"Kamu kenapa?" Tanya Elliot khawatir, yang menunggu di pintu kamar mandi. "Gak.Aku gak. Kenapa-kenapa." Ucap Filia yang keluar setelah berkumur dan membasuh wajahnya. "Gak, aku gak. Kenapa-kenapa." Ucap Filia berusaha menjauh dari Elliot. "Aku pasti sudah gila, membayangkan hidup rukun bersama Elliot itu. Bagaimana bisa aku memikirkan hal yang bodoh seperti barusan." Batin Filia. Kadang, hanya dengan membayangkan dia memiliki hubungan lebih dengan seorang laki-laki membuat ia merasa mual. "Tuan, Nyonya. Sarapan anda sudah siap." Ucap Theo yang mengetuk dan masuk bersama seorang pelayan, mendorong kereta makanan yang sudah di pesankan Theo dan meletakkannya di meja makan."Theo, apa wartawan sudah pergi?" Tanya Elliot pada Theo, karena dia tidak betah jika harus berdiam di kamar hotel selama satu minggu sesuai rencananya dan Alisa. "Saya rasa mereka masih menunggu anda. Dan menanti kejelasan hubungan anda dan Nona Alisa." Jawab Theo. Karena mereka juga tahu, hal itu adalah satu r
"Kamu masih sama seperti dulu." Ucap laki-laki itu membuat Filia membelalakkan matanya "Kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Filia heran, karena laki-laki di hadapannya adalah laki-laki yang paling pintar di kelasnya dulu. Dan laki-laki itu sangat menyukai Filia, tapi karena keadaan Filia, dia menolaknya dengan mentah-mentah di hadapan orang banyak membuat laki-laki itu kehilangan muka dan marah. "Ini semua berkat kamu." Ucap laki-laki itu berdiri merapikan bajunya dan tidak jadi membantu Filia untuk berdiri. Filia mengerutkan alisnya, dan melihat laki-laki itu penuh tanya. "Nyonya, anda kenapa?" Seorang pelayan wanita langsung membantu Filia berdiri. "Rendy, kamu kenapa tidak membantu Nyonya berdiri?" Bentak pelayan itu pada Rendy. "Saya berusaha membantunya, tapi Nyonya Filia mendorong saya." Ada nada sindiran dari mulut Rendy ketika dia menyebut kata Nyonya. Filia menatapnya dengan kesal. Karena dia juga ingat bagaimana Rendy berusaha memaksakan dirinya pada Filia se
"Ooohhhh... Ssyyyyiiiiiit." Teriak Filia. "Kenapa?" Tanya Elliot yang juga terkejut. "Apa kamu tidak bisa mengucapkan salam atau apa?" Tanya Filia yang langsung berjalan keluar kamar dan bergumam dengan kesal. "Dia harusnya tau, bagiku ponselku adalah segalanya." Gumam Filia. Filia langsung turun mencari ponselnya yang terjatuh dari balkon. Dia mencari di antara tanaman di pinggir jalan setapak di sekitar kamar. "Elliot, lihat ke bawah. Apa kamu bisa melihat ponselku dari situ. Elliot mendengar suara Filia dari bawah balkon, menggerakkan kursi rodanya menuju balkon. Dan berusaha melihat ke bawah ke arah Filia. " Aku gak bisa lihat apa-apa." Balas Elliot. "Atau apa kamu lupa, kalau akau tak bisa berdiri dan melihat ke bawah dengan leluasa." Lanjut Elliot menyidir Filia. "Dasar, om om tua. Bilang saja tidak bisa, tak perlu menyinggung kakimu yang tak berfungsi itu." Gumam Filia jengkel. "Kamu pikir, gara-gara siapa dia tidak bisa berjalan." Suara Vanesa membuat Filia terkejut
"Karena itu, ceritakan yang terjadi antara kamu dan mamaku."ucap Elliot. Filia menghela nafasnya kesal. " Aku Sebenarnya tidak ingin menceritakan apapun padamu. Aku tau, kamu mungkin menganggap mama mu sebagai wanita yang sangat sempurna. Dan mungkin dia memang seperti itu. Tapi, dia tak perlu menghinaku, hanya karena aku menikahi putranya. Lagipula aku sudah menolak pernikahan ini. Tapi, kenapa dia memandangku begitu rendah?" Ucap Filia panjang lebar. "Meskipun aku tau, aku hanyalah gadis rendahan seperti yang mamamu katakan." Gumam Filia pelan, tapi cukup keras untuk didengar Elliot. "Filia, aku tau jika aku mengatakan ini. Kamu akan menganggap aku membela mamaku.""Kalau begitu jangan katakan apapun." Ucap Filia menutup telinganya dan pergi meninggalkan kamarnya. Filia berjalan mengelilingi kediaman Valentino. Semua orang menunduk melihatnya, takut berpapasan dengan Filia. Karena beritanya yang menampar Nyonya besar Valentino sudah tersebar. Setelah beberapa jam, dia pun kem
"Bagaimana bisa aku hamil, kalau aku punya penyakit Ghenophobia? " Teriak Filia.Elliot mengerutkan dahinya. "Ghen apa?" Tanya Elliot tak mengerti penyakit Filia. "Lupakan. Tapi jika benar aku mengandung anak laki-laki lain. Tidak ada urusannya denganmu. Dan juga Kamu gak perlu khawatir. Aku akan merawatnya sendiri. Lagipula, bukankah kamu akan kembali pada Alisa, jadi apapun yang terjadi denganku bukan urusanmu." Ucap Filia meninggalkan kamar itu lagi. "Aaahhh... Aku merasa sangat bosan. Sampai masa bulan madu selesai aku tidak di izinkan keluar. Sementara yang lain sedang sibuk." Gumam Filia sambil berjalan tak tentu arah. Sampai dia berhenti di sebuah bangunan khusus tempat tinggal para pelayan. Ketika dia melihat Rendy, dengan cepat berbalik dan meninggalkan bangunan itu. "Filia.!!!! " Suara Rendy memanggilnya, dia berusaha berjalan santai seolah tak mendengar. Tapi, tiba-tiba Rendy sudah di dekatnya dan menarik lengan Filia. Dengan refleks Filia menarik lengannya dan ber
"Kak, aku mohon tenang dulu." Ucap Lucas menangkan William. "Tenang?? Apa kamu ingat, bagaimana kamu marah karena cucuku mengakibatkan Anakmu terluka?" Tanya William. "Tapi, cucumu tidak dilukai oleh putraku. Dia melukai dirinya sendiri." Imbuh Vanesa. "Sayang, lebih baik kamu menunggu di luar." Ucap Lucas menyuruh pengawal membawa istrinya. "Aku juga tak ingin berlama-lama di kamar ini." Ucap Vanesa dan berjalan keluar tanpa paksaan. "Aku sudah mengingatkan mu sejak awal. Cucuku tidak seperti wanita lain. Dia masih rapuh." Ucap William lalu menatap Lucas dan Elliot bergantian. "Aku dengar, ayahku memang berjanji melindungi Filia. Tapi, aku adalah suaminya. Secara tak langsung, aku adalah orang yang akan melindungi Filia sekarang." Ucap Elliot lalu menggerakkan kursi rodanya dan mendekat pada Filia. "Tapi, tak ada satupun dari kalian. Menjelaskan padaku tentang gadis ini." Lanjut Elliot. "Aku, memang tidak berharap banyak padamu. Karena aku tau. Akhirnya kamu akan memilih kekas
Setelah keluar dari ruangan dokter, Elliot kembali ke ruang rawat Filia. Di ruangan itu, dia melihat Filia yang sudah sadar dan duduk tertawa mengobrol bersama sahabat-sahabatnya. Mereka berempat, melihat ke arah pintu bersamaan melihat Elliot. "Apa aku mengganggu?" Tanya Elliot. "Ya.. " Jawab Chloe dan Zoe"Tidak.." Ucap Shinta dan FiliaSecara bersamaan. "Kalian kenapa sih? Tuan Elliot itu suaminya Filia." Ucap Shinta membela Elliot. "Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Elliot menatap Filia. Filia hanya mengangguk menjawabnya. Lalu dia menatap peegelangan tangannya. "Tapi, aku selalu heran. Disaat aku merasa ingin mati, kematian serasa menjauh, di saat aku ingin hidup rasanya kematian begitu dekat." Ucap Filia mengangkat pergelangan tangannya. "Fil..." Panggil Zoe lirih. "Aku tau, kita masih punya banyak urusan yang belum selesai." Ucap Filia tersenyum cerah. Memang, karena bukan pertama kali Filia melakukan hal ini. Tapi, sebenarnya dia sudah mencoba bertahan sekuat tenagany
"Biar aku saja yang melakukannya." Ucap Chloe yang kesal lalu mengikat rambut Filia. Setelah itu, dia menyikut lengan Filia kesal. Filia mengertukan dahinya. Chloe memutar bola matanya. Diatau, kalau Filia senang dengan kehadiran Elliot. Dia bahkan tak merasa risih Elliot menyentuhnya. "Kalau begitu, aku akan pulang ke rumah. Karena di sini sudah ada teman-temanmu." Ucap Elliot dan bersiap pergi. "Tolong jaga istriku dengan baik." Ucap Elliot pada Jack. Jack menunduk hormat dan membukakan pintu untuk Elliot. "Sampaikan terima kasihku untuk Theo." Teriak Filia. Setelah keluar, Elliot tidak tahu apa yang dia rasakan. Dia merasa nasib Filia sangat malang. Dia tahu, di luar sana banyak orang yang menderita, tapi dia tidak menyangka bahwa salah satu gadis bernasib malang itu akan menjadi istrinya. "Bagaimana informasi tentang Alisa?" Tanya Elliot pada Theo yang sudah menunggu di mobil sejak tadi. "Memang benar itu adalah Nona Alisa, akan tetapi kami kehilangan jejaknya." Ucap The
Dan Theo pun mengerti kalau Alisa selalu mendapatkan kabar tentang keadaan di rumah Elliot, karena tidak ada yang mengetahui hal ini selain rumah inti. Theo terpaksa mengabaikan kehadiran Alisa untuk sementara. Karena dia harus mengantarkan Lucas dan Vanesa terlebih dahulu. Sementara itu, Jack hanya berdiri dalam ruangan di dekat pintu, menatap wajah Filia yang menatap sedih dan penuh kasih sayang pada Elliot. Tak menyadari Alisa yang masih menatap dalam ruangan Elliot. "Kamu kembali temani Elli dan Filia. Kami akan baik-baik saja." Ucap Lucas tegas, dan membiarkan Theo kembali ke ruangan Elliot. Setelah menunduk dan melihat kepergian Lucas dan Vanesa. Theodengan langkah cepat ingin bicara dengan Alisa. Theo menarik tangan Alisa agar menjauh dari ruangan Elliot. "Lepaskan. Apa yang kamu lakukan?" Ucap Alisa dengan marah, dan menahan suaranya tak ingin menarik perhatian. "Seharusnya saya yang menanyakan hal itu. Bukankah Tuan Elliot sudah dengan tegas, mengakhiri hubungan kalian
"Bukankah lebih mudah kalau aku mati? Kamu dengan mudah kembali ke pelukan Alisa dan aku tak perlu merasa sakit hati karena kamu bersama orang yang kamu cintai." Lanjut Filia pelan. "Tidak ada yang mudah setelah kematian seseorang."ucap Elliot menatap Filia dengan kesal. " Apa semudah itu, kamu menganggap nyawamu? Apa kamu hanya memikirkan dirimu sendiri? Bagaimana dengan kakekmu? Sahabat-sahabatmu? Apa kamu tidak memikirkan perasaan mereka kalau kamu mati?" Ucap Elliot kesal. "Bagaimana dengan kamu? Apa yang kamu rasakan kalau aku mati?" Tanya Filia. "Bagaimana denganku?" Batin Elliot. Elliot lalu membalikkan kursi rodanya dan pergi mengganti pakaiannya yang basah tak menjawab pertanyaan Filia. Sampai dalam ruang gantinya, tangannya mulai gemetar. Dia mengertakkan giginya menahan marah dan sedihnya. Kembali mengingat perasaannya ketika kehilangan istri dan juga calon anaknya. Theo yang masuk bersama dokter melihat Filia dan mencari keberadaan Elliot yang sudah pingsan di dalam
Lucas yang terkejut lalu mengambil foto-foto itu dengan tenang. Dia sedikit terkejut, melihat Filia bisa mendapatkan gambar sebanyak itu, untuk dirinya dan Daniel.Mata Filia masih berharap, Lucas akan menjelaskan semuanya. "Apa yang perlu di jelaskan? Ini hanya gambarku dengan Daniel. Apa yang istimewa?" Tanya Lucas. "Ayah bilang, akan membantuku membalas dendam, tapi ayah sendiri memiliki hubungan yang dalam dengan dia." Ucap Filia sedih. Lucas menghela kasar dan menggosok wajahnya dengan kasar. "Apa kamu pikir akan semudah itu menyingkirkan Daniel. Jika semudah itu, maka Daniel sudah lama menghilang dari muka bumi ini." Ucap Lucas berdiri dan mengajak Filia duduk di sofa. "Dengar, kamu mungkin terlalu muda untuk mengerti hal ini. Untuk mencapai posisi ini, aku melakukan banyak hal, yang tidak bisa ku banggakan. Dan dia memiliki bukti dari masa lalu itu." Ucap Lucas terlihat sedih. "Tapi, aku yakin ayah pasti juga memiliki rahasia tentang mereka." Ucap Filia. "Tentu saja. T
"Filia....!!! " Panggil Elliot tapi Filia tak menghiraukannya dan langsung pergi di temani Jack. "Ciiihhh.... Aku akan mengabaikanmu, sperti kamu mengabaikanku." Gumam Filia kesal pada Elliot. "Nyonya, anda akan ke mana?" Tanya Jack tak tahu ke mana majikannya itu akan mengajaknya. Ketika turun dari mobil, Jack menarik bahu Filia dengan pelan. "Maaf, saya ingin menanyakan sesuatu." Ucap Jack terhenti menatap Filia. Filia juga menatap Jack, bingung kenapa tiba-tiba menghentikannya. "Apa?" Tanya Filia tak sabar, melihat Jack ragu menanyakan sesuatu. Jack menggeleng. Dan Filia mengabaikan Jack dan pergi menuju ruang hotel. "Apa yang akan kita lakukan di sini?" Tanya Jack. "Kamu gak usah banyak bicara. Ikut saja." Ucap Filia langsung menuju kamar hotel yang sudah dia janjikan. Jack merasa khawatir Filia akan melakukan hal-hal yang tidak ingin dia bayangkan. Apalagi setelah ciuman hari itu, Jack tidak bisa melupakannya, meskipun dia tahu apa yang dilakukan Filia hanya untuk membua
"Apa-apaan tadi? Ayah?" Tanya Elliot menatap Filia ketika dia masuk dalam mobil. "Kenapa? Dia memang ayah mertuaku kan? Kamu tidak lupa kan? Aku adalah istrimu. Jangan karena kamu sudah menemukan Alisa kamu lupa sudah punya istri?" Ucap Filia tersenyum jahil. Elliot menggelengkan kepalanya. Dia tahu dia tak akan bisa menang berdebat dengan Filia. "Kenapa? Seperti yang kamu bilang. Kita adalah sepasang suami istri kita bahkan sudah melakukan hubungan yang lebih jauh." Filia mendekatkan tubuhnya pada Elliot, dan menyentuh dagu dan menggerakkannya ke dada Elliot dengan jari telunjuknya. "Hentikan Filia." Ucap Elliot menggenggam tangan Filia agar tak bergerak menyentuh tubuhnya, karena dia merasa geli. "Akkhh... Kamu gak asik" Filia menarik tangannya dan duduk menghadap depan lalu mengeluarkan ponselnya. Meskipun sebenarnya, dia merasa sangat sedih dan kecewa, dia berusaha keras menutupi itu semua dengan sikapnya yang terlihat seperti baik-baik saja. "Oh yah, aku baru saja mendapa
Dalam keadaan kaget, Filia mengahalangi jalan Lucas dan bertanya. "Anda tau kan? Sekarang anak anda sedang pergi menemui Alisa?" Tanya Filia heran. "Ya, aku tau. Tapi, sampai kapanpun, aku tidak akan bisa menerima wanita ular itu dalam rumahku. Dia sangat berbeda dengan kakaknya. Karena itu, aku akan membuatmu menjadi istri Elliot selamanya" jawab Lucas. "Maksud anda apa?" Filia masih merasa bingung dengan jawaban Lucas. "Ikuti aku." Lucas lalu mengajak Filia menuju ruang kerjanya. "Sebenarnya, Alisa akan meninggalkan Elliot di hari pernikahannya. Tapi karena kecelakaan itu dia memajukan rencananya. Dia ingin membuat Elliot terluka dan terpukul. Dia ingin melihat, sejauh mana Elliot akan bersedih karena kepergiannya. Jujur, aku tidak menyangka jika penyebab kecelakaan itu, adalah kamu. Cucu dari kak William." Ucap Lucas. Lucas mengetahui sebuah rahasia kematian menantu pertamanya, Anisa dan juga calon cucunya. Saat itu, Elliot kesulitan melepaskan kepergian Anisa sehingga Lucas
Begitu mendapat pesan Alisa, Elliot langsung bergegas mengganti pakaiannya. Filia yang berada dalam kamar, melihat Elliot yang dibantu Theo buru-buru. "Kamu mau ke mana jam segini?" Tanya Filia khawatir. "Apa ada masalah? Atau terjadi sesuatu?" Filia bertanya tapi Elliot tak menjawabnya, dan hanya fokus bersiap-siap. Sementara Theo hanya diam karena melihat Elliot yang juga diam. Filia yang kesal, langsung berdiri di hadapan Elliot dan menyenggol Theo agar dia bisa berdiri tepat dihadapan Elliot. "Apa susahnya menjawab pertanyaanku?" Bentak Filia. Elliot berhenti dan menatap Filia. "Aku akan pergi menemui seseorang. Ini adalah hal yang sangat penting." Jawab Elliot tak memberitahu siapa yang dia temui. "Alisa?" Tanya Filia pelan dan melangkah mundur perlahan. "Baiklah, jika kamu bebas menemui siapapun, maka aku juga akan melakukan hal yang sama." Ucap Filia tersenyum. Elliot terhenti lalu menatap Filia. "Kamu tahu, sejak awal bahwa pernikahan kita tidak akan pernah menjadi
"Mau ke mana?" Tanya Filia bingung. "Ke rumah Shinta." Ucap Chloe. "Dia hari ini ada acara dengan pacarnya.""Apa pacarnya lebih penting dari kita?""Tapi Chloe, aku gak mau. Kamu tau, aku belakangan ini, merasa seperti bukan diriku. Aku hanya ingin cerita ke seseorang, dan itu kamu. Aku belum mau, Zoe dan Shinta tau ceritaku dulu. Meskipun Shinta sudah menghukum kakak tirinya, tapi dia masih harus bertemu dan berurusan dengan mereka. Dan Zoe, harus masih hidup seperti gadis bodoh di hadapan keluarganya. Dan kamu juga.. Emm.." Filia bingung, mencari kesibukan Chloe. "Yah.. Yah... Hanya aku yang tidak sibuk dan tidak punya masalah. Tapi, aku harusnya bersyukur." Ucap Chloe tersenyum dan memeluk Filia. "Jadi, sekarang kamu mau ngapain?" Tanya Chloe melepaskan pelukannya dan menatap Filia. "Aku juga lelah, terus menghindar. Aku bahkan tidak menghadiri acara penting perusahaan Elliot dengan alasan sakit. Karena takut bertemu dengan laki-laki itu. Dan juga, masalahku dengan Elliot. Se
"Apa?" Teriak Chloe kaget dan membelalakkan matanya. "Melakukan? Benar-benar masuk?" Tanya Chloe sambil memasukkan telunjuknya kanannya ke dalam lingkaran yang ia buat dengan telunjuk dan ibu jari kirinya. Filia mengangguk sedih. "Terus, kamu gak kenapa-kenapa?" Tanya Chloe yang sangat khawatir. Itu bukan pertama kalinya dia mencoba hal itu, bahkan membayangkan berciuman dengan orang saja dia langsung muntah dan tak tahan tubuhnya di sentuh oleh orang lain.Filia mengangguk. "Dia menyentuhku dengan sangat lembut. Awalnya aku merasa geli, dan itu buat aku merasa aneh. Aku sama sekali gak merasa jijik seperti biasanya." Ucap Filia heran. "Apa mungkin karena dia sangat tampan?" Tanya Chloe. Membuat Filia mengerutkan alisnya dan berpikir. "Emmmm... Mungkin?" Tapi Filia menggeleng. "Bukan, aku akui dia sangat tampan dan sangat berbeda dengan pria seumurannya. Tapi, dia sangat lembut dan juga perhatian." Filia tersenyum malu dan memerah mengingat apa yang dia lakukan bersama Elliot.