Bella langsung menjauh dari Kenneth setelah lelaki itu menurunkannya, satu alis Kenneth terangkat naik melihat respon Bella.
"Ini terlalu cepat kalau kita tidur di kamar yang sama, biarkan saya menyiapkan diri lebih dulu." Bella melewati Kenneth menuju pintu keluar tapi tangan Kenneth menahan lengan Bella.
"Kamu sudah menyetujui perjanjian lalu sekarang kamu akan melarikan diri?"
Bella menoleh, dari pada melarikan diri, Bella lebih merasa kondisi seperti ini terlalu mendadak. Pernikahan baru dilakukan tadi, lalu Kenneth langsung membawanya ke dalam kamar pribadi pria ini.
Kalau memang pernikahan tersebut dilakukan dengan perasaan saling mencintai satu sama lain maka Bella tidak akan keberatan, masalahnya ini berbeda dan Kenneth tentunya tidak akan percaya kalau sebelumnya Bella tidak pernah tidur dengan seorang pria manapun.
"Aku tidak melarikan diri, aku hanya belum siap." Dalam hati Bella berharap Kenneth tidak memaksanya, demi apapun kondisi sekarang sangat mendebarkan.
"Apa yang kamu pikirkan, apa kau membayangkan aku akan menidurimu?” tanya pria itu dengan alis kanan terangkat tinggi.
Bella membelalak. “B-bukan begitu, tapi ….” ninirnya mendadak bungkam.
Kenneth mendengus mengejek. “Aku tidak tahu kalau pikiranmu sedang membayangkan hal-hal kotor seperti itu.“
Melihat wajah Bella merona merah, Kenneth pun berkata, “Kita hanya perlu tidur bersama di tempat ini mulai sekarang, jadi naiklah ke tempat tidur dan jangan pernah berpikir untuk bisa kabur."
Kenneth melepaskan cengkeraman pada tangan Bella, dia lebih dulu membaringkan tubuhnya ke tempat tidur sedangkan Bella masih berdiri mematung tanpa bergerak dari posisinya.
"Aku tidak akan berkata dua kali." tambah Kenneth sambil berbaring membelakangi Bella.
Kenneth juga tidak mengerti kenapa ia mengambil tindakan begitu nekat sampai membawa Bella yang sedang tidur ke kamar pribadinya, tapi ini adalah cara bagaimana Kenneth mengatasi kehidupan baru, yaitu membiasakan diri.
Toh Bella resmi menjadi istrinya, cepat atau lambat orang lain juga akan mengetahui kenyataan tersebut, baik Bella maupun Kenneth tentunya sangat tidak nyaman tidur di tempat yang sama, alangkah lebih baiknya Kenneth mulai membiasakan diri kalau di sampingnya kini ada orang lain menemani.
Perlahan, Bella mulai berani menempati area kosong di sebelah Kenneth meskipun detak jantungnya menggila. Perasaan gugup kali ini adalah yang pertama Bella rasakan selama bekerja di rumah Kenneth.
"Ini pasti tidak nyaman untukmu jadi mulai sekarang kita perlu membiasakan diri," ucap Kenneth.
Bella menarik selimut, tidur dengan tegang di sebelah Kenneth sampai tiba-tiba saja lelaki itu mengubah posisinya menghadap Bella.
"Atau kamu ingin kita melakukan hubungan pengantin baru seperti apa yang kamu bayangkan?" katanya.
Bola mata Bella membelalak, tapi Kenneth berbaring lagi membelakangi Bella, "Jauhkan pikiran seperti itu, aku tidak akan melakukannya." Setidaknya untuk hari ini.
Kalimat itu pun menutup pembicaraan Kenneth sampai keesokan harinya.
__
Pagi harinya Bella sudah bangun lebih dulu menyiapkan sarapan sebelum memandikan Gio. Tidurnya semalam sangat tidak nyenyak, beberapa kali Bella terbangun karena rasa cemasnya yang berpikiran Kenneth akan menyerangnya tiba-tiba.
Nyatanya sampai pagi pria itu tidak melakukan apapun, tapi Bella sudah terlanjur takut lebih dulu. Hal tersebut membuat Bella merasa sedikit malu karena berpikiran tidak-tidak.
Setelah memandikan Gio dan memakaikan baju, Bella mengajaknya ke meja makan untuk makan bersama, di sana sudah akan Kenneth menyantap makanan lebih dulu.
"Good morning, Daddy!"
"Good morning, Son." balas Kenneth, pupil matanya melihat Bella tapi perempuan itu tidak berani balas menatap Kenneth, pagi ini penuh kecanggungan sampai akhirnya Kenneth memilih segera berangkat ke kantor.
Ciuman Kenneth berikan di kening putranya, "Jadi anak yang baik selama Daddy tidak rumah." Kenneth berjongkok, menyentuh wajah Gio, "apa kamu tidak keberatan memanggil Nanny dengan sebutan Mommy mulai hari ini?"
Bella langsung menoleh bersamaan dengan Gio yang juga melihat ke arah Bella.
"Tapi apa aku boleh melakukannya?" tanya Gio pada Bella.
Kenneth dan Bella saling tatap, bukannya Bella sendiri yang ingin Gio memanggilnya ibu? Itu artinya Bella tidak akan keberatan, tapi kenapa perempuan itu justru terdiam?
"Tentu saja boleh." jawab Bella setelah menepis rasa kaget, putra yang ia lahirkan akhirnya memanggilnya dengan sebutan ibu, rasanya sangat membahagiakan.
"Aku punya mommy!" Gio berlari ke arah Bella, memeluk sebelah kaki perempuan itu.
"Jaga Gio dengan baik, aku berangkat." pamitnya, tapi langkah Kenneth dihentikan seruan Gio.
"Dad, aku sudah punya Mommy. Apa Daddy tidak memberikan ciuman untuk Mommy juga?"
Kecanggungan semakin membesar, Kenneth dan Bella saling tatap akibat permintaan dari kepolosan Gio barusan.
"Kenapa daddy diam, ayo cium Mommy!" Gio menarik tangan Kenneth menghampiri Bella.
"Gio, tidak seharusnya kamu memaksa seperti ini pada orang yang lebih dewasa darimu." tegur Kenneth.
Bibir Gio cemberut, tangannya melipat kesal di depan perut. "Temanku bilang ayahnya selalu mencium ibunya ketika akan berangkat kerja, kenapa kalian tidak? Apa Daddy tidak menyukai Mommy?"
Kenneth sudah tahu kalau Gio sudah menunjukkan wajah itu, bocah tersebut akan segera tantrum jika tidak dituruti. Akhirnya, Kenneth pun menghela napas dan langsung menarik pinggang Bella.
Saat Bella mendelik kaget, wanita itu mendengar Kenneth berucap, “Bekerja samalah di depan putraku."
Cup!
“Waaah!” Mata Gio membulat senang.
Kenneth kembali menatap putranya yang tengah berbinar-binar, "Kalau begitu daddy berangkat kerja."
"Have a good day, Daddy!" ucap Gio kemudian bersorak dengan girang mengantarkan kepergian sang ayah.
Masuk ke mobil, Kenneth melihat ke arah teras rumah. Dengan tangan bersandar di jendela mobil, pria itu menyunggingkan senyuman penuh arti untuk sesaat.
‘Pemula …,’ batin pria itu sebelum akhirnya meninggalkan tempat tersebut.
Di tempatnya, Bella berdiri membeku. Wajahnya begitu merah sampai-sampai dia tampak seperti kepiting rebus.
Dengan tangan menyentuh dahinya, wanita itu membatin, ‘Aku … bisa gila ….’
Seharian ini Bella menemani Gio bermain sampai akhirnya Gio bertanya."Mommy, apa daddy sudah menikah dengan Mommy?"Bella tersenyum hambar, pernikahan yang dilakukan bersama Kenneth memang tidak mengikut sertakan Gio, tapi apa bocah empat tahun juga perlu mengerti hal seperti ini? Bella punya beberapa foto yang sengaja di abadikan ketika sumpah pernikahan, tapi Kenneth tentunya tidak mengijinkan foto tersebut dipublikasikan."Gio," Bella menyentuh wajah Gio dengan lembut, "kenapa kamu tiba-tiba bertanya demikian?""Saat aku bermain dengan teman, mereka bilang ayah ibunya punya foto pernikahan besar di rumah mereka, tapi di rumah ini tidak ada satupun foto kebersamaan Mom dan daddy, jadi kalian tidak menikah?"Bella tidak mengerti kenapa anak empat tahun bisa berpikiran sejauh ini, cara berpikir Gio di luar batas anak seusianya, mungkinkah kecerdasan sang ayah juga menurun pada anak? "Kemari, duduk di pangkuan Mommy." ucap Bella. "Mommy dan daddy-mu sudah menikah, tapi … Gio harus m
Setiap hari Kenneth pastinya bertemu dengan Bella sejak perempuan itu menjadi pengasuh Gio, hari ini pun juga masih sama tapi dengan status yang berbeda.Kenneth memperhatikan punggung Bella yang membelakanginya sambil membuat makanan untuk Gio. Semalam wanita ini membuatnya tidak bisa tidur hanya karena memikirkan seperti apa rasanya bibir ranum itu."Sepertinya aku benar-benar gila." gumam Kenneth. Tidak tahan terus berhadapan dengan Bella, pria itu pun berdiri, sudah waktunya berangkat ke kantor.“Aku berangkat." pamitnya.Bella menoleh, "Tunggu sebentar." sambil mengeringkan tangan kemudian menghampiri Kenneth, "dasinya tidak rapi." katanya, tangan Bella terulur memperbaiki dasi Kenneth, sialnya tatapan Kenneth kembali tertuju pada bibir Bella.Hal itu membuat pria tersebut mematung. “Selesai.”Bella mengambil satu langkah menjauh dari Kenneth, tapi dia malah mendapati pria itu terbengong. “Kenneth?”Tersentak dari lamunan, Kenneth mengerjapkan mata. Dia berdeham dan memalingka
Hari sudah menunjukkan pukul delapan tapi Kenneth belum juga keluar dari kamar, biasanya lelaki itu akan keluar dan menikmati sarapan sebelum berangkat ke kantor, tapi tidak biasanya Kenneth terlambat bangun. "Mommy, di mana Daddy?" tanya Gio karena memang saat Gio bangun, Kenneth akan duduk menghadap segelas teh hangat di meja makan. "Gio makan dulu ya, Mom akan melihat apa yang daddy lakukan." ucapnya, Gio mengangguk. Bella melepaskan apron sebelum menuju kamar Kenneth. Tidak biasanya Kenneth masih tidur jam segini, dan benar saja lelaki itu masih tidur menyembunyikan tubuhnya di balik selimut tebal. "Kenneth," panggil Bella, "sarapan sudah aku siapkan." tambahnya sambil membuka korden jendela, tapi Kenneth tidak merespon. Kening Bella mengernyit, ia pun mendekat menyentuh lengan Kenneth merasakan suhu tubuhnya tidak biasa, tangan Bella menyentuh kening Kenneth untuk memastikan. "Astaga, kau demam." seru Bella dengan panik. Kenneth membuka mata, mengapa wanita ini mengganggu t
Kalimat Kenneth mengejutkan Bella, tapi tatapan penuh arti di mata Kenneth juga tidak bisa Bella hindari, ia adalah seorang istri dari pria di depannya ini, jadi bukan hal baru jika pasangan saling menginginkan. “Kamu bisa menyentuhku.” jawab Bella memberikan izin. Dan saat itu Bella merasakan kembali ciuman Kenneth, bibirnya terasa panas ketika saling beradu, sampai tak sengaja Bella jatuh di tempat tidur, berada di bawah tubuh Kenneth. Rasanya aneh ketika tiba-tiba Kenneth meminta izin untuk menyentuh Bella, sikap Kenneth tidaklah demikian, pria ini biasanya bertindak tanpa izin Bella lebih dulu, tapi kali ini sikapnya yang berbeda terasa lebih menghargai sosok Bella dalam hidup Kenneth. Sentuhannya terasa lembut tapi menuntut lebih dalam, detak jantung Bella berdebar tak karuan ketika tangan Kenneth mulai menyusup ke bagian dalam bajunya. Membelai kelembutan dua buah kembar milik Bella, tak sadar suara erangan tipis tak bisa Bella tahan. “Ternyata kau punya wajah yang menawan ji
Gio masuk ke dalam kamar, tanpa ragu naik ke tempat tidur di sebelah Kenneth. "Dad, apa kamu sudah sembuh?" tangan Kecil Gio menyentuh kening Kenneth, melihat itu Kenneth hanya bisa terkekeh geli menyadari putranya sangat peduli."Daddy akan sembuh tidak akan lama lagi, ini hanya kelelahan.""Benarkah?"Kenneth mengangguk, "Dimana mommy?" tanya Kenneth."Mom sedang keluar, dia bilang ingin membeli sesuatu jadi aku harus menjaga daddy di sini." jawab Gio, kening Kenneth setengah mengernyit tapi setelahnya ia memeluk Gio.Sekarang putranya sudah tumbuh menjadi anak yang pandai bicara dan aktif, Bella cukup baik merawat Gio hingga saat ini, di usia yang masih empat tahun tapi Bella sudah mengajarkan dua bahasa untuk Gio."Apa Gio sayang dengan mommy?"Kepala kecil Gio mengangguk, "Mom sangat baik, dia memasak makanan lalu memeluk Gio saat tidak bisa tidur, aku senang punya mommy." jawabnya antusias dan bangga.Sesaat Kenneth merasa ia tidak salah menikah dengan Bella demi kebahagiaan Gi
Setelah memastikan Gio tidur, Bella masuk ke kamar Kenneth dan melihat pria itu duduk memegang ipad.Dengan ragu bibir Bella berkata, "Mengenai tadi...," kalimatnya belum selesai ketika tangan Kenneth terangkat kemudian menariknya mendekat.Bella duduk di sebelah Kenneth, sebenarnya Bella masih malu jika ingat kejadian ketika ia berciuman dengan lelaki ini justru kepergok oleh Gio."Sepertinya aku yang terlalu terburu-buru, hubungan ini terlalu mendadak dan kita perlu membiasakan diri lebih dulu." Kenneth menyadari tindakan yang ia lakukan, bagaimanapun ia dan Bella sudah menikah jadi tentunya butuh membiasakan diri untuk saling mengerti posisi mereka sekarang seperti apa."Aku tidak mempermasalahkan tindakanmu, bagaimanapun sekarang ini statusku adalah istrimu." jawab Bella.Kenneth menggenggam satu tangan Bella, "Empat tahun aku mengenalmu, sepertinya aku terlalu banyak mengabaikan keberadaanmu di sini.""Itu hal wajar, posisiku di rumah ini hanyalah seorang pengasuh untuk Gio." uc
Bella masih teringat pesan singkat yang masuk di ponsel Kenneth tengah malam tadi, siapa wanita bernama Jessy sampai dia berani menyatakan kerinduannya pada Kenneth.Tatapan Bella melihat Kenneth sudah rapi berjalan ke arah meja makan, beberapa jenis makanan sudah Bella siapkan termasuk makanan kesukaan Kenneth."Aku lupa mengatakan sesuatu," ucap Kenneth, Bella pun menoleh dan Kenneth menatapnya, "kamu sering menyiapkan sarapan setiap hari untukku dan Gio, semua masakanmu adalah kesukaanku tapi aku tidak pernah bertanya, apa makanan kesukaanmu.""Aku bukan pemilih makanan." jawab Bella."Setidaknya kamu pasti punya salah satu jenis makanan favorit." balas KennethBella tersenyum tipis, ingin rasanya bertanya siapa wanita bernama Jessy yang mengirim pesan pada Kenneth semalam, tapi Bella tidak berani bertanya karena itu termasuk hal pribadi Kenneth yang tidak bisa Bella ganggu.Tapi pikiran Bella yang terganggu mengenai sosok Jessy."Aku suka seafood." jawab Bella pada akhirnya.Tapi
Hari ini Kenneth pulang terlambat, dalam pikiran Bella apa mungkin Kenneth menemui Jessy lagi? Mau di lihat dari mana pun juga terlihat jelas bahwa Jessy cantik dan sexy, dia juga ternyata seorang artis di perusahaan Kenneth.Bella menghembuskan nafas, tangannya membelai kening Gio yang sudah tidur. Sebuah kecupan Bella berikan, selimut ia perbaiki untuk Gio sebelum keluar.Kenneth terlihat baru pulang, tapi ada aroma alkohol ketika Kenneth melewati Bella."Kau mabuk?" tanya Bella."Ada acara kantor yang mengharuskan aku untuk hadir, tadi hanya segelas yang aku minum jadi itu tidak membuatku mabuk." jawab Kenneth.Bella mengikuti Kenneth sampai di kamar mereka, Kenneth melepaskan kemeja miliknya kemudian baru menyadari ada be
Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng
Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.
Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."
Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan
Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B
Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja
Beberapa hari setelahnya liburan masih berlanjut, keesokan harinya Kenneth mengajak Bella untuk mengunjungi beberapa tempat di sekitar lokasi mereka liburan, ada banyak souvenir cantik di tempat tersebut dan Bella membeli beberapa untuk Gio dan Flo."Bagaimana menurutmu kalau aku membeli ini juga?" Bella menunjukkan hiasan meja yang pasti akan cantik kalau diletakkan di meja belajar Gio.Kenneth mengangguk, "Beli saja apapun yang kamu suka." jawabnya.Bella tersenyum tipis, tanpa ragu memilih beberapa barang lain baru kemudian memilih menu makanan di salah satu restoran, makanan di sana cukup khas tapi juga cocok di lidah mereka."Cobalah, ini enak." Bella menawarkan menu pesanannya untuk Kenneth, pria itu dengan senang hati menerima suapan yang Bella berikan."Menu kesukaanmu tidak pernah berubah."Bella menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, "Setiap selera orang itu berbeda, dan aku akan selalu menyukai jenis makanan seafood.""Makanlah, kamu butuh banyak energi untuk membuahi."So
"Tunggu sebentar!" Bella mendorong wajah Kenneth, "kau serius kita melakukannya di tempat terbuka seperti ini?" "Kenapa tidak?" jawab Kenneth dengan sangat yakin, "ini momen yang mungkin tidak akan kamu lupakan setelah kita kembali menemui anak-anak, ketika kita pulang nanti, mari berikan kejutan untuk mereka." Kenneth kembali mencium Bella yang duduk di pangkuannya, lantas tanpa menunggu waktu lama diam-diam Kenneth memasukkan kegagahannya ke area sensitif Bella di bawah sana, erangan keluar dari bibir wanita itu, terlihat wajahnya sangat menikmatinya. Bella juga tak segan bergerak di pangkuan Kenneth untuk mendapatkan posisi ternikmat, duduk saling berhadapan seperti ini dan di bawah sana mereka saling terhubung untuk mengirimkan cinta lewat sentuhan yang dalam. Ini merangsang Kenneth untuk lebih bergairah, tanpa sadar menekan Bella untuk melakukan lebih cepat. "Babe, itu terlalu dalam." rintih Bella. "Kamu menyukai yang seperti ini kan?" balas Kenneth, Bella mengangguk mengiya
Liburan masih berlanjut dengan segala keromantisan yang Kenneth berikan, Bella bisa merasakan jika perubahan Kenneth sangatlah banyak, pria itu lebih sering tersenyum bahkan tak segan tertawa, berbeda dengan sikapnya dulu yang kaku dan dingin.Bella merasa lebih nyaman di dekat Kenneth, honeymoon bersama pria yang ia cintai tidaklah buruk, banyak tempat yang Bella dan Kenneth kunjungi seperti pasangan remaja yang baru saja mendapatkan pubertas pertamanya.Tak peduli usia mereka yang tidak lagi muda, tapi kebahagiaan yang menjadi pondasi utama hubungan telah dibangun sejak pernikahan resmi yang disaksikan oleh banyak orang.Dan yang paling penting sekarang adalah membuat anak ketiga yang mereka sepakati, entah itu akan lahir kembar atau tidak bukan masalah, toh dari pihak Bella maupun Kenneth mereka tidak punya gen untuk bisa memiliki bayi kembar."Aku merindukan Gio dan Flo." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Ini baru tiga hari kita liburan, tidak mungkin kita pulang saat sedang menikmati