Hari sudah menunjukkan pukul delapan tapi Kenneth belum juga keluar dari kamar, biasanya lelaki itu akan keluar dan menikmati sarapan sebelum berangkat ke kantor, tapi tidak biasanya Kenneth terlambat bangun.
"Mommy, di mana Daddy?" tanya Gio karena memang saat Gio bangun, Kenneth akan duduk menghadap segelas teh hangat di meja makan.
"Gio makan dulu ya, Mom akan melihat apa yang daddy lakukan." ucapnya, Gio mengangguk.
Bella melepaskan apron sebelum menuju kamar Kenneth. Tidak biasanya Kenneth masih tidur jam segini, dan benar saja lelaki itu masih tidur menyembunyikan tubuhnya di balik selimut tebal.
"Kenneth," panggil Bella, "sarapan sudah aku siapkan." tambahnya sambil membuka korden jendela, tapi Kenneth tidak merespon.
Kening Bella mengernyit, ia pun mendekat menyentuh lengan Kenneth merasakan suhu tubuhnya tidak biasa, tangan Bella menyentuh kening Kenneth untuk memastikan.
"Astaga, kau demam." seru Bella dengan panik.
Kenneth membuka mata, mengapa wanita ini mengganggu tidurnya?
Perlahan Kenneth menahan tangan Bella, "Apa yang kau lakukan?"
"Sebentar, aku akan mengambilkan obat untukmu." Bella melepaskan tangan dari genggaman Kenneth, bergegas keluar membawa makanan serta obat.
Sementara Kenneth menyentuh keningnya, hari ini ada pekerjaan penting tapi tubuhnya tidak punya cukup banyak tenaga, sudah jam berapa sekarang?
Dengan langkah gontai, Kenneth membasuh wajahnya sebelum menuju ruang kerja dan meraih MacBook untuk melanjutkan pekerjaan yang tidak bisa ditinggal.
Bella masuk ke ruang kerja Kenneth, wanita itu meletakkan nampan di atas meja lalu menarik MacBook dari pangkuan lelaki itu.
"Tidak perlu bekerja untuk hari ini, kamu cukup istirahat lebih dulu."
"Apa kau mulai mengaturku?" geram Kenneth.
Bella menoleh, "Apa menurutmu aku akan diam saja melihatmu sakit? Aku tahu kamu punya banyak pekerjaan, tapi kesehatanmu itu penting."
Kenneth menepis kasar tangan Bella, setelah menikah, wanita ini mulai bertindak berani, bukan Kenneth tidak suka tapi ia belum terbiasa dengan perhatian Bella.
"Jangan keras kepala Kenneth, lagi pula mengapa tengah malam kamu bangun untuk mandi, kamu tahu itu tidak sehat tapi kamu justru melakukannya."
Kedua alis Kenneth terangkat naik, jadi semalam Bella melihatnya saat bangun untuk mandi?
“…” Kenneth tidak tahu harus bicara apa.
Ah terserah, Kenneth harus bekerja meski tidak berangkat ke kantor!
"Jadi apa yang membuatmu mandi tengah malam?" tanya Bella.
Kenneth terdiam, tak mungkin ia mengatakan kalau dia menginginkan Bella dalam mimpinya. Itu terlalu memalukan untuk diceritakan langsung pada pelaku yang bersangkutan!
"Menjauh dariku, jangan berusaha menghalangiku untuk bekerja!" Kenneth sampai harus mendorong Bella menyingkir dari hadapannya untuk mengambil kembali MacBook.
Bella mematung, menarik nafas dalam kemudian menghelanya, "Aku sudah membawa makanan untukmu. Kau harus makan dulu sebelum meneguk obat." ucap Bella setengah memaksa.
"Baiklah, berikan makanannya padaku."
Bella mengambil kembali nampan dari meja menghampiri Kenneth yang sudah duduk, saat lelaki itu akan mengambil mangkuk makanan, Bella menahan tangan Kenneth.
"Biar aku yang menyuapkan untukmu, kondisimu mengkhawatirkan untuk memegang piring makanmu."
Kenneth menghela nafas, "Menurutmu aku selemah apa sampai tak mampu mengangkat satu piring?"
"Tidak perlu memprotes, izinkan aku bersikap menjadi istri yang baik untukmu." sahut Bella.
__
Siang harinya Bella melihat Kenneth masih bekerja padahal wajah Kenneth terlihat merah menahan demam yang masih lelaki itu rasakan, kenapa pria satu ini sangat keras kepala.
"Hentikan pekerjaanmu."
Kenneth menoleh, apalagi sekarang? Tapi di luar dugaan karena Bella menarik tangannya berdiri dari kursi menuju kamar tidur, Gio yang asik bermain melihat pemandangan tersebut tentu saja mengikuti apa yang kedua orang tuanya lakukan.
Tiba di kamar, niat Bella ingin membantu Kenneth berbaring tapi ia justru tak sengaja jatuh di atas tubuh Kenneth.
"Jadi kau berusaha untuk menggodaku?" kedua tangan Kenneth memeluk Bella, tak membiarkan wanita ini langsung bangkit dari atasnya sampai suara Gio terdengar.
"Aku juga ikut bermain!" sambil tertawa melompat naik ke atas punggung Bella.
Bella dan Kenneth saling bertatapan dari jarak yang sangat dekat, bahkan jika Kenneth mau ia bisa saja langsung mencium bibir Bella saat ini juga, tapi tidak ia lakukan.
"Gio, bisa kamu turun sebentar?" ucap Bella, sekarang ini detak jantungnya mulai menggila berada begitu dekat dengan Kenneth.
"Aku juga ingin bermain." sahut Gio.
"Gio, ayahmu sedang sakit. Kita tidak sedang bermain." jawab Bella, Gio baru turun dari punggung Bella untuk memeriksa kondisi Kenneth dengan tangan kecilnya.
Bella buru-buru bangun menormalkan detak jantungnya yang berdebar-debar, "Gio, marahi ayahmu yang keras kepala ini tidak ingin minum obatnya."
"Dad, obat tidak akan memakan daddy." ucap Gio dengan wajahnya gemasnya terlihat meyakinkan, Bella sampai tersenyum melihat Gio menirukan caranya ketika Gio tidak ingin minum obat.
Kenneth menatap Bella tapi wanita itu justru tersenyum, "Baiklah, kemarikan obatnya."
"Yes, Good Daddy." Gio menepuk tepuk kening Kenneth, sama seperti ketika Gio menuruti ucapan Bella, wanita itu akan mengusap kening Gio.
"Kau yang mengajarinya?" tanya Kenneth.
"Putramu peniru yang baik." jawab Bella.
Kenneth menerima obat pemberian Bella, membiarkan wanita ini merawatnya dengan baik di temani oleh Gio. Kenneth hanya bisa pasrah untuk saat ini, tapi hatinya merasa nyaman mendapatkan perhatian yang jarang Kenneth dapatkan.
Sebuah handuk kecil Bella gunakan mendinginkan demam di tubuh Kenneth sementara Bella dan Gio asik bermain di sebelah Kenneth berbaring, Kenneth pikir tak ada ketulusan dari semua wanita sampai ia melihat secara langsung sosok wanita rela merawat putranya yang kini merawatnya juga.
Suara tawa Gio saat bermain dengan Bella terdengar sangat tulus, setengah jam kemudian Gio tertidur.
Sekali lagi Bella memastikan kondisi Kenneth, "Demamnya masih belum turun."
Kenneth memperhatikan Bella, apa yang membuat wanita ini peduli padanya setelah apa yang sudah Kenneth lakukan. Handuk dingin kembali menyentuh keningnya, terasa sangat nyaman.
"Aku akan membawa Gio ke kamarnya, jadi istirahat dengan baik." pamit Bella, dengan hati-hati menggendong Gio keluar kamar, melihat itu Kenneth bergegas mengambil ipad untuk melanjutkan pekerjaan tanpa Bella ketahui, dan setiap Bella datang maka Kenneth langsung menyembunyikan ipad di bawah selimut.
Bella pikir Kenneth sudah bisa istirahat dengan nyaman selepas minum obat sehingga tidak Bella perhatikan lagi sampai persiapan makan malam dilakukan.
Malam harinya Bella sibuk menyiapkan makanan bersama Gio di dapur karena sejak tadi Kenneth tidak keluar kamar, lelaki itu pasti istirahat dengan cukup tanpa gangguan.
Selesai menyiapkan makanan, Bella berniat memanggil Kenneth, namun ia justru mendengar suara benda jatuh dari arah kamar lelaki itu, suaranya cukup keras jadi Bella buru-buru melihat apa yang terjadi.
Tubuh Kenneth sudah ada di atas lantai yang dingin.
"Ya ampun, Kenneth!” Bella membantu Kenneth bangun, lalu terkejut dengan betapa panasnya tubuh pria tersebut. “Suhu tubuhmu semakin parah!"
Pandangan Kenneth buram, kepalanya menjadi pusing tapi suara panik Bella terdengar jelas. Apa perempuan ini mengkhawatirkannya?
Entah berapa lama waktu berlalu selama Bella menjaga dan merawat Kenneth. Akan tetapi, semakin lama Kenneth semakin kesulitan membandingkan antara mimpi dan bukan.
Sentuhan tangan Bella saat mengelap keringat di dahi dan lehernya membuat Kenneth merasakan desiran tak tertahankan di tubuhnya.
“Sudah kukatakan jangan bekerja, masih memaksa,” gerutu Bella selagi merawat Kenneth. “Bagaimana bisa sembuh kalau–”
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, satu tangan Kenneth menahan tangan Bella, lalu tanpa permisi menarik tengkuk perempuan itu dan menciumnya, membuat kedua bola mata Bella membelalak.
Begitu lama ciuman itu terjadi, terasa panas dan menggairahkan. Saat Bella kehabisan napas, Kenneth melepaskan ciumannya dan menatap Bella dengan wajahnya yang diselimuti keinginan terselubung.
Bella mendengar suara bariton Kenneth berkata, "Bella, aku menginginkanmu …."
Hello, Silan kembali lagi. Jangan lupa dukung aku ya, komentar kalian itu adalah penyemangat buat penulis :)
Kalimat Kenneth mengejutkan Bella, tapi tatapan penuh arti di mata Kenneth juga tidak bisa Bella hindari, ia adalah seorang istri dari pria di depannya ini, jadi bukan hal baru jika pasangan saling menginginkan. “Kamu bisa menyentuhku.” jawab Bella memberikan izin. Dan saat itu Bella merasakan kembali ciuman Kenneth, bibirnya terasa panas ketika saling beradu, sampai tak sengaja Bella jatuh di tempat tidur, berada di bawah tubuh Kenneth. Rasanya aneh ketika tiba-tiba Kenneth meminta izin untuk menyentuh Bella, sikap Kenneth tidaklah demikian, pria ini biasanya bertindak tanpa izin Bella lebih dulu, tapi kali ini sikapnya yang berbeda terasa lebih menghargai sosok Bella dalam hidup Kenneth. Sentuhannya terasa lembut tapi menuntut lebih dalam, detak jantung Bella berdebar tak karuan ketika tangan Kenneth mulai menyusup ke bagian dalam bajunya. Membelai kelembutan dua buah kembar milik Bella, tak sadar suara erangan tipis tak bisa Bella tahan. “Ternyata kau punya wajah yang menawan ji
Gio masuk ke dalam kamar, tanpa ragu naik ke tempat tidur di sebelah Kenneth. "Dad, apa kamu sudah sembuh?" tangan Kecil Gio menyentuh kening Kenneth, melihat itu Kenneth hanya bisa terkekeh geli menyadari putranya sangat peduli."Daddy akan sembuh tidak akan lama lagi, ini hanya kelelahan.""Benarkah?"Kenneth mengangguk, "Dimana mommy?" tanya Kenneth."Mom sedang keluar, dia bilang ingin membeli sesuatu jadi aku harus menjaga daddy di sini." jawab Gio, kening Kenneth setengah mengernyit tapi setelahnya ia memeluk Gio.Sekarang putranya sudah tumbuh menjadi anak yang pandai bicara dan aktif, Bella cukup baik merawat Gio hingga saat ini, di usia yang masih empat tahun tapi Bella sudah mengajarkan dua bahasa untuk Gio."Apa Gio sayang dengan mommy?"Kepala kecil Gio mengangguk, "Mom sangat baik, dia memasak makanan lalu memeluk Gio saat tidak bisa tidur, aku senang punya mommy." jawabnya antusias dan bangga.Sesaat Kenneth merasa ia tidak salah menikah dengan Bella demi kebahagiaan Gi
Setelah memastikan Gio tidur, Bella masuk ke kamar Kenneth dan melihat pria itu duduk memegang ipad.Dengan ragu bibir Bella berkata, "Mengenai tadi...," kalimatnya belum selesai ketika tangan Kenneth terangkat kemudian menariknya mendekat.Bella duduk di sebelah Kenneth, sebenarnya Bella masih malu jika ingat kejadian ketika ia berciuman dengan lelaki ini justru kepergok oleh Gio."Sepertinya aku yang terlalu terburu-buru, hubungan ini terlalu mendadak dan kita perlu membiasakan diri lebih dulu." Kenneth menyadari tindakan yang ia lakukan, bagaimanapun ia dan Bella sudah menikah jadi tentunya butuh membiasakan diri untuk saling mengerti posisi mereka sekarang seperti apa."Aku tidak mempermasalahkan tindakanmu, bagaimanapun sekarang ini statusku adalah istrimu." jawab Bella.Kenneth menggenggam satu tangan Bella, "Empat tahun aku mengenalmu, sepertinya aku terlalu banyak mengabaikan keberadaanmu di sini.""Itu hal wajar, posisiku di rumah ini hanyalah seorang pengasuh untuk Gio." uc
Bella masih teringat pesan singkat yang masuk di ponsel Kenneth tengah malam tadi, siapa wanita bernama Jessy sampai dia berani menyatakan kerinduannya pada Kenneth.Tatapan Bella melihat Kenneth sudah rapi berjalan ke arah meja makan, beberapa jenis makanan sudah Bella siapkan termasuk makanan kesukaan Kenneth."Aku lupa mengatakan sesuatu," ucap Kenneth, Bella pun menoleh dan Kenneth menatapnya, "kamu sering menyiapkan sarapan setiap hari untukku dan Gio, semua masakanmu adalah kesukaanku tapi aku tidak pernah bertanya, apa makanan kesukaanmu.""Aku bukan pemilih makanan." jawab Bella."Setidaknya kamu pasti punya salah satu jenis makanan favorit." balas KennethBella tersenyum tipis, ingin rasanya bertanya siapa wanita bernama Jessy yang mengirim pesan pada Kenneth semalam, tapi Bella tidak berani bertanya karena itu termasuk hal pribadi Kenneth yang tidak bisa Bella ganggu.Tapi pikiran Bella yang terganggu mengenai sosok Jessy."Aku suka seafood." jawab Bella pada akhirnya.Tapi
Hari ini Kenneth pulang terlambat, dalam pikiran Bella apa mungkin Kenneth menemui Jessy lagi? Mau di lihat dari mana pun juga terlihat jelas bahwa Jessy cantik dan sexy, dia juga ternyata seorang artis di perusahaan Kenneth.Bella menghembuskan nafas, tangannya membelai kening Gio yang sudah tidur. Sebuah kecupan Bella berikan, selimut ia perbaiki untuk Gio sebelum keluar.Kenneth terlihat baru pulang, tapi ada aroma alkohol ketika Kenneth melewati Bella."Kau mabuk?" tanya Bella."Ada acara kantor yang mengharuskan aku untuk hadir, tadi hanya segelas yang aku minum jadi itu tidak membuatku mabuk." jawab Kenneth.Bella mengikuti Kenneth sampai di kamar mereka, Kenneth melepaskan kemeja miliknya kemudian baru menyadari ada be
Bella dan Kenneth masih tidur ketika Gio membuka kamar dan naik ke tempat tidur memeluk Bella."Mom, Dad. Ayo bangun, ini akhir pekan!" seru Gio.Kenneth menarik Gio, mendekapnya sampai tubuh kecil Gio hilang di dekapan Kenneth, "Apa yang kamu inginkan kalau sekarang akhir pekan, hm?" tanya Kenneth."Daddy tidak bekerja hari ini, aku ingin melihat ikan yang banyak. Ayo pergi denganku, mommy juga akan ikut dengan kita."Kenneth mencium kening putranya sementara Bella bergerak duduk, mengusap wajahnya dengan telapak tangan."Akan aku siapkan sarapan untuk kalian lebih dulu." ucap Bella tapi Gio justru menarik bajunya."Tidak perlu, aku ingin makan bersama kalian di luar. Jadi ayo be
Satu jam berlalu, Gio sudah lelah dengan aktivitasnya mengagumi biota laut yang ada di akuarium besar. Sekarang Kenneth menggendong Gio sementara Bella berjalan di sampingnya."Biar aku yang membawa Gio." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Kamu akan lelah karena Gio sudah bukan bayi lagi, jadi biar aku saja yang menggendongnya." jawab Kenneth, mereka berjalan keluar dari tempat wisata akuarium bersama.Di jalanan menghampiri mobil, sesekali Kenneth memperhatikan beberapa orang melihat ke arah Bella dengan tatapan aneh, Kenneth berbalik melihat Bella tetap santai tidak terpengaruh tatapan tidak mengenakkan dari orang lain."Apa dia istrinya, astaga mereka sangat tidak cocok." bisik seseorang.
Keesokan harinya. Bella tercengang karena Kenneth mengeluarkan baju lama Bella dari lemari. Dua orang yang tidak Bella tahu kapan datangnya sudah mengeluarkan bajunya dari lemari.Tatapan Bella ke arah Kenneth, "Aku ingin semuanya menjadi baru." kata lelaki itu sebelum membalas tatapan Bella yang masih kaget."Keluarkan semuanya dan masukkan barang yang baru." perintah Kenneth.Bella menoleh, ia lebih kaget lagi melihat ada sekitar enam orang masuk membawa banyak barang, refleks Bella menyingkir membiarkan orang-orang itu berjalan masuk ke dalam kamar Kenneth untuk mengatur kembali barang milik Bella yang baru.Semuanya diganti, dari baju sampai sepatu serta aksesoris pun Kenneth beli tanpa sepengetahuan Bella."Mulai sekaran
Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng
Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.
Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."
Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan
Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B
Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja
Beberapa hari setelahnya liburan masih berlanjut, keesokan harinya Kenneth mengajak Bella untuk mengunjungi beberapa tempat di sekitar lokasi mereka liburan, ada banyak souvenir cantik di tempat tersebut dan Bella membeli beberapa untuk Gio dan Flo."Bagaimana menurutmu kalau aku membeli ini juga?" Bella menunjukkan hiasan meja yang pasti akan cantik kalau diletakkan di meja belajar Gio.Kenneth mengangguk, "Beli saja apapun yang kamu suka." jawabnya.Bella tersenyum tipis, tanpa ragu memilih beberapa barang lain baru kemudian memilih menu makanan di salah satu restoran, makanan di sana cukup khas tapi juga cocok di lidah mereka."Cobalah, ini enak." Bella menawarkan menu pesanannya untuk Kenneth, pria itu dengan senang hati menerima suapan yang Bella berikan."Menu kesukaanmu tidak pernah berubah."Bella menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, "Setiap selera orang itu berbeda, dan aku akan selalu menyukai jenis makanan seafood.""Makanlah, kamu butuh banyak energi untuk membuahi."So
"Tunggu sebentar!" Bella mendorong wajah Kenneth, "kau serius kita melakukannya di tempat terbuka seperti ini?" "Kenapa tidak?" jawab Kenneth dengan sangat yakin, "ini momen yang mungkin tidak akan kamu lupakan setelah kita kembali menemui anak-anak, ketika kita pulang nanti, mari berikan kejutan untuk mereka." Kenneth kembali mencium Bella yang duduk di pangkuannya, lantas tanpa menunggu waktu lama diam-diam Kenneth memasukkan kegagahannya ke area sensitif Bella di bawah sana, erangan keluar dari bibir wanita itu, terlihat wajahnya sangat menikmatinya. Bella juga tak segan bergerak di pangkuan Kenneth untuk mendapatkan posisi ternikmat, duduk saling berhadapan seperti ini dan di bawah sana mereka saling terhubung untuk mengirimkan cinta lewat sentuhan yang dalam. Ini merangsang Kenneth untuk lebih bergairah, tanpa sadar menekan Bella untuk melakukan lebih cepat. "Babe, itu terlalu dalam." rintih Bella. "Kamu menyukai yang seperti ini kan?" balas Kenneth, Bella mengangguk mengiya
Liburan masih berlanjut dengan segala keromantisan yang Kenneth berikan, Bella bisa merasakan jika perubahan Kenneth sangatlah banyak, pria itu lebih sering tersenyum bahkan tak segan tertawa, berbeda dengan sikapnya dulu yang kaku dan dingin.Bella merasa lebih nyaman di dekat Kenneth, honeymoon bersama pria yang ia cintai tidaklah buruk, banyak tempat yang Bella dan Kenneth kunjungi seperti pasangan remaja yang baru saja mendapatkan pubertas pertamanya.Tak peduli usia mereka yang tidak lagi muda, tapi kebahagiaan yang menjadi pondasi utama hubungan telah dibangun sejak pernikahan resmi yang disaksikan oleh banyak orang.Dan yang paling penting sekarang adalah membuat anak ketiga yang mereka sepakati, entah itu akan lahir kembar atau tidak bukan masalah, toh dari pihak Bella maupun Kenneth mereka tidak punya gen untuk bisa memiliki bayi kembar."Aku merindukan Gio dan Flo." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Ini baru tiga hari kita liburan, tidak mungkin kita pulang saat sedang menikmati