Share

Bab 104

Penulis: Jannah Zein
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-26 18:02:34

Bab 104

"Jadi anak kita sudah meninggal, Aariz?" Perempuan itu merosot jatuh ke lantai. Dia duduk sembari memeluk lututnya, menyembunyikan wajah dan air matanya.

Pria itu seketika membeku. Dia memang berdiri, namun tidak bergerak sedikitpun untuk mendekati mantan istrinya. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri.

Jika memang benar bayi yang diberi nama Zaid itu ternyata putranya, maka berarti putranya sudah meninggal dunia.

Kenyataan ini sungguh menyakitkan. Sedikitpun tidak pernah terpikirkan olehnya. Di awal dia hanya mengenal Gibran sebagai putranya sebelum tes DNA itu. Meski sempat terbetik pertanyaan di dalam hatinya, kenapa Gibran hanya mau disusui oleh Alifa. Gibran pun menolak semua merk susu formula, baik yang biasa maupun soya.

Apakah ada yang kebetulan di dalam rancangan takdir?

Apakah ini jalan supaya ia bisa berjodoh dengan ibunda Gibran ini?

Pria itu memutar tubuhnya, lalu menarik sang istri agar berdiri. Mereka berdiri dengan tubuh saling menempel satu sama lain. Aariz
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Vita Sari
padahal masih seru ingin ada kelanjutannya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 105

    Bab 105"Kami menipumu?" Alifa menggeleng beberapa kali. Meski kaget dengan mode menyeramkan yang diperlihatkan oleh suaminya, tapi Alifa berusaha untuk mengerti. Memang tidak mudah untuk menerima kenyataan ini. Aariz pasti shock. Dulu ia mengira Gibran adalah darah dagingnya, lalu sang ibunda memintanya untuk tes DNA. Kenyataan kemudian membuat dia sempat membenci bayi itu, karena mengira Gibran adalah anak dari selingkuhan Winda.Nyatanya Gibran adalah anak kandung Alifa!Wajar kalau Aariz merasa dipermainkan. Alifa pun merasa ini terlalu mengejutkan."Kalian seolah menggiring opiniku bahwa Gibran adalah anak selingkuhan Winda yang harus aku terima dengan lapang dada, tapi nyatanya Gibran adalah anak kamu. Apa ini cara kalian agar aku bisa membenci mantan istriku, lalu berbalik mencintai dan menikah denganmu?!" Pria itu naik ke tempat tidur, dan duduk dengan kaki berselonjor. Dia masih menatap sang istri yang nampak menunduk. Dari raut wajahnya tersirat jelas jika Alifa saat ini t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 106

    Bab 106Dia sudah terlanjur menikahi perempuan itu, bahkan mengumumkan pada publik jika Alifa adalah istrinya. Pesta pernikahan digelar hari ini. Pasti akan sangat memalukan jika dia harus menceraikan Alifa hari ini juga. Bagaimana dia bisa menjaga reputasinya jika dia menceraikan Alifa sekarang? Belum lagi kemarahan yang harus ia terima dari ibu dan adiknya.Semua ini sangat rumit. Terlebih dengan bayi itu. Dulu ia mengira jika bayi itu adalah darah dagingnya, namun setelah tes DNA, ternyata ia tidak identik. Ibunya pun mengatakan jika Winda tidak sebaik yang ia kira. Opininya langsung tergiring jika bayi itu adalah anak selingkuhan Winda. Tidak pernah terpikir di benaknya jika Atta bermain, dengan menukarkan bayinya yang sudah meninggal dengan bayi orang lain yang masih hidup, lalu membawa ibu bayi itu ke rumah utama keluarganya.Sudah jelas dari awal, jika Atta dan ibunya memang berencana menjodohkan dirinya dengan ibu dari bayi itu. Dan terjadilah pernikahan ini.Apakah ia menye

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 107

    Bab 107Lalu sekarang, setelah ia menikah yang kedua kalinya, apa yang ia dapatkan?Setiap rumah tangga ternyata punya ujiannya masing-masing....Dia memiliki ibu mertua dan ipar yang baik, tapi suaminya sendiri justru menganggapnya seperti orang asing, walaupun Aariz tidak pernah melakukan kekerasan secara fisik.Ini seperti kebalikan dari rumah tangganya yang dulu. Apakah ini tantangan atau jalan untuk menjadi janda yang kedua kali? Alifa tersenyum miris.Rasa cintanya kepada pria itu belum lagi berkembang, baru merupakan kuncup, tetapi sudah layu dan tergerus karena satu hal yang di luar kendalinya. Dia tidak pernah mengira jika mantan istri suaminya itu akan muncul kembali. Bukankah Aariz pernah bilang jika Winda sudah menikah lagi?Kenapa Winda malah muncul tepat di hari resepsi perkawinan mereka?Apakah Aariz sengaja memanipulasi keadaan untuk meyakinkan dirinya sendiri, jika dia tidak akan mungkin kembali kepada Winda dengan menikahinya? Seperti itu pula harapan ibu dan adikny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 108

    Bab 108Keputusan Aariz tidak bisa diganggu-gugat. Apa yang ia katakan sesuai dengan kebijakannya. Dia memang akan menutup kasus ini. Namun bukan berarti dokter Ariana dan Dena bisa melanjutkan kontrak kerja mereka di rumah sakit ini. Bukan persoalan karena bayinya yang ditukarkan, tapi rasa tanggung jawabnya sebagai atasan mereka, direktur RSIA Hermina. Apapun alasannya, menukar bayi tanpa sepengetahuan kedua belah pihak itu merupakan hal yang tidak dibenarkan. Bayi itu manusia, bukan barang.Lain cerita jika hal itu sudah menjadi kesepakatan kedua belah pihak. Itu bukan lagi ranah rumah sakit, karena rumah sakit hanya bertugas untuk menolong persalinan dan merawat ibu dan bayi."Saya menghargai niat baik kalian. Dan saya berharap Atta bertanggung jawab untuk memberikan kompensasi, karena sudah memaksa kalian untuk menukarkan bayi dan juga membuat kalian tidak bisa melanjutkan kontrak kerja di rumah sakit ini," ujarnya.Itulah kalimat yang terlontar dari Aariz, sebelum akhirnya kedua

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 109

    Bab 109Langkah-langkah lebar Keenan membawanya masuk ke dalam ruang kerjanya. Siska menyambut dengan senyum lebar. Sekretaris pengganti itu adalah perempuan berumur 35 tahunan yang pernah bekerja dengan bidang kerja yang sama saat ini. Dari awal Keenan memang meminta sekretaris pengganti yang benar-benar profesional, bukan yang profesional menggoda atasannya saja. Pihak HRD akhirnya merekomendasikan nama Siska. Keenan yang membaca profilnya langsung tertarik, apalagi saat melihat jika perempuan itu berpakaian muslimah dengan pengalaman kerja yang cukup banyak."Selamat pagi, Pak," sapa Siska. Sembari memegang iPadnya, perempuan itu mulai membacakan jadwal kegiatan Keenan hari ini. Pagi ini dia harus menemui beberapa orang klien di tempat berbeda, belum lagi rapat dengar pendapat dengan jajaran direksi. Perusahaannya baru saja bangkit dari keterpurukan dan perlu evaluasi yang mendalam. Itulah kenapa awal bulan ini dia sengaja mengumpulkan semua direktur yang di berada di bawahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 110

    Bab 110 "Saya akui ini kesalahan saya. Tapi saya nggak menyangka Mas Aariz melakukan hal sejauh ini, padahal seharusnya dia bisa meminta pertanggungjawaban saya. Saya udah bilang berkali-kali kalau mau marah, marahlah kepada saya," ujar Atta seraya menatap dokter Ariana, Dena, dan Arum bergantian. Wajahnya menyiratkan penyesalan. Bagaimana tidak? Gara-gara ulahnya yang ceroboh, dua perempuan ini sampai kehilangan pekerjaan, padahal keduanya begitu mencintai dunia medis. "Semua udah terjadi, Mas. Dan kemungkinan setelah ini kami akan sulit praktek," lirih Dena. Dibandingkan dokter Ariana, Dena lah yang paling cemas dengan kondisi mereka saat ini. Karena ia adalah tulang punggung keluarga, punya ibu yang sudah tua dan tidak bisa bekerja lagi. "Untuk satu atau dua bulan ke depan, sebaiknya kalian istirahat dulu. Anggap saja cuti panjang. Nanti aku pikirkan jalan keluar untuk kalian. Sebagai kompensasi, saya akan membayar gaji kalian sama seperti gaji yang kalian terima sewaktu mas

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 111

    Bab 111"Mau apa kamu kemari?" sambut Aariz saat perempuan itu sampai di ruangan pribadinya."Aku bosan di rumah, jadi aku bawa anak-anak kemari. Kami ingin bermain di taman," sahut Alifa."Kenapa harus kemari? Seperti tidak ada taman lain saja. Di pusat kota ada taman bermain yang bagus, bahkan di dekatnya ada mall. Kamu bisa bermain sepuasnya di sana dengan anak-anak." Pria itu mendengus, namun ia tidak bisa menolak kedatangan Alifa, atau akan terjadi pertengkaran yang membuat keadaan semakin rumit.Alifa tidak tahu dengan kehebohan yang terjadi di sini, setelah dokter Ariana dan Dena di keluarkan dari rumah sakit ini."Aku hanya ingin bermain di sini. Di taman kota terlalu ramai, sedangkan di sini suasananya lebih adem. Lagi pula....." Alifa menelan ludah, tak melanjutkan kalimat yang mungkin saja akan membuat Aariz salah paham."Kamu ingin dekat denganku?" tebak pria itu.Tuh, kan, benar tebakannya?"Terserah apa asumsi Mas, lagi pula aku tidak akan mengganggu pekerjaan Mas. Kami

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 112

    Bab 112Dokter Ariana dan Dena memang bersalah, tapi itu tidak adil buat mereka. Gara-gara Atta, mereka sampai kehilangan pekerjaan. Meski nantinya mereka masih bisa praktek di rumah sakit lain, tapi akan sulit sepertinya. Sudah bukan rahasia lagi, jika terdapat kasus yang fatal, maka mereka akan kehilangan kepercayaan dari rumah sakit manapun.Setelah menyelesaikan urusan makan anak-anaknya, Alifa segera menelpon Atta."Dokter Ariana dan Dena dikeluarkan dari RSIA Hermina, Ta. Apakah kamu sudah tahu?" tanya Alifa begitu panggilannya tersambung. Pria itu memang selalu cepat merespon apabila Alifa yang menghubungi. Terbukti hari ini, panggilannya yang langsung tersambung saat ia baru saja memencet tombol berwarna hijau."Malah mereka sudah datang kemari. Katanya disuruh oleh suamimu," tukas pria itu dengan nada santai. "Memangnya kenapa, Mbak Alifa? Apakah ada masalah?""Ini nggak adil untuk mereka. Mereka kan cuma melakukan perintahmu. Kenapa malah mereka yang mendapatkan hukuman? Ken

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03

Bab terbaru

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 172

    Bab 172Mulutnya yang disumpal membuat Lisa tidak bisa lagi berteriak. Akhirnya wanita itu memilih diam, ketimbang membuat energinya terkuras hanya untuk meronta-ronta. Lisa menyadari, mungkin ini adalah akhir dari hidupnya. Beberapa orang laki-laki itu pasti disuruh keluarga El Fata untuk melenyapkannya dari muka bumi ini, karena dia sudah melakukan percobaan pembunuhan kepada istri dari pewaris utama keluarga itu, yang malah sedang hamil pula. Pasti kemarahan mereka berkali-kali lipat, karena setiap kehamilan di keluarga El Fata itu sangat berharga, apalagi konon katanya ini adalah cucu pertama mereka. Gibran adalah anak bawaan Alifa dari suami pertamanya, sementara Anindita hanya sekedar anak angkat yang dipungut dari panti asuhan.Dia membiarkan para pria itu membawanya dengan posisi seperti di tandu. Lisa memejamkan mata. Ngeri dan takut yang luar biasa. Dia hanya bisa pasrah. Mereka berjalan menyusuri semak belukar dengan pepohonan lebat di sekitarnya. Semakin ke sini dia meras

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 171 ( Diculik)

    Bab 171Langkahnya tersaruk-saruk dengan tangan gemetar menenteng tas besar. Lisa akhirnya memasuki lift yang akan membawanya ke lantai dasar bangunan pencakar langit ini. Tas besar itu berisi seluruh pakaiannya dan terasa cukup berat baginya. Perempuan itu baru merasakan punggungnya yang sakit akibat didorong oleh Winda saat menyandarkan dirinya di dinding lift. Kebetulan hanya ada dia seorang di sana.Mungkin ini hampir tengah malam, jadi lift sepi."Wanita sinting! Kapok aku kerja sama dengan dia. Padahal seharusnya dia tanggung jawab, karena gara-gara ini aku harus kehilangan pekerjaan. Masih untung Mas Atta masih mau mengampuniku dan tidak membawa kasus ini ke jalur hukum," gumam Lisa. Dia memejamkan matanya sejenak."Sudah nggak dapat bayaran, kehilangan pekerjaan pula! Sial benar aku. Tapi ya, sudahlah. Sudah terlanjur pula, nggak bisa balik lagi. Aku juga nggak mungkin kerja di kota ini. Lebih baik pulang kampung saja."Terbayang di kampungnya, ibunya yang tengah sakit dan but

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 170

    Bab 170"Jadi kamu gagal? Keterlaluan! Lalu apa gunanya kamu kemari?" bentak Winda."Saya ingin menagih bayaran yang sudah Nyonya janjikan, karena saya sudah melaksanakan tugas dengan baik. Soal berhasil atau gagal, itu bukan urusan saya, Nyonya, karena itu tergantung kepada keberuntungan atau tidaknya. Dan Mbak Alifa rupanya masih beruntung, dia hanya memakan sedikit dari bubur itu, lalu merasa lemas dan Dokter Aariz dengan cepat memberinya tindakan. Apa Nyonya lupa, jika mantan suami Nyonya itu adalah seorang dokter?!"Tentu saja Lisa tidak mau disalahkan. Dia tidak ingin usahanya gagal begitu saja. Sudah diusir dari rumah keluarga El Fata, tidak mendapat bayaran pula. Padahal dia sudah berusaha semaksimal mungkin. Hanya saja Alifa memang beruntung. Ulahnya kepergok oleh bi Narti. Meskipun perempuan itu hanyalah perempuan kampung, tetapi rupanya bi Narti cukup cerdik. Merasa ada yang mencurigakan, bi Narti malah menyimpan bubur itu ke tempat rahasia, lalu setelah dirasa situasi cuk

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 169

    Bab 169Atta memang sungguh tidak terduga. Dia cerdik melebihi ekspektasi, walaupun terkadang sikapnya rada menyebalkan. Tapi Aariz tidak menampik, Atta memang memiliki kepekaan tinggi jika ada bahaya disekitar mereka.Dia dan Atta memang jarang akur, jarang satu pemikiran dan pendapat, tapi mereka tetaplah saudara. Di dalam diri mereka mengalir darah yang sama, darah El Fata.Di sela-sela kesibukannya yang berkali-kali lipat meningkat sejak Hotel Permata bekerjasama dengan perusahaan milik Keenan, Atta tetap meluangkan waktunya untuk mengamati perkembangan yang terjadi di rumah utama, terutama Alifa dan orang-orang yang berada di sekitar perempuan itu. Bahkan Naira dan Maya pun tidak luput dari perhatian Atta, walaupun sebenarnya kedua gadis itu bisa dipercaya.Aariz dan Alifa bahkan tidak pernah berpikir sampai sejauh itu. Meski Alifa selalu berusaha menutupi kehamilan dengan pakaian longgar, tetapi memakai pakaian yang sangat longgar bukan merupakan style Alifa. Alifa memang menyuk

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 168

    Bab 168"Sudah berapa bulan, Mbak?" tunjuk Atta pada perut Alifa."Berapa bulan?!" Perempuan itu sangat terkejut. Selama ini tidak ada yang tahu tentang kehamilannya selain mereka berdua."Mbak bisa menyembunyikan kehamilan pada semua orang, tetapi tidak padaku." Pria itu tersenyum, tapi senyumnya terasa amat misterius."Berapa bulan apanya? Kamu jangan macam-macam deh!" sergah Aariz. Tentu saja ia panik. Dia tidak menyangka ternyata ada orang yang mengetahui kehamilan Alifa, padahal mereka sudah berusaha maksimal untuk menutupi fakta itu."Aku hanya menginginkan kejujuran kalian. Mbak Alifa sudah hamil berapa bulan?" tegas pria itu. "Jangan coba-coba mengelak. Aku sudah tahu semuanya. Aku hanya ingin menguji kejujuran kalian."Alifa terlihat menghela nafas, sebelum akhirnya mendesah. "Sudah hampir 5 bulan, Ta. Dari mana kamu tahu jika aku hamil?""Akhir-akhir ini Mbak Alifa terlalu tertutup sama aku. Di awal aku malah berpikir jika Mbak ingin menghindariku setelah menikah dengan Mas

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 167

    Bab 167"Masa Mas bohong sih?"Setelah memberikan penjelasan panjang lebar kepada keluarga pasien, termasuk menahan kekesalannya terhadap keluarga pasien yang terlihat sama sekali tidak khawatir dengan keadaan anggota keluarganya, bahkan malah lebih khawatir kehilangan sawah ketimbang nyawa istri sendiri, Aariz langsung kembali ke ruangan pribadinya di rumah sakit umum ini. Tentu dia mencemaskan Alifa yang harus ia tinggalkan sendirian di ruangan ini, apalagi proses operasi pengangkatan rahim itu memakan waktu berjam-jam karena penuh dengan pendarahan dan prosedurnya jauh dari kata mudah.Sebagai seorang dokter kandungan, satu hal yang paling ia hindari adalah operasi pengangkatan rahim, karena ini yang paling krusial. Bukan cuma tingkat kesulitannya yang tinggi, tapi juga tingkat emosional, karena diangkatnya rahim dari tubuh seorang perempuan, berarti mematikan harapan perempuan itu beserta keluarganya untuk mendapatkan keturunan.Terbukti, dia harus berjuang mati-matian untuk meya

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 166

    Bab 166 "Mana suaminya? Panggil kemari ya." perintah Aariz kepada Nia, yang dengan segera dituruti gadis itu. Dia beranjak meninggalkan ruangan. Hanya berselang 5 menit, Nia sudah datang diiringi dengan dua orang laki-laki. Seorang laki-laki separuh baya, dan satu lagi merupakan laki-laki yang sudah tua renta. "Silahkan duduk." Pria itu mendengus kasar sebelum akhirnya ia berhasil menguasai dirinya. Sebenarnya dia ingin sekali marah, tapi dia tetap harus menjaga sikap. Ini adalah kedua kalinya dia bertemu dengan suami dari pasien yang mengalami pendarahan pasca operasi caesar ini. Dua tahun yang lalu dia juga menangani kasus yang sama. Jejak rekam medik pasien bernama Rusmina ini membuat Aariz rasanya ingin angkat tangan saja. "Mohon maaf, dua tahun yang lalu saya lah yang menangani persalinan ibu Rusmina, persalinan anak ketiga yang waktu itu pun juga mengalami kasus yang sama. Persalinan lewat operasi caesar dengan kasus plasenta akreta dan obesitas. Saat itu saya sudah m

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 165

    Bab 165"Aku ikut, Mas!" Perempuan itu mengambil tasnya, lalu memegang tangan sang suami, membuat Aariz menghela nafas berat. Dia tentu paham maksud sang istri."Kamu yakin? Mas tidak tahu kapan kita bisa pulang. Mungkin malam....""Tidak apa-apa. Aku bisa menunggu di ruang pribadi Mas seperti biasa.""Baiklah." Pria itu berjongkok, lalu mencium pipi anak sambungnya sekilas. "Papa dan Mama berangkat dulu ya. Gibran baik-baik sama tante Naira."Beruntungnya tidak ada drama yang menghambat kepergian mereka. Gibran anak yang anteng dan jarang rewel. Dia sudah biasa hanya bersama pengasuhnya. Aariz mengendarai mobilnya dengan terburu-buru, meski tidak ugal-ugalan. Dia tetap memperhatikan keselamatan berlalu lintas, apalagi ada istri di sampingnya.Alifa hanya terdiam. Dia tidak berminat untuk berbicara dengan sang suami, dan justru tenggelam dalam pikirannya sendiri. Frasatnya sudah tidak enak saat dokter Halimah menelpon. Alifa tahu dokter Halimah adalah orang yang loyal kepada suaminy

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 164

    Bab 164 "Program masih berjalan, walaupun tidak terlalu efektif. Ada orang yang dikhususkan untuk mengurusi itu," jelas Aariz. "Kok bisa? Bukannya kemarin banyak yang menyambut antusias program itu? Terutama para ibu hamil atau pasangan suami istri yang merencanakan kehamilan dan punya anak." Alifa menyerngitkan kening. Dia baru ingat, karena terlibat secara langsung saat launching program itu. Dan dia melihat sendiri bagaimana antusiasme para undangan yang memenuhi tempat acara itu, terutama ibu-ibu hamil yang memang pernah memeriksakan kandungan ke RSIA Hermina, atau yang sedang menjalani promil. "Mas juga kurang tahu apa sebabnya, tetapi Mas bersyukur masih banyak juga orang yang percaya dengan RSIA Hermina, dan masih banyak orang yang mau menitipkan uangnya agar nantinya mereka bisa merencanakan persalinan yang aman dan selamat." "Itu tujuan kita, bukan?" tukas Alifa. "Itu tujuan utama, di samping pihak rumah sakit pastinya akan mendapatkan dana segar yang bisa digunakan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status