"Hah! Dasar, brengsek!""Memangnya Eudora datang ke sini juga keinginannya sendiri? Dia datang ke sini sebagai tanda perdamaian antar dua Kerajaan! Bahkan dia datang seorang diri ke tempat asing yang tak pernah ia ketahui sedikitpun. Tak ada siapapun di sisinya selama menjadi Ratu di sini!""Tetapi apa tadi katanya?" decak Eudora dengan masam penuh amarah. "Hahaha ... dia bilang kalau aku akhirnya bisa menikahinya?""Sial! Memangnya apa yang bisa didapatkan menikahinya? Selama ini Eudora hanya bisa mendapatkan ketidakpedulian dan tatapan kebencian kepada siapapun! Bahkan dia menjadi penjahat juga kerana para manusia brengsek di Kerajaan sialanmu ini!"Eudora meneriakkan segala macam bentuk amarah dan ketidakpuasan saat ini. Berjalan dengan langkah cepat dengan raut wajah yang sudah ingin meledak-ledak.Tentu saja teriakannya tidak keras dan kencang. Dia masih menahan itu menjadi gumaman lirih dan teriakan amarah dalam batin. Dia tak cukup bodoh untuk mati konyol malam ini karena mengh
"?!"Jika bisa dikatakan, saat ini Eudora tampak bingung atas apa yang terjadi. Hanya ada keheningan dan tatapan heran dari Asteria, si herion dalam cerita ini."Emhh ... Yessa?" gumam Eudora,, mencoba menyadarkan lamunan Asteria yang terpaku padanya."Ah, maafkan saya, Ratu, hanya saja ... saat ini Ratu benar-benar tidak seperti biasanya," jawab Asteria sedikit canggung dan gugup."Hahaha ... benarkah?" tawa Eudora terdengar sumbang. "Banyak sekali yang mengatakan kalau aku berubah. Apakah terlihat begitu jelas, Yessa?"Tentu saja pasti ada perbedaan yang kontras. Karena keduanya adalah orang yang benar-benar berbeda.Asteria hanya bisa memegang dadanya dengan kedua tangan yang menyatu. Menatap sang Ratu dengan penuh kekhawatiran dan juga rasa heran. Saat ini saja Ratu sudah bertindak sangat jauh berbeda."Apakah terjadi sesuatu sebelumnya, Yang Mulia?" Tampaknya Asteria benar-benar khawatir."Tidak! Tidak terjadi sesuatu padaku, Yessa." Eudora juga langsung menyangkal itu dengan teg
"Astaga ... lihatlah! Bukankah mereka sangat serasi saat ini?""Ya, kau benar. Mereka sangat serasi. Yang Mulia Raja dengan Yessa, memang tak bisa dibandingkan lagi!""Siapapun yang melihat pemandangan itu, mereka pasti seperti melihat pasangan Orpheus dan Eurydice.""Hahaha ... Anda benar, Lady, mereka benar-benar terlihat seperti sepasang kekasih yang kekal abadi. Seperti Orpheus dan Eurydice."Orpheus dan Eurydice adalah pasangan fenomenal yang dipercaya sebagai salah satu legenda atas cerita Dewa-Dewi Yunani. Dalam Greek, di percaya bahwa Orpheus jatuh cinta kepada seorang nimfa yang sangat cantik. Cintanya begitu murni dan abadi. Bahkan Orpheus bersumpah serta benar-benar tak memiliki cinta lain lagi setelah kematian kekasihnya itu, sang nimfa Eurydice.Eudora jelas mendengar semua itu dengan jelas. Ia langsung melihat ke arah pasangan yang kini sudah menjadi ajang pembicaraan seluruh ruangan yang megah ini.Raja dan Yessa, mereka berjalan bak seorang Raja dan Ratu. Begitu serasi
Dan memang seperti apa yang sudah Eudora kira, pesta itu juga berjalan dengan sangat baik. Entah itu dengan atau tanpa kehadiran sang Ratu, dirinya. Bahkan rasanya Eudora hanya duduk di singgasananya dengan sangat membosankan.Melihat semua orang dari atas, di mana semuanya saling bercakap dan berdansa. Tentu saja pesta adalah pesta, tak ada yang spesial baginya.Eudora hanya ditemani oleh para maid yang melayaninya. Meminum alkohol dan melihat pesta yang terus berjalan.Jangan tanyakan di mana Raja saat ini. Dia tentu bersama dengan kekasihnya. Tak hanya berdansa tetapi juga menyambut ataupun mengobrol dengan para tamu, para bangsawan yang ada. Seolah kekasihnya itu adalah sang Ratu.Ck! Jangan juga mengomentari kenapa Ratu tidak mengambil tindakan untuk berinisiatif. Sudah, Eudora sudah melakukan itu. Tetapi lagi-lagi sang Raja tak menghiraukan keberadaan sang Ratu. Dia tak melirik ataupun mengajak istrinya, Ratu, untuk menemaninya.'Yeahh ... yang terpenting adalah aku tidak menimb
Eudora masih terpikirkan oleh apa yang baru saja terjadi padanya beberapa menit yang lalu. Di berdansa!Dansa pertamanya. Dan itu bukan dengan sang Raja, melainkan dengan pemeran utama kedua cerita ini.Tetapi ada satu hal yang masih membuat Eudora tak bisa mengerti. Yaitu pria itu, Zagreus Alcazar, selama berdansa dengannya, Zagreus terus saja menatapnya. Mengunci inderanya dengan sangat kuat.Tak ada tanda-tanda hal yang bisa dibaca, tetapi Eudora merasa seperti sedang diperingatkan akan sesuatu. Sebuah peringatan keras."Haaahh ... benar-benar," gumam Eudora lirih. "Dia benar-benar sangat aneh!"Dengan cepat, Eudora langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia ingin mengenyahkan pikirannya tentang pria pemeran utama kedua itu."Apakah kau sesenang itu, Ratu?"Seketika Eudora yang sudah kembali ke tempat duduknya, serta menikmati rum yang terbaik, diganggu begitu saja oleh sosok yang tak ingin ia ajak bicara saat ini. Sang Raja.'Kenapa bajingan ini menghampiriku? Apa dia menin
Warning! Mature Area ...!!—————Perasaan Eudora saat ini benar-benar tak menentu. Bahkan rasanya ia sudah amat sangat murka dan kesal.Harga dirinya sudah sangat terlukai. Tentu saja, semua itu adalah pernyataan provokatif Isidore yang begitu menyebalkan."Ck! Bajingan itu!" decak masam Eudora yang sudah kembali ke kamarnya.Persetan dengan ketidaksopanan karena sudah kembali sebelum pesta berakhir. Bahkan meninggalkan sang Raja begitu saja tadi.Hatinya begitu perih. Setiap kata yang dikatakan oleh Raja tadi sungguh menyakitinya. Semua hinaan itu ... adalah hinaan yang juga ia dengar saat menjadi Mariane.Di tengah-tengah ruangan yang temaram, Eudora kini berjalan ke arah cermin miliknya. Menatap sebuah pantulan bayangan atas rupa raga yang kini ia tempati.Eudora Circe."Kau benar-benar memiliki kehidupan yang sama dengan ku," desis Eudora lirih. Emosi yang kosong seolah menyatakan bahwa ia sudah lelah."Kehidupan menjijikan dan membosankan," imbuhnya lagi.Pun kapalanya sudah mula
Warning! Mature Area ...!!—————"Oh ...!! I-ini benar-benar gila!" umpatnya dengan wajah yang sudah sangat merah dan panas.Eudora mengerang, menggelengkan kepalanya dari sisi ke sisi. Dia menggaruk seprai dengan jari-jarinya ke atas. Bahkan ia juga sudah menorehkan segala macam luka di punggung pria yang mengungkungnya dengan intimate yang gila itu.Seolah-olah pari itu tidak akan membiarkan satu celah pun padanya, Eudora tersedak seolah-olah dia akan meremas bagian bawah dan mendorong ke pipinya setiap kali pria itu mendobrak masuk.Area bergabung semakin panas. Bahkan jika Eudora ingin melarikan diri, dia akan dipegang erat oleh pria itu. Kuat dan mengungkung. Tak akan bisa untuk bergerak satu inci pun. Penjara kesetanan yang melelahkan."Oh, My Queen ...!!" Bahkan erangan yang rendah dan berat, sudah seperti sihir panas yang membakar seluruh tubuh Eudora.Dia belum terbiasa dengan perilaku seperti ini. Sungguh, selama ini nyatanya Eudora hanyalah seorang istri seperti biarawati y
Sang mentari kini telah terbit. Memancarkan semua kilauan cahayanya hingga ke penjuru negeri. Tak terkecuali ke sebuah ruangan yang tertutup oleh tirai tebal. Ruangan yang di salah satu ujung istana megah milik sang Ratu. Kamar utama sekaligus kamar pribadi Ratu."Ugh ...!" lenguh Eudora. Sedikit mengerutkan dahinya.Eudora yang mulai tersadar akibat cahaya matahari yang menyilaukan, mengganggu nyenyaknya tidurnya. Meski kamarnya saat ini sudah tertutup rapat oleh tirai yang tebal, tetapi tak cahaya matahari itu cukup kuat untuk menembus ke dalam melalui sela-sela tirai."Apakah ini sudah siang?" gumamnya lirih.Seketika ia kembali mengeluh tatkala mulai merasakan tubuhnya. Sungguh, mulai dari setiap inci sekujur tubuhnya terutama pinggangnya, semua terasa remuk redam."Oh my ...," gumam Eudora yang meringis, merasakan kebas di bagian intim miliknya. "Tubuhku benar-benar seperti baru saja hancur lebur!"Tentu saja ia mengingat dengan jelas apa yang terjadi semalam. Tak ada satupun ya
Rasanya waktu benar-benar berhenti.Bukan karena Eudora yang terpaku dan terhanyut oleh pernyataan Isidore, si Raja kematiannya itu, untuk mengajak berkencan. Tetapi karena ia seperti mendengar keputusan hukuman mati untuknya!Tetapi pada akhirnya ia tak bisa menolak permintaan Raja, bukan? Dia masih ingin hidup lebih panjang!'Sebenarnya apa yang dilakukan oleh malaikat maut ini? Kenapa dia tiba-tiba menginginkan permintaan konyol? Berkencan? Sungguh konyol!' batin Eudora dengan hati yang was-was.Ia kini sedang berjalan beriringan dengan malaikat mautnya sendiri. Di tengah malam dan udara yang semakin dingin. Bukankah ini waktu yang pas bagi malaikat maut untuk turun ke bumi dan membunuh manusia?"Aku rasa saat ini wajahku benar-benar akan berlubang jika kau terus menatapku seperti itu, Ratu!" ucap Isidore dengan pandangan yang masih lurus ke depan.Tanpa melihat ke arah samping pun, Isidore bisa mengetahui kalau saat ini Ratunya itu sedang menatapnya dengan sangat tajam. Seperti in
Pada akhirnya Isidore harus kalah dengan desakan ajudan setianya. Entah atas dasar apa dan kenapa ia mengikuti saran Versus, tetapi kali ini ia benar-benar sudah keluar dari istana dan menuju ke bazar malam pusat kota.Tentu saja Isidore keluar dengan menyamar. Menggunakan tudung warna gelap yang menutupi rambut birunya—rambut yang merupakan ciri-ciri keluarga Kerajaan.Isidore melirik ke arah ajudannya yang sedang mengawalnya juga itu. Versus berjalan dengan wajah berseri karena sarannya dikabulkan oleh Isidore. "Apa kau benar-benar sesenang itu, Versus?""Tentu saja, Yang Mulia! Dengan Yessa yang tak lagi marah kepada Anda, maka harapan semua orang akan terkabul!" seru Versus penuh kegembiraan di wajahnya.Isidore, dia hanya bisa mendengus berat sembari memutar bola matanya dengan jengah.Tanpa menanggapi serius Versus yang sedang kegembiraan sendiri seperti melihat kedua orang tuanya akur setelah bertengkar hebat, Isidore pun memikirkan satu hal yang tampak cemerlang. Cara agar dia
Keluar? Dari istana dan pergi ke pusat kota untuk menghadiri bazar malam?Eudora tak mendengar hal semacam itu selama tinggal di dunia ini. Tidak, tetapi ia juga tak pernah menikmati hal-hal seperti itu waktu dia menjadi Mariane dulu. Hidupnya terlalu monoton dan membosankan. Sedangkan sekarang hidupnya terlalu ekstrim!Tetapi, setidaknya ia ingin menikmati itu meski hanya sekali."Apakah tak apa?" gumam Eudora dengan ragu. Menatap Tily dengan tatapan penuh harap namun juga penekanan pada hasrat untuk diri sendiri."Aku bukan berada di dalam situasi yang bisa berpergian santai seperti itu, Tily!" Eudora menghela napasnya dengan pendek dan berat. Menikmati malam indah dengan suasana bazar seperti negeri dongeng, tentu saja karakter seperti Eudora tak akan pernah bisa menikmati hal-hal seperti itu. Jadi dia tak akan memikirkan tentang harapan itu.Eudora—Mariane—mengingat satu adegan yang ia tulis di lembaran cerita 'The King Lovers' miliknya ini. Yaitu saat sang heroine sedang berkenc
Menatap ke arah Versus, menatapnya dengan intens sembari menaikkan tipis sudut alisnya. "Kenapa kau berpikir aku memikirkan Yessa?""Bukankah karena itu konsentrasi Anda cukup terganggu saat ini, Yang Mulia?" tanya langsung Versus sembari mengerutkan dahi. "Itu karena Yessa adalah kekasih Anda," imbuhnya lagi.Tak ada yang tidak tahu di seluruh negara ini kalau Yessa adalah satu-satunya wanita yang sangat penting bagi Raja. Dia adalah kekasih sang Raja! Wanita yang disayangi Raja, Asteria Ternin. Dan itu adalah rahasia umum yang sudah diketahui semua orang.Tak terkecuali Versus yang tahu akan hal itu. Tetapi, baru-baru ini terjadi ketidakseimbangan di istana dalam. Di mana banyak sekali hal-hal yang menyebar tanpa bisa dikendalikan. Rumor yang sangat panas bagai virus yang mematikan.Dan rumor itu adalah tentang Ratu dan Raja. Terutama sang Ratu.Ratu yang berselingkuh dengan membawa pria lain ke dalam kamarnya tepat di malam penyambutan atas kepulangan sang Raja. Ratu yang marah te
Dalam keadaan berbalik, seperti kapal yang dibalik dengan tangan kosong begitu mudahnya dalam semalam, kini rumor yang beredar pun juga membalik seluruh keadaan.Tak hanya itu, tetapi apa yang terjadi juga membuat seluruh istana seperti sedang kebakaran. Begitu bising dan kacau dalam kesenyapan yang dingin.'Sang Raja telah bermalam dengan Ratu!'Hotline paling panas dan mampu membakar keadaan yang ada.Yap. Semua orang kini membicarakan tentang topik itu. Bahwa Raja Deimos telah menghampiri ke kamar Ratu untuk bermalam. Pertama kalinya mereka melakukan hubungan suami istri. Itu adalah malam penyempurnaan pernikahan Raja dan Ratu!"Bagaimana bisa Raja bermalam dengan Ratu? Lalu bagaimana dengan rumor tentang Ratu yang membawa seorang pria masuk ke dalam kamarnya pada saat malam perjamuan atas kembalinya sang Raja?" bisik-bisik seseorang. "Apakah Raja akan melupakan perselingkuhan yang dilakukan Ratu?""Aku yakin pasti Ratu melakukan sesuatu sehingga membuat Raja mau datang ke kamarnya
Sekali lagi. Lagi dan lagi untuk kesekian kalinya. Entah percikan apa yang memicu amarah Isidore, Raja Deimos itu, tetapi sekarang dia benar-benar seperti sedang kesetanan. Setiap gerakannya yang ditujukan kepada Eudora sangat kasar dan deduktif. Begitu profokatif seperti sumbu ledakan emosi yang sedang dengan paksa ia perkusi. Itulah yang dirasakan Eudora saat Isidore menggagahinya dengan cara yang paling brutal. Sebenarnya atas apa dia merasa begitu buru-buru dan sangat marah?! Eudora masih begitu kesulitan untuk menjangkau jawaban itu. Karena sampai apapun ia membongkar semua yang terjadi dan mencarinya sampai ke ujung dunia sekalipun, Eudora tak bisa menemukan jawaban atas apa alasan Isidore sangat marah padanya hingga menumpahi dirinya dengan gelombang percintaan yang panas. Itu sangat tidak make sense! Isidore, dia adalah pria yang ditakdirkan sebagai pemeran utama laki-laki di dunia ini. Dia adalah center dan titik utama atas segala sorotan yang ada, bersama dengan sang pem
"!!"Lagi-lagi pernyataan yang sangat vulgar!Tentu saja Eudora sudah seperti tomat rebus saat ini. Di mana tatapan cabul penuh sarkasme yang ia terima membuat Eudora semakin merasa tubuhnya sangat panas."Aku tak tahu kalau ternyata Ratu memang secabul ini," decak Isidore lagi. Lalu ia mulai melepaskan cengkramannya dari tangan Eudora. "Kau hanya perlu memanggilku, Ratu, kalau kau memang sangat menginginkan sentuhan pria."Masih mengungkung Eudora dan memenjarakannya di bawah kedua kakinya. Isidore tak melepaskan tatapan tajamnya untuk itu. Lalu dengan pergerakan yang jelas, ia mulai menanggalkan lilitan kain yang ada di tubuhnya sendiri.Eudora hanya bisa terdiam. Meski belenggu tangan yang menguncinya sudah terlepas, entah kenapa rasanya ia masih terpenjara tanpa bisa bergerak sedikitpun."Hah! Lantas ... apakah kau akan datang padaku, Raja?" Kali ini Eudora seperti ingin meludahi wajah Isidore."Aku sangat tahu betul apa yang kau lihat dariku!" cercanya sembari mendecak sinis. "Ko
Dengan sigap, Isidore mengunci tubuh Eudora.Menekan pinggangnya dengan begitu posesif dan juga menangkup tengkuk leher Eudora. Isidore seolah tak membuat celah agar Ratunya itu tidak bisa melarikan diri. Ciuman yang kasar dan mendominasi, begitu kuat dan liar."Ugh ... st-stop—emhh ...!!"Eudora tentu sekuat tenaga ingin mendorong dengan kasar tubuh pria yang tiba-tiba menyerangnya itu. Tetapi sekali lagi, kekuatannya tak memiliki proporsi yang pas agar bisa mendorong tubuh Isidore.Bahkan semakin Eudora memberontak, Isidore semakin mengunci dan memperdalam ciumannya.Netra emas berkilauan milik Eudora terbuka. Menatap lurus ke arah pria yang menciumnya itu. Di mana pria itu sedang menutup mata. Tanpa ampun, Eudora menggigit bibir Isidore."!!""Fuck!" umpat Isidore kesakitan.Baru kali ini ia langsung bisa terlepas dari ciuman gila Raja mautnya. Tentu saja tatapannya sudah bengis ke arah Isidore. Mengusap bibirnya yang basah dengan punggung tangan."Apa yang kau lakukan?!" geram Eud
Gelak tawa Isidore tampak sangat menggema. Seperti gemuruh petir yang membelah langit malam yang dingin saat ini.Isidore tertawa sembari menyugarkan rambutnya ke atas. Menatap tajam Eudora dengan netra birunya yang menyala. Hal itu membuat Eudora tampak merinding dan memasang dinding waspada secara otomatis."Haaahh ...," deru napas Isidore yang terbuang panjang. "Benar. Kau adalah Ratu Kerajaan saat ini."'Ada apa dengannya?' batin Eudora yang semakin dibuat tak paham oleh Isidore.Tetapi seperti belati yang menghunus ke arah jantung musuh, Eudora tak mengendurkan tatapan tajam miliknya. Bahkan ia semakin menguatkan aura amarahnya saat ini.Ya! Eudora marah. Tersinggung bukan main.Dia adalah Ratu. Tak apa jika memang tak dianggap, tetapi bagaimana bisa dia diperlakukan seperti tersangka tadi siang dan sekarang dikurung seperti tahanan. Jika Eudora memang melakukan dosa, maka dengan senang hati ia akan menerima semua ini dengan tangan terbuka dan lapang.Tetapi dia tak melakukan apa