Dan memang seperti apa yang sudah Eudora kira, pesta itu juga berjalan dengan sangat baik. Entah itu dengan atau tanpa kehadiran sang Ratu, dirinya. Bahkan rasanya Eudora hanya duduk di singgasananya dengan sangat membosankan.Melihat semua orang dari atas, di mana semuanya saling bercakap dan berdansa. Tentu saja pesta adalah pesta, tak ada yang spesial baginya.Eudora hanya ditemani oleh para maid yang melayaninya. Meminum alkohol dan melihat pesta yang terus berjalan.Jangan tanyakan di mana Raja saat ini. Dia tentu bersama dengan kekasihnya. Tak hanya berdansa tetapi juga menyambut ataupun mengobrol dengan para tamu, para bangsawan yang ada. Seolah kekasihnya itu adalah sang Ratu.Ck! Jangan juga mengomentari kenapa Ratu tidak mengambil tindakan untuk berinisiatif. Sudah, Eudora sudah melakukan itu. Tetapi lagi-lagi sang Raja tak menghiraukan keberadaan sang Ratu. Dia tak melirik ataupun mengajak istrinya, Ratu, untuk menemaninya.'Yeahh ... yang terpenting adalah aku tidak menimb
Eudora masih terpikirkan oleh apa yang baru saja terjadi padanya beberapa menit yang lalu. Di berdansa!Dansa pertamanya. Dan itu bukan dengan sang Raja, melainkan dengan pemeran utama kedua cerita ini.Tetapi ada satu hal yang masih membuat Eudora tak bisa mengerti. Yaitu pria itu, Zagreus Alcazar, selama berdansa dengannya, Zagreus terus saja menatapnya. Mengunci inderanya dengan sangat kuat.Tak ada tanda-tanda hal yang bisa dibaca, tetapi Eudora merasa seperti sedang diperingatkan akan sesuatu. Sebuah peringatan keras."Haaahh ... benar-benar," gumam Eudora lirih. "Dia benar-benar sangat aneh!"Dengan cepat, Eudora langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia ingin mengenyahkan pikirannya tentang pria pemeran utama kedua itu."Apakah kau sesenang itu, Ratu?"Seketika Eudora yang sudah kembali ke tempat duduknya, serta menikmati rum yang terbaik, diganggu begitu saja oleh sosok yang tak ingin ia ajak bicara saat ini. Sang Raja.'Kenapa bajingan ini menghampiriku? Apa dia menin
Warning! Mature Area ...!!—————Perasaan Eudora saat ini benar-benar tak menentu. Bahkan rasanya ia sudah amat sangat murka dan kesal.Harga dirinya sudah sangat terlukai. Tentu saja, semua itu adalah pernyataan provokatif Isidore yang begitu menyebalkan."Ck! Bajingan itu!" decak masam Eudora yang sudah kembali ke kamarnya.Persetan dengan ketidaksopanan karena sudah kembali sebelum pesta berakhir. Bahkan meninggalkan sang Raja begitu saja tadi.Hatinya begitu perih. Setiap kata yang dikatakan oleh Raja tadi sungguh menyakitinya. Semua hinaan itu ... adalah hinaan yang juga ia dengar saat menjadi Mariane.Di tengah-tengah ruangan yang temaram, Eudora kini berjalan ke arah cermin miliknya. Menatap sebuah pantulan bayangan atas rupa raga yang kini ia tempati.Eudora Circe."Kau benar-benar memiliki kehidupan yang sama dengan ku," desis Eudora lirih. Emosi yang kosong seolah menyatakan bahwa ia sudah lelah."Kehidupan menjijikan dan membosankan," imbuhnya lagi.Pun kapalanya sudah mula
Warning! Mature Area ...!!—————"Oh ...!! I-ini benar-benar gila!" umpatnya dengan wajah yang sudah sangat merah dan panas.Eudora mengerang, menggelengkan kepalanya dari sisi ke sisi. Dia menggaruk seprai dengan jari-jarinya ke atas. Bahkan ia juga sudah menorehkan segala macam luka di punggung pria yang mengungkungnya dengan intimate yang gila itu.Seolah-olah pari itu tidak akan membiarkan satu celah pun padanya, Eudora tersedak seolah-olah dia akan meremas bagian bawah dan mendorong ke pipinya setiap kali pria itu mendobrak masuk.Area bergabung semakin panas. Bahkan jika Eudora ingin melarikan diri, dia akan dipegang erat oleh pria itu. Kuat dan mengungkung. Tak akan bisa untuk bergerak satu inci pun. Penjara kesetanan yang melelahkan."Oh, My Queen ...!!" Bahkan erangan yang rendah dan berat, sudah seperti sihir panas yang membakar seluruh tubuh Eudora.Dia belum terbiasa dengan perilaku seperti ini. Sungguh, selama ini nyatanya Eudora hanyalah seorang istri seperti biarawati y
Sang mentari kini telah terbit. Memancarkan semua kilauan cahayanya hingga ke penjuru negeri. Tak terkecuali ke sebuah ruangan yang tertutup oleh tirai tebal. Ruangan yang di salah satu ujung istana megah milik sang Ratu. Kamar utama sekaligus kamar pribadi Ratu."Ugh ...!" lenguh Eudora. Sedikit mengerutkan dahinya.Eudora yang mulai tersadar akibat cahaya matahari yang menyilaukan, mengganggu nyenyaknya tidurnya. Meski kamarnya saat ini sudah tertutup rapat oleh tirai yang tebal, tetapi tak cahaya matahari itu cukup kuat untuk menembus ke dalam melalui sela-sela tirai."Apakah ini sudah siang?" gumamnya lirih.Seketika ia kembali mengeluh tatkala mulai merasakan tubuhnya. Sungguh, mulai dari setiap inci sekujur tubuhnya terutama pinggangnya, semua terasa remuk redam."Oh my ...," gumam Eudora yang meringis, merasakan kebas di bagian intim miliknya. "Tubuhku benar-benar seperti baru saja hancur lebur!"Tentu saja ia mengingat dengan jelas apa yang terjadi semalam. Tak ada satupun ya
"Hah! Aku benar-benar tak bisa konsentrasi sama sekali!" Eudora mendesah dengan berat. Menutup buku yang dia baca dengan kasar juga.Pikirannya saat ini benar-benar tak bisa ia kendalikan. Tak tenang. Serta sangat kacau.Tentu saja semua itu karena kejadian semalam. Dia benar-benar bercinta dengan pria tak dikenalnya! God, dia bukan dalam posisi untuk bermain seks dengan bebas!"Aku benar-benar gak bisa ingat wajah pria itu!" decaknya kesal.Tidak, bukannya tak ingat, tetapi nyatanya Eudora tak bisa melihatnya. Pengaruh alkohol dan gelapnya ruangan kamarnya malam itu menjadi perpaduan yang sempurna untuk tidak bisa melihat wajah pria yang bercinta dengannya. Selain pelukan, sentuhan, suara dan bisikan, juga aromanya ... Eudora tak bisa mengingat hal lain lagi selain itu.Eudora hanya takut jika ia akan mengalami kesulitan di masa depan akibat pria itu. Nyawanya dipertaruhkan di dunia ini, ok?"Haaahh ...!!!" deru napas Eudora panjang. "Ini bukan kehidupan yang menyenangkan seperti yan
'Benarkah aku sudah tidur dengan pemeran kedua itu?''Jadi karena itu dia mengubah sikapnya? Tidak seperti saat ada di novel.''Kenapa dia mengikutiku saat itu? Tidak, tetapi kenapa dia mendatangi kamarku?''Atau ... dia datang karena ini tujuannya? Lalu menyudutkanku ke situasi yang sulit dan mematikan?'"Ratu!"Seketika suara Isidore yang sedikit meninggi, langsung membuyarkan lamunannya. Eudora yang sedari tadi hanya terbengong di dunianya sendiri pun mau tak mau sedikit tersentak akibat panggilan sang Raja."Ah, ma-maafkan saya, Yang Mulia. Ini kesalahan saya," ucap Eudora seketika. "Emhh ... apa yang sedang, Yang Mulia, katakan pada saya?"Sedikit canggung, Eudora memaksakan senyumannya.Saat ini Eudora sedang menikmati waktu sore dengan pesta teh kecil yang. Ada sang Raja dan juga Yessa saat ini. Bahkan Eudora tak ingat kapan dan atas alasan apa dia duduk dan bergabung dengan sepasang kekasih ini untuk menikmati waktu sore. Seolah menampilkan keluarga yang hangat dan damai. Tent
Pada akhirnya, selama beberapa hari ini Eudora tak bisa tidur dengan baik. Dia sudah hampir gila memikirkan siapa pria yang bercinta dengannya malam itu!"Hah ... jika seperti ini terus, aku sudah jadi gila sebelum cerita ini dimulai dan sebelum aku jadi karakter antagonis!" pekiknya meredam sembari mengacak-acak rambutnya sendiri, dengan kesal."Dan lagi!" desisnya dengan tajam, untuk diri sendiri. "Kenapa aku memikirkan ini dengan sebegitunya?!"Eudora tak mengerti apa yang terjadi padanya. Pasalnya hanya karena satu malam, Eudora sudah hampir gila saat ini. Itu sungguh tidak masuk akal!"Lebih baik aku lupakan saja!" gumamnya lagi. Sebuah keputusan yang siap ia ambil."Ya, dari pada gila seperti ini, lebih baik lupakan dan tak perlu mencari tahu! Lagi pula tak ada yang tahu, bukan?" Eudora mengangguk dengan penuh percaya diri.Karena saat ini suspect yang Eudora curigai sebagai pelaku atas partner percintaan panas malam itu sudah bercabang menjadi dua orang. Yaitu antara sang sword
Rasanya waktu benar-benar berhenti.Bukan karena Eudora yang terpaku dan terhanyut oleh pernyataan Isidore, si Raja kematiannya itu, untuk mengajak berkencan. Tetapi karena ia seperti mendengar keputusan hukuman mati untuknya!Tetapi pada akhirnya ia tak bisa menolak permintaan Raja, bukan? Dia masih ingin hidup lebih panjang!'Sebenarnya apa yang dilakukan oleh malaikat maut ini? Kenapa dia tiba-tiba menginginkan permintaan konyol? Berkencan? Sungguh konyol!' batin Eudora dengan hati yang was-was.Ia kini sedang berjalan beriringan dengan malaikat mautnya sendiri. Di tengah malam dan udara yang semakin dingin. Bukankah ini waktu yang pas bagi malaikat maut untuk turun ke bumi dan membunuh manusia?"Aku rasa saat ini wajahku benar-benar akan berlubang jika kau terus menatapku seperti itu, Ratu!" ucap Isidore dengan pandangan yang masih lurus ke depan.Tanpa melihat ke arah samping pun, Isidore bisa mengetahui kalau saat ini Ratunya itu sedang menatapnya dengan sangat tajam. Seperti in
Pada akhirnya Isidore harus kalah dengan desakan ajudan setianya. Entah atas dasar apa dan kenapa ia mengikuti saran Versus, tetapi kali ini ia benar-benar sudah keluar dari istana dan menuju ke bazar malam pusat kota.Tentu saja Isidore keluar dengan menyamar. Menggunakan tudung warna gelap yang menutupi rambut birunya—rambut yang merupakan ciri-ciri keluarga Kerajaan.Isidore melirik ke arah ajudannya yang sedang mengawalnya juga itu. Versus berjalan dengan wajah berseri karena sarannya dikabulkan oleh Isidore. "Apa kau benar-benar sesenang itu, Versus?""Tentu saja, Yang Mulia! Dengan Yessa yang tak lagi marah kepada Anda, maka harapan semua orang akan terkabul!" seru Versus penuh kegembiraan di wajahnya.Isidore, dia hanya bisa mendengus berat sembari memutar bola matanya dengan jengah.Tanpa menanggapi serius Versus yang sedang kegembiraan sendiri seperti melihat kedua orang tuanya akur setelah bertengkar hebat, Isidore pun memikirkan satu hal yang tampak cemerlang. Cara agar dia
Keluar? Dari istana dan pergi ke pusat kota untuk menghadiri bazar malam?Eudora tak mendengar hal semacam itu selama tinggal di dunia ini. Tidak, tetapi ia juga tak pernah menikmati hal-hal seperti itu waktu dia menjadi Mariane dulu. Hidupnya terlalu monoton dan membosankan. Sedangkan sekarang hidupnya terlalu ekstrim!Tetapi, setidaknya ia ingin menikmati itu meski hanya sekali."Apakah tak apa?" gumam Eudora dengan ragu. Menatap Tily dengan tatapan penuh harap namun juga penekanan pada hasrat untuk diri sendiri."Aku bukan berada di dalam situasi yang bisa berpergian santai seperti itu, Tily!" Eudora menghela napasnya dengan pendek dan berat. Menikmati malam indah dengan suasana bazar seperti negeri dongeng, tentu saja karakter seperti Eudora tak akan pernah bisa menikmati hal-hal seperti itu. Jadi dia tak akan memikirkan tentang harapan itu.Eudora—Mariane—mengingat satu adegan yang ia tulis di lembaran cerita 'The King Lovers' miliknya ini. Yaitu saat sang heroine sedang berkenc
Menatap ke arah Versus, menatapnya dengan intens sembari menaikkan tipis sudut alisnya. "Kenapa kau berpikir aku memikirkan Yessa?""Bukankah karena itu konsentrasi Anda cukup terganggu saat ini, Yang Mulia?" tanya langsung Versus sembari mengerutkan dahi. "Itu karena Yessa adalah kekasih Anda," imbuhnya lagi.Tak ada yang tidak tahu di seluruh negara ini kalau Yessa adalah satu-satunya wanita yang sangat penting bagi Raja. Dia adalah kekasih sang Raja! Wanita yang disayangi Raja, Asteria Ternin. Dan itu adalah rahasia umum yang sudah diketahui semua orang.Tak terkecuali Versus yang tahu akan hal itu. Tetapi, baru-baru ini terjadi ketidakseimbangan di istana dalam. Di mana banyak sekali hal-hal yang menyebar tanpa bisa dikendalikan. Rumor yang sangat panas bagai virus yang mematikan.Dan rumor itu adalah tentang Ratu dan Raja. Terutama sang Ratu.Ratu yang berselingkuh dengan membawa pria lain ke dalam kamarnya tepat di malam penyambutan atas kepulangan sang Raja. Ratu yang marah te
Dalam keadaan berbalik, seperti kapal yang dibalik dengan tangan kosong begitu mudahnya dalam semalam, kini rumor yang beredar pun juga membalik seluruh keadaan.Tak hanya itu, tetapi apa yang terjadi juga membuat seluruh istana seperti sedang kebakaran. Begitu bising dan kacau dalam kesenyapan yang dingin.'Sang Raja telah bermalam dengan Ratu!'Hotline paling panas dan mampu membakar keadaan yang ada.Yap. Semua orang kini membicarakan tentang topik itu. Bahwa Raja Deimos telah menghampiri ke kamar Ratu untuk bermalam. Pertama kalinya mereka melakukan hubungan suami istri. Itu adalah malam penyempurnaan pernikahan Raja dan Ratu!"Bagaimana bisa Raja bermalam dengan Ratu? Lalu bagaimana dengan rumor tentang Ratu yang membawa seorang pria masuk ke dalam kamarnya pada saat malam perjamuan atas kembalinya sang Raja?" bisik-bisik seseorang. "Apakah Raja akan melupakan perselingkuhan yang dilakukan Ratu?""Aku yakin pasti Ratu melakukan sesuatu sehingga membuat Raja mau datang ke kamarnya
Sekali lagi. Lagi dan lagi untuk kesekian kalinya. Entah percikan apa yang memicu amarah Isidore, Raja Deimos itu, tetapi sekarang dia benar-benar seperti sedang kesetanan. Setiap gerakannya yang ditujukan kepada Eudora sangat kasar dan deduktif. Begitu profokatif seperti sumbu ledakan emosi yang sedang dengan paksa ia perkusi. Itulah yang dirasakan Eudora saat Isidore menggagahinya dengan cara yang paling brutal. Sebenarnya atas apa dia merasa begitu buru-buru dan sangat marah?! Eudora masih begitu kesulitan untuk menjangkau jawaban itu. Karena sampai apapun ia membongkar semua yang terjadi dan mencarinya sampai ke ujung dunia sekalipun, Eudora tak bisa menemukan jawaban atas apa alasan Isidore sangat marah padanya hingga menumpahi dirinya dengan gelombang percintaan yang panas. Itu sangat tidak make sense! Isidore, dia adalah pria yang ditakdirkan sebagai pemeran utama laki-laki di dunia ini. Dia adalah center dan titik utama atas segala sorotan yang ada, bersama dengan sang pem
"!!"Lagi-lagi pernyataan yang sangat vulgar!Tentu saja Eudora sudah seperti tomat rebus saat ini. Di mana tatapan cabul penuh sarkasme yang ia terima membuat Eudora semakin merasa tubuhnya sangat panas."Aku tak tahu kalau ternyata Ratu memang secabul ini," decak Isidore lagi. Lalu ia mulai melepaskan cengkramannya dari tangan Eudora. "Kau hanya perlu memanggilku, Ratu, kalau kau memang sangat menginginkan sentuhan pria."Masih mengungkung Eudora dan memenjarakannya di bawah kedua kakinya. Isidore tak melepaskan tatapan tajamnya untuk itu. Lalu dengan pergerakan yang jelas, ia mulai menanggalkan lilitan kain yang ada di tubuhnya sendiri.Eudora hanya bisa terdiam. Meski belenggu tangan yang menguncinya sudah terlepas, entah kenapa rasanya ia masih terpenjara tanpa bisa bergerak sedikitpun."Hah! Lantas ... apakah kau akan datang padaku, Raja?" Kali ini Eudora seperti ingin meludahi wajah Isidore."Aku sangat tahu betul apa yang kau lihat dariku!" cercanya sembari mendecak sinis. "Ko
Dengan sigap, Isidore mengunci tubuh Eudora.Menekan pinggangnya dengan begitu posesif dan juga menangkup tengkuk leher Eudora. Isidore seolah tak membuat celah agar Ratunya itu tidak bisa melarikan diri. Ciuman yang kasar dan mendominasi, begitu kuat dan liar."Ugh ... st-stop—emhh ...!!"Eudora tentu sekuat tenaga ingin mendorong dengan kasar tubuh pria yang tiba-tiba menyerangnya itu. Tetapi sekali lagi, kekuatannya tak memiliki proporsi yang pas agar bisa mendorong tubuh Isidore.Bahkan semakin Eudora memberontak, Isidore semakin mengunci dan memperdalam ciumannya.Netra emas berkilauan milik Eudora terbuka. Menatap lurus ke arah pria yang menciumnya itu. Di mana pria itu sedang menutup mata. Tanpa ampun, Eudora menggigit bibir Isidore."!!""Fuck!" umpat Isidore kesakitan.Baru kali ini ia langsung bisa terlepas dari ciuman gila Raja mautnya. Tentu saja tatapannya sudah bengis ke arah Isidore. Mengusap bibirnya yang basah dengan punggung tangan."Apa yang kau lakukan?!" geram Eud
Gelak tawa Isidore tampak sangat menggema. Seperti gemuruh petir yang membelah langit malam yang dingin saat ini.Isidore tertawa sembari menyugarkan rambutnya ke atas. Menatap tajam Eudora dengan netra birunya yang menyala. Hal itu membuat Eudora tampak merinding dan memasang dinding waspada secara otomatis."Haaahh ...," deru napas Isidore yang terbuang panjang. "Benar. Kau adalah Ratu Kerajaan saat ini."'Ada apa dengannya?' batin Eudora yang semakin dibuat tak paham oleh Isidore.Tetapi seperti belati yang menghunus ke arah jantung musuh, Eudora tak mengendurkan tatapan tajam miliknya. Bahkan ia semakin menguatkan aura amarahnya saat ini.Ya! Eudora marah. Tersinggung bukan main.Dia adalah Ratu. Tak apa jika memang tak dianggap, tetapi bagaimana bisa dia diperlakukan seperti tersangka tadi siang dan sekarang dikurung seperti tahanan. Jika Eudora memang melakukan dosa, maka dengan senang hati ia akan menerima semua ini dengan tangan terbuka dan lapang.Tetapi dia tak melakukan apa