalu lapar, Haz?” tanya Abimanyu sambil tertawa kecil.“Apa aku kelihatan rakus, Mas...,” timpal Hazna, dengan pipi yang berubah merah.“Iya, kamu seperti seharian belum makan, lihatlah aku perhatikan kamu sudah tambah dua centong nasi lho, Haz.”Hazna tertawa kecil sambil menutup mulutnya, dengan telapak tangannya, tiba-tiba candaan mereka terjeda, karena Bagas melangkah menuju meja makan.“Ooo romantis sekali, bolehkah aku bergabung duduk di sini kakak dan kakak ipar,” ucap Bagaskara sambil melempar senyum ke arah Abimanyu dan Hazna“Silahkan Bagas, kebetulan ada yang aku ingin bahas tentang Raharja Hotel,” balas Abimanyu sambil tangannya mempersilahkan Bagas untuk duduk.“Oke, ada masalah dengan Raharja Hotel?” tanya Bagas.“Tidak ada, tapi ming
Seketika wajah Bagaskara berubah pucat, kedok kebusukannya sudah terbongkar, tapi ia mencoba bersikap tenang.“Untuk menuntut seseorang, harus ada bukti, Abim.”“Bukti? Tenang saja, aku sudah mempersiapkan buktinya, Santi dengan jelas menceritakan jika kamu yang membawa Hazna pasca kecelakaan, dan kesaksian Pak Dito, jika ia diberi obat tidur oleh Santi hingga menyebabkan kecelakaan, kalian akan cukup lama di penjara!” gertak Abimanyu lalu menutup ponselnya.Bagaskara terlihat panik, ia berusaha menghubungi Santi beberapa hari yang lalu tapi tidak bisa, tidak lama kemudian masuk chat video. Dengan cepat Bagas membukanya, dan video tentang pengakuan Santi yang melibatkan Bagaskara .Kini Bagaskara sadar, jika nasibnya berada di tangan Abimanyu, dan mungkin kali ini Abimanyu tidak akan memaafkannya.Satu minggu telah berlalu, Hazna sudah diperbolehkan pulang, dan saat ini ia sudah berada di kamarnya bersama Abimanyu.“Hemmm aku merindukan kamar ini,” ucap Hazna, lalu menatap dirinya
Abimanyu membaringkan tubuh Hazna ke atas pembaringan, melucuti sleep dres yang masih menempel, kini hanya terlihat tubuh polos yang sangat dirindukannya, tiga bulan sudah ia menahannya dan saat ini, Abimanyu ingin meluapkan hasratnya, desahan nama Hazna selalu di sebutnya dalam puncak kenikmatan, demikian juga Hazna, wanita itupun merasakan hal sama sebuah kenikmatan bercinta ia rasakan.Hujan rintik diluar sana, menjadi saksi permainan panas keduanya di atas ranjang, hingga kedua tubuh itu terkulai di atas ranjang dangan saling berpelukan.Hazna membuka matanya, tubuh polosnya masih berada dipelukan Abimanyu, ia manatap wajah pria yang berada beberapa centi itu, dalam hatinya ia meragu. jika pria yang memperlakukannya penuh dengan cinta adalah target balas dendamnya.Perlahan di uraikannya pelukan Abimanyu, lelaki itu masih tertidur pulas, Hazna turun perlahan dari tempat tidur, meraih bajunya dan beregas membersihkan diri, jam di dinding menunjukkan pukul tiga dini hari, sebuah cha
Hari menjelang sore, ketika Hazna terbangun, ia sedikit terkejut karena ia sudah berada di atas tempat tidur. Rasanya nyaman sekali tidurnya, tidak ada yang perlu ditakutkan berada di dekat Abimanyu.Kini pikiran Hazna bercabang, dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah mungkin Abimanyu Raharja yang berstatus suaminya yang menyebabkan kecelakaan dirinya.Suara ketukan pintu depan membuyarkan lamunannya, jam dinding menunjukkan pukul 4 sore. Bergegas kaki Hazna menginjak lantai dan berjalan untuk membuka pintu.Ceklek!...”Pak Abimanyu,” sapa Hazna.“Sudah puas tidurnya, dari siang hingga sore, kalau sudah, aku ada tugas untukmu.”“Tugas di hari libur?” Hazna memicingkan matanya.“Ya, ada tugas untukmu, ayolah ikut denganku.” Abimanyu langsung menarik tangan Hazna, tidak memberi kesempatan untuk Hazna menolak perintahnya.Abimanyu terus mengandeng paksa Hazna, hingga sampai di area loundry.“Hari ini, Ibu, Leon dan Bi Eni sedang liburan di puncak, aku ingin kamu mencuci bajuku.”“Ahhh a
“Bu dia bukan Hazna,” ucap Derma pelan.“Pak, apa kamu tidak mengenalinya, walau rambutnya berubah cokelat tembaga, dan manik matanya cokelat, tapi aku bisa mengenali putriku,” balas Mega.“Jika dia Hazna, dia tidak akan melepas hijabnya.”Mega menatap nanar wanita di depannya, yang mengenakan dres tanpa lengan, Hazna tidak pernah memakai baju kurang bahan seperti itu meskipun di dalam rumah.“Kamu bukan Hazna...” gumam Mega.“Aku memang bukan Hazna, aku Nayla partner kerja Pak Abimanyu.”“Ayo Bu, kita keluar dari sini,” ajak Derma menarik tangan istrinya.Mega sangat kecewa, dan semakin sedih, dengan langkah gontai keduanya menuju rumah utama.“Bu Mega, Pak Derma, silahkan masuk,” titah Ratna begitu melihat besannya sudah di ambang pintu.Ratna meraih Leon dan berganti mengendongnya.”Eyang sudah kangen sama Leon,” ucapnya seraya mengcup kening bocah satu tahun yang mesih terlelep tidur.“Mengapa ada wanita yang mirip Hazna di sini?” tanya Mega, dengan titik embun di sudut netranya.
Abimanyu kembali ke mobilnya, untuk sesaat dia berpikir tentang pernyataan Dito, bahwa dirinya merasa diberi obat tidur oleh seseorang. Lalu Abimanyu terpikir untuk mendatangi Resort miliknya, di mana Dela dan Anjar melakukan pernikahan. Resort yang dimiliki Abimanyu terbilang ketat pengamanan, kenapa ada seseorang penyusup yang masuk tanpa kartu undangan pernikahan batin Abimanyu sangat kesal.Dengan geram ia menuju resort miliknya, hanya butuh 30 menit Abimanyu telah sampai, seorang security menyambutnya.“Selamat datang pak Abimanyu,”“Pak aku ingin bertemu dengan kepala maintenance sekarang,”“Baik Pak .”“Oh ya siapa security yang berjaga saat malam resepsi pernikahan Dela dan Dokter Anjar di sini, dan disaat Bu Hazna kecelakaan, aku juga ingin bertemu dengannya!”“Kebetulan malam itu, saya Pak yang berjaga,”“Baiklah kita bicara di ruang maintenance.”Tidak lama kemudian, seorang pria yang merupakan staff bagian keamanan dan security sudah berada di ruang maintenance bersama Abi
Kembali ke rumah Abimanyu Raharja, lelaki itu sudah terlihat rapi dengan mengenakan kemeja berwarna biru tua, ia melangah menuju meja makan di sana Ratna sudah menunggunya.“Bu, kemana Leon, semalam kau kemarnya tapi tidak ada dan pagi ini juga aku belum melihatnya?”“Kemarin siang, Pak Derma dan Bu Mega menjemputnya mereka kangen dengan cucunya, mungkin Leon akan satu minggu di sana.”“Kasihan Pak Derma dan Bu Mega, pasti mereka sangat merindukan Hazna, aku harap Hazna kembali dalam keadaan baik-baik saja.”“Abim, jangan berharap sesuatu yang tidak mungkin, ini sudah satu bulan lebih, Hazna belum ada kabar.”“Pak Dito sudah sadar dari koma kemarin, dan menurut keterangannya Hazna waktu itu berhasil keluar dari mobil, bahkan dia ingin membantu mengeluarkan Pak Dito dari dalam mobil, tapi karena kaki Pak Dito terjepit, Hazna kesulitan, lalu ia pergi mencari pertolongan, dan setelah itu Pak Dito tidak sadarkan diri,” jelas Abimanyu.“Benarkah, tapi jika Hazna selamat, kemana dia, apa
Abimanyu mulai mencurigai, jika Nayla adalah Hazna, tapi sebagian hatinya juga mengatakan tidak. Hazna adalah wanita sholehah, ia tidak akan berpenampilan seperti itu, lagi pula buat apa dia melakukannya, hubunganku dengan Hazna sudah baik-baik saja, pikir Abimanyu cukup membuat kepalanya hampir meledak, jika memikirkan kesamaan Nayla dan Hazna.“Pak Abimanyu...Pak..” sapa Hazna ketika melihat Abimanyu melamun.“Oh Maaf, aku sudah kenyang, kita pergi sekarang.” Abimanyu bangkit dari duduknya setelah mengusap mulutnya dengan tissu.Hazna mengikutinya. ”Pak kita ke hotel dulu, barang-barangku masih ada di sana.”“Oke , kita ke hotel dulu.”Abimanyu dan Hazna meninggalkan kafe dan menuju Hotel Raharja. Sesampainya di Hotel Raharja, Hazna langsung menuju kamarnya, mulai mengemasi semua berang-barangnya dalam sebuah travel bag, sesudah itu dengan langkah pelan ia meninggalkan kamar menyusuri lorong hotel, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, ketika ia mendengar perbincangan dua room serv
“Auww,” teriak Hazna kesakitan ketika rambutnya di cengkram kuat oleh Angela.“Angela, lepaskan!” bentak Abimanyu dengan menarik tangan Angela supaya melepaskan tangannya dari rambut Hazna.Angela melepaskan tangannya, tapi matanya masih menatap lekat wanita di depannya.“Kamu siapa? Tidak mungkin Hazna, dia sudah tiada.” gumam Angela.“Dia Nayla, partner kerjaku, awas jika kamu lancang dengannya lagi!” Abimanyu mengertak Angela.Angela masih tertegun, menatap Hazna dari atas ke bawah, ”Nayla, ya kamu bukan Hazna. Hazna selalu menjaga tubuhnya dengan berbalut khimar dan hijab, sedangkan dirimu seperti jalang..”Plak!...tamparan keras mendarat pipi mulus Angela.”“Jaga bicaramu!” bentak Hazna.Seorang security datang.“Pak! Bawa Angela keluar dari sini!” perintah Abimanyu geram.“Abim...jadi kamu sekarang lebih tertarik dengan wanita yang mirip Hazna dari pada diriku!” pekik Angela mengila ia berontak ketika tanganyna diseret security dengan kasar. Abimanyu mendesah kesal lalu kembali
Hazna, tampak berpikir sejenak, ia tidak mau memutuskan apapun tanpa sepengetahuan Bagas. ”Aku akan pikrkan dulu.”Tidak tersasa mereka sampai di kawasan perkantoran, di sana terdapat berjajar deretan kafe, toko dan butik, salah satunya kafe dan restoran Bintang Raharja milik Abimanyu. Abimanyu dan Hazna turun dari mobil.“Nay, aku akan perkenalkan dengan beberapa staff dan karyawan kafe, ikutlah denganku.” ajak Abimanyu.Hazna mengikuti langkah Abimanyu. Hazna menatap dekorasi interior kafe yang bernuansa alam, banyak sekali tanaman hias di dalam ruangan.“Bagus sekali desainnya, terasa ada ditengah alam yang sejuk, gemercik air kolam dengan tanaman hijau yang mengelilinginya membuat pengunjung akan betah disini.”“Desain interior ini, adalah usul dari Hazna, ia menyukai hal-hal yang sederhana, tapi terlihat nyaman,” sahut Abimanyu.Hazna tertegun, ketika melihat Abimanyu berucap, seakan dari nada bicaranya ia sangat mengagumi sosok Hazna. Tapi sekali lagi sikap Abimanyu di anggap