Share

Bab 197

Penulis: Arizah Karimah
Di rumah Keluarga Haningrat.

Malam itu, Eleanor kembali ke rumah untuk makan malam. Jovita terlihat sangat bahagia. Dia bahkan memasak hampir semua hidangan favorit Eleanor.

"Eleanor, duduklah di sini," ujar Jovita sambil menepuk kursi di sebelahnya. Dia mengisyaratkan agar Eleanor duduk di sampingnya.

Eleanor sebenarnya tidak memiliki perasaan apa pun terhadap rumah ini. Ketika duduk di meja makan sambil memandang berbagai hidangan lezat di depannya, dia sama sekali tidak berselera makan.

Namun karena Jovita selama ini memperlakukannya dengan sangat baik, Eleanor merasa tidak pantas menolak undangan tersebut sebagai seorang cucu. Setelah duduk, dia menyadari ada pertukaran pandangan samar antara Tiara dan Felicia.

"Hari ini, Eleanor jarang-jarang pulang. Nenekmu pasti sangat senang," ujar Felicia sambil tersenyum palsu. Dia melanjutkan dengan ramah, "Eleanor, kalau ada waktu sering-seringlah pulang. Bagaimanapun, ini rumahmu juga."

Jari Eleanor bergerak pelan di sekitar sumpitnya. Su
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Utari Sugeng Budiyono
Eleanor ini oon atau apa sih.. suka gemes sama tokoh lembek begini
goodnovel comment avatar
Liebe A
aduh gimana nanti kalo pingsan di jebak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 198

    Eleanor menghabiskan seluruh mangkuk sup yang diberikan kepadanya. Setelah meletakkan mangkuk kosong di atas meja, dia mengangkat pandangannya dan menangkap kilauan kegembiraan di mata Tiara."Eleanor, temani Nenek duduk di ruang tamu ya," ujar Jovita dengan lembut."Oke," jawab Eleanor tanpa ragu. Dia mendorong kursi roda neneknya menuju ruang tamu.Tiara dan Felicia saling bertukar pandang penuh arti. Tatapan bahagia mereka sulit untuk disembunyikan.Setelah mengobrol sebentar dengan Jovita, Eleanor mulai merasa pusing. Dia coba mengatur napas sambil menggeleng, tetapi rasa kantuk mulai menyerang.Melihat Eleanor seperti akan tertidur, Jovita bertanya dengan cemas, "Eleanor, kamu kenapa?"Eleanor mengusap pelipisnya seraya menjawab, "Tiba-tiba rasanya pusing dan sangat ngantuk.""Apa kamu kurang istirahat? Kalau begitu, jangan pulang malam ini. Nenek akan suruh orang menyiapkan kamar untukmu," ujar Jovita dengan penuh kekhawatiran.Eleanor menekan rasa pusingnya, lalu membalas, "Ngga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 199

    Akan tetapi, dari sisi Eleanor tidak ada yang menjawab. Harry pun mulai cemas dan mondar-mandir sambil menggaruk kepala. Dia terus mengulangi, "Apa yang harus kulakukan?"Harry tidak bisa hanya duduk diam menunggu ibunya dicelakai. Dia segera menghubungi Daniel. Panggilannya dijawab hampir seketika.Daniel bertanya, "Harry, ada apa?"Harry bertanya, "Kak, kamu dan Mama lagi di rumah sekarang?""Aku di rumah. Mama pergi ke rumah Keluarga Haningrat untuk makan malam," balas Daniel.Seperti dugaan Harry, Eleanor telah ditipu. Dia teringat pembicaraan wanita jahat tadi tentang hotel dan sebagainya. Hal ini membuatnya makin khawatir."Kak, kamu suruh Mama Vivi datang menjemputmu ...." Harry tiba-tiba berhenti.Ini tidak benar. Wanita jahat itu sebelumnya sudah menugaskan seseorang untuk mengawasi mereka. Siapa tahu kali ini mereka juga melakukannya? Jika ketahuan saat meninggalkan rumah, itu bisa celaka."Harry, kenapa?" tanya Daniel dengan nada lebih serius setelah mendengar nada khawatir

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 200

    Setelah selesai berbicara, Yoana mendongak dan menghabiskan anggurnya dalam tegukan besar. Ekspresi Jeremy sedikit berubah, tetapi dia tidak menghentikannya."Yoana, sudah cukup. Jangan minum lagi," ucap Bella dengan nada sedikit prihatin.Namun, Yoana tidak mendengarkan. Kali ini, dia menuang segelas penuh anggur untuk dirinya sendiri. Dengan mata berkaca-kaca, dia menatap mereka dengan penuh ketulusan sambil berujar, "Bibi, aku belum selesai bicara. Biarkan aku menyelesaikan ini."Tatapan Yoana beralih kembali ke Jeremy. Dia melanjutkan, "Remy, aku tahu kamu marah padaku. Aku sudah melakukan banyak kesalahan, bahkan berusaha menjebak Eleanor. Tapi, itu semua karena aku terlalu mencintaimu. Aku takut kehilanganmu."Yoana menambahkan, "Remy, aku sadar aku salah. Aku akan berubah. Aku benar-benar akan berubah. Tolong jangan batalkan pertunangan kita ya?""Apa?" Bella hampir berdiri dari tempat duduknya. Dia bertanya, "Batalkan pertunangan? Remy, apa maksudnya?"Ekspresi wajah Jeremy ber

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 201

    Di saat keraguan meliputi, pintu tiba-tiba terbuka dari dalam. Tarimi keluar sambil membawa sekantong sampah. Ketika melihat pria yang berdiri di depan pintu, dia tampak terkejut sesaat, lalu dengan sengaja menutup pintu.Melihat hal itu, Yoana melangkah maju menahan pintu dan bertanya, "Bibi, Bu Eleanor ada di rumah?""Hari ini dia nggak di rumah. Ada urusan apa kalian mencarinya?" tanya Tarimi.Yoana tersenyum tipis. "Nggak ada urusan penting. Jadi, cuma Bibi sendiri di rumah?"Tarimi mengangguk. "Iya."Baru saja kata-kata itu dilontarkan, suara film animasi terdengar dari dalam rumah yang hening. Sudut bibir Yoana melengkung membentuk senyuman. "Cuma Bibi sendiri, 'kan? Apa Bibi masih suka nonton film animasi?"Wajah Tarimi langsung berubah gugup. Dia buru-buru mencoba menutup pintu sambil berkata, "Nggak, nggak ada suara film animasi. Kamu salah dengar."Melihat ekspresi gugup Tarimi, Yoana semakin merasa puas. Dia menahan pintu dengan tangannya dan berkata, "Oh, begitu? Mungkin ka

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 202

    Mendengar ucapan itu, keraguan di mata Jeremy sedikit mereda dan dia diam-diam menghela napas lega. Terlepas dari apakah bocah di depannya benar-benar Daniel atau bukan, sudah jelas tuduhan Yoana bahwa Eleanor membawa seorang anak berusia tiga tahun adalah sebuah kebohongan.Kata-kata Daniel sebelumnya telah disesuaikan dengan Harry. Pakaian yang dikenakan Daniel juga telah ditukar dengan milik Harry. Namun, mereka tidak yakin apakah Jeremy akan memercayainya."Papa, kenapa kamu datang ke tempat Mama?" Daniel bertanya balik kepada Jeremy.Jeremy mengernyitkan alis. "Nggak ada alasan tertentu."Tatapan Jeremy berubah dingin seperti sebilah pisau tajam yang diarahkan ke Yoana. "Mana anak yang kamu bicarakan itu?"Yoana merasa tubuhnya merinding saat bertemu dengan tatapan dingin Jeremy. Melihat situasi ini, dia merasa ragu dan mulai curiga apakah dirinya telah salah percaya pada kebohongan yang dibuat oleh Tiara bodoh itu.Anak yang disebut-sebut itu tidak pernah ditemukan, bahkan kali i

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 203

    Yoana menyunggingkan senyuman tipis. "Tengah malam begini Bu Eleanor nggak pulang ke rumah, malah pergi ke hotel. Apa yang dia lakukan di sana?""Aku nggak tahu soal itu. Dia nggak bilang apa-apa," jawab Tiara dengan nada acuh tak acuh.Senyuman di sudut bibir Yoana semakin sulit disembunyikan. Meskipun dia tidak menemukan anak Eleanor, rencananya tetap berjalan. Malam ini, Eleanor dipastikan tidak akan bisa lolos lagi."Jeremy, Bu Eleanor pergi ke hotel selarut ini. Jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi padanya?"Jeremy tidak mengatakan apa-apa, tetapi wajahnya terlihat dingin dan suram. Mata gelapnya penuh dengan ketegasan. Saat itu, telepon dari Andy masuk. "Bos, lokasi ponsel Bu Eleanor ada di Hotel Orchard.""Papa." Daniel melangkah maju. "Mama pasti dalam bahaya. Dia biasanya nggak pernah pergi ke hotel, apalagi nggak menjawab telepon."Yoana yang berdiri di samping, memutar matanya sedikit, lalu berkata, "Siapa tahu Bu Eleanor lagi sibuk." Ucapan Yoana memiliki maksud tersembun

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 204

    Eleanor sedikit memiringkan kepala dan berkata dengan tenang, "Kusarankan kalian pikir ulang sebelum bertindak.""Hah, kamu cuma seorang wanita, apa yang perlu kami takuti? Serang dia!""Benar, lihat saja bagaimana kami akan mempermainkanmu!"Ketika salah satu preman mencoba menyentuh Eleanor, sebuah senyuman dingin muncul di sudut bibirnya. Begitu tangannya hampir mengenai tubuh Eleanor, Eleanor mengangkat kakinya dan menendang keras ke arah perut preman itu.Preman itu tidak siap dan langsung terlempar ke lantai. Eleanor menatapnya dengan dingin. Dua preman lainnya hanya bisa melongo, menyaksikan Eleanor mengalahkan teman mereka dengan cepat. Mata mereka mulai menunjukkan rasa takut.Wanita ini jelas memiliki kemampuan bela diri.Situasi mulai berbalik. Ketakutan mulai menyelimuti kedua preman itu dan mereka mundur tanpa berani mendekat. Ekspresi Eleanor tetap dingin dan penuh ketenangan, membuat siapa pun yang melihatnya merasa gentar.Tiara yang melihat anak buahnya tidak berguna,

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 205

    Eleanor langsung mengerutkan kening dan melancarkan serangan ke arah orang yang menangkapnya tanpa ragu.Namun, kecepatan lawan jauh melampaui dirinya. Dalam sekejap, pria itu menghindar dengan mudah, kemudian memutar pergelangan tangannya dan menekan tubuh Eleanor ke dinding.Saat Eleanor mendongak, dia langsung melihat wajah tampan yang penuh kesan santai. Pria itu mengenakan setelan jas hitam, dengan beberapa kancing kemeja bagian dalam yang sengaja dibiarkan terbuka."Charlie?" Eleanor akhirnya menghela napas lega."Sudah kubilang untuk sering berlatih, tapi kamu malah malas-malasan. Di hadapanku saja, kamu nggak bisa melancarkan satu serangan pun. Jangan bilang kamu belajar dariku kalau keluar nanti."Nada bicaranya yang santai terdengar di telinga Eleanor."Jangan bercanda dan lepaskan aku!" Tubuh Eleanor terasa semakin tidak nyaman. Bahkan setelah dia keluar, efek aroma dari kamar itu masih cukup kuat. Tubuhnya mulai terasa panas dan dia bersandar ke dinding untuk menenangkan di

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 378

    Saat mendengar tentang kedua anak itu, akhirnya ada sedikit emosi di mata Jeremy.Melihat itu, Andy segera melanjutkan, "Para pelayan bilang kondisi mereka kurang baik. Tuan Daniel memang pendiam, tapi sekarang Tuan Harry juga jarang bicara. Pak Simon jatuh sakit, sedangkan Bu Bella menangis setiap hari. Bos, sebaiknya kamu di rumah malam ini."Ada sedikit perubahan di mata Jeremy. Dia sebenarnya lebih memahami situasi ini daripada siapa pun. Jika selama tiga hari ini dia tidak menemukan Eleanor, hanya ada dua kemungkinan. Eleanor mungkin diselamatkan oleh seseorang, atau kemungkinan terburuk telah terjadi ....Jeremy mengusap pelipisnya dan berkata, "Suruh orang-orang di laut mencari di sekitar. Periksa rumah-rumah di tepi pantai, kapal yang berlayar dalam beberapa hari terakhir, serta semua rumah sakit, klinik, dan apotek di sekitar.""Baik, aku akan segera mengaturnya."....Larut malam di ruang tamu, satu orang dewasa dan dua anak kecil duduk dalam diam, seolah-olah telah kehilanga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 377

    Bella melirik Alicia dan Patrick, lalu menghapus air mata di sudut matanya. "Bawa anak-anak ke atas dulu."Setelah Harry dan Daniel naik ke lantai atas, ekspresi Bella langsung berubah dingin. Dia menepis tangan Alicia yang menariknya dengan dingin.Sebelumnya saat belum tahu bahwa kedua anak itu adalah keturunan Keluarga Adrian, dia sudah merasa tindakan Yoana terlalu kejam.Sekarang setelah mengetahui bahwa mereka adalah cucunya sendiri, kebenciannya terhadap Yoana semakin dalam.Wanita itu hampir saja membunuh cucunya! Dasar perempuan jahat itu! Yoana benar-benar tidak layak untuk hidup.Kali ini, demi menyingkirkan Eleanor, dia bahkan tidak ragu menyeret Jeremy ke dalam bahaya."Keluar!" Bella menunjuk ke arah pintu dan berteriak marah, "Putrimu hampir membunuh cucuku dan sekarang nyaris mencelakai anakku. Berani-beraninya kamu datang menemuiku dan menyebut namanya?""Alicia, kalau kamu nggak bisa mendidik anakmu dengan baik, pasti ada orang lain yang akan melakukannya untukmu.""B

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 376

    Dia benar-benar bodoh. Dulu dia hanya berpikir bahwa Eleanor membenci Yoana yang selalu berada di sisinya, jadi timbul niat jahat untuk menyingkirkan Yoana dan anak itu.Namun dia lupa, saat itu Eleanor sendiri sudah hamil 8 bulan dan hampir melahirkan. Dari mana wanita itu punya waktu atau niat untuk mencelakai seorang anak yang bahkan tidak ada hubungannya dengannya?Jeremy terlalu terpaku pada kebenaran yang terlihat di matanya, sampai-sampai dia lupa bahwa Eleanor telah bersamanya selama dua tahun tanpa pernah berebut apa pun, mencari masalah, ataupun menyakiti orang. Dengan kepribadiannya yang lembut, bagaimana mungkin dia bisa mencelakai seseorang?Jeremy tersenyum sinis, mengejek kebodohannya sendiri di masa lalu. Di antara orang luar dan istrinya, dia tidak pernah memilih untuk percaya pada istri sendiri."Ya, aku juga nggak tahu kenapa dia ingin mencelakaiku .... Tapi orang yang mencelakaiku memang dia .... Bukankah kamu sudah menyelidikinya? Kebenaran ada di depan mata. Pembu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 375

    Yoana merasakan sakit yang luar biasa. Dia tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari Jeremy benar-benar akan memperlakukannya seperti ini demi Eleanor.Saat Jeremy menembak 3 kali, Andy yang berdiri di samping hanya bisa menyaksikan dengan ngeri. Akhirnya, dia maju dan mengingatkan, "Bos, kalau terus menembaknya, dia akan mati. Takutnya, pihak Keluarga Pratama nggak akan tinggal diam."Bagaimanapun, Yoana adalah Nona Besar Keluarga Pratama. Jika dia mati seperti ini, mereka pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.Jeremy melirik Yoana yang tergeletak di lantai seperti seonggok daging tak bernyawa, matanya dipenuhi dengan kebencian yang dalam. Dia melemparkan pistol di tangan ke Andy, lalu mengambil saputangan yang diberikan Andy. Sambil mengelap tangan, dia berucap dengan suara dingin, "Kematian terlalu mudah baginya."Kematian sering kali merupakan bentuk pembebasan terbaik. Saat ini, Yoana bahkan tidak pantas untuk mati."Panggil dokter untuk mengobatinya. Nggak perlu menggunakan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 374

    "Bu Vivi, bos kami juga sangat sedih. Tolong tenang." Andy maju untuk menarik Vivi menjauh.Vivi tiba-tiba terjatuh di atas pasir, wajahnya penuh air mata. "Dosa apa yang telah Eleanor lakukan sampai harus bertemu denganmu? Sebenarnya keuntungan apa yang dia dapatkan?""Semua ini salahmu, salahmu! Berengsek! Untuk apa kamu berlutut di sini? Saat dia masih ada, kamu nggak menghargainya. Sekarang dia sudah nggak ada, untuk apa kamu pura-pura sedih di sini?"Entah kalimat mana yang memicu emosi Jeremy, tetapi cahaya di matanya semakin dingin. Akhirnya, dia mendongak dan menatap Vivi dengan tegas, "Dia nggak mati. Dia hanya marah padaku dan sembunyi. Aku akan menemukannya. Aku pasti akan menemukannya dan membawanya pulang."Jeremy meyakinkan dirinya sendiri. Eleanor hanya sedang marah dan tidak mau memaafkannya. Selama amarahnya reda, dia pasti akan kembali.Selama Eleanor kembali, apa pun yang wanita itu inginkan akan diberi, entah itu orang atau nyawa, semuanya akan diberikan. Asalkan di

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 373

    "Ah! Jangan pukul lagi .... Lepaskan, ah ... ah! Tolong! Tolong ....""Aku akan membunuhmu, Yoana! Kamu memang pembawa sial! Kamu berkali-kali mencelakai Jeremy! Aku akan membunuhmu!" pekik Bella.Simon memegang keningnya, menutup mata, dan menarik napas dalam-dalam. Kemudian, dia melambaikan tangan dengan tak berdaya. "Seret dia.""Segera siapkan mobil, panggil semua orang untuk mencari! Cepat, cepat sedikit!"....Jeremy mencari di laut selama setengah jam penuh. Tidak ditemukan! Tidak ada yang ketemu!Jeremy terus memperluas area pencariannya. Permukaan laut terasa sunyi dan mencekam, tak seorang pun berani bersuara.Semua orang tahu, dengan ombak yang begitu besar tadi, orang yang terluka dan tersapu ombak selama setengah jam tanpa ditemukan ... tidak akan berakhir baik."Nggak mungkin, Eleanor bisa berenang! Dia akan baik-baik saja, pasti baik-baik saja ...." Jeremy terus mencari tanpa lelah.....Eleanor tidak tahu bagaimana akhirnya dia bisa sampai ke tepian. Ombak dingin terus

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 372

    Justin segera menopang tubuh Simon dengan kedua tangannya dan menepuk dada Simon untuk menenangkan dirinya. "Tuan Simon? Tuan Simon? Tuan, bertahanlah. Cepat panggil dokter. Cepat!"Namun, dua menit kemudian, sebuah kabar datang lagi lebih cepat daripada datangnya dokter. "Tuan Simon, ada kabar dari sana bilang Tuan Jeremy baik-baik saja. Dia tidak jatuh ke laut."Simon pun menarik napas dalam-dalam dengan bantuan Justin, tatapannya akhirnya terlihat kembali bersinar. Dia langsung memerintah dengan lantang dan suara yang serak, "Jadi, dia sudah kembali? Uhuk uhuk. Dia sudah kembali? Cepat suruh dia pulang!"Pada saat itu, seorang pengawal lainnya yang baru saja menutup telepon bergegas masuk ke ruangan itu. "Tuan Simon, Tuan Jeremy ...."Simon segera maju dan bertanya, "Ada apa dengan dia?""Nona Eleanor jatuh ke laut, jadi Tuan Jeremy ikut melompat untuk mengejarnya," jawab pengawal itu.Wajah Simon yang baru saja pulih pun kembali pucat, Justin juga segera menopang tubuhnya dengan si

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 371

    Eleanor menahan napasnya saat melihat tangan besar yang sedang mencengkeram belati yang tajam itu. Darah pun terus menetes ke wajahnya dari ujung belati itu.Jeremy berdiri di sana dengan wajah yang pucat dan kening serta pipi kanannya terluka akibat benturan. Bahkan pakaiannya pun sudah robek karena tergores benda tajam. Penampilannya terlihat sangat berantakan.Melihat Jeremy yang menggigit bibirnya dan menatapnya dengan tatapan yang dingin, pria yang tadi mencoba menusuk Eleanor langsung ketakutan dan melepaskan belatinya. Dia secara refleks mundur. Namun, di detik berikutnya, belati itu langsung memelesat ke lehernya.Melihat kejadian itu, pemimpin kelompok itu langsung tercengang saat melihat Jeremy tidak mati. "Tuan ... Jeremy?"Eleanor juga menatap Jeremy dengan tidak percaya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya memanggil nama Jeremy.Jeremy segera membungkuk dan memeriksa kondisi Eleanor. Melihat tubuh Eleanor yang penuh dengan luka, dia langsung menyipitkan matanya. Dia m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 370

    Para pria itu mulai merasa waspada. Mereka mengangkat belati mereka dan perlahan-lahan mendekati Eleanor.Meskipun tubuhnya penuh dengan luka, amarah di hati Eleanor membuatnya tetap bertahan. Dia juga tidak tahu dari mana datangnya kekuatan ini. Saat para pria itu mengarahkan belati mereka ke arahnya, dia kembali mengayunkan tongkat kayu di tangannya.Namun kali ini, para pria itu sudah mempersiapkan diri mereka. Mereka mengarahkan belati mereka untuk menyerang Eleanor dari arah yang berbeda. Mereka menyerang bagian yang tidak mematikan, tetapi cukup membuat Eleanor kesakitan.Gerakan Eleanor yang terluka parah sudah tidak secepat dan sekuat sebelumnya lagi, sehingga tongkat kayunya berhasil ditendang terlepas dari tangannya dan lengannya terluka karena ditebas. Dia hanya bisa merintih kesakitan, membuat pria yang memimpin kelompok itu tertawa terbahak-bahak."Jangan biarkan dia mati terlalu cepat," kata pemimpin kelompok itu."Heh." Eleanor yang terhuyung-huyung pun menundukkan kepal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status