"Kumohon, Yang Mulia, tolong redakan amarah Anda."Asteria masih mencoba untuk melindungi para pelayan yang tak tahu diri dengan menyebar gosip rendahan seperti itu. Menghadap ke arah Eudora dengan gagah berani seolah sedang menghadapi monster paling mengerikan demi melindungi warga sipil. Sungguh, apakah itu masuk akal?Eudora tak melakukan apapun. Dia tidak berniat memenggal kepala para pelayan yang sibuk bergosip tentangnya. Ia juga tidak menganiaya para pelayan itu.tetapi, sang pemeran utama berlari begitu saja seolah Eudora akan mencabut nyawa para pelayan yang sudah tak tahu diri itu."Pergi dari hadapanku sekarang juga, Yessa!" tekan Eudora dengan dingin. Tatapannya sudah mengandung amrah meski tak meledak-ledak."Tidak!" sahut Asteria langsung. "Bukan maksud saya menentang Anda, yang Mulia, tetapi saya tidak bisa membiarkan Anda melakukan kekejaman lagi!""Hah! Apa tadi kau bilang?" decak masam Eudora.Sungguh amat sangat lucu. Di sini dia lah yang sedang menjadi bahan gosip
Penghakiman yang tak adil. Hanya itu yang bisa dilayangkan Eudora dengan segala macam umpatan.Bahkan saat ini ia sudah berubah menjadi tersangka. Ia dikurung di dalam kamarnya sendiri tanpa diperbolehkan untuk keluar satu inci pun. Banyak penjaga yang sudah dipasangkan di depan kamarnya, berjaga jika sang Ratu bertindak di luar nalar, pemberontakan mungkin.Status Eudora berubah menjadi kriminal dan penjahat dalam sekejap. Ok, dia memang telah memiliki gelar 'Ratu Penjahat' tetapi dalam masalah kali ini ... dia tak melakukan apapun!"benar-benar tidak adil! Brengsek!" Sungguh rasanya Eudora ingin mengumpati siapapun saat ini. Namun sayangnya tak ada seseorang yang bisa ia jadikan kambing kambing hitam.Eudora duduk di kursi meja riasnya. Menyangga kepalanya sendiri yang mana terasa amat sangat berat sekarang.Rumor semakin melebar hingga ke titik paling panas. Tak hanya rumor perbuatan tercela dari sang Ratu, yaitu perselingkuhan dengan pria tak dikenal, tetapi juga rumor mengenai Ra
Gelak tawa Isidore tampak sangat menggema. Seperti gemuruh petir yang membelah langit malam yang dingin saat ini.Isidore tertawa sembari menyugarkan rambutnya ke atas. Menatap tajam Eudora dengan netra birunya yang menyala. Hal itu membuat Eudora tampak merinding dan memasang dinding waspada secara otomatis."Haaahh ...," deru napas Isidore yang terbuang panjang. "Benar. Kau adalah Ratu Kerajaan saat ini."'Ada apa dengannya?' batin Eudora yang semakin dibuat tak paham oleh Isidore.Tetapi seperti belati yang menghunus ke arah jantung musuh, Eudora tak mengendurkan tatapan tajam miliknya. Bahkan ia semakin menguatkan aura amarahnya saat ini.Ya! Eudora marah. Tersinggung bukan main.Dia adalah Ratu. Tak apa jika memang tak dianggap, tetapi bagaimana bisa dia diperlakukan seperti tersangka tadi siang dan sekarang dikurung seperti tahanan. Jika Eudora memang melakukan dosa, maka dengan senang hati ia akan menerima semua ini dengan tangan terbuka dan lapang.Tetapi dia tak melakukan apa
Dengan sigap, Isidore mengunci tubuh Eudora.Menekan pinggangnya dengan begitu posesif dan juga menangkup tengkuk leher Eudora. Isidore seolah tak membuat celah agar Ratunya itu tidak bisa melarikan diri. Ciuman yang kasar dan mendominasi, begitu kuat dan liar."Ugh ... st-stop—emhh ...!!"Eudora tentu sekuat tenaga ingin mendorong dengan kasar tubuh pria yang tiba-tiba menyerangnya itu. Tetapi sekali lagi, kekuatannya tak memiliki proporsi yang pas agar bisa mendorong tubuh Isidore.Bahkan semakin Eudora memberontak, Isidore semakin mengunci dan memperdalam ciumannya.Netra emas berkilauan milik Eudora terbuka. Menatap lurus ke arah pria yang menciumnya itu. Di mana pria itu sedang menutup mata. Tanpa ampun, Eudora menggigit bibir Isidore."!!""Fuck!" umpat Isidore kesakitan.Baru kali ini ia langsung bisa terlepas dari ciuman gila Raja mautnya. Tentu saja tatapannya sudah bengis ke arah Isidore. Mengusap bibirnya yang basah dengan punggung tangan."Apa yang kau lakukan?!" geram Eud
"!!"Lagi-lagi pernyataan yang sangat vulgar!Tentu saja Eudora sudah seperti tomat rebus saat ini. Di mana tatapan cabul penuh sarkasme yang ia terima membuat Eudora semakin merasa tubuhnya sangat panas."Aku tak tahu kalau ternyata Ratu memang secabul ini," decak Isidore lagi. Lalu ia mulai melepaskan cengkramannya dari tangan Eudora. "Kau hanya perlu memanggilku, Ratu, kalau kau memang sangat menginginkan sentuhan pria."Masih mengungkung Eudora dan memenjarakannya di bawah kedua kakinya. Isidore tak melepaskan tatapan tajamnya untuk itu. Lalu dengan pergerakan yang jelas, ia mulai menanggalkan lilitan kain yang ada di tubuhnya sendiri.Eudora hanya bisa terdiam. Meski belenggu tangan yang menguncinya sudah terlepas, entah kenapa rasanya ia masih terpenjara tanpa bisa bergerak sedikitpun."Hah! Lantas ... apakah kau akan datang padaku, Raja?" Kali ini Eudora seperti ingin meludahi wajah Isidore."Aku sangat tahu betul apa yang kau lihat dariku!" cercanya sembari mendecak sinis. "Ko
Sekali lagi. Lagi dan lagi untuk kesekian kalinya. Entah percikan apa yang memicu amarah Isidore, Raja Deimos itu, tetapi sekarang dia benar-benar seperti sedang kesetanan. Setiap gerakannya yang ditujukan kepada Eudora sangat kasar dan deduktif. Begitu profokatif seperti sumbu ledakan emosi yang sedang dengan paksa ia perkusi. Itulah yang dirasakan Eudora saat Isidore menggagahinya dengan cara yang paling brutal. Sebenarnya atas apa dia merasa begitu buru-buru dan sangat marah?! Eudora masih begitu kesulitan untuk menjangkau jawaban itu. Karena sampai apapun ia membongkar semua yang terjadi dan mencarinya sampai ke ujung dunia sekalipun, Eudora tak bisa menemukan jawaban atas apa alasan Isidore sangat marah padanya hingga menumpahi dirinya dengan gelombang percintaan yang panas. Itu sangat tidak make sense! Isidore, dia adalah pria yang ditakdirkan sebagai pemeran utama laki-laki di dunia ini. Dia adalah center dan titik utama atas segala sorotan yang ada, bersama dengan sang pem
Dalam keadaan berbalik, seperti kapal yang dibalik dengan tangan kosong begitu mudahnya dalam semalam, kini rumor yang beredar pun juga membalik seluruh keadaan.Tak hanya itu, tetapi apa yang terjadi juga membuat seluruh istana seperti sedang kebakaran. Begitu bising dan kacau dalam kesenyapan yang dingin.'Sang Raja telah bermalam dengan Ratu!'Hotline paling panas dan mampu membakar keadaan yang ada.Yap. Semua orang kini membicarakan tentang topik itu. Bahwa Raja Deimos telah menghampiri ke kamar Ratu untuk bermalam. Pertama kalinya mereka melakukan hubungan suami istri. Itu adalah malam penyempurnaan pernikahan Raja dan Ratu!"Bagaimana bisa Raja bermalam dengan Ratu? Lalu bagaimana dengan rumor tentang Ratu yang membawa seorang pria masuk ke dalam kamarnya pada saat malam perjamuan atas kembalinya sang Raja?" bisik-bisik seseorang. "Apakah Raja akan melupakan perselingkuhan yang dilakukan Ratu?""Aku yakin pasti Ratu melakukan sesuatu sehingga membuat Raja mau datang ke kamarnya
Menatap ke arah Versus, menatapnya dengan intens sembari menaikkan tipis sudut alisnya. "Kenapa kau berpikir aku memikirkan Yessa?""Bukankah karena itu konsentrasi Anda cukup terganggu saat ini, Yang Mulia?" tanya langsung Versus sembari mengerutkan dahi. "Itu karena Yessa adalah kekasih Anda," imbuhnya lagi.Tak ada yang tidak tahu di seluruh negara ini kalau Yessa adalah satu-satunya wanita yang sangat penting bagi Raja. Dia adalah kekasih sang Raja! Wanita yang disayangi Raja, Asteria Ternin. Dan itu adalah rahasia umum yang sudah diketahui semua orang.Tak terkecuali Versus yang tahu akan hal itu. Tetapi, baru-baru ini terjadi ketidakseimbangan di istana dalam. Di mana banyak sekali hal-hal yang menyebar tanpa bisa dikendalikan. Rumor yang sangat panas bagai virus yang mematikan.Dan rumor itu adalah tentang Ratu dan Raja. Terutama sang Ratu.Ratu yang berselingkuh dengan membawa pria lain ke dalam kamarnya tepat di malam penyambutan atas kepulangan sang Raja. Ratu yang marah te
Rasanya waktu benar-benar berhenti.Bukan karena Eudora yang terpaku dan terhanyut oleh pernyataan Isidore, si Raja kematiannya itu, untuk mengajak berkencan. Tetapi karena ia seperti mendengar keputusan hukuman mati untuknya!Tetapi pada akhirnya ia tak bisa menolak permintaan Raja, bukan? Dia masih ingin hidup lebih panjang!'Sebenarnya apa yang dilakukan oleh malaikat maut ini? Kenapa dia tiba-tiba menginginkan permintaan konyol? Berkencan? Sungguh konyol!' batin Eudora dengan hati yang was-was.Ia kini sedang berjalan beriringan dengan malaikat mautnya sendiri. Di tengah malam dan udara yang semakin dingin. Bukankah ini waktu yang pas bagi malaikat maut untuk turun ke bumi dan membunuh manusia?"Aku rasa saat ini wajahku benar-benar akan berlubang jika kau terus menatapku seperti itu, Ratu!" ucap Isidore dengan pandangan yang masih lurus ke depan.Tanpa melihat ke arah samping pun, Isidore bisa mengetahui kalau saat ini Ratunya itu sedang menatapnya dengan sangat tajam. Seperti in
Pada akhirnya Isidore harus kalah dengan desakan ajudan setianya. Entah atas dasar apa dan kenapa ia mengikuti saran Versus, tetapi kali ini ia benar-benar sudah keluar dari istana dan menuju ke bazar malam pusat kota.Tentu saja Isidore keluar dengan menyamar. Menggunakan tudung warna gelap yang menutupi rambut birunya—rambut yang merupakan ciri-ciri keluarga Kerajaan.Isidore melirik ke arah ajudannya yang sedang mengawalnya juga itu. Versus berjalan dengan wajah berseri karena sarannya dikabulkan oleh Isidore. "Apa kau benar-benar sesenang itu, Versus?""Tentu saja, Yang Mulia! Dengan Yessa yang tak lagi marah kepada Anda, maka harapan semua orang akan terkabul!" seru Versus penuh kegembiraan di wajahnya.Isidore, dia hanya bisa mendengus berat sembari memutar bola matanya dengan jengah.Tanpa menanggapi serius Versus yang sedang kegembiraan sendiri seperti melihat kedua orang tuanya akur setelah bertengkar hebat, Isidore pun memikirkan satu hal yang tampak cemerlang. Cara agar dia
Keluar? Dari istana dan pergi ke pusat kota untuk menghadiri bazar malam?Eudora tak mendengar hal semacam itu selama tinggal di dunia ini. Tidak, tetapi ia juga tak pernah menikmati hal-hal seperti itu waktu dia menjadi Mariane dulu. Hidupnya terlalu monoton dan membosankan. Sedangkan sekarang hidupnya terlalu ekstrim!Tetapi, setidaknya ia ingin menikmati itu meski hanya sekali."Apakah tak apa?" gumam Eudora dengan ragu. Menatap Tily dengan tatapan penuh harap namun juga penekanan pada hasrat untuk diri sendiri."Aku bukan berada di dalam situasi yang bisa berpergian santai seperti itu, Tily!" Eudora menghela napasnya dengan pendek dan berat. Menikmati malam indah dengan suasana bazar seperti negeri dongeng, tentu saja karakter seperti Eudora tak akan pernah bisa menikmati hal-hal seperti itu. Jadi dia tak akan memikirkan tentang harapan itu.Eudora—Mariane—mengingat satu adegan yang ia tulis di lembaran cerita 'The King Lovers' miliknya ini. Yaitu saat sang heroine sedang berkenc
Menatap ke arah Versus, menatapnya dengan intens sembari menaikkan tipis sudut alisnya. "Kenapa kau berpikir aku memikirkan Yessa?""Bukankah karena itu konsentrasi Anda cukup terganggu saat ini, Yang Mulia?" tanya langsung Versus sembari mengerutkan dahi. "Itu karena Yessa adalah kekasih Anda," imbuhnya lagi.Tak ada yang tidak tahu di seluruh negara ini kalau Yessa adalah satu-satunya wanita yang sangat penting bagi Raja. Dia adalah kekasih sang Raja! Wanita yang disayangi Raja, Asteria Ternin. Dan itu adalah rahasia umum yang sudah diketahui semua orang.Tak terkecuali Versus yang tahu akan hal itu. Tetapi, baru-baru ini terjadi ketidakseimbangan di istana dalam. Di mana banyak sekali hal-hal yang menyebar tanpa bisa dikendalikan. Rumor yang sangat panas bagai virus yang mematikan.Dan rumor itu adalah tentang Ratu dan Raja. Terutama sang Ratu.Ratu yang berselingkuh dengan membawa pria lain ke dalam kamarnya tepat di malam penyambutan atas kepulangan sang Raja. Ratu yang marah te
Dalam keadaan berbalik, seperti kapal yang dibalik dengan tangan kosong begitu mudahnya dalam semalam, kini rumor yang beredar pun juga membalik seluruh keadaan.Tak hanya itu, tetapi apa yang terjadi juga membuat seluruh istana seperti sedang kebakaran. Begitu bising dan kacau dalam kesenyapan yang dingin.'Sang Raja telah bermalam dengan Ratu!'Hotline paling panas dan mampu membakar keadaan yang ada.Yap. Semua orang kini membicarakan tentang topik itu. Bahwa Raja Deimos telah menghampiri ke kamar Ratu untuk bermalam. Pertama kalinya mereka melakukan hubungan suami istri. Itu adalah malam penyempurnaan pernikahan Raja dan Ratu!"Bagaimana bisa Raja bermalam dengan Ratu? Lalu bagaimana dengan rumor tentang Ratu yang membawa seorang pria masuk ke dalam kamarnya pada saat malam perjamuan atas kembalinya sang Raja?" bisik-bisik seseorang. "Apakah Raja akan melupakan perselingkuhan yang dilakukan Ratu?""Aku yakin pasti Ratu melakukan sesuatu sehingga membuat Raja mau datang ke kamarnya
Sekali lagi. Lagi dan lagi untuk kesekian kalinya. Entah percikan apa yang memicu amarah Isidore, Raja Deimos itu, tetapi sekarang dia benar-benar seperti sedang kesetanan. Setiap gerakannya yang ditujukan kepada Eudora sangat kasar dan deduktif. Begitu profokatif seperti sumbu ledakan emosi yang sedang dengan paksa ia perkusi. Itulah yang dirasakan Eudora saat Isidore menggagahinya dengan cara yang paling brutal. Sebenarnya atas apa dia merasa begitu buru-buru dan sangat marah?! Eudora masih begitu kesulitan untuk menjangkau jawaban itu. Karena sampai apapun ia membongkar semua yang terjadi dan mencarinya sampai ke ujung dunia sekalipun, Eudora tak bisa menemukan jawaban atas apa alasan Isidore sangat marah padanya hingga menumpahi dirinya dengan gelombang percintaan yang panas. Itu sangat tidak make sense! Isidore, dia adalah pria yang ditakdirkan sebagai pemeran utama laki-laki di dunia ini. Dia adalah center dan titik utama atas segala sorotan yang ada, bersama dengan sang pem
"!!"Lagi-lagi pernyataan yang sangat vulgar!Tentu saja Eudora sudah seperti tomat rebus saat ini. Di mana tatapan cabul penuh sarkasme yang ia terima membuat Eudora semakin merasa tubuhnya sangat panas."Aku tak tahu kalau ternyata Ratu memang secabul ini," decak Isidore lagi. Lalu ia mulai melepaskan cengkramannya dari tangan Eudora. "Kau hanya perlu memanggilku, Ratu, kalau kau memang sangat menginginkan sentuhan pria."Masih mengungkung Eudora dan memenjarakannya di bawah kedua kakinya. Isidore tak melepaskan tatapan tajamnya untuk itu. Lalu dengan pergerakan yang jelas, ia mulai menanggalkan lilitan kain yang ada di tubuhnya sendiri.Eudora hanya bisa terdiam. Meski belenggu tangan yang menguncinya sudah terlepas, entah kenapa rasanya ia masih terpenjara tanpa bisa bergerak sedikitpun."Hah! Lantas ... apakah kau akan datang padaku, Raja?" Kali ini Eudora seperti ingin meludahi wajah Isidore."Aku sangat tahu betul apa yang kau lihat dariku!" cercanya sembari mendecak sinis. "Ko
Dengan sigap, Isidore mengunci tubuh Eudora.Menekan pinggangnya dengan begitu posesif dan juga menangkup tengkuk leher Eudora. Isidore seolah tak membuat celah agar Ratunya itu tidak bisa melarikan diri. Ciuman yang kasar dan mendominasi, begitu kuat dan liar."Ugh ... st-stop—emhh ...!!"Eudora tentu sekuat tenaga ingin mendorong dengan kasar tubuh pria yang tiba-tiba menyerangnya itu. Tetapi sekali lagi, kekuatannya tak memiliki proporsi yang pas agar bisa mendorong tubuh Isidore.Bahkan semakin Eudora memberontak, Isidore semakin mengunci dan memperdalam ciumannya.Netra emas berkilauan milik Eudora terbuka. Menatap lurus ke arah pria yang menciumnya itu. Di mana pria itu sedang menutup mata. Tanpa ampun, Eudora menggigit bibir Isidore."!!""Fuck!" umpat Isidore kesakitan.Baru kali ini ia langsung bisa terlepas dari ciuman gila Raja mautnya. Tentu saja tatapannya sudah bengis ke arah Isidore. Mengusap bibirnya yang basah dengan punggung tangan."Apa yang kau lakukan?!" geram Eud
Gelak tawa Isidore tampak sangat menggema. Seperti gemuruh petir yang membelah langit malam yang dingin saat ini.Isidore tertawa sembari menyugarkan rambutnya ke atas. Menatap tajam Eudora dengan netra birunya yang menyala. Hal itu membuat Eudora tampak merinding dan memasang dinding waspada secara otomatis."Haaahh ...," deru napas Isidore yang terbuang panjang. "Benar. Kau adalah Ratu Kerajaan saat ini."'Ada apa dengannya?' batin Eudora yang semakin dibuat tak paham oleh Isidore.Tetapi seperti belati yang menghunus ke arah jantung musuh, Eudora tak mengendurkan tatapan tajam miliknya. Bahkan ia semakin menguatkan aura amarahnya saat ini.Ya! Eudora marah. Tersinggung bukan main.Dia adalah Ratu. Tak apa jika memang tak dianggap, tetapi bagaimana bisa dia diperlakukan seperti tersangka tadi siang dan sekarang dikurung seperti tahanan. Jika Eudora memang melakukan dosa, maka dengan senang hati ia akan menerima semua ini dengan tangan terbuka dan lapang.Tetapi dia tak melakukan apa