Beranda / Romansa / Menjadi Tawanan Mafia / Musuh Menjadi Sekutu

Share

Musuh Menjadi Sekutu

Penulis: sherina vellyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Arsella menatapi punggung Axel yang tidur membelakanginya. Dia tak akan bohong jika hal ini menyakiti hatinya. Namun, dia hanya bisa menghela nafasnya. Dia belakangan ini merasakan sakit di hatinya. Yang sayangnya tak akan bisa terlihat dan tak akan orang sadari.

Dia tetap yakin, jika Axel menikahinya bukan karena dendam. Axel hanya pernah membentaknya, itu hanya saat mereka membahas hal sepele yang tak Axel sukai. Selebihnya, sebenarnya Axel baik padanya. Hal itu yang meyakinkan Arsella kalau Axel tak pernah punya niat buruk padanya.

Berbeda dengan Selena yang tidur dengan nyaman di pelukan Damian. Damian memeluknya dengan erat, membiarkan Selena tidur di salah satu lengannya. Lengan Damian adalah bantal terbaik.

***

Keesokan paginya, Selena akan kembali ke rumahnya. Dan rencananya, Axel akan menjemputnya untuk pulang bersama. Dan Selena tengah sarapan bersama dengan Damian dan Luca saat itu.

“Minggu depan adalah hari pernikahanku.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Tawanan Mafia   Terlalu Memaksakan Diri

    Arsella memperhatikan interaksi antara Axel dan Selena dalam diamnya. Axel hanya bicara dengannya seperlunya, tetapi lebih banyak berbicara dengan Selena. Itu mengecewakan baginya. Perhatian Axel tetap saja lebih banyak tercurah pada Selena. Tetapi Arsella berusaha meyakinkan dirinya bahwa Selena adalah milik Damian saat ini. Dia juga tahu Axel tak akan mungkin kembali pada Selena. Keduanya merupakan kakak dan adik, itu sangat nyata sekarang. Tiba di hotel, Selena langsung keluar dari mobil dan dia langsung menuju ke vending machine untuk membeli kopi kalengan dari sana. Dia sudah cukup tidur barusan, hanya saja dia ingin tetap memiliki semangat yang lebih prima dan wajah yang lebih bugar untuk beraktivitas. “Hey, kau sudah pulang? Kau tidak beristirahat hari ini? Biasanya kau akan mengambil libur tambahan karena kelelahan setelah acara-acara penting seperti itu.” Renata langsung menyambutnya, dia berdiri di samping vending machine dan

  • Menjadi Tawanan Mafia   Kabar Selena Sakit

    “Baiklah. Semoga dia segera pulih kembali. Aku sudah memperingatkannya untuk menjaga kesehatannya. Sayangnya dia tidak mau mendengarkanku.” Axel menghela nafasnya saat berbicara di telepon dengan neneknya yang memberitahu kalau Selena jatuh sakit tepat sebelum hari pernikahannya Luca berlangsung. Dan itu membuatnya hanya bisa mendesah pelan, akhirnya kekhawatirannya terjadi juga. “Ada apa?” tanya Arsella setelah Axel menutup teleponnya. “Selena sakit, dia tidak akan datang ke pesta pernikahan Luca besok dengan kondisi tubuhnya saat ini. Aku bingung apa kita harus datang juga atau tidak. Aku juga harus memperhatikan kesehatanku dan kau, belakangan ini juga kita sibuk,” gumam Axel seraya bersandar ke sofa. Arsella melebarkan matanya. Jika Selena tak akan datang karena sakit, itu memberinya peluang aga tak perlu datang lagi ke sana untuk bertemu Luca atau Damian. Dia yakin Luca punya sedikit dendam padanya tentang acara lamarannya yang dirusak ke

  • Menjadi Tawanan Mafia   Perkara Buah

    Hari itu, Arsella merasa senang karena tak perlu datang ke pernikahan Luca dan Grace. Hari ini dia akan menemani Axel ke rumah Kakek dan Nenek untuk menjenguk Selena yang tengah sakit. Tak lupa, Arsella dan Axel sempat mampir ke toko buah untuk membeli buah-buahan untuk Selena. Axel mengambil beberapa apel, karena dia tahu kalau Selena menyukai apel. Dan dia melirik Arsella yang tengah mengecek buah mangga, Arsella mencium ujung buah mangga tersebut. “Kau mau beberapa?” tanya Axel sambil ikut mencium beberapa harum yang berbeda dari mangga. “Iya, entah kenapa aku ingin mangga muda yang teksturnya masih renyah. Sepertinya karena kemarin aku melihat story temanku di media sosial, dia sedang mempromosikan salad buah yang berisikan buah-buah masam.” Arsella terkekeh sambil menatap Axel. Axel terdiam menatapi Arsella, terlihat jelas raut wajahnya tengah mencurigai sesuatu dari ucapan Arsella mengenai dia yang menginginkan sesuatu yang asam seperti

  • Menjadi Tawanan Mafia   Terasing

    “Ya, aku yang memilihnya. Aku senang kau suka,” balas Arsella dengan sedikit hambar. Arsella ingin memberikan Axel kode kalau anggur itu harusnya menjadi miliknya dan setidaknya Axel mengatakan sesuatu kepadanya tentang anggur itu. Sayangnya, pria itu tidak melakukannya. Axel malah sibuk dengan ponselnya sendiri saat itu. Sementara Selena tengah sibuk dengan anggurnya, Arsella hanya diam di sana. Dia bahkan merasa tak ingin membuka ponselnya sama sekali meski Axel terus mengabaikannya seperti itu. “Luca dan Grace terlihat sangat luar biasa. Lihat ini!” Arsella menoleh pada Axel mengira jika Axel sedang berbicara dengannya. Namun, pria itu tiba-tiba bangkit dan pindah untuk duduk di sisi kasur dan menunjukkan gambar Luca dan Grace yang sedang menggunakan pakaian pernikahan mereka. Pernikahan mereka sangat mewah.Selena mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat foto yang Axel tunjukkan. Dia tentu tersenyum lebar melihat bagaimana Luca

  • Menjadi Tawanan Mafia   Playing Victim

    “Ada apa dengan jarimu?” Axel melirik Arsella yang terus memegangi tisu yang ada di jari Arsella. Axel baru memperhatikannya ketika mereka dalam perjalanan pulang. Axel ada pekerjaan mendadak yang membuat mereka pulang cepat. Axel akan mengantarkan Arsella pulang sebelum dia pergi lagi. “Ah, tidak apa-apa. Hanya tergores saat aku ingin mengupas mangga muda barusan,” jawab Arsella. “Pantas saja, kau melakukannya dengan sangat berantakan, tak heran jarimu terluka. Kenapa kau tidak bilang padaku dari awal? Kau belum memberikan penanganan lainnya?” “Aku sudah mencucinya, aku akan merawatnya di rumah,” jawab Arsella. Arsella menghela nafasnya, dia malah mendapatkanku sedikit omelan dari Axel yang menyalahkan kemampuannya dalam mengupas mangga yang buruk hingga harus melukai dirinya sendiri. Axel membuka dasbor mobilnya dan mengeluarkan selembar plester untuk luka dan memberikannya pada Arsella. Arsella menerimanya dan menutup lu

  • Menjadi Tawanan Mafia   Perencanaan Pernikahan

    “Tidak akan ada yang terjadi antara aku dan Axel, aku bisa memastikan itu.” Arsella mengatakannya dengan lantang sebelum mematikan teleponnya. Perkataannya sebenarnya hanya sebagai doa untuk masa depannya, masa depannya bersama Axel. Bisa dibilang jika Arsella melakukan manifestasi agar hubungannya dengan Axel akan senantiasa baik dan semua hal yang ditakutkan orang tuanya tidak akan pernah terjadi sama sekali. Gadis yang bahkan berkelakuan manja dan seenaknya luluh karena cintanya sendiri. Dia tidak pernah tahu kalau mencintai akan sesakit ini. Apa lagi menikah dengan orang yang dicintainya, bukan mencintainya. Dia yang dulu mengungkapkan perasaannya perlahan tak lagi mengungkapkannya. *** Setelah beristirahat total selama tiga hari, Selena akhirnya pulih. Sayangnya, di hari keempat ini, Selena masih belum diizinkan untuk berangkat ke hotel demi kebaikannya sendiri. Jadi, Selena hanya duduk sambil menonton film yang dia su

  • Menjadi Tawanan Mafia   Bandu dan Gaun yang Sama

    Kakek dan Nenek juga bahkan terkejut mengetahui Selena dan Arsella menggunakan gaun yang senada dan bandu yang sama. Menurut mereka juga itu menggemaskan, dan mereka pikir Selena dan Arsella sudah sedekat itu sampai merencanakan pakaian yang sama. “Wah, kalian sepertinya telah mendiskusikan ini. Kalian sangat menggemaskan,” ucap Nenek. Axel bahkan baru menyadarinya, kemiripan yang muncul di cara keduanya berpakaian malam ini. Axel berdeham pelan, entah kenapa dia merasa tak nyaman melihat keduanya yang berpakaian mirip. Apa lagi, keduanya menggunakan bandu yang sama dengan yang diberikannya. “Ini tidak disengaja. Axel memberikan kami oleh-oleh yang sama, dan kebetulan kami punya pikiran yang sama. Wah, ini sangat menggemaskan.” Selena tersenyum, dia tak merasa kalau itu masalah. Arsella hanya memaksakan dirinya untuk tersenyum dan melirik Axel yang entah kenapa membuatnya merasa sangat kecewa. Lantaran, saat menerima ol

  • Menjadi Tawanan Mafia   Tuduhan

    Arsella dan Selena mengobrol dengan santai. Keduanya terlihat lebih akur karena pakaian yang mirip itu. Namun, entah kenapa itu membuat Axel tak nyaman saat melihat keduanya terlalu akur seperti yang dia lihat saat ini. Apa lagi melihat bagaimana keduanya tertawa dengan asyik di sana. Sikap Arsella yang terlalu tenang berhasil membuat Axel gelisah. Dia lebih menduga kalau Arsella akan dalam suasana hati yang buruk dan tak akan menanggapi Selena. Sayangnya, di luar dugaan, Arsella malah bersikap seperti teman dengan Selena. Keduanya terlihat sangat baik di sana. Axel akhirnya memutuskan untuk mendekati keduanya. Dan dia menghela nafasnya saat berdiri di belakang keduanya sambil menghela nafasnya. Ditepuknya bahu Arsella yang membuat Arsella langsung menoleh. Selena juga ikut menoleh setelah tahu ada tangan yang menepuk bahu Arsella. “Ikuti aku, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan,” ucap Axel sambil menatap Arsella. “Oh, baiklah.” Arsella bangk

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan Mafia   Epilog

    Selena sedang menyiapkan makan malam untuk Damian malam itu. Menggunakan gaun yang menonjolkan perut hamilnya, Selena juga bertelanjang kaki di dapur. Ini sebenarnya pemandangan yang biasa. Namun, Damian merasa ngeri jika melihat Selena aktif melakukan kegiatan.“Kau tahu, bayinya seperti bisa lahir kapan saja dan sialnya itu sangat menggangguku. Bisakah kau diam dan istirahat saja?” tanyanya dengan khawatir. “Aku bosan. Aku sudah terlalu sering memanjakan diriku. Aku ingin tetap produktif. Aku merasa lebih lelah saat aku justru tidak produktif. Pikiran untuk produktif sangat menggangguku.” Damian menghela nafasnya dan mengurut pelan keningnya. Dia benar-benar tidak bisa menghentikan Selena jika memang itu yang Selena inginkan. “Kau ini...”“Mungkin karena ini anakmu, dia menginginkan aku lebih produktif seperti ayahnya. Dia membuatku resah jika diam. Makanya belakangan ini aku jadi sering memasak di dapur dan juga melakukan banyak kegiatan lainnya. Aku yakin anak ini akan jadi ana

  • Menjadi Tawanan Mafia   Laki-laki atau Perempuan?

    “Sebaiknya tidak dihisap, mengerti? Karena itu akan mengundang kontraksi dini. Kau tidak mau itu terjadi, kan?” Dokter langsung menatap Selena, yang menjelaskan tentang air yang berasal dari dadanya. Dokter memperingatkan suaminya agar tidak menghisapnya. Namun, sepertinya itu telah terjadi. Melihat Damian sama sekali tidak menyangkal dan justru hanya diam dengan ekspresi kakunya. Lain dengan Selena yang langsung menyengir mendengar apa yang dikatakan dokter.“Baik, Dokter.” “Kau boleh berbaring di brankar, kita akan memeriksa kondisi bayinya sekarang.” Selena berbaring di brankar dan menatapi layar yang berada tepat di depannya. Dia memperhatikan layar saat dokter mulai menaruh gel dan mengusapkannya di sekitar perutnya, menimbulkan sensasi geli dan dingin yang membuat Selena sempat bergidik sejenak. Terlihat bagaimana bayinya saat ini tengah meringkuk. Dengan USG 3D yang mereka lakukan, mereka sekarang bisa melihat dengan

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gendut

    Selena menatapi perutnya yang semakin besar. Selain perutnya, dia bisa merasakan lengan dan kakinya semakin berisi. Belakangan ini dia memang lebih banyak makan. Selain berusaha memasok nutrisi terbaik untuk calon bayi, keinginan kuat untuk memakan makanan tertentu juga mendorongnya untuk banyak makan. Ditatapnya tubuhnya di cermin. Pipinya yang semakin tembam juga membuatnya semakin cemberut. Dia tidak ingin menyentuh timbangan kecuali diperlukan dan diminta dokter. “Perutku juga gatal,” keluhnya sambil mengusap perutnya dari balik gaun yang dia pakai. Selena belakangan ini juga lebih sering menggunakan gaun yang memang dikhususkan untuk wanita hamil, yang membuatnya merasa sedikit lebih bebas bergerak dan bahannya juga sangat nyaman. Damian yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja akhirnya kembali ke kamar. Dia menatapi pintu kamar yang terbuka, dan melihat Selena yang tengah bercermin di kamarnya. Damian tersenyum saat menge

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gender Bayi

    Sesuai urutan pernikahan dan kehamilan, setelah Arsella, maka Grace yang melahirkan putri pertama mereka juga. Ini membuat Damian tengah menebak-nebak apa gender anak pertamanya bersama dengan Selena. Hingga mereka sempat membuat taruhan juga. “Jika sekarang tengah banyak anak perempuan yang lahir, maka aku yakin anak pertama kita juga perempuan. Baguslah, aku tinggal berdiskusi dengan mereka tentang bagaimana cara membesarkan anak perempuan. Aku yakin dia akan menjadi secantik dirimu,” ucap Damian. “Tapi dari bagaimana aku mengidam, aku jarang mau makanan pedas. Aku lebih tertarik dengan makanan asin, kelihatannya ini anak laki-laki. Mengingat keturunanmu juga sepertinya dominan laki-laki. Kita tidak tahu riwayat keluarga Axel, tapi Luca punya dua saudara perempuan,” jelas Selena. Damian mendesis pelan. Selena benar tentang riwayat keluarga dari pihak laki-laki juga akan mempengaruhi hasil ini.“Ingat pamanmu? Padahal Gallent mempunyai dua ana

  • Menjadi Tawanan Mafia   Sentuhan yang Dirindukan

    Selena menoleh padanya dengan keheranan melihat semangat yang tiba-tiba pada Damian. Damian menutup pintu di belakangnya dan menatap Selena sambil bersandar ke pintu dan menyilangkan tangannya di depan dadanya. Selena keheranan dengan tingkah laku Damian belakangan ini. “Oh, ya... Itu bagus. Kau bisa mengikutinya kalau itu yang kau mau.” Selena mengangguk setuju. Damian menghela nafasnya dan mendekati Selena. Entah kenapa ini malah terasa seperti dia meminta izin Selena dan Selena mengizinkannya dengan mudah. Damian mendekat dan mendekap Selena dari belakang, membuat Selena hanya memegangi lengan Damian yang ada di lehernya. “Aku penasaran ada apa denganmu sebenarnya. Kenapa kau mendadak seperti ini?” tanya Selena. “Aku hanya merasa sepertinya kau akan suka jika aku bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Axel. Kau sepertinya sangat bangga dan terharu melihat bagaimana Axel mampu melakukan hal kecil seperti itu,” ucap Damian.

  • Menjadi Tawanan Mafia   Seorang Ayah

    Damian mengobrol dengan Axel serta yang lainnya di ruang tamu. Awalnya, mereka membahas tentang bisnis, namun perlahan obrolan mereka menuju ke arah yang lebih pribadi seperti rumah tangga mereka. Mereka membicarakan tentang istri dan anak-anak mereka bagi yang sudah punya anak. Ini sedikit asyik saat mendengarkan para ayah bicara tentang anak-anak. “Aku sempat berharap aku menikah di usia yang lebih muda lagi. Aku merasa sangat tua dalam pertemuan orang tua anak-anak di sekolah.” Salah satunya terkekeh. “Aku justru sempat berharap agar aku tidak menikah terlalu cepat. Anak laki-lakiku benar-benar sangat nakal. Dia benar-benar mirip aku sewaktu kecil. Dan istriku tidak bisa mengatasinya.”“Ah, ayolah. Dia itu putramu, kau yang seharusnya bisa mengatasinya.”“Aku belum selesai bicara. Aku memang sangat berusaha keras mengatasinya. Aku melakukan berbagai cara, dari yang lembut sampai yang kasar. Sampai dia pernah berteriak kalau aku ayah yang buru

  • Menjadi Tawanan Mafia   Keponakan

    “Jadi, bagaimana rasanya morning sickness? Apakah kau masih berharap kita akan punya banyak anak?” Selena tertawa sambil menatapi Damian yang terbaring di kasurnya itu. Damian hanya memalingkan wajahnya sambil mendengus keras. Kelihatannya dia sangat tersiksa untuk mengalami ini. Dia kemudian hanya tersenyum tipis ke arah Selena yang merawatnya. “Aku rasa dia akan menjadi anak tunggal sepertiku,” balas Damian sambil terkekeh pelan. “Aku juga anak tunggal.” Selena seketika tertawa namun terdiam dengan cepat.Sekarang Damian yang tertawa pelan melihat ekspresi Selena langsung berubah saat menyadari tentang Axel yang adalah kakaknya. Dia bukan anak tunggal dan semua orang tahu itu. “Aku ingin memakan sesuatu yang asin dan pedas,” gumam Selena tiba-tiba. “Apa kau mengidam? Ah, sial. Sepertinya aku tidak bisa memenuhi keinginanmu,” umpat Damian. “Kita bisa menggunakan layanan pesan antar, jadi kau tidak perlu pergi kelu

  • Menjadi Tawanan Mafia   Damian Muntah

    “Aku benar-benar tidak sabar melihatnya tumbuh besar di perutmu, lalu kita akan melihatnya dengan mata kepala kita sendiri bagaimana dia tumbuh di luar perutmu. Aku sangat menantikannya,” bisik Damian. Selena hanya terkekeh pelan dan bersandar dengan santai ke dada Damian. Damian menikmati rambut Selena yang menggelitik dadanya. Tangannya masih terus mengusap kulit halus Selena. Damian berdeham, dia merasakan sedikit rasa tidak nyaman di tenggorokannya dan juga perutnya. Kemudian, Damian menegakkan punggung Selena agar tidak bersandar lagi padanya dengan halus. Selena mengerutkan alisnya sambil menoleh ke arah Damian yang sekarang bangkit dari tempat duduknya. Itu membuat Selena keheranan saat Damian sudah keluar dari bak lebih dulu. Namun, Damian malah mengejutkan Selena dengan tiba-tiba muntah di wastafel. Selena langsung bangkit juga dan hendak menghampiri Damian. Selena mengambil jubah mandinya memakainya, lalu mengambilkan punya Damian juga. Itu sa

  • Menjadi Tawanan Mafia   Overprotektif

    Damian langsung menatap Selena saat menyadari Selena menatapnya. Dia sedikit gelagapan karena terlalu fokus pada gambar bayi mereka. Damian seharusnya lebih memperhatikan sekarang. “Oh, ya. Biji wijen yang lucu,” ucapnya seadanya. Selena dan dokter tertawa. Damian mengerutkan alisnya, tak tahu apa yang lucu dari ucapannya. Meski begitu, dia kemudian hanya menatap keduanya keheranan saja. Setelah mengobrol dan berkonsultasi, mengajukan banyak pertanyaan dan dokter menjawabnya dengan sabar, Selena dan Damian akhirnya keluar dari ruangan itu. Rumah sakit seharusnya menjadi tempat yang sangat aman dari berbagai kejadian berbahaya sebelumnya. Tapi, tanpa Selena sadari, anak buah Damian sudah berjaga-jaga di luar rumah sakit. Mereka semua sudah seperti mengawal presiden yang melakukan kunjungan ke sebuah rumah sakit. Setelah dari rumah sakit, Damian membawa Selena pulang dan menyuruhnya istirahat saat dia sendiri harus melakukan pekerjaann

DMCA.com Protection Status