Share

41. Axel Anak Haram

Pagi itu udara Waikato terasa dingin menusuk tulang. Axel masih merasakan dinginnya udara pagi meski tubuhnya telah berbalut jaket tebal.

"Axel, kemari dan lekas makan sarapanmu," Marie meletakkan sarapan pagi untuk semua anggota keluarga di atas meja makan. Kedua matanya tertuju pada Axel yang sedang memakai sepatu berwarna hitam miliknya. Segaris senyum terlukis di wajah keriput Marie, melihat Axel yang tumbuh besar dan sehat. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu.

"Baik, Nek, aku akan segera menghabiskan sarapanku setelah ini." jawab bocah laki-laki yang masih sibuk mensejajarkan kaos kaki yang terpasang di kedua kakinya.

Marie berjalan mendekati Axel dan merangkul bahu bocah itu. Sebuah kecupan Marie daratkan di pucuk kepala Axel. Dengan penuh kasih Marie mengelus rambut Axel yang lebat.

Bocah laki-laki itu menoleh dan tersenyum pada Marie. Wajah tampan itu terlihat sangat menggemaskan, didukung dengan kedua manik jernihnya yang berwarna biru terbuka sangat lebar. Terkadang pertan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status