“Aku akan pulang sebentar ke mansion keluarga Armstrong di Luston. Aku yakin tidak ada siapa-siapa selain pelayan di rumah itu, yang mungkin masih di sana,” ucap Magnus.
“Kau yakin akan pergi ke sana? Kau tahu, itu bukan pilihan yang bagus menurutku. Bagaimana jika Garret berusaha menjebakmu?“ tanya Glenn sambil menghela nafasnya dengan kasar.Magnus berjalan bersama Glenn di stasiun. Magnus baru saja menyelesaikan masalah yang ada di stasiun tersebut. Dan dia akan pergi mengunjungi Agnes yang sedang sakit karena kehamilannya, dia berencana menengok sebentar sebelum pulang ke Hades Palace.“Kau sudah meminta Paul mengantar Cressa pulang?” tanya Magnus.“Sudah.” Glenn menatapi Magnus yang memasuki mobil untuk duduk di kursi pengemudi.Kelihatannya kali ini Magnus yang akan menyetir. Jadi Glenn duduk di sebelahnya untuk bersantai sejenak. Glenn mengeluarkan camilan yang ada di tasnya. Dia memakan keripik berbumbu asin.Magnus melirik Glenn. Glenn bi“Aku tidak masalah menjadi yang kedua.” Agnes menatapnya dengan tatapan memohon. “Tetapi Cressa tidak akan senang jika aku memiliki yang kedua,” balas Magnus dingin. Magnus menyilangkan tangannya di dadanya dan duduk di sofa. Dia menatapi Agnes yang kondisinya sedang lemah karena awal kehamilan. Dia bisa memahaminya kenapa Agnes begitu putus asa dan terlihat begitu haus akan perhatian, itu karena hormon ibu hamilnya. “Aku akan bertanya padamu sekali lagi, kau akan pulang ke orang tuamu di Luston atau tidak? Karena aku akan pergi ke sana beberapa hari lagi. Ada hal yang harus aku urus di Luston. Jadi, aku berniat memulangkanmu juga ke sana,” jelas Magnus. Agnes mengangkat alisnya, dia jelas tertarik dengan keputusan Magnus untuk kembali ke Luston secara tiba-tiba. Dia tentu yakin jika itu masih masalah keluarganya di Luston. “Kau akan ke sana? Ada urusan apa? Ngomong-ngomong, aku juga belum mendengar kabar apa pun dari Garret. Setelah dia menculik istrim
“Kau juga akan membawanya ke Luston bersamamu?” Glenn menatap Magnus tak percaya. “Ayolah, ini bukan seperti aku akan kabur bersamanya. Aku hanya akan mengantarkannya pulang.” Glenn menganggukkan kepalanya mengerti. Toh, Magnus ada benarnya. Lagi pula, selama Agnes di sini, kelihatannya Magnus yang akan dibebani oleh biaya hidup Agnes jika Agnes terus seperti ini. Tidak mungkin dia akan terus membantu Agnes sampai wanita itu melahirkan. “Bagaimana jika dia menolak? Kau sudah membicarakan ini saat bertemu dengannya tadi malam, bukan? Aku tidak perlu menjelaskan maksudmu lagi, kan?”“Tentu saja aku sudah menawarkannya tadi malam. Dia sebenarnya tidak menolak, tetapi mengajukan permintaan gila untuk tetap bersamaku. Aku ingin tahu jawabannya dengan jelas. Beritahu dia jika aku akan berhenti membayar biaya motel tempatnya tinggal dan berhenti memberikannya uang untuk makan.” Glenn menghela nafasnya dan menganggukkan kepalanya sebelum dia meninggalkan ruangan
“Wah, luar biasa! Saat kau mendapatkan kenaikan posisi, kau juga dapat kabar istrimu hamil.” “Kau benar-benar pria sejati, ya?” Pria paruh baya lainnya kemudian menepuk pundak Magnus. Beberapa orang di ruangan sana tiba-tiba bersorak heboh yang membuat Magnus mengerutkan alisnya, sedikit bingung dengan pernyataan itu. Dia hendak menyangkal kalau Cressa sedang hamil, karena hasil ultrasound yang dia lihat bukan milik Cressa melainkan milik Agnes. “Bukan istriku, ini—”“Sepertinya kita harus merayakan ini, bukan begitu? Ayo traktir kami makan malam ini!” “Ayolah! Untuk merayakan kenaikan Magnus dan juga kehamilan istrinya, kau harus mentraktir kami. Hanya malam ini saja. Kau juga jarang hadir di setiap makan-makan informal.” Magnus hanya mendesah pelan. “Baiklah, baiklah. Aku akan mentraktir nanti malam. Sekarang izinkan aku pergi dulu.” Magnus segera keluar dari ruangan itu. Dia memastikan ulang Glenn mengirimkan foto ultrasound milik Agnes te
“Apa kau tahu di mana Garret saat ini dan bagaimana kondisinya? Kau tahu, sebenarnya aku takut jika aku kembali ke Luston bersama dengan Magnus, dia akan tiba-tiba muncul di sana.” Agnes melirik Glenn yang tengah menjemputnya dan membantunya mengambil beberapa barangnya. Dia membawa sebagian barangnya dan membiarkan Glenn membawakan sisanya. “Dia berada di sebuah tempat di mana dia tidak akan bisa keluar dari sana dengan mudah. Kami menggunakan penyamaran tempat, tempat itu berkedok sebagai laundry koin. Letaknya tidak jauh dari kantor Montgomery. Kau tidak perlu khawatir tentangnya, dia sama sekali tidak akan bisa keluar dengan mudah dari tempat itu,” jelas Glenn. “Kelihatannya bahkan tak akan ada siapa pun yang akan mengetahui apa yang sebenarnya ada di dalam tempat laundry koin tersebut. Magnus cukup lucu, dia membangun usaha laundry koin untuk tambahan penghasilannya selama ini?” Agnes terkekeh geli. “Begitulah. Dia benar-benar berusaha bertahan hidup. Ti
“Kenapa dia pergi bersama Agnes...? Ini ultrasound? Apakah ini milik Agnes?” Sesaat, pikiran Cressa kalang kabut. Namun, dia tahu jika dirinya berpikir yang tidak-tidak, dia malah tidak akan menemukan jawaban yang dia cari. Jadi, dia segera menghubungi Magnus. Tak ingin lagi adanya kesalahpahaman antara dirinya dengan Magnus, dia ingin bertanya langsung pada Magnus. Selama ini, Magnus selaku bersedia menjelaskan apa pun padanya. Jadi, satu-satunya yang dia harapkan saat ini adalah jawaban dan penjelasan Magnus.Lama menunggu teleponnya diangkat hingga panggilan itu berakhir dengan sendirinya, Cressa tak menyerah dan mencobanya lagi. Dia menunggu dengan sabar, awalnya. Sampai dia mulai gelisah sendiri dan menggigit kukunya. Sadar atas apa yang dia lakukan, Cressa menatapi kukunya. Dia tidak pernah setakut ini sebelumnya dan sepanik ini. Dia mengambil nafas dalam-dalam dan menaruh ponselnya lagi. Ditatapnya layar komputer yang menunjukkan hasil pekerjaanny
Tidak ada kabar dari Magnus sama sekali sejak dia pergi ke Luston. Berkali-kali Cressa meneleponnya, sama sekali tidak bisa tersambung pada Magnus. Hingga akhirnya Cressa berhenti menghubungi Magnus dan menunggu Magnus menghubunginya lebih dulu. Sementara itu, yang sebenarnya terjadi saat Magnus tiba di Luston dan langsung menuju ke kediamannya di masa lalu, semuanya tampak normal. Glenn yang akan mengantarkan Agnes ke rumah keluarganya saat Magnus bersama dua bodyguardnya menyelesaikan urusannya. Melihat bagaimana rumah tersebut masih terawat rapi, kelihatannya masih ada beberapa pelayan yang tinggal di sana. Seperti dugaannya, begitu mobilnya berhenti di depan gerbang mansion tersebut, satpam yang membukakan gerbang dan melihatnya langsung terkejut melihat kedatangan Magnus. Dan beberapa pelayan dari dalam juga tampaknya tengah penasaran akan dirinya. Saat mobil terparkir dan Magnus bisa keluar dari mobil tersebut. Magnus keluar sambil merapikan pakaiannya
“Aku tidak pernah diminta dibesarkan oleh uang hasil korupsi,” balas Magnus. Magnus melirik ke sekitarnya. Tidak ada jalan keluar selain jalan yang saat ini dihadang oleh Carlos. Dan dia penasaran atas apa yang terjadi pada dua bodyguard yang seharusnya mengawasi dari pintu depan. Magnus mendesis pelan, dia telah dipojokkan oleh ayahnya sendiri. “Tapi kenyataannya kau telah dibesarkan seperti itu, dan yang harus kau lakukan adalah membayar atas semua biaya yang aku keluarkan untuk membesarkanmu. Kau seharusnya merasa berhutang budi padaku, bukannya kau kabur begitu saja, mencuci tanganmu dengan pergi ke Metronyx dan mendapatkan pekerjaan lagi keluarga baru. Kau mempermalukan nama keluarga Armstrong, Magnus.” Carlos mendengus, dendam memenuhi matanya saat melihat ke arah Magnus. “Apakah ini jebakan dari awal? Bagaimana kau bisa tahu jika aku menuju ke sini?” Magnus kini terpikirkan tentang bagaimana bisa Carlos bertemu dengannya sekarang saat ini, di sini. Seh
“Hey! Kau jalang tak tahu diri!” Glenn berteriak sejadinya dengan marah. Glenn mendengus saat melihat Agnes pergi meninggalkan ruangan itu begitu saja. Rasa frustasi muncul di wajahnya. Dia tidak bisa lagi tenang. Dan dia menyadari kesalahannya. Dengan cepat, Glenn sadar kalau dia memberitahu Agens terlalu banyak dari yang seharusnya Agnes tahu karena pertanyaannya yang terus menjebak. Glenn bisa mengetahui Agnes akan membuat kesalahpahaman dengan Cressa saat ini, yang berhubungan dengan menghilangnya Magnus. “Glenn...” Adel mulai menangis, dia bisa tahu kalau harapan yang disebutkan Glenn sebelumnya sekarang musnah begitu saja. “Maafkan aku,” gumam Glenn pelan sambil memalingkan wajahnya. *** Pagi itu, karena terlalu mabuk semalam, Cressa akhirnya muntah-muntah pagi itu. Dia seharusnya tidak minum terlalu banyak, apa lagi di jadwal sibuk hariannya. “Astaga, kau ini... Kau tahu, kau harus memperjelas apa pun yang terjadi antara kau dan suami
Kali ini Cressa tak bisa membohongi dirinya sendiri. Dia membutuhkan Magnus untuk memuaskan hasratnya. Dan Magnus yang menginginkan hal serupa jelas tak akan berhenti di sana. Apa lagi bagaimana Cressa memberikan reaksi. Cressa membuatnya gila.Tanpa berbasa-basi, Magnus mengangkat tubuh Cressa, melingkarkan kaki Cressa di pinggangnya dan membawa Cressa naik ke kamar. Dia kemudian membaringkan Cressa di kasur. Sementara dirinya mulai melucuti pakaiannya sendiri yang hanya akan menghalangi kegiatan mereka. Cressa memperhatikan bagaimana Magnus menelanjangi dirinya, memperhatikan jika otot-otot Magnus belakangan ini semakin jelas, ukuran ototnya sepertinya bertambah seiring dia berada jauh dari Cressa. Pikiran tentang tidak menyentuh Cressa dalam waktu yang lama tentu adalah sesuatu yang berat. Magnus harus mengalihkan perhatiannya agar dia tidak terlalu memikirkan tentang tubuh istrinya, atau segala kepuasan yang ada di dalamnya. Dia melampiaskan semuanya dengan kegi
Setelah Serenia mengatakan sesuatu tentang hukuman, sekarang Cressa mengerti kenapa Magnus saat ini duduk di pinggir kasur dengan membungkuk, hingga kedua lengannya harus menahan postur tubuhnya yang sedang tertunduk tak jauh dari Cressa. “Aku akan pergi ke Bericont untuk beberapa minggu. Ada banyak yang harus aku lakukan di sana.” Magnus menghela nafasnya dengan berat, kelihatannya dia sebenarnya enggan. Cressa memalingkan wajahnya. Dia sebenarnya tidak mau berbicara dengan Magnus. Namun Magnus sudah berkali-kali membujuknya dan meminta maaf padanya. Hingga dia juga mengalah dengan tinggal di mansion Montgomery untuk beberapa haru belakangan ini. “Sepertinya kau sangat ingin menjauhiku,” gumam Cressa. “Kau tahu bukan itu maksudku. Ini perintah Serenia. Dia saat ini kembali memegang kendali di kantor. Aku tidak bisa menentangnya.” Magnus menatap Cressa dengan pasrah. Cressa hanya bisa menghela nafasnya kemudian. Dia juga tidak tahu harus mengatakan apa. Lagi pula, sepertinya
Saat Cressa memberontak dari gendongannya, Magnus menguatkan lengannya untuk menahan tubuh Cressa. Dia bisa merasakan betapa lemahnya tubuh Cressa karena mungkin kurangnya asupan nutrisi yang cukup selama beberapa hari belakangan ini. “Lepaskan aku! Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!” Cressa terus memberontak. Magnus mendekap Cressa ke dadanya. Cressa menolak menyentuhnya sama sekali, itu sebenarnya membuat harga dirinya turun di depan orang-orang yang ada di sekitarnya. Meski begitu, Magnus tetap berusaha mempertahankan fasadnya yang tegas. “Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik untukmu sekarang. Berhenti memberontak!” Tangan kanan Magnus mencengkeram kuat kedua lutut Cressa.Cressa terus mendorong Magnus menjauh, dan kedua kakinya dia ayunkan. Meski begitu, tak lama kemudian dia terdiam saat merasakan nafasnya tiba-tiba menjadi berat. Dan dia merasa lelah hanya karena pemberontakannya yang lemah. “Lihat? Kau membutuhkan bantuan medis sekarang.” M
“Aku tidak tahu apa pun tentang yang terjadi antara Cressa denganmu. Tapi aku sedikit tersinggung atas ucapanmu tentang selingkuh. Aku? Menjadi selingkuhan? Oh, harga diriku benar-benar terluka. Aku lebih baik mendapatkan gadis lain.” James langsung mendecak tak percaya, dia menaruh kedua tangannya di pinggang. Dia sebenarnya sangat penasaran atas apa yang terjadi dengan hubungan rumah tangga pasangan yang menikah kurang dari empat bulan tersebut. Dia bertemu mereka saat mereka baru menikah, dan dalam keadaan harmonis. Suasana ini jelas sangat berbanding terbalik. Magnus hanya melirik ke arah James dengan sedikit sinis. Meski begitu, mendengar langsung bagaimana James menjelaskan situasi yang terjadi antara dia dan Cressa, tak ada indikasi perselingkuhan. Berusaha mengesampingkan perasaan kesalnya karena melihat Cressa bersama pria lain di sebuah kabin, dia ingin fokus pada perasaan Cressa saat ini dan fakta kalau dia sedang hamil. Magnus berjalan mendekati Cressa, dia berdiri
“...sungguh, dia memintaku menurunkannya di persimpangan jalan sana, dan kemudian sebuah mobil tiba begitu dia turun dari taksiku. Dia sudah menelepon seseorang selama di perjalanan.” Sopir taksi yang sekarang tengah ditodong pistol oleh salah satu anak buah Magnus itu tampak berusaha keras menunjukkan kejujurannya. Dia mengangkat tangannya dengan ketakutan juga. Magnus menganggukkan kepalanya mengerti dan membuat anak buahnya menurunkan pistol tersebut. Sekarang Magnus penasaran dengan orang yang berani membantu istrinya tersebut di saat seperti ini. Dia kemudian memikirkan seseorang. “Sepertinya belakangan ini aku tidak melihat Paul,” gumam Magnus. “Dia sedang berada di luar kota untuk urusan lainnya, itu yang aku ketahui,” jawab Glenn. “Sungguh? Bagaimana jika dia di luar kota karena membantu Cressa pergi?” “Dia tidak akan melakukan itu. Nyonya Serenia sendiri yang mengirimnya keluar kota beberapa hari yang lalu, tepat sebelum semua ini terjadi. Aku yakin Cressa tidak b
Serenia memegangi bahu Jeslyn dengan erat, yang tentu berhasil membuat Jeslyn merasa terintimidasi dan tak punya pilihan selain jujur padanya. Serenia juga jelas sedang khawatir. “Jangan bilang jika Magnus bahkan tidak mengetahui tentang ini,” ucap Robert. Serenia melirik suaminya tersebut dan menatap Magnus. Sementara Robert hanya tersenyum tipis sambil menggoyangkan kakinya santai, menurut Robert akan seru jika Magnus kehilangan kepercayaan Serenia sepenuhnya. “Benar, Cressa sedang hamil. Dan dia memang belum memberitahu siapa pun selain aku.” Jeslyn menganggukkan kepalanya. Serenia seketika melepaskan bahu Jeslyn dan mendengus kasar. Serenia menutup wajahnya dengan perasaan khawatir pada adiknya tersebut. Sementara Magnus memejamkan matanya sejenak sambil menyandarkan bahunya ke sofa. Magnus memijat keningnya agak kasar begitu mendengar kabar kehamilan istrinya, dari sahabat istrinya. “Kenapa dia tidak langsung memberitahuku jika dia hamil?” Ma
Sedetik setelah kehilangan kendalinya lagi, Magnus menghela nafasnya berat. Dia tentu menyesalinya setelah membentak Cressa. Apa lagi, reaksi Cressa yang tampak membeku sesaat, dengan ekspresinya yang terlihat menahan tangisnya. “Dengar, aku sama sekali tidak berniat membentakmu. Hanya saja, semuanya terasa semakin sulit saat kau tidak mendengarkanku dan justru menuduhku.” Magnus mendengus. Cressa memalingkan wajahnya. Dia ingin mendengarkan Magnus lebih lanjut, mendengarkan penjelasannya lagi meski harus menahan air matanya. Dia juga merasa kalau dirinya semakin sensitif dan emosional belakangan ini. “Aku sudah menjelaskannya dengan jelas, bukan? Situasinya tidak menguntungkan untuk Agnes jika dia tinggal di Luston. Untuk itulah aku membawanya kembali ke Metronyx dan membiarkannya tinggal di Metronyx. Mungkin setidaknya sampai bayinya lahir. Kau mengerti maksudku, kan? Setelah bayinya lahir, pasti orang tuanya Agnes berubah pikiran, tidak mungkin bagi mereka membu
“Apa ini yang kau maksud sibuk selama ini? Melakukan urusan yang tak aku ketahui?” Cressa menatap ke arah Magnus dengan sinis dan agak sedikit kosong, kekecewaan yang mendalam sepertinya kurang tergambar di wajah antagonis Cressa. Membuat perasaannya selalu bisa disalahpahami. “Cressa?” Magnus langsung melepaskan Agnes dengan sedikit kasar. Agnes mengerutkan alisnya dengan kesal saat Magnus menepisnya dengan cukup kasar. Dia menatap Magnus yang langsung bangkit dari tempat duduknya. Agnes mendengus sambil menatapi Cressa yang berdiri di ambang pintu dengan tatapan mata yang cukup tajam. “Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana kau ke sini?” Magnus berjalan cepat mendekatinya. Cressa bisa melihat wajah Magnus yang terlihat panik, mendekat padanya seolah dia baru saja ketahuan melakukan sesuatu yang salah. Semakin Magnus mendekat, maka rahang Cressa semakin terangkat untuk terus menatap wajah Magnus yang lebih tinggi darinya. “Kau sungguh bertanya s
Belum sempat beranjak dari kasur yang ada di kamar Magnus, Cressa langsung ditarik kembali. Magnus seketika mendudukkan Cressa ke pangkuannya, yang membuat Cressa tersentak kaget. Magnus mendekapnya dari belakang, tangannya melingkar di bahu sempit Cressa, dan yang satunya melingkar di pinggangnya, kedua lengan Cressa juga terperangkap dalam dekapan Magnus. “Aku merindukanmu, tidakkah kau tahu itu? Aku sudah terkurung di sini beberapa hari. Setidaknya temani aku tidur malam ini. Jeslyn bisa tidur sendiri, kan? Atau mungkin, Glenn bisa saja datang nanti malam padanya. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya.” Magnus menenggelamkan wajahnya di tengkuk Cressa, mengendus aroma Cressa yang sudah dia rindukan. Tangannya perlahan turun ke blouse yang dipakai Cressa. Tangan Magnus menyelinap dari atas, untuk meraih salah satu dari payudaranya yang membuat Cressa merapatkan bahunya. Cressa tidak tahu apakah akan aman jika dia melakukan hubungan intim dengan Magnus saat dia sedang hamil d