Setiap hari Kenneth pastinya bertemu dengan Bella sejak perempuan itu menjadi pengasuh Gio, hari ini pun juga masih sama tapi dengan status yang berbeda.
Kenneth memperhatikan punggung Bella yang membelakanginya sambil membuat makanan untuk Gio. Semalam wanita ini membuatnya tidak bisa tidur hanya karena memikirkan seperti apa rasanya bibir ranum itu.
"Sepertinya aku benar-benar gila." gumam Kenneth.
Tidak tahan terus berhadapan dengan Bella, pria itu pun berdiri, sudah waktunya berangkat ke kantor.
“Aku berangkat." pamitnya.
Bella menoleh, "Tunggu sebentar." sambil mengeringkan tangan kemudian menghampiri Kenneth, "dasinya tidak rapi." katanya, tangan Bella terulur memperbaiki dasi Kenneth, sialnya tatapan Kenneth kembali tertuju pada bibir Bella.
Hal itu membuat pria tersebut mematung.
“Selesai.”
Bella mengambil satu langkah menjauh dari Kenneth, tapi dia malah mendapati pria itu terbengong.
“Kenneth?”
Tersentak dari lamunan, Kenneth mengerjapkan mata. Dia berdeham dan memalingkan wajah. Ujung telinganya sedikit memerah.
"Kau bertindak seperti layaknya istri yang baik." ucap Kenneth asal.
Tatapan Bella melihat wajah Kenneth sekilas, tidak menyadari ada yang aneh dari pria tersebut. "Aku punya OCD, benda yang tidak rapi sedikit saja sangat menggangguku," jelasnya dengan serius.
Alis Kenneth terangkat naik, pantas saja rumahnya selalu rapi setiap kali ia pulang dari kantor, Bella mengerjakan tugas lainnya di luar tugasnya sebagai baby sitter.
Sekarang … wanita itu istrinya. Dia tidak mungkin membiarkan Bella terus melakukan hal itu, ‘kan?
Sadar dirinya mulai berpikir terlalu jauh, Kenneth menggelengkan kepala. Lalu tanpa mengucapkan terima kasih ia berbalik akan pergi sampai suara Gio menghentikan langkah Kenneth sekali lagi.
"Dad, kamu lupa mencium Mommy!" teriaknya.
Kenneth menghela nafas. Pertama kali dalam hidupnya dia merasa ingin mencubit putranya sendiri saking gemas. Tapi, dia menahan perasaan itu dan berbalik menghampiri Bella.
Kenneth kemudian mencium kening Bella dan mencium kening putranya bergantian, senyum Gio terukir cerah sambil melambaikan tangan saat Kenneth berangkat kerja.
Kenneth tiba di kantor, tapi masih tidak bisa melupakan sosok Bella. Ia heran mengapa pikirannya kerap kali membayangkan sesuatu yang tidak penting?
Menghela nafas rendah, Kenneth menoleh saat mendengar suara ketukan pintu, orang di baliknya pun dipersilahkan masuk.
"Tuan, hasil dari rapat kemarin sudah saya rangkap jadi satu bagian," kata asisten Kenneth menyerahkan dokumen.
Carlo menatap wajah Kenneth sebentar, kenapa ekspresinya terlihat berbeda hari ini? Tapi Carlo juga tidak berani bertanya.
"Saya permisi kalau begitu."
"Carlo." panggil Kenneth.
"Yes, Sir?"
"Apa menurutmu normal pria sepertiku yang tidak menyukai wanita tiba-tiba saja memikirkan seorang wanita secara terus menerus?"
Carlo mengerjapkan mata. Bagian ‘tidak menyukai wanita’ kalau didengar orang lain pasti bisa membuat salah paham, tapi sebagai asisten pribadi Kenneth, Carlo paham maksud Kenneth yang sebenarnya.
Kenneth bukan menyimpang, tapi trauma masa lalu yang membuatnya memandang wanita secara sebelah mata.
Akhirnya, dengan senyum tipis, Carlo menjawab, "Tentu saja itu normal, Tuan. Anda adalah pria dewasa.” Dia pun menambahkan dengan tatapan penuh makna, “Apa wanita yang membuat Tuan kepikiran adalah Nyonya?"
Mendengar Bella disebut Carlo, Kenneth melemparkan tatapan mematikan. "Kau bisa keluar sekarang," usir pria itu.
Carlo mengangguk. Sesuai dugaannya, ternyata yang membuat ekspresi Kenneth seperti itu adalah Bella, wanita yang baru Kenneth nikahi beberapa hari lalu.
Mengetahui itu, Carlo merasa lebih antusias kalau memang Kenneth sudah berani membuka hatinya untuk wanita.
Pria normal mana yang mau melajang seumur hidup tanpa menyalurkan hasrat biologisnya?
"Akhirnya setelah sekian lama ada harapan untuk Tuan Riegler," ucap Carlo sambil menutup kembali pintu ruang kerja Kenneth.
Dan kini Kenneth hanya bisa diam memikirkan, benar kata Carlo jika Kenneth sudah dewasa, memikirkan wanita adalah tindakan normal. Tapi Kenneth sangat membenci kaum wanita, itu karena ingatan saat ia masih kecil melihat sang ibu meninggalkannya begitu saja tanpa rasa tanggung jawab.
Kenneth pun menghela napas kasar.
‘Bella … kamu membuatku gila!’
__
Tidak terasa langit mulai gelap, kali ini Kenneth sengaja pulang lebih larut dari biasanya meskipun pekerjaan tidak begitu banyak. Pukul sembilan malam, Kenneth baru beranjak dari kursi kerja untuk pulang.
Saat tiba di rumah nanti, Kenneth pasti akan berpapasan dengan Bella, kemudian wajah wanita itu serta godaan bibirnya akan membuat Kenneth kembali kepikiran, namun sekarang tanpa sadar Kenneth sudah ada di depan pintu rumahnya sendiri, menghela nafas rendah sebelum masuk.
Baru saja masuk, Kenneth melihat seseorang keluar dari kamar putranya.
Ah! Itu tersangka kegilaannya hari ini!
“Sudah pulang?” tanya Bella dengan senyum tipis.
Kenneth tidak menjawab Bella, tapi dia malah balik bertanya, "Apa Gio sudah tidur?"
"Iya, baru saja." Bella menerima tas kerja Kenneth untuk di simpan ke tempat biasanya.
Sambil melonggarkan dasi, Kenneth berkata. "Sebaiknya barang milikmu kau pindahkan juga ke kamar yang sama denganku, tapi ini sudah malam jadi kamu lakukan besok saja."
Bella hanya mengangguk, ini adalah malam ketiga ia tidur di kamar yang sama dengan Kenneth, rasanya masih tetap mendebarkan meskipun Kenneth tidak melakukan apapun.
Selesai mandi, Kenneth tidak melihat Bella di kamar. Pria itu segera berpakaian menuju kamar pribadi Bella sejak tinggal di rumah Kenneth, tapi karena tindakannya membuka pintu tanpa permisi, Kenneth tak sengaja melihat Bella sedang berganti pakaian, spontan Kenneth berbalik badan.
Sementara Bella terkejut setengah mati, dengan tergesa-gesa memakai bajunya kembali. Detak jantungnya kembali menggila, barusan Kenneth melihat di balik baju yang Bella pakai tidak memakai pakaian dalam.
"Aku tunggu di luar." Kenneth menutup pintu kembali.
Brak!
Rasa canggung semakin membesar, bagaimana tidak kalau Kenneth tak sengaja melihat Bella setengah tak berbusana.
Keluar dari kamar, Bella membuka pintu perlahan. Dia melihat Kenneth sedang memainkan tabletnya di ruang tamu.
"Ada apa?" tanya Bella.
Kenneth tidak melirik Bella, tapi dia mengeluarkan black card dan meletakkannya di atas meja. "Kamu gunakan isinya sesuai kebutuhanmu, aku bertanggung jawab atas keperluan pribadimu sejak pernikahan dilakukan." katanya.
Melihat Kenneth tidak meliriknya, Bella agak bingung. Harusnya dirinya yang marah, bukan Kenneth ‘kan?!
"Aku mengerti," jawab Bella lirih.
Jawaban Bella membuat Kenneth menganggukkan kepala dan berdiri dari sofa, berniat kembali ke kamar. Namun, mendadak langkahnya berhenti.
“Lain kali … kunci kamarmu.”
Setelah mengatakan itu, Kenneth lanjut berjalan untuk masuk ke kamar.
Ucapan Kenneth membuat wajah Bella merona.
Pria itu … benar-benar!!!
Tidak lama, Bella menyusul masuk ke dalam kamar Kenneth. Aroma khas yang sering Kenneth gunakan seperti telah melekat di kamar itu.
Bella menoleh ketika mendengar suara air mengalir sebelum pintu terbuka dan Kenneth keluar dengan handuk melingkari lehernya.
Keduanya saling beradu pandangan, tapi sekali lagi Kenneth tergoda oleh bibir itu lagi. Jantung pria itu berdebar, tapi dia berusaha menepisnya dengan langsung mengeringkan rambut.
Setelah selesai, Kenneth berbaring di atas ranjang dan berusaha untuk tidur. Namun, dirinya kesulitan memejamkan matanya sampai merasakan pergerakan di sebelahnya, Kenneth menoleh melihat Bella berpakaian sexy.
"Kau mencoba menggodaku?" ucap Kenneth lirih tapi tangan Bella justru dengan berani membelai bagian dada Kenneth sambil memperlihatkan senyum manis di bibir yang menggoda itu.
Kenneth bangkit dari posisi berbaring menerjang Bella tanpa ragu, wanita ini sangat berbahaya ternyata, mengapa begitu mempesona ketika menggodanya. Kenneth mendorong Bella, tanpa permisi mencium bibir menggoda itu dengan kasar seolah ingin memakan Bella.
Tangan Kenneth menarik pengait baju Bella satu persatu sampai tangannya merasakan benda kenyal dan lembut di balik baju wanita di bawahnya, pikiran Kenneth semakin kacau ketika gelora panas mulai menguasainya.
Hingga mendadak saja suara dering ponsel membangunkan Kenneth, perlahan ia mulai sadar yang barusan terjadi adalah mimpi. Kepalanya menoleh ke sampingnya dimana Bella tidur dengan tenang memakai baju tertutup rapat.
Mengacak rambutnya frustasi, Kenneth mematikan ponsel yang masih berdering dengan kesal mengetahui bahwa di dalam mimpinya ia hampir meniduri Bella, sedalam itukah pesona yang wanita ini miliki.
Dengan perasaan geram, Kenneth perlu mendinginkan kepalanya dengan air dingin. Ketika Kenneth berada di dalam kamar mandi, Bella terbangun dan mendapati suara air shower.
Kening Bella berkerut dan dia pun bertanya-tanya, "Mandi di tengah malam begini? Ada apa dengannya?"
Hari sudah menunjukkan pukul delapan tapi Kenneth belum juga keluar dari kamar, biasanya lelaki itu akan keluar dan menikmati sarapan sebelum berangkat ke kantor, tapi tidak biasanya Kenneth terlambat bangun. "Mommy, di mana Daddy?" tanya Gio karena memang saat Gio bangun, Kenneth akan duduk menghadap segelas teh hangat di meja makan. "Gio makan dulu ya, Mom akan melihat apa yang daddy lakukan." ucapnya, Gio mengangguk. Bella melepaskan apron sebelum menuju kamar Kenneth. Tidak biasanya Kenneth masih tidur jam segini, dan benar saja lelaki itu masih tidur menyembunyikan tubuhnya di balik selimut tebal. "Kenneth," panggil Bella, "sarapan sudah aku siapkan." tambahnya sambil membuka korden jendela, tapi Kenneth tidak merespon. Kening Bella mengernyit, ia pun mendekat menyentuh lengan Kenneth merasakan suhu tubuhnya tidak biasa, tangan Bella menyentuh kening Kenneth untuk memastikan. "Astaga, kau demam." seru Bella dengan panik. Kenneth membuka mata, mengapa wanita ini mengganggu t
Kalimat Kenneth mengejutkan Bella, tapi tatapan penuh arti di mata Kenneth juga tidak bisa Bella hindari, ia adalah seorang istri dari pria di depannya ini, jadi bukan hal baru jika pasangan saling menginginkan. “Kamu bisa menyentuhku.” jawab Bella memberikan izin. Dan saat itu Bella merasakan kembali ciuman Kenneth, bibirnya terasa panas ketika saling beradu, sampai tak sengaja Bella jatuh di tempat tidur, berada di bawah tubuh Kenneth. Rasanya aneh ketika tiba-tiba Kenneth meminta izin untuk menyentuh Bella, sikap Kenneth tidaklah demikian, pria ini biasanya bertindak tanpa izin Bella lebih dulu, tapi kali ini sikapnya yang berbeda terasa lebih menghargai sosok Bella dalam hidup Kenneth. Sentuhannya terasa lembut tapi menuntut lebih dalam, detak jantung Bella berdebar tak karuan ketika tangan Kenneth mulai menyusup ke bagian dalam bajunya. Membelai kelembutan dua buah kembar milik Bella, tak sadar suara erangan tipis tak bisa Bella tahan. “Ternyata kau punya wajah yang menawan ji
Gio masuk ke dalam kamar, tanpa ragu naik ke tempat tidur di sebelah Kenneth. "Dad, apa kamu sudah sembuh?" tangan Kecil Gio menyentuh kening Kenneth, melihat itu Kenneth hanya bisa terkekeh geli menyadari putranya sangat peduli."Daddy akan sembuh tidak akan lama lagi, ini hanya kelelahan.""Benarkah?"Kenneth mengangguk, "Dimana mommy?" tanya Kenneth."Mom sedang keluar, dia bilang ingin membeli sesuatu jadi aku harus menjaga daddy di sini." jawab Gio, kening Kenneth setengah mengernyit tapi setelahnya ia memeluk Gio.Sekarang putranya sudah tumbuh menjadi anak yang pandai bicara dan aktif, Bella cukup baik merawat Gio hingga saat ini, di usia yang masih empat tahun tapi Bella sudah mengajarkan dua bahasa untuk Gio."Apa Gio sayang dengan mommy?"Kepala kecil Gio mengangguk, "Mom sangat baik, dia memasak makanan lalu memeluk Gio saat tidak bisa tidur, aku senang punya mommy." jawabnya antusias dan bangga.Sesaat Kenneth merasa ia tidak salah menikah dengan Bella demi kebahagiaan Gi
Setelah memastikan Gio tidur, Bella masuk ke kamar Kenneth dan melihat pria itu duduk memegang ipad.Dengan ragu bibir Bella berkata, "Mengenai tadi...," kalimatnya belum selesai ketika tangan Kenneth terangkat kemudian menariknya mendekat.Bella duduk di sebelah Kenneth, sebenarnya Bella masih malu jika ingat kejadian ketika ia berciuman dengan lelaki ini justru kepergok oleh Gio."Sepertinya aku yang terlalu terburu-buru, hubungan ini terlalu mendadak dan kita perlu membiasakan diri lebih dulu." Kenneth menyadari tindakan yang ia lakukan, bagaimanapun ia dan Bella sudah menikah jadi tentunya butuh membiasakan diri untuk saling mengerti posisi mereka sekarang seperti apa."Aku tidak mempermasalahkan tindakanmu, bagaimanapun sekarang ini statusku adalah istrimu." jawab Bella.Kenneth menggenggam satu tangan Bella, "Empat tahun aku mengenalmu, sepertinya aku terlalu banyak mengabaikan keberadaanmu di sini.""Itu hal wajar, posisiku di rumah ini hanyalah seorang pengasuh untuk Gio." uc
Bella masih teringat pesan singkat yang masuk di ponsel Kenneth tengah malam tadi, siapa wanita bernama Jessy sampai dia berani menyatakan kerinduannya pada Kenneth.Tatapan Bella melihat Kenneth sudah rapi berjalan ke arah meja makan, beberapa jenis makanan sudah Bella siapkan termasuk makanan kesukaan Kenneth."Aku lupa mengatakan sesuatu," ucap Kenneth, Bella pun menoleh dan Kenneth menatapnya, "kamu sering menyiapkan sarapan setiap hari untukku dan Gio, semua masakanmu adalah kesukaanku tapi aku tidak pernah bertanya, apa makanan kesukaanmu.""Aku bukan pemilih makanan." jawab Bella."Setidaknya kamu pasti punya salah satu jenis makanan favorit." balas KennethBella tersenyum tipis, ingin rasanya bertanya siapa wanita bernama Jessy yang mengirim pesan pada Kenneth semalam, tapi Bella tidak berani bertanya karena itu termasuk hal pribadi Kenneth yang tidak bisa Bella ganggu.Tapi pikiran Bella yang terganggu mengenai sosok Jessy."Aku suka seafood." jawab Bella pada akhirnya.Tapi
Hari ini Kenneth pulang terlambat, dalam pikiran Bella apa mungkin Kenneth menemui Jessy lagi? Mau di lihat dari mana pun juga terlihat jelas bahwa Jessy cantik dan sexy, dia juga ternyata seorang artis di perusahaan Kenneth.Bella menghembuskan nafas, tangannya membelai kening Gio yang sudah tidur. Sebuah kecupan Bella berikan, selimut ia perbaiki untuk Gio sebelum keluar.Kenneth terlihat baru pulang, tapi ada aroma alkohol ketika Kenneth melewati Bella."Kau mabuk?" tanya Bella."Ada acara kantor yang mengharuskan aku untuk hadir, tadi hanya segelas yang aku minum jadi itu tidak membuatku mabuk." jawab Kenneth.Bella mengikuti Kenneth sampai di kamar mereka, Kenneth melepaskan kemeja miliknya kemudian baru menyadari ada be
Bella dan Kenneth masih tidur ketika Gio membuka kamar dan naik ke tempat tidur memeluk Bella."Mom, Dad. Ayo bangun, ini akhir pekan!" seru Gio.Kenneth menarik Gio, mendekapnya sampai tubuh kecil Gio hilang di dekapan Kenneth, "Apa yang kamu inginkan kalau sekarang akhir pekan, hm?" tanya Kenneth."Daddy tidak bekerja hari ini, aku ingin melihat ikan yang banyak. Ayo pergi denganku, mommy juga akan ikut dengan kita."Kenneth mencium kening putranya sementara Bella bergerak duduk, mengusap wajahnya dengan telapak tangan."Akan aku siapkan sarapan untuk kalian lebih dulu." ucap Bella tapi Gio justru menarik bajunya."Tidak perlu, aku ingin makan bersama kalian di luar. Jadi ayo be
Satu jam berlalu, Gio sudah lelah dengan aktivitasnya mengagumi biota laut yang ada di akuarium besar. Sekarang Kenneth menggendong Gio sementara Bella berjalan di sampingnya."Biar aku yang membawa Gio." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Kamu akan lelah karena Gio sudah bukan bayi lagi, jadi biar aku saja yang menggendongnya." jawab Kenneth, mereka berjalan keluar dari tempat wisata akuarium bersama.Di jalanan menghampiri mobil, sesekali Kenneth memperhatikan beberapa orang melihat ke arah Bella dengan tatapan aneh, Kenneth berbalik melihat Bella tetap santai tidak terpengaruh tatapan tidak mengenakkan dari orang lain."Apa dia istrinya, astaga mereka sangat tidak cocok." bisik seseorang.
Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng
Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.
Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."
Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan
Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B
Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja
Beberapa hari setelahnya liburan masih berlanjut, keesokan harinya Kenneth mengajak Bella untuk mengunjungi beberapa tempat di sekitar lokasi mereka liburan, ada banyak souvenir cantik di tempat tersebut dan Bella membeli beberapa untuk Gio dan Flo."Bagaimana menurutmu kalau aku membeli ini juga?" Bella menunjukkan hiasan meja yang pasti akan cantik kalau diletakkan di meja belajar Gio.Kenneth mengangguk, "Beli saja apapun yang kamu suka." jawabnya.Bella tersenyum tipis, tanpa ragu memilih beberapa barang lain baru kemudian memilih menu makanan di salah satu restoran, makanan di sana cukup khas tapi juga cocok di lidah mereka."Cobalah, ini enak." Bella menawarkan menu pesanannya untuk Kenneth, pria itu dengan senang hati menerima suapan yang Bella berikan."Menu kesukaanmu tidak pernah berubah."Bella menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, "Setiap selera orang itu berbeda, dan aku akan selalu menyukai jenis makanan seafood.""Makanlah, kamu butuh banyak energi untuk membuahi."So
"Tunggu sebentar!" Bella mendorong wajah Kenneth, "kau serius kita melakukannya di tempat terbuka seperti ini?" "Kenapa tidak?" jawab Kenneth dengan sangat yakin, "ini momen yang mungkin tidak akan kamu lupakan setelah kita kembali menemui anak-anak, ketika kita pulang nanti, mari berikan kejutan untuk mereka." Kenneth kembali mencium Bella yang duduk di pangkuannya, lantas tanpa menunggu waktu lama diam-diam Kenneth memasukkan kegagahannya ke area sensitif Bella di bawah sana, erangan keluar dari bibir wanita itu, terlihat wajahnya sangat menikmatinya. Bella juga tak segan bergerak di pangkuan Kenneth untuk mendapatkan posisi ternikmat, duduk saling berhadapan seperti ini dan di bawah sana mereka saling terhubung untuk mengirimkan cinta lewat sentuhan yang dalam. Ini merangsang Kenneth untuk lebih bergairah, tanpa sadar menekan Bella untuk melakukan lebih cepat. "Babe, itu terlalu dalam." rintih Bella. "Kamu menyukai yang seperti ini kan?" balas Kenneth, Bella mengangguk mengiya
Liburan masih berlanjut dengan segala keromantisan yang Kenneth berikan, Bella bisa merasakan jika perubahan Kenneth sangatlah banyak, pria itu lebih sering tersenyum bahkan tak segan tertawa, berbeda dengan sikapnya dulu yang kaku dan dingin.Bella merasa lebih nyaman di dekat Kenneth, honeymoon bersama pria yang ia cintai tidaklah buruk, banyak tempat yang Bella dan Kenneth kunjungi seperti pasangan remaja yang baru saja mendapatkan pubertas pertamanya.Tak peduli usia mereka yang tidak lagi muda, tapi kebahagiaan yang menjadi pondasi utama hubungan telah dibangun sejak pernikahan resmi yang disaksikan oleh banyak orang.Dan yang paling penting sekarang adalah membuat anak ketiga yang mereka sepakati, entah itu akan lahir kembar atau tidak bukan masalah, toh dari pihak Bella maupun Kenneth mereka tidak punya gen untuk bisa memiliki bayi kembar."Aku merindukan Gio dan Flo." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Ini baru tiga hari kita liburan, tidak mungkin kita pulang saat sedang menikmati