Filia yang tertidur, mulai gatal-gatal dan memerah. Dia terlalu banyak pikiran dan melupakan hal pentingnya. Dengan cepat dia berlari ke kamar mandi dan menyalakan shower di kamarnya.
Dia tak melihat Elliot di kamarnya, dan lalu kembali tidur.Keesokan paginya, pelayan yang masuk membangunkan Filia terkejut melihat keadaan Filia."NONAAA..... " Teriak pelayan itu, membuat beberapa orang pergi ke kamar dan melihat Filia."Kenapa sih berisik banget?" Ucap Filia yang bangun."Wajah Nona, wajah Nona." Ucap Pelayan itu masih terkejut.Filia bangun dan melihat dirinya di cermin."Aahh, sial. Aku lupa membawa obatku." Ucap Filia yang membongkar tasnya."Ada apa ini? " Tanya Theo yang ikut melihat ke arah kamar dan melihat kondisi Filia.Wajahnya memar dan bengkak merah, meski tak merasakan sakit Filia sangat membenci reaksi tubuhnya. Sisa lecet semalam membuat tubuh dan wajahnya lebih merah daripada reaksi biasanya.Filia dengan cepat mengambil ponselnya dan langsung mengubungi kakeknya.Bagaimana dia sampai melupakan obat yang paling penting dalam hidupnya."Apa anda salah makan?" Tanya Theo.Filia hanya menggeleng tak menghiraukan Theo. dan kemudian meminta sahabat-sahabatnya tiba lebih awal.Pernikahan akan di adakan 4 jam lagi.Sementara reaksi obatnya akan butuh waktu 3 atau 4 jam untuk mereda. Dia Membayangkan betapa mengerikan wajahnya di hari pernikahannya, meskipun bukan pernikahan yang dia inginkan."Apa anda tahu, jika penampilan anda juga akan mempengaruhi penampilan Tuan Elliot." Ucap Theo hendak keluar kamar.Lalu Filia melempar Theo dengan sisir, dan mengenai punggungnya."Kamu pikir, aku sengaja melakukan ini? Kamu pikir ini kemauanku.?" Ucap Filia berteriak kasar pada Theo."Lebih baik, kamu urus saja Tuanmu. Dia lebih butuh bantuan di banding diriku." Ucap Filia memiringkan bibirnya mengejek Theo."Aku baru mengerti,. Kenapa Tuan Elliot sampai emosi berurusan dengan wanita ini." Batin Theo yang mengambil sisir meletakkan kembali ke atas meja rias dan meninggalkan ruangan itu.Selang satu jam, sahabat Daisy akhirnya tiba. mereka bertiga terkejut melihat kondisi Filia di hari pernikahannya."Ya Tuhan, aku gak bisa. Gak bisa melihat ini. Kamu minum obat pun, efeknya akan lambat." Ucap Chloe lemas.Shinta langsung memberikan obat pada Filia, dan lanjut mengompres wajah dan tubuh Filia dengan air dingin.Gaun pengantin yang tersedia sedikit kebesaran untuk Filia di bagian dada dan bokong.Alisa, memiliki tubuh seorang model. Dadanya yang menonjol lebih montok dan berisi dibanding milik Filia yang masih alami.Make up artist yang di pesan oleh Alisa, dan gaun pengantin yang merupakan milik Alisa. Filia sangat tidak nyaman memakainya. Karena memang bukan miliknya.Filia lalu menelepon toko langganannya yang kebetulan menyediakan gaun pengantin."Ini pernikahanku, bukan Alisa, jadi aku akan tampil seperti diriku sendiri. Dan aku harap ini bukan pernikahan terburuk yang aku hadiri." Ucap Filia.Filia memilih sebuah gaun yang sederhana dan tidak mewah.Gaun pengantin simple dengan bentuk square neck. Gaun pengantin ini juga memiliki model bell sleeve yang panjangnya hanya sebatas siku tangan. Gaun pengantin yang polos ini dilengkapi dengan model floral cutout veil bagian bawah yang jatuh, membuat tubuh langsing Filia terlihat cantik.Yang menjadi masalah adalah, merah di tubuhnya masib terlihat, padahal pernikahan akan berlangsung 1 jam lagi.Sementara sahabatnya, masih berusaha agar merah di wajahnya tidak terlihat nyata. Mereka Bahkan menutupi tubuh Filia yang terbuka dengan foundation."Kenapa aku harus berusaha terlihat cantik hanya demi pernikahan ini?" Ucap Filia mulai tidak mood.Rambut gelombang alaminya dia biarkan terurai rapi dan di tutup dengan veil, membuatnya terlihat anggun."Meskipun aku yang dandani kamu, tapi aku gak percaya kalau kamu terlihat sangat sangat sangat memukau." Ucap Zoe merasa terharu.Kedua lainnya mengangguk setuju.Filia menghela kasar. "Terima kasih." Filia lalu memeluk ketiga sahabatnya.Make up artist yang di pesan Alisa, hanya melihat keempat sahabat itu beraksi."Bagaimana bisa, dia tersenyum, padahal menikah dengan tunangan orang lain." Ucap salah satunya."Iya benar, mau secantik apapun. Mbak Alisa lebih cantik kemana-mana." Imbuh yang lain lagi."Kalau aku, pasti malu. Eh, tapi pantas saja, pernikahannya jadi tertutup. karena pengantin wanita yang dipilih juga, adalah wanita liar dan pasti akan membuat malu keluarga Tuan Elliot." Imbuh yang lainMemang awalnya, pernikahan Elliot dan Alisa akan di adakan secara terbuka, karena profesi Alisa sebagai artis. Karena Alisa yang pergi, di tambah kondisi Eliot, banyak perubahan yang dilakukan pada 3 hari terakhir.Ketika Zoe akan melabrak orang yang mencibir Filia, Shinta menarik tangannya dan melarangnya tapi, Filia malah maju dan melihat wanita-wanita itu.Filia sengaja melihat ketiga orang itu daei atas sampai bawah."Aku mungkin memang tidak secantik Alisa. Tapi, tidak semua orang bisa menggantikannya menikah dengan Tuan Elliot. Kenapa kamu tidak coba menawarkan dirimu? apa kamu bisa?" Hardik Filia tersenyum mengejek dan meninggalkan orang-orang itu."Dan satu lagi, aku jauh lebih muda dari Alisa." Filia kembali menuju sahabat-sahabatnya.Ketiga sahabatnya tertawa cengengesan.Ketika waktunya tiba, pernikahan berlalu dengan baik, tidak ada kendala yang mengganggu. karena Eliiot dan Filia pun tidak merasakan sesuatu yang spesial.Meskipun orang- orang mencibir dan membicarakan Filia yang memang terkenal dengan tingkah liarnya di antara orang-orang kaya itu. Tidak ada yang berani membahas kondisi Elliot yang lumpuh dan menggunakan kursi roda.Elliot dan orangtuanya menyambut tamu-tamu yang datang mengucapkan selamat. Elliot tersenyum dan seolah tak terjadi apa-apa. Karena itu, dia adalah pebisnis yang handal. Dia akan pandai untuk menunjukkan apa yang perlu di tunjukkan dihadapan orang-orang."Jika ada yang mengatakan dia adalah aktor handal, maka semua orang akan percaya." batin Filia meninggalkan Elliot Dengan tamunya kemudian kembali bersama teman-temannya. Filia dan sahabat-sahabatnya menikmati makanan yang terhidang dan tidak memperdulikan tamu lainnya. Karena memang yang hadir adalah hanya rekan-rekan kerja Elliot, Tuan Lucas, dan juga Tuan William."Hahhh.. Aku sangat merasa bosan. Kenapa Mereka tidak menyediakan minuman beralkohol di acara seperti ini? atau membiarkan anak-anak muda seperti kita berjoged. sudah kuduga ini akan jadi pernikahan terburuk." Ucap Filia yang merasa bosan mendengar lagu klasik yang di putar sejak awal."Sssstt.. Aku bawa ini." Ucap Chloe mengeluarkan sebuah memori card yang berisikan lagu-lagu club yang sering mereka gunakan."Jangan..." Larang Shinta menarik tangan Chloe."Filia, ingat kontrakmu. Kamu tidak akan membuat keluarga Tuan Elliot malu." Ucap Shinta mengingatkan Filia."Kenapa kamu malah salahkan aku. aku gak berbuat apa-apa." Ucap Filia berpura-pura bodoh dan Chloe langsung berlari ke arah laptop tempat sumber lagu yang membosankan itu diputar.Begitu hentakan yang keras berdentum membuat semua orang yang berada di tempat itu terkejut. Lagu club itu berdentum dengan sangat kencang dan keras, dengan suara bass yang berdentum di dada orang yang mendengarnya.Tak lama kemudian, suara itu dimatikan. Padahal Filia dan beberapa temannya yang juga datang baru saja akan menikmati suara itu.Filia yang kesal, memalingkan wajahnya dan tak sengaja bertatapan dengan laki-laki yang sekarang adalah suaminya itu.Filia langsung berpaling, berusaha untuk kabur. Tapi, tiba-tiba dua pengawal menghalanginya dan membawanya ke depan panggung."Yaaa, jadi ini adalah kejutan untuk pengantin wanita kita." Teriak pembawa acara menunjuk ke arah Filia.*bersambung..."Yaaa, jadi ini adalah kejutan untuk pengantin wanita kita." Teriak pembawa acara menunjuk ke arah Filia. Filia membelalakkan matanya dan terkejut, dan menatap pada Elliot. Sementara Elliot hanya tersenyum dan bertepuk tangan dari atas kursi rodanya. "Untuk rekan bisnis Tuan Elliot, kita tahu Tuan Elliot adalah pebisnis yang hebat. Tapi siapa yang menyangka bahwa dia juga laki-laki yang sangat romantis. Tak mau istrinya yang masih muda ini merasa jenuh, dia menyiapkan lagu yang membuat kita semua terutama istrinya untuk rileks dan lebih menikmati pesta ini." Ucap Pembawa acara langsung meminta DJ menyalakan musik tadi, tapi dengan volume yang tidak memekakkan telinga. Hal ini malah membuat Filia kesal, bagaimana bisa rencananya malah berubah menjadi rencana Elliot dan mengubahnya menjadi pria romantis. Ketika Filia akan pergi, Eliot menarik pergelangan tangan Filia. "lepaskan!!!" Teriak Filia sampai terjatuh, membuat semua pandangan ke arah mereka. "Filia..!! "Teriak Ketiga sah
"Hentikaaaan, menjauh dari istriku." Teriak Eliot dengan suaranya yang menggelegar. membuat para kameramen dan wartawan itu, terdiam. Theo dan pengawal lainnya lalu menyuruh para kameramen itu mundur. "Nona Filia." Ucap Theo pelan. Filia yang penuh air mata mengangkat wajahnya melihat wajah Theo yang familiar langsung memeluknya. Membuat semua orang lagi-lagi terkaget, tak kalah kaget dengan Theo dan Eliot. Tapi Theo dengan sigap menggendong Filia dan meletakkannya di pangkuan Eliot yang sedang duduk di kursi roda."Nona saya akan meletakkan anda dipangkuan Tuan Elliot." Bisik Theo. Filia mengangguk pelan, Dia hanya ingin pergi dari tempat itu secepat mungkin. Dia tak mengangkat wajahnya. Setelah di pangkuan Eliot, Filia balik memeluk leher Eliot. Dia mencium aroma tubuh Eliot. Tidak seperti laki-laki seusianya memiliki aroma nikotin dan bau menyengat dari rokok seperti yang hisap dari aroma tubuh Theo. Filia, tak menyukai aroma rokok tembakau dan sejenisnya, karena itu ia dan
"Filiiiaaaaa!!! " Teriak ketiga sahabat itu melihat Filia di atas lantai dan langsung memburu masuk. Mata Zoe langsung tertuju pada layar besar yang menampilkan laki-laki yang menjadi target balas dendam mereka. Dan dengan cepat dia menutup tirai kamar. Shinta dengan cepat mengeluarkan obat Filia. Otot-otot Filia yang sudah menegang mulai melemas setelah beberapa menit, reaksi obat itu. Sementara Elliot juga tak kalah khawatir. "Tuan, wajah anda." Ucap Theo. Elliot menggeleng, menyuruh Theo membantu gadis-gadis di hadapannya. "Apa dia tak apa-apa?" Tanya Elliot menatap ketiga sahabat Filia. "Sekarang sudah tak apa-apa." Ucap Chloe lega. "Tolong, pindahkan dia atas tem.." Shinta menghentikan ucapannya. "Filia tidur dimana?" Tanya Shinta melihat sofa dan tempat tidur bergantian lalu menatap Elliot. "Biarkan dia di atas tempat tidur. Aku akan tidur di sofa." Ucap Elliot. Lalu Chloe meminta bantuan Theo untuk mengendong Filia. Dan Theo memanggil pengawal lain, membantu Elliot
"Saat itu, ketika beberapa orang menyerang keluarga kita, mamamu sudah terluka parah saat mengandung mu. Tapi, Kak Will dengan sekuat tenaganya membawa ibumu melewati semua orang-orang itu dan membawa ibumu ke rumah sakit, ibumu yang kehilangan banyak darah, hampir kehilangan nyawanya, lagi-lagi dia mendonorkan darahnya untuk Mamamu. Kalau bukan karena kak Will, aku mungkin akan kehilangan kalian berdua." Ucap Lucas meremas pelan bahu Elliot. "Tapi, tidak perlu menikah. Jika melindungi anak dan cucu Tuan William yang ayah mau." Tegas Elliot lagi. "William ingin kita mewarisi setengah dari harta miliknya, dengan janji melindungi Sena dan Filia selamanya. Dan hanya dengan menikah, akan mempermudah segalanya." Lanjut Lucas menjelaskan. "Ayah, ini semua sangat tidak masuk akal." Elliot hendak pergi. "Hanya beberapa bulan, tidak sampai setahun. Kamu bahkan tidak perlu melayaninya sebagai seorang suami. Karena gadis itu juga tidak membutuhkannya." Ucap Lucas membuat Elliot bertanya. El
"Aaaaarrrkk" Teriak Filia yang cepat menutup mulutnya. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Teriak Elliot. "Kan kamu sendiri yang bilang, gak mau dikira ditinggalkan istri di malam pertama." Jawab Filia reflek. "Hah??" Elliot bingung. "Bagaimana kalau besok, kamu keluar dari hotel, dan aku gak ada. Nanti dikira istrimu kabur." Ucap Filia cuek lalu berjalan ke arah sofa. "Bagaimana keadaanmu? Apa sudah lebih baik.?" Tanya Elliot menatap Filia, dan melihat jam. "Sekarang baru jam 3 pagi, Apa efek obatnya sudah bekerja?" Tanya Elliot. Filia hanya mengangguk dan merebahkan dirinya di atas sofa. "Lebih baik, kamu tidur di sini." Ucap Elliot menunjuk tempat tidur. "Sudahlah, aku tidur di sini saja." Ucap Filia tak menghiraukan Elliot. Elliot, memang agak susah untuk naik atau turun dari kursi rodanya. Tadi saja, dia menghabiskan waktu sekitar 15 menit, untuk naik ke kursi roda dan hampir mengompol. Karena dia juga tak ingin terus-terusan meminta Theo atau pengawal lainnya membantunya
"Kamu kenapa?" Tanya Elliot khawatir, yang menunggu di pintu kamar mandi. "Gak.Aku gak. Kenapa-kenapa." Ucap Filia yang keluar setelah berkumur dan membasuh wajahnya. "Gak, aku gak. Kenapa-kenapa." Ucap Filia berusaha menjauh dari Elliot. "Aku pasti sudah gila, membayangkan hidup rukun bersama Elliot itu. Bagaimana bisa aku memikirkan hal yang bodoh seperti barusan." Batin Filia. Kadang, hanya dengan membayangkan dia memiliki hubungan lebih dengan seorang laki-laki membuat ia merasa mual. "Tuan, Nyonya. Sarapan anda sudah siap." Ucap Theo yang mengetuk dan masuk bersama seorang pelayan, mendorong kereta makanan yang sudah di pesankan Theo dan meletakkannya di meja makan."Theo, apa wartawan sudah pergi?" Tanya Elliot pada Theo, karena dia tidak betah jika harus berdiam di kamar hotel selama satu minggu sesuai rencananya dan Alisa. "Saya rasa mereka masih menunggu anda. Dan menanti kejelasan hubungan anda dan Nona Alisa." Jawab Theo. Karena mereka juga tahu, hal itu adalah satu r
"Kamu masih sama seperti dulu." Ucap laki-laki itu membuat Filia membelalakkan matanya "Kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Filia heran, karena laki-laki di hadapannya adalah laki-laki yang paling pintar di kelasnya dulu. Dan laki-laki itu sangat menyukai Filia, tapi karena keadaan Filia, dia menolaknya dengan mentah-mentah di hadapan orang banyak membuat laki-laki itu kehilangan muka dan marah. "Ini semua berkat kamu." Ucap laki-laki itu berdiri merapikan bajunya dan tidak jadi membantu Filia untuk berdiri. Filia mengerutkan alisnya, dan melihat laki-laki itu penuh tanya. "Nyonya, anda kenapa?" Seorang pelayan wanita langsung membantu Filia berdiri. "Rendy, kamu kenapa tidak membantu Nyonya berdiri?" Bentak pelayan itu pada Rendy. "Saya berusaha membantunya, tapi Nyonya Filia mendorong saya." Ada nada sindiran dari mulut Rendy ketika dia menyebut kata Nyonya. Filia menatapnya dengan kesal. Karena dia juga ingat bagaimana Rendy berusaha memaksakan dirinya pada Filia se
"Ooohhhh... Ssyyyyiiiiiit." Teriak Filia. "Kenapa?" Tanya Elliot yang juga terkejut. "Apa kamu tidak bisa mengucapkan salam atau apa?" Tanya Filia yang langsung berjalan keluar kamar dan bergumam dengan kesal. "Dia harusnya tau, bagiku ponselku adalah segalanya." Gumam Filia. Filia langsung turun mencari ponselnya yang terjatuh dari balkon. Dia mencari di antara tanaman di pinggir jalan setapak di sekitar kamar. "Elliot, lihat ke bawah. Apa kamu bisa melihat ponselku dari situ. Elliot mendengar suara Filia dari bawah balkon, menggerakkan kursi rodanya menuju balkon. Dan berusaha melihat ke bawah ke arah Filia. " Aku gak bisa lihat apa-apa." Balas Elliot. "Atau apa kamu lupa, kalau akau tak bisa berdiri dan melihat ke bawah dengan leluasa." Lanjut Elliot menyidir Filia. "Dasar, om om tua. Bilang saja tidak bisa, tak perlu menyinggung kakimu yang tak berfungsi itu." Gumam Filia jengkel. "Kamu pikir, gara-gara siapa dia tidak bisa berjalan." Suara Vanesa membuat Filia terkejut
Dan Theo pun mengerti kalau Alisa selalu mendapatkan kabar tentang keadaan di rumah Elliot, karena tidak ada yang mengetahui hal ini selain rumah inti. Theo terpaksa mengabaikan kehadiran Alisa untuk sementara. Karena dia harus mengantarkan Lucas dan Vanesa terlebih dahulu. Sementara itu, Jack hanya berdiri dalam ruangan di dekat pintu, menatap wajah Filia yang menatap sedih dan penuh kasih sayang pada Elliot. Tak menyadari Alisa yang masih menatap dalam ruangan Elliot. "Kamu kembali temani Elli dan Filia. Kami akan baik-baik saja." Ucap Lucas tegas, dan membiarkan Theo kembali ke ruangan Elliot. Setelah menunduk dan melihat kepergian Lucas dan Vanesa. Theodengan langkah cepat ingin bicara dengan Alisa. Theo menarik tangan Alisa agar menjauh dari ruangan Elliot. "Lepaskan. Apa yang kamu lakukan?" Ucap Alisa dengan marah, dan menahan suaranya tak ingin menarik perhatian. "Seharusnya saya yang menanyakan hal itu. Bukankah Tuan Elliot sudah dengan tegas, mengakhiri hubungan kalian
"Bukankah lebih mudah kalau aku mati? Kamu dengan mudah kembali ke pelukan Alisa dan aku tak perlu merasa sakit hati karena kamu bersama orang yang kamu cintai." Lanjut Filia pelan. "Tidak ada yang mudah setelah kematian seseorang."ucap Elliot menatap Filia dengan kesal. " Apa semudah itu, kamu menganggap nyawamu? Apa kamu hanya memikirkan dirimu sendiri? Bagaimana dengan kakekmu? Sahabat-sahabatmu? Apa kamu tidak memikirkan perasaan mereka kalau kamu mati?" Ucap Elliot kesal. "Bagaimana dengan kamu? Apa yang kamu rasakan kalau aku mati?" Tanya Filia. "Bagaimana denganku?" Batin Elliot. Elliot lalu membalikkan kursi rodanya dan pergi mengganti pakaiannya yang basah tak menjawab pertanyaan Filia. Sampai dalam ruang gantinya, tangannya mulai gemetar. Dia mengertakkan giginya menahan marah dan sedihnya. Kembali mengingat perasaannya ketika kehilangan istri dan juga calon anaknya. Theo yang masuk bersama dokter melihat Filia dan mencari keberadaan Elliot yang sudah pingsan di dalam
Lucas yang terkejut lalu mengambil foto-foto itu dengan tenang. Dia sedikit terkejut, melihat Filia bisa mendapatkan gambar sebanyak itu, untuk dirinya dan Daniel.Mata Filia masih berharap, Lucas akan menjelaskan semuanya. "Apa yang perlu di jelaskan? Ini hanya gambarku dengan Daniel. Apa yang istimewa?" Tanya Lucas. "Ayah bilang, akan membantuku membalas dendam, tapi ayah sendiri memiliki hubungan yang dalam dengan dia." Ucap Filia sedih. Lucas menghela kasar dan menggosok wajahnya dengan kasar. "Apa kamu pikir akan semudah itu menyingkirkan Daniel. Jika semudah itu, maka Daniel sudah lama menghilang dari muka bumi ini." Ucap Lucas berdiri dan mengajak Filia duduk di sofa. "Dengar, kamu mungkin terlalu muda untuk mengerti hal ini. Untuk mencapai posisi ini, aku melakukan banyak hal, yang tidak bisa ku banggakan. Dan dia memiliki bukti dari masa lalu itu." Ucap Lucas terlihat sedih. "Tapi, aku yakin ayah pasti juga memiliki rahasia tentang mereka." Ucap Filia. "Tentu saja. T
"Filia....!!! " Panggil Elliot tapi Filia tak menghiraukannya dan langsung pergi di temani Jack. "Ciiihhh.... Aku akan mengabaikanmu, sperti kamu mengabaikanku." Gumam Filia kesal pada Elliot. "Nyonya, anda akan ke mana?" Tanya Jack tak tahu ke mana majikannya itu akan mengajaknya. Ketika turun dari mobil, Jack menarik bahu Filia dengan pelan. "Maaf, saya ingin menanyakan sesuatu." Ucap Jack terhenti menatap Filia. Filia juga menatap Jack, bingung kenapa tiba-tiba menghentikannya. "Apa?" Tanya Filia tak sabar, melihat Jack ragu menanyakan sesuatu. Jack menggeleng. Dan Filia mengabaikan Jack dan pergi menuju ruang hotel. "Apa yang akan kita lakukan di sini?" Tanya Jack. "Kamu gak usah banyak bicara. Ikut saja." Ucap Filia langsung menuju kamar hotel yang sudah dia janjikan. Jack merasa khawatir Filia akan melakukan hal-hal yang tidak ingin dia bayangkan. Apalagi setelah ciuman hari itu, Jack tidak bisa melupakannya, meskipun dia tahu apa yang dilakukan Filia hanya untuk membua
"Apa-apaan tadi? Ayah?" Tanya Elliot menatap Filia ketika dia masuk dalam mobil. "Kenapa? Dia memang ayah mertuaku kan? Kamu tidak lupa kan? Aku adalah istrimu. Jangan karena kamu sudah menemukan Alisa kamu lupa sudah punya istri?" Ucap Filia tersenyum jahil. Elliot menggelengkan kepalanya. Dia tahu dia tak akan bisa menang berdebat dengan Filia. "Kenapa? Seperti yang kamu bilang. Kita adalah sepasang suami istri kita bahkan sudah melakukan hubungan yang lebih jauh." Filia mendekatkan tubuhnya pada Elliot, dan menyentuh dagu dan menggerakkannya ke dada Elliot dengan jari telunjuknya. "Hentikan Filia." Ucap Elliot menggenggam tangan Filia agar tak bergerak menyentuh tubuhnya, karena dia merasa geli. "Akkhh... Kamu gak asik" Filia menarik tangannya dan duduk menghadap depan lalu mengeluarkan ponselnya. Meskipun sebenarnya, dia merasa sangat sedih dan kecewa, dia berusaha keras menutupi itu semua dengan sikapnya yang terlihat seperti baik-baik saja. "Oh yah, aku baru saja mendapa
Dalam keadaan kaget, Filia mengahalangi jalan Lucas dan bertanya. "Anda tau kan? Sekarang anak anda sedang pergi menemui Alisa?" Tanya Filia heran. "Ya, aku tau. Tapi, sampai kapanpun, aku tidak akan bisa menerima wanita ular itu dalam rumahku. Dia sangat berbeda dengan kakaknya. Karena itu, aku akan membuatmu menjadi istri Elliot selamanya" jawab Lucas. "Maksud anda apa?" Filia masih merasa bingung dengan jawaban Lucas. "Ikuti aku." Lucas lalu mengajak Filia menuju ruang kerjanya. "Sebenarnya, Alisa akan meninggalkan Elliot di hari pernikahannya. Tapi karena kecelakaan itu dia memajukan rencananya. Dia ingin membuat Elliot terluka dan terpukul. Dia ingin melihat, sejauh mana Elliot akan bersedih karena kepergiannya. Jujur, aku tidak menyangka jika penyebab kecelakaan itu, adalah kamu. Cucu dari kak William." Ucap Lucas. Lucas mengetahui sebuah rahasia kematian menantu pertamanya, Anisa dan juga calon cucunya. Saat itu, Elliot kesulitan melepaskan kepergian Anisa sehingga Lucas
Begitu mendapat pesan Alisa, Elliot langsung bergegas mengganti pakaiannya. Filia yang berada dalam kamar, melihat Elliot yang dibantu Theo buru-buru. "Kamu mau ke mana jam segini?" Tanya Filia khawatir. "Apa ada masalah? Atau terjadi sesuatu?" Filia bertanya tapi Elliot tak menjawabnya, dan hanya fokus bersiap-siap. Sementara Theo hanya diam karena melihat Elliot yang juga diam. Filia yang kesal, langsung berdiri di hadapan Elliot dan menyenggol Theo agar dia bisa berdiri tepat dihadapan Elliot. "Apa susahnya menjawab pertanyaanku?" Bentak Filia. Elliot berhenti dan menatap Filia. "Aku akan pergi menemui seseorang. Ini adalah hal yang sangat penting." Jawab Elliot tak memberitahu siapa yang dia temui. "Alisa?" Tanya Filia pelan dan melangkah mundur perlahan. "Baiklah, jika kamu bebas menemui siapapun, maka aku juga akan melakukan hal yang sama." Ucap Filia tersenyum. Elliot terhenti lalu menatap Filia. "Kamu tahu, sejak awal bahwa pernikahan kita tidak akan pernah menjadi
"Mau ke mana?" Tanya Filia bingung. "Ke rumah Shinta." Ucap Chloe. "Dia hari ini ada acara dengan pacarnya.""Apa pacarnya lebih penting dari kita?""Tapi Chloe, aku gak mau. Kamu tau, aku belakangan ini, merasa seperti bukan diriku. Aku hanya ingin cerita ke seseorang, dan itu kamu. Aku belum mau, Zoe dan Shinta tau ceritaku dulu. Meskipun Shinta sudah menghukum kakak tirinya, tapi dia masih harus bertemu dan berurusan dengan mereka. Dan Zoe, harus masih hidup seperti gadis bodoh di hadapan keluarganya. Dan kamu juga.. Emm.." Filia bingung, mencari kesibukan Chloe. "Yah.. Yah... Hanya aku yang tidak sibuk dan tidak punya masalah. Tapi, aku harusnya bersyukur." Ucap Chloe tersenyum dan memeluk Filia. "Jadi, sekarang kamu mau ngapain?" Tanya Chloe melepaskan pelukannya dan menatap Filia. "Aku juga lelah, terus menghindar. Aku bahkan tidak menghadiri acara penting perusahaan Elliot dengan alasan sakit. Karena takut bertemu dengan laki-laki itu. Dan juga, masalahku dengan Elliot. Se
"Apa?" Teriak Chloe kaget dan membelalakkan matanya. "Melakukan? Benar-benar masuk?" Tanya Chloe sambil memasukkan telunjuknya kanannya ke dalam lingkaran yang ia buat dengan telunjuk dan ibu jari kirinya. Filia mengangguk sedih. "Terus, kamu gak kenapa-kenapa?" Tanya Chloe yang sangat khawatir. Itu bukan pertama kalinya dia mencoba hal itu, bahkan membayangkan berciuman dengan orang saja dia langsung muntah dan tak tahan tubuhnya di sentuh oleh orang lain.Filia mengangguk. "Dia menyentuhku dengan sangat lembut. Awalnya aku merasa geli, dan itu buat aku merasa aneh. Aku sama sekali gak merasa jijik seperti biasanya." Ucap Filia heran. "Apa mungkin karena dia sangat tampan?" Tanya Chloe. Membuat Filia mengerutkan alisnya dan berpikir. "Emmmm... Mungkin?" Tapi Filia menggeleng. "Bukan, aku akui dia sangat tampan dan sangat berbeda dengan pria seumurannya. Tapi, dia sangat lembut dan juga perhatian." Filia tersenyum malu dan memerah mengingat apa yang dia lakukan bersama Elliot.