Bab 14 - DILEMASuster mengejar Zahira, namun gadis kecil dengan luka di kepalanha itu terlalu gesit berlari. Ia terlebih dahulu membuka pintu sebelum suster berhasil menangkapnya.Akan tetapi, saat Zahira baru saja membuka pintu, ia mendapati sang Daddy berdiri di sana."Daddy?" ucap Zahira terkejut hampir saja menabrak tubuh sang Daddy.Seketika Anjani menghembuskan nafas lega saat mendapati sang suami memberi isyarat dengan tangannya, memintanya untuk tetap tenang di tempatnya.Daddy Zahira itu segera berjongkok, mensejajarkan posisinya dengan putri kecilnya."Zahira mau ke mana? Zahira kan sedang sakit, kenapa lari-larian?" tanya dr. Ahmad pelan."Zahira bosan, Dad ...," keluh Zahira."Kok bosen? Telepon Ante Ayumanya sudah?" tanya dr. Ahmad sembari memandang wajah Zahira dan Anjani bergantian.Gadis bermata bulat itu mengangguk, "sudah, Dad ....""Terus kenapa masih bosen? Nggak main sama Mommy?" tanya dr. Ahmad lagi sembari membawa putri kecilnya ke dalam gendongan."Zahira bose
Bab 15 - DILEMA"Zahira sudah siap, Dad," ucap Zahira."Oke, kita ketemu Ummi ya, Nak ... tapi sebelum itu Daddy boleh minta Zahira berjanji?" tanya dr. Ahmad."Janji apa, Dad?""Janji Zahira menjadi anak yang kuat," ucap dr. Ahmad dengan suara bergetar."Oke, Dad. Zahira akan jadi anak yang kuat, nggak sakit lagi, nggak nangis lagi, supaya Daddy nggak sedih," sahut Zahira riang.dr. Ahmad membawa Zahira ke dalam pelukannya.Selanjutnya ia meminta tolong pada Suster untuk menyiapkan kursi roda, kemudian menurunkan Zahira di ranjang istrinya. "Zahira tunggu sebentar, ya? Daddy mau bantu Mommy dulu," ucap dr. Ahmad memberi pengertian.Gadis kecil itu mengangguk patuh. Selanjutnya pandangan dr. Ahmad beralih pada Anjani, dan rasa bersalah kembali menghampiri, saat ia mendapati sisa air mata di kelopak mata Anjani. Anjani tidak menyadari, bahwa masih ada air mata yang tersisa di sana.dr. Ahmad mendekat kemudian mengusap kedua mata sang istri, lalu membawa kepala sang istri ke dalam deka
Bab 16 - DILEMAPukul 16.15 sesi pemakaman ummi Fahira berakhir. Jasad dari Ibu dr. Ahamd itu telah tertutup oleh tanah di dasar bumi. Berdampingan dengan makam Abahnya.Untuk kesekian kalinya, dr. Ahmad mengusap air mata dengan punggung tangannya. Sebab telapak tangannya kotor berlumur tanah liat. Ia memang turun langsung untuk memakamkan umminya.Di belakang dr. Ahmad, Anjanj sang istri juga tengah tergugu di atas kursi roda. Menyaksikan suaminya begitu hancur dan terpukul membuat sesuatu di dalam sana tercubit."Ya Allah Bang Ahmad ... semoga Allah meluaskan hatinya untuk ikhlas menerima takdirnya. Bang Ahmad terlihat sangat terpukul atas kepergian ummi. Wajar, Ummi adalah ibu yang sangat baik, sosok yang selama ini selalu ada untuk bang Ahmad dan menjadi tameng dalam setiap permasalahan hidupnya. Lalu kemudian mereka terpaksa harus berpisah selamanya hanya dalam hitungan jam.Semua berjalan begitu cepat. Kejadian ini masih seperti mimpi." Anjani mengusap sudut matanya yang basah.
Bab 17 - DILEMAAnjani merengkuh suaminya dari belakang. Memeluk dadanya dengan dekapan. Sembari menempelkan dagunya di atas kepala sang suami.dr. Ahmad menyentuh tangan istrinya, membelainya pelan sembari terisak untuk kesekian kalinya sepeninggal ummi."Makasih ya, Sayang ... kamu selalu ada untuk menguatkan Abang. Selalu ada untuk menentramkan hati Abang." "Itu sudah menjadi fungsi Anjani berada di sini, Bang. Seperti yang Abang bilang ... pasangan itu diibaratkan seperti pakaian. Dia akan menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas. Seperti itulah fungsi kita untuk saling melengkapi satu sama lain, kan?" Anjani menyahut.dr. Ahmad tersenyum, "Allah maha baik, telah mengirimkan kamu untuk Abang, sebelum Ummi meninggalkan Abang untuk selamanya. Abang tidak bisa membayangkan, bagaimana jika tidak ada kamu di sisi Abang di saat-saat seperti ini, Sayang.Inilah janji Allah, untuk tidak menguji seorang hamba melebihi batas kemampuannya. Sebelum menguji, Allah akan mempe
Bab 18 - DILEMAdr. Ahmad memandang Anjani dan Ayuma bergantian. Istrinya itu terlihat tertunduk kecewa sementara Ayuma memasang wajah kebingungan, walaupun dalam hati ia menyorakkan kemenangan."Sayang ... Ante Yuma kan tadi udah nemenin Zahira. Sekarang biar Ante Yuma istirahat ya, Zahira ditemani sama Daddy dan Mommy, mau, ya? Kita main bertiga." dr. Ahmad merayu putrinya.Zahira menggeleng, "Ante Yuma nggak capek kok, Dad ... Ante Yuma mau kok nemenin Zahira main. Tadi Ante Yuma sendiri yang bilang. Ya kan, Ante?" Zahira bertanya langsung pada Ayuma."Ehm ... i ... iya, Sayang ... duh gimana ya jelasinnya?" Ayuma berlagak kebingungan."Iya, Zahira, tapi ... kita nggak bisa main bertiga sama Ante Yuma saja. Kita ajak Mommy juga, ya?" dr. Ahmad terus mengupayakan agar tak sampai terjebak dalam kondisi sulit. Bertiga di kamar hanya dengan Zahira dan Ayuma tentu bukan hal yang pantas ia lakukan, terlebih setelah berstatus menjadi suami."Kenapa nggak bisa sih, Dad? Dulu kita sering ko
Bab 19 - DILEMAdr. Ahmad mendampingi Zahira dengan hati risau. Raganya memang bersama Zahira, tapi hati dan pikirannya turut pergi bersama istri tercinta."Anjani ... maafkan Abang, Sayang ...," gumamnya dalam hati.Sementara Ayuma, sejak tadi ia mencuri-curi pandang ke arah dr. Ahmad, sembari mendengarkan Zahira berceloteh."Dad ... kok diem aja sih?" protes Zahira.dr. Ahmad segera menoleh, dan menunjukkan senyumannya yang terkesan terpaksa."Kepala Daddy sedikit pusing, Nak ... jadi Daddy kurang fokus. Nggak apa-apa, ya? Daddy temenin begini aja?" jawab dr. Ahmad.Tangan kecil Zahira kemudian ia tempelkan di kening Daddy-nya, "Daddy sakit, ya? Tapi badan Daddy nggak panas kok," ucap Zahira yang biasa mengukur sakit dengan suhu tubuh yang tinggi.dr. Ahmad tersenyum,"Daddy sehat, Sayang ... hanya saja sedang kecapean, jadi perlu istirahat." dr. Ahmad menjelaskan.Zahira mengangguk-angguk."Jangan terlalu banyak beban pikiran, Ahmad. Nggak baik buat kesehatan kamu." Ayuma menyahut.
Bab 20 - DILEMA"Sayang ...." perlahan dr. Ahmad duduk di sisi Anjani, menyentuh pundaknya pelan, dan serta merta membuat punggung yang semula berguncang itu berhenti.Anjani mengusap cepat air mata yang membasahi wajahnya. Kemudian perlahan berbalik arah ke suaminya. Anjani beringsut, untuk mengubah posisi menjadi bersandar pada sandaran ranjang."Bang ... kok Abang di sini? Zahira gimana?" tanya Anjani yang justru cemas memikirkan Zahira."Aman, Zahira sudah tidur. Maafkan Abang ya, Sayang," jawab dr. Ahmad. Diraihnya wajah Anjani, kemudian menangkupnya dengan kedua tangan. Perlahan, dr. Ahmad mengarahkan bibirnya ke kening Anjani dan mengecupnya lama."Maaf ...," ucapnya sekali lagi setelah melepas bibir dari kening sang istri.Anjani mengangguk, namun kesedihan tetap tak dapat ia sembunyikan. Matanya kembali memanas saat mendengar ungkapan maaf terlontar dari mulut suaminya.Tidak, dia tidak menyalahkan suaminya. Biar bagaimanapun, ia paham, bahwa Zahira juga berhak atas Daddy-nya
Bab 21 DILEMASenja menyapa dunia menawarkan kesyahduannya. Menjelang sore, dr. Ahmad yabg tertidur sambil memeluk Anjani terbangun. Perlahan ia memindahkan dirinya dari sisi sang istri, berniat beranjak ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap shalat asar.Namun rupanya, gerakan tubuhnya mengganggu tidur Anjani. Istrinya itu terbangun saat merasa kehilangan hangat dekapannya."Bang ... sudah bangun? Mau ke mana?" tanya Anjani."Iya, Sayang ... Abang mandi dulu ya? Sudah sore," jawab dr. Ahmad.Anjani mengangguk, dan mengiringi suaminya dengan pandangan. Hatinya merasa damai setelah menghabiskan waktu bersama suaminya. Walau hanya dengan saling memeluk dan mengobrol, tapi itu sudah cukup memadamkan api yang sempat membara.Merenggangkan otot-otot yang terasa kaku, Anjani lalu beranjak, mematikan AC dan membuka jendela agar udara segar masuk ke dalam kamarnya. Di depan cermin ia mematut dirinya, menyentuh perut yang mulai terlihat membucit pertanda benih sayyid dari marga Aljufri itu ten
Bab 34 - DILEMASatu per satu rangkaian acara telah terlewati. Tak banyak yang dilakukan hari ini, hanya doa dan mauidzoh hasanah singkat. Tidak ada acara adat yang beragam. dr. Ahmad sengaja menfokuskan acara pada jamuan para tamu, sebagaimana judulnya tasyakuran.Satu per satu tamu undangan dan keluarga berpamit, kini hanya tersisa beberapa kerabat dan kolega dr. Ahmad, berkumpul untuk sekedar mengobrol, karena niatnya memang perkumpulan mereka untuk reuni.dr. Ahmad berkumpul dan bercengkrama dengan teman-temannya, sementara Anjani menemui para istri yang turut serta.Adapun Zahira, gadis itu berpindah-pindah, kadang berada di pangkuan Daddy-nya, kadang pula berpindah ke sisi Mommy untuk bersiaga. Kelucuan gadis itu menjadi bahan pembicaraan malam ini, gadis kecil dengan sikap dewasa namun tetap dengan cara khas anak-anak. Sungguh sangat menggemaskan.Sejak tadi, Anjani sebenarnya menahan sakit di perutnya. Semakin lama sakit itu semakin terasa intens. Namun di depan para tamu, ia
Bab 33Anjani dan Zahira tengah berada di kamar untuk dirias. Malam nanti adalah malam acara 7 bulanan kehamilan Anjani.Sejak pagi, rumah sudah ramai kunjungan sanak saudara dr. Ahmad. Mereka berkumpul untuk meramaikan acara. Walaupun semua jamuan acara sudah di-handle oleh EO (event organizer) tapi tetap saja Mbak Sri dan kerabat dr. Ahmad menyibukkan diri menyiapkan jamuan.Zahira sangat bahagia hari ini, karena banyak teman saudaranya yang berkumpul. Terlebih, Anjani mengajaknya serta dalam hal tata rias, gadis kecil itu berasa akan disulap menjadi peri saat make up tipis disapukan ke wajah cantiknya.Zahira selesai lebih awal dirias. Gadis kecil itu kemudian dibantu oleh MUA untuk mengenakan gaunnya. Gaun berwarna biru langit senada dengan warna kebaya yang dikenakan Anjani juga jas yang dikenakan oleh Daddy-nya.Di depan cermin full body, Zahira memutar dirinya, mirip seperti tinkerbell yang imut dan menggemaskan.Anjani tersenyum melihat putri sambungnya begitu happy dan antusi
Bab 32 - DILEMA"Bang ...." Anjani memanggil suaminya manja. Di minggu siang yang damai, karena hanya ada mereka berdua di rumah. Mbak Sri berpamit pulang kampung barang sehari, sementara Zahira, tadi.pagi dijemput saudara dari Surabaya untuk diajak ke taman safari.Anjani menolak untuk ikut serta, karena kehamilan yang semakin besar membuatnya merasa mudah capek saat melakukan perjalanan. Terlebih area taman safari sangat luas, kebun binatang Surabaya saja tak mampu ia taklukkan.Kandungannya sudah memasuki usia 7 bulan. Sejak masuk trimester tiga, Anjani menjadi sangat doyan makan. Setelah tiga bulan hanya terbaring dengan makanan infus, ia seperti balas dendam saat perutnya mulai bisa menerima makanan. Kata mbak Sri, itu namanya "Maruk'i". Akibat dari itu, berat badannya melonjak tinggi. Membuat aktivitasnya terasa sangat berat.dr. Ahmad pun tak mempermasalahkannya, asalkan masih di batas normal, dan asal istrinya bersedia melakukan senam hamil untuk tetap menjaga kebugaran. Apapu
Bab 31 - DILEMASetelah rasa kram di perut Anjani berangsur hilang, dr. Ahmad membawa istrinya ke tempat makan. Sekedar duduk sembari menikmati es teh dan beberapa macam gorengan yang tersedia.dr. Ahmad memesan beberapa potong tempe mendoan, ote-ote dan juga pisang goreng. Kemudian membawany ke hadapan sang istri yang tengah duduk manis menikmati es teh."Masih anget, Sayang ... cobain, enak!" ucap dr. Ahamd seraya meletakkan sekotak forengan dengan toping cabe rawit yang menggugah selera.Tak menolak, Anjani pun langsung mencomot tempe mendoan dan memakannya."Enak?" tanya dr. Ahmad."Enak, Bang ... rasanya beda gitu kalau bikinan tangan orang," balas Anjani.dr. Ahmad terkekeh, "itu hanya perasaan kamu saja, kalau bagi Abang, ya jelas jauh lebih enak bikinan kamu," sanjung dr. Ahmad."Nah, itu juga cuma perasaan Abang. Jadilah makan gorengan aja bawa-bawa perasaan," sahut Anjani. Keduanya terkekeh bahagia.Sementara Anjani menikmati gorengan, dr. Ahmad mengangkat kaki Anjani dan me
Bab 30 - DILEMAMobil dr. Ahmad melesat cepat membelah jalanan yang cukup senggang pagi ini. Sepanjang perjalanan, Zahira terlihat riang. Ia berceloteh dan bernyanyi. Sementara Ayuma lebih banyak diam. Moodnya hancur pagi ini. Ia sudah sangat keras memutar otak untuk menggagalkan rencana kepulangannya, namun ia tak mendapatkan hasil apa-apa. Pada akhirnya ia pun berada di mobil ini menuju bandara."Ante Yuma kenapa diem aja?" tanya Zahira menyapa Ayuma."Ante Yuma sedih, Sayang ...," sahut Ayuma mulai berdrama."Sedih kenapa, Ante? tanya Zahira peduli."Karena mau berpisah sama Zahira," sahut Ayuma. Anjani yang berada di bangku depan hanya bisa mengerlingkan kepala, senyum puas tergambar di wajah Ayuma saat melihat Anjani memalingkan wajah ke jendela, berhasil membuat Anjani kesal cukup membuatnya terhibur.Namun senyum itu mendadak berubah masam saat tangan dr. Ahmad meraihnya, lalu mereka saling berpandangan mesra dan menguatkan. Seketika rasa cemburu menguasai hati Ayuma."Ante Yum
Bab 29 - DILEMA"Zahira ... dengar Daddy, Nak ... Mommy minta Ante Yuma untuk pulang itu bukan karena Mommy nggak suka sama Ante Yuma, Sayang ... tapi karena Mommy peduli sama Ante Yuma. Ante Yuma punya kesibukan di tempatnya, jadi Mommy nggak ingin merepotkan Ante Yuma di sini." dr. Ahmad menjelaskan dengan lembut pada Zahira. Namun gadis itu hanya terdiam."Lagi pula, tadi yang minta Ante Yuma pulang bukan Mommy, kok. Tapi Daddy," lanjut dr. Ahmad seketika membuat Zahira menoleh ke arahnya."Kok Daddy malah minta Ante Yuma pulang sih? Daddy nggak asih ah!" gerutu Zahira dengan kedua tangan disilangkan di dada.dr. Ahmad membelai kepala Zahira sayang. "Iya, Nak ... Daddy memang sengaja minta Ante Yuma untuk pulang, karena Daddy mau ajak Zahira ke Surabaya untuk bertemu saudara-saudara di sana? Gimana, Zahira mau, kan? Zahira bisa bebas bermain dengan banyak teman di sana." dr. Ahmad menyampaikan rencananya pada Zahira. Seketika raut wajah gadis itu berubah bahagia."Wah, beneran, Dad
Bab 28 - DILEMA"Keterlaluan kamu, Ayuma!" uca dr. Ahmad menahan amarah."Kok aku? Istri kamu itu yang keterlaluan, mengganggu kenyamanan tamu di rumah suaminya. Emang dasar nggak ada akhlak!" gerutu Ayuma."Tapi kamu hampir saja menamparnya kalau aku nggak segera mencegah. Apa yang seperti itu dikatakan berakhlak?" balas dr. Ahmad tak terima.Ayuma terdiam, ia memalingkan pandangan dari dr. Ahmad. "Sorry ... tadi aku kelepasan. Ya coba aja bayangin, orang lagi tidur dipaksa bangun, kemudian diusir disuruh pindah, terus diomel-omelin, siapa yang nggak kesel coba?" balas Ayuma mulai memutar balikkan fakta."Semua tidak akan menjadi seperti itu kalau kamu langsung bangun dan menuruti permintaannya. Aku lihat sendiri Anjani membangunkanmu untuk shalat dengan penuh kelemah-lembutan, tapi kamu yang tiba-tiba ngegas!" balas dr. Ahmad memojokkan Ayuma.Ayuma semakin memasang wajah kesal."Sudah ya, aku di sini nggak sendang ingin menjelaskan siapa yang salah dan siapa yang benar, tapi yang j
Bab 27 - DILEMAdr. Ahmad mengerjapkan matanya. Malam ini tidurnya terasa sangat nyenyak. Setelah bermalam-malam ia kesulitan tidur nyenyak akibat banyaknya permasalahan yang ia pikirkan, akhirnya ia menemukan kedamaian. Kedamaian yang ia dapatkan setelah kembali merasakan indahnya surga dunia bersama istrinya.Mengingat pergulatan hebatnya semalam, dr. 7 tersenyum sendiri, ia pun memiringkan tubuhnya, berniat merangkul sang istri. Namun betapa terkejutnya ia saat yang ia dapati adalah sebuah guling."Loh, Anjani mana?" gumamnya dalam hati. Lalu samar-samar ia mendengar bacaan Al Qur'an yang dilantunkan oleh suara lembut sang istri."Masya Allah ...." Seketika rasa damai semakin mengaliri hatinya. Hari masih menjelang shubuh, namun Anjani sudah sibuk menghadap Rabb-nya.dr. Ahmad terbangun, berjalan ke arah Anjani. Merai kepala bagian belakangnya, kemudian mengecup pucuk kepala istrinya tanpa menyentuh kulitnya."Bang ... sudah bangun?" tanya Anjani seraya menutup mushaf di tangannya.
Bab 26 - DILEMAdr. Ahmad mengusap wajahnya kasar, rasanya kepalanya hampir meledak. Belum sempat penat selepas mengantar Zahira ke rumah sakit hilang, Anjani semakin menambahnya secara bertubi-tubi. Beberapa kali ia menghela nafas panjang, berusaha menahan diri agar tak sampai dikuasai emosi."Kasih Abang waktu ya?" pinta dr. Ahmad setelah beberapa saat."Oke, sampai besok sore?" balas Anjani tegas."Sayang ... Zahira masih sakit, apa kamu tega?" dr. Ahmad terlihat memelas."Seharusnya tidak ada hubungannya antara Zahira sakit dengan Ayuma kalau Ayuma tak pernah berada di sini, Bang! Bukankah begitu? Bukankah selama ini kits mengurus Zahira sendiri? Kenapa sekarang seolah kita sangat butuh dengan Ayuma?" Anjani kembali berapi-api."An ... sekarang kondisinya beda, dulu ada Ummi, sekarang Ummi sudah nggak ada. Cobalah kamu mengerti sedikit saja!" pinta dr. Ahmad."Bang ... ada atau tidak adanya Ummi, tidak bisa menjadi alasan untuk kita membiarkan wanita lain masuk ke dalam kehidupan