Share

Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua
Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua
Author: Rias Ardani

Menutupi Kenyataan

Author: Rias Ardani
last update Last Updated: 2022-07-04 14:42:20

Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua

part1

Plakkk ....

Satu tamparan mendarat di wajahku. Tatapan penuh kemurkaan Ibu mertuaku layangkan kepada diri ini.

"Rupanya kamu mandul, pantas saja sudah 1 tahun kalian menikah, tidak kunjung hamil juga," teriak Ibu Delima, Ibu mertuaku.

"I--ya, Bu, maafkan, Saya!" jawabku terbata- bata, sembari menahan sakitnya tamparan Ibu Delima ke wajahku.

Baru 2 bulan Ibu kembali ke Indonesia bersama Ayah mertua, Ibu sudah menciptakan suasana menyakitkan di rumah besar dan mewah ini.

Tidak ada sedikitpun terlihat belas kasihannya kepadaku sebagai sesama wanita. Dimatanya, rupanya aku ini hanyalah wanita tidak berguna, setelah tahu aku mandul.

Beginilah kesalahanku, menikah tanpa tahu bagaimana karakter mertuaku. Sebab, ketika aku dan Mas Andre menikah, Ibu dan suaminya berada di Luar Negeri, dan kami menempati rumah mereka selama setahun ini.

Kini Ibu kembali dan mempertanyakan, mengapa aku dan suami belum juga punya anak. Sehingga, kami memutuskan untuk memeriksakan kesehatan kami berdua hari ini.

"Andre! Ibu nggak sudi pnya menantu tidak berguna seperti dia!" tunjuk Ibu Delima. "Silahkan kamu pilih, menikah lagi atau ceraikan wanita ini. Bagaimana mungkin, kamu bisa terus dengannya tanpa seorang keturunan, itu sangat tidak masuk akal," lanjut Ibu Delima tanpa perasaan.

"Bu, tolong jangan begini, mana mungkin Andre menceraikan Eleanor. Biar bagaimana pun juga, Elea adalah istri pilihan Andre. Kurang lebihnya dia, itu resiko Andre sebagai suami."

"Jangan membantah kamu! Atau Ibu akan coret kamu dari daftar warisan! Mikir Andre, memang kamu mau tidak memiliki keturunan?" Mata Ibu Delima melotot kepada suamiku.

"Kamu keberatan Elea?" tanya Ibu kepadaku lagi, membuat aku terkejut.

Aku hanya menunduk, aku tidak mampu untuk menjawab, aku tidak kuasa untuk mengatakan iya.

"Jawab! Perempuan mandul jangan banyak gaya, kamu nggak kuat di madu? Ya cerai saja! Saya sangat tidak menyukai orang yang tidak bisa sadar diri." Kata-katanya sangat menusuk jiwa raga, hatiku seakan hancur berkeping-keping mendengar hinaan dan caciannya.

Namun aku tetap bungkam, entah jawaban apa yang seharusnya aku berikan kepada wanita yang bergelar Ibu Mertua itu.

Andai saja dia tahu yang sesungguhnya, apakah dia masih mampu berkata sekasar ini.

Perlahan kutatap wajah suamiku yang masih terdiam, ketika mendengar hardikkan Ibu tadi.

Aku sangat mencintai lelaki di sampingku ini, lelaki yang selama setahun ini hidup denganku begitu baik dan sangat lembut memperlakukanku.

"Mas," panggilku pelan, aku berharap mendapat pembelaan lagi, atas tekanan Ibu Delima ini.

Namun suamiku masih terdiam, mungkin dia juga tidak tahu harus bagaimana saat ini.

"Bagaimana? Jika memang sulit, silahkan ajukan perceraian. Saya yang akan bayar biayanya!" kejar Ibu Delima lagi tanpa perasaan. Dengan lantang, tanpa perduli sama sekali, Ibu Delima mampu merusak pertahanan hatiku. Seketika air mata ini mengalir deras jatuh di pipi, tubuhku terasa lunglai, seakan diri ini tidak lagi bisa berpijak.

"Drama sekali wanita ini, saya benar-benar muak!" cetus Ibu, sembari memalingkan wajahnya dariku.

Lagi- lagi suamiku hanya terdiam, tanpa bersuara sama sekali.

Perlahan kutatap lekat wajah suamiku, dia yang berjanji sehidup semati, dia yang berjanji akan menjadikanku bidadari satu-satunya dalam hidupnya. Tapi kini, dia tidak membelaku sama sekali.

"Baiklah, kuanggap diam kalian adalah setuju. Ibu akan carikan calon istri untuk Andre secepatnya," tukas Bu Delima. Dan lagi- lagi mas suamiku hanya terdiam.

Ibu pergi meninggalkan aku dan Mas Andre di ruang keluarga. Aku berjalan, mengikuti langkah suamiku memasuki kamar kami.

Hening, tidak ada pembicaraan apapun antara aku dan dia.

"Mas ...." Aku mencoba membuka suara.

"Maaf," lirihnya.

"Kamu tidak salah," kataku.

"Maaf," ulangnya lagi.

Aku diam, melihat mas Andre yang menunduk sembari menarik napas berkali- kali.

"Aku tidak bisa menolak kemauan Ibu," lirihnya lagi, membuatku sangat terkejut. Apa ini? Apa maksudnya?

"Mas, maksud kamu apa?" tanyaku dengan suara bergetar.

"Ibu benar, keturunan itu sangat penting! Elea. Tidak mungkin rasanya, jika aku tidak menginginkan itu! Aku ingin sekali memiliki keturunan," ucapnya serak.

"Apakah sudah ada niat sebelumnya, Mas. Bahwa kamu memang ingin menikah lagi?" tanyaku langsung pada intinya.

"Elea, tolong sayang, ke sampingkan ego kita, apakah kamu tidak ingin memiliki seorang anak, bahkan jika harus dari rahim wanita lain, yang penting itu anak aku. Berarti anakmu juga, sayang, Mas mohon. Mengertilah!" ujarnya setengah memohon, memberi pengertian kepadaku.

Sungguh tidak terduga, suami yang aku cintai, tega berkata semudah itu, seakan diri ini tidak memiliki perasaan.

Aku terdiam membeku disudut kamar, tidak pernah aku menyangka, pernikahan indah yang meriah, harus berakhir luka. Petaka status mandul tersebut, membuatku seakan terusir dari hati suamiku.

'Andai saja aku bisa jujur.' batinku. Kuhirup udara sebanyak mungkin, agar rasa sesak dalam dada segera menghilang.

"El, mas janji akan adil dan selalu mencintai kalian?" ucap suamiku, sambil menggenggam tanganku yang kini gemetar.

Aku menatap lekat wajah tampannya, wajah yang selalu menenduhkan hati, kini membuat mataku selalu memancarkan air mata penuh luka.

"Sekarang aku paham, Mas. Kamu tidak seutuhnya mencintaiku, kini memang harus kuterima kenyataannya, jika akhirnya aku yang akan disisihkan." Usai berkata, aku berdiri menuju ranjang, dan membaringkan diri yang merasa sangat lelah.

Suamiku masih terdiam, tanpa pembelaan diri apapun.

_______

'Aku tidak meminta semua cobaanmu berubah, aku hanya meminta kekuatan, ketabahan dalam menjalani bahtera rumah tangga dan kehidupan. Aku ikhlas sebab cintaku pada suamiku, tidak akan berkurang sedikitpun, meski kenyataan kini menghantamku.'

Setelah bercerita dalam doa, aku keluar menuju dapur, seperti biasa, aku akan berjibaku di dapur bersama Inem pembantu rumah tangga.

Mas Andre menyukai masakkanku, sehingga masalah masak memasak, itu akan menjadi tugas utamaku di keluarga ini.

Begitu dahsyatnya pengaruh sebuah keturunan bagi kehidupan. Andai saja mereka tahu kenyataannya, mungkin Aku tidak akan di perlakukan seburuk ini. Tapi aku tidak ingin melihat air mata di wajah suaminya tercinta. Hingga rela menanggung semuanya seorang diri.

Usai makan malam sudah siap, Ibu memasuki ruang makan bersama Ayah mertua.

Rupanya Beliau sudah datang. Untuk pertama kalinya, aku melihat wajah Ayah mertua dengan jelas. Wajah yang masih terlihat muda, layaknya pria matang pada umumnya.

"Dimana Andre?" tanya Ibu Delima, aku yang sedang menuang minuman pun menyahut.

"Masih di kamar."

"Cepat panggil," pinta Ibu. Aku mengangguk. "Katakan padanya Ayahnya datang."

"Baik, Bu."

Aku pun bergegas menuju kamar kami. Di dalam kamar, kulihat mas Andre termenung seorang diri.

"Mas," panggilku. Mas Andre tidak menoleh, hanya menyahut hemmmm.

Aku melangkah masuk, mendekatinya.

"Makan malam sudah siap, Ibu sudah menunggu di meja makan, ada Ayah juga."

"Rupanya Ayah sudah pulang dari luar kota," gumam mas Andre.

Kami pun berjalan ke ruang makan, mas Andre terlihat kurang bersemangat.

"Malam Ayah," sapa Mas Andre.

"Hai, malam juga," sahut Ayah mertua ramah.

"Yah, selama seminggu jangan dinas keluar kota dulu, ya!" pinta Ibu Delima.

Ayah mertua mengernyit. "Kenapa?"

"Ada seseorang yang ingin Ibu kenalkan," kata Ibu Delima.

"Siapa?"

"Calon istri Andre yang kedua," sahut Ibu, dan sukses menyakiti hatiku kembali.

Comments (25)
goodnovel comment avatar
juan effendi
kayak kesannya penulia belum atau ga tau finishkan cerita....kadang ga diupload
goodnovel comment avatar
juan effendi
jgn baca...ntar dua tahun belum habis habis....pas uda 100peesen...pun ga habis habis
goodnovel comment avatar
Ernizar Spd
Bagus ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   Berusaha Ikhlas

    Part2Ayah mertua tidak menanggapi apapun, aku tetap terdiam dan memaksakan diri untuk makan malam, meski seleraku kini hilang.Seminggu telah berlalu, sikap Ibu Delima sedikit membaik padaku."Ndre, malam ini kita akan kedatangan tamu teman Ibu, kamu dan Elea bersiap- siap oke."Aku berada di dalam kamar, mendengar jelas ucapan Ibu pada Mas Andre. Tidak terdengar suara sahutan dari suamiku itu.Setelah langkah kaki Ibu Delima menjauh, aku mengajukan pertanyaan, yang begitu mengganggu pikiranku."Mas, apakah ini tentang wanita, yang akan menikah denganmu?" tanyaku pelan."Entahlah, nggak usah dibahas! Aku cukup pusing dan juga terbebani dengan ini," sahutnya dengan ekspresi malas.Aku menghela napas. "Sepertinya Ibu sangat serius dengan semua ini. Jujur, aku merasa keberatan," ungkapku pelan, membuat mas Andre menatapku."Utarakan saja pada Ibu, jangan padaku!" tegasnya lagi, kemudian merebahkan diri memunggungiku."Mas, Ibu Delima kan Ibu kamu, seharusnya kamu bisa berbicara dari hati

    Last Updated : 2022-07-05
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   Rahasia Mertua

    Part3"Apakah ini Istrinya Andre?" Salah satu dari rombongan itu bertanya, mungkin orang tua dari wanita itu."Benar sekali Jeng Mumun! Ini Istrinya Andre," jawab Ibu Delima santai, dia sambil meremehkanku. Entahlah apa maksud semua ini, aku semakin merasa tidak nyaman."Kenapa masih di pertahankan Jeng, lebih baik di ceraikan saja, dari pada harus berbagi suami dengan Delia." Ia berkata tanpa perasaan seperti itu pada Ibu, sambil memandangku dengan sinis.Ibu Delima masih terdiam. Lalu melanjutkan makannya, sambil terlihat berpikir keras."Maaf Tante, Andre tidak akan menceraikan Elea, biar bagaimanapun juga Andre yang sudah memilih El, sebagai pendamping." "Tapi kan percuma saja, menikahi wanita mandul itu sama sekali tidak berguna!" ujar wanita itu lagi, dia kekeuh mempengaruhi suamiku dan Ibu Delima. Sedangkan aku seolah mematung berdiri seperti orang bodoh yang menahan perih hati mendengarkan ucapannya."Maaf Jeng, jangan terlalu jauh terlibat, meskipun Elea mandul. Saya tetap t

    Last Updated : 2022-07-06
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   Maaf

    Part4Lumayan lama kami hening, merasa canggung. Selama setahun lebih menjadi menantunya, baru kali ini aku tinggal bersama mertua dan melihat jelas wajah Ayah dan Ibu mas Andre.Dan untuk pertama kalinya, aku satu mobil dengan Ayah mertua."Yah, kita mau kemana?" Aku memberanikan diri bertanya pada Ayah, yang terlihat fokus menyetir mobilnya."Kita pergi berbelanja, kamu boleh membeli apapun yang kamu mau! Ayah yang bayarin!" ujarnya tetap dengan pandangan lurus kedepan."Serius, Yah??" tanyaku penuh keterkejutan."Serius!" balas Ayah singkat.Demi apa? Punya mertua ganteng dan baik hati seperti ini, meskipun istrinya begitu kejam, setidaknya ayah mertua baik padaku.Setidaknya aku masih memiliki harapan pada rumah tanggaku.Aku tersenyum sumbang, kala mengingat perlakuan Ibu yang begitu tega dan dingin kepadaku.Tanpa rasa tidak enak hati, aku membeli segala yang aku senangi bersama Ayah di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota kami."Yah, nanti kalau Ibu marah bagaimana?" tany

    Last Updated : 2022-07-06
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   Jangan dekat- dekat

    Bab5 "Bukan inginku seperti ini, tapi semua kemauan Ibu, kumohon kamu mengerti, El," pinta suamiku. Aku tidak mau menyahut sama sekali, dasar aku yang lemah, sehingga menerima rasa sakit pernikahan ini begitu saja. "Lagi pula, jika kamu tidak mandul, semua tidak akan terjadi seperti ini," ucap suamiku dengan lantang. Oh Allah, dia sungguh tidak tahu apa- apa, sehingga dengan santainya dia berkata. "Menikahlah, Mas, jika memang itu keputusanmu." "Ini bukan tentang keputusanku, tapi tentang masa depan kita. Aku ingin memiliki keluarga yang lengkap, dan pernikahan tanpa anak, ini bukan keluarga lengkap." Aku menghentikan isak tangisku, kemudian aku bangkit dan duduk menghadap mas Andre. "Benarkah pernikahan tanpa anak itu bukan keluarga lengkap?" tanyaku dengan suara serak. "Iya, maaf jika aku membuatmu tersinggung. Aku hanya ingin kamu mengerti," katanya lagi meyakinkanku. "Beri aku waktu satu bulan untuk menerima semua ini. Setelah itu, keputusan ada di tangan Mas," pintaku m

    Last Updated : 2022-07-06
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   Diancam

    Bab6 "Mas, jika kamu yang mandul bagaimana?" tanyaku. Mas Andre menghela napas dan terlihat begitu malas berbincang denganku. "Apa'an sih, El. Sudahlah, faktanya sekarang kamu yang mandul. Mas terima kamu apa adanya," tegas mas Andre sembari mendengkus kemudian berdiri. "Mas." Aku memegang tangannya, agar dia tidak pergi begitu saja. "Apa?" Wajah mas Andre terlihat begitu malas menatapku. "Bagaimana jika kamu yang mandul, aku serius, Mas ...." "Aku?" Mas Andre tertawa, seolah meremehkanku. "El, sudahlah, nggak usah bahas hal ini lagi. Lagi pula jika aku mandul, Ibu pasti tetap akan menikahkan aku lagi." "Kenapa?" "Karena faktanya memang kamu yang mandul, dan tentang pertanyaan jika aku yang mandul, itu hanya omong kosong," tegas mas Andre, sembari melepaskan pegangan tanganku dan menjauh meninggalkan kamar. Beginilah dahsyatnya efek dari sebuah kebohongan, aku nyaris tersingkir. Aku menyesal rasanya. Tapi setidaknya aku tahu, rupanya tidak ada ketulusan dalam pernikahan kam

    Last Updated : 2022-07-08
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   Peringatan dari Ayah

    Bab7Entah mengapa, Ayah tiba- tiba kembali ke rumah lagi dan membuat Ibu semakin murka padaku.Bahkan, Ibu tidak keluar kamar sama sekali, hingga menjelang sore, Ayah dan mas Andre pulang kerja."Ibu mana El?" tanya Ayah ketika aku yang bukain pintu untuk mereka.Aku menyalami keduanya. "Ibu mengurung diri, Yah. Nggak mau keluar," sahutku."Memangnya Ibu kenapa, El?" tanya Mas Andre, yang memang tidak tahu apa- apa."Ada selisih paham sama Ayah," sahut ayah mertua.Mas Andre menatap dingin ke arahku. Kemudian tanpa bersuara, dia masuk ke dalam kamar.Aku menyusulnya, ketika Ayah menaiki anak tangga.Ketika mas Andre memasuki kamar mandi, ponselnya yang terletak di atas nakas terus bergetar. Aku melirik dan menemukan nama Delia terus melakukan panggilan telepon.Aku meraih benda pipih itu, dan menolak panggilan dari wanita itu. Dengan tangan gemetar, aku membuka ponsel mas Andre.Tujuanku langsung ke pesan W******. Lalu, nama Delia menjadi urutan atas dari W**** mas Andre. Dadaku be

    Last Updated : 2022-07-10
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   Bagaimana Rasanya?

    Bab8Mas Andre berdehem. "Ehem, Ayah. Andre yakin, tidak mungkin itu terjadi."Ucapan mas Andre seakan meremehkanku.Kening Ayah mengernyit, nampaknya dia enggan menghentikan obrolan yang tidak nyaman ini."Kamu yakin, Ndre?" Ayah nampak memastikan."Yakinlah, Yah. Lagi pula, maaf. El ini terlalu biasa."Maksudnya apa? Aku melebarkan mata, menatap mas Andre tak percaya, bisa berkata seperti itu."Hidupnya di habiskan dengan memasak, mencuci dan mengurus Andre. Bau badannya, khas bau bawang dan bumbu dapur lainnya. Dan pakaiannya, seperti emak- emak anak 1," kekehnya membaca kekuranganku.Ayah tersenyum menanggapinya. "Setiap wanita itu cantik, jika dia berada di tangan yang tepat, contohnya Ibu kamu," sahut Ayah.Menarik, ini obrolan mereka semakin menarik.Biarlah aku layaknya patung tidak bertelinga, tidak bersuara, dan anggaplah aku setan, antara ada dan tiada.Mendengar Ayah mencontohkan Ibunya, mas Andre nampak tidak senang pada ayahnya itu."Ibu cantik dari dulu, jauh sebelum Ay

    Last Updated : 2022-07-11
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   Tangisan itu

    Menjadi Istri Kedua Mantan MertuaBab9"Apa maksud Ayah? Ayah mau anak kita selamanya tidak punya keturunan?" Ayah mendengkus. "Semua pasti karena pengaruh wanita ini. Itu makanya, Ibu tidak senang Ayah dekat sama dia," tunjuk Ibu kepadaku.Entah mengapa, apapun yang aku lakukan, maupun yang tidak aku lakukan, selalu salah saja di mata Ibu Delima."Jangan suka menyalahkan orang lain, seharusnya Andre bersukur memiliki Istri sebaik Elea. Selain ramah, Elea bahkan tidak pernah melawan Ibu."Ibu mendengkus, membuatku semakin tidak nyaman karena pembelaan Ayah."Ayah sudahlah, ini rumah tangga Andre, Andre bisa mengatasinya sendiri," timpal mas Andre menenangahi. Sedangkan aku? Masih saja diam membisu, menampung semua rasa sakit yang mereka ciptakan di hati ini."Kalau kamu merasa dewasa, bangunlah rumah tangga yang sehat. Rumah tangga yang sehat itu, tidak saling menyakiti. Jika saling menyakiti, itu bukan lagi rumah tangga, tapi tepatnya rumah duka. Tugas lelaki beristri, itu membahag

    Last Updated : 2022-07-12

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   689

    Bab689"Selamat malam," ujar Abizar lagi."Ngapain kamu kemari? Setelah kamu membuat anak saya menderita, berani- beraninya kamu menampakkan batang hidung seolah tanpa dosa," bentak Kevin, yang langsung berdiri dengan emosi."Papah, sabar," pinta Elea, sambil memegang tangan Kevin."Manusia tidak tahu malu ini, dia datang ke rumah Galih dengan nyali besar, setelah menyia- nyiakan anak- anakku, aku tidak akan mengampuninya," pekik Kevin."Maaf, Pah. Saya datang kemari, hanya ingin kalian tahu, saya dan Cinta saling mencintai, kami ingin kalian restui hubungan kami lagi dan jangan menentang hubungan kami, cuma itu ...." "Apa?" Seluruh keluarga memekik.Cinta pun sangat syok, mendengar ucapan berani Abizar. Tiba- tiba Jelita tersandar, mendengar ucapan Abizar. "Jelita," pekik Abel. Wanita yang biasanya membenci Jelita itu, langsung memeluk Jelita yang nampak syok sekali."Brengsek!!" Cinta bangkit dari duduknya, menghampiri Abizar dan menampar keras wajah lelaki tidak tahu malu itu."D

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   688

    Bab688Melihat begitu banyak panggilan telepon dari Bagus, Cinta pun memutuskan, untuk menghubungi balik nomor Bagus.Dan lelaki itu dengan cepat menjawab telepon Cinta."Assalamualaikum, Tante ....""Wa'alaikumsallam, Gus.""Maaf Tan, saya mau tanya, Tante ada bicara apa sama Ibu? Sampai- sampai Ibu pingsan.""Maafkan Tante, Gus. Tadi ada berita buruk, yang sempat mengguncang perasaan kami semua. Kejadian siang tadi cukup mengejutkan, pesawat menuju Bandung mengalami kecelakaan. Dan Nenek, juga Kakek ke Bandung hari ini, itu yang Tante sampaikan sama Ibu kamu ....""Inalillahi, jadi bagaimana kabarnya, Tan. Maaf Bagus tidak tahu apa- apa.""Kuasa Allah, Gus. Rupanya mereka selamat, karena Kakek pingsan, sebelum mereka naik pesawat. Nenek membawa Kakek ke rumah sakit, dan mereka ketinggalan pesawat, Gus. Luar biasa, diluar dugaan kami semua, Allah masih memberi kita kesempatan, untuk berbakti kepada mereka berdua," jelas Cinta."Alhamdulilah, Allahu akbar, masya Allah, luar biasa, Tan

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   687

    Bab687"Allahu akbar, Abel, Kak Cinta ...." Galih menjerit, membuat orang yang kini di depannya jadi bingung.Mendengar jeritan Galih, mereka yang duduk di ruang keluarga pun berhamburan keluar menyusul Galih."Astagfirullah ...." pekikkan mereka semua terdengar bersamaan. Galih terlalu syok, membuatnya nyarus pingsan."Kalian jangan mengira Mamah setan ya," bentak Elea dengan kesal."Ini Mamah beneran?" Abel bertanya. Semua menjadi bingung, bahkan beberapa dari mereka terus- menerus mengusap mata dan wajah, memastikan yang di lihatnya adalah nyata, bukan halusinasi."Mamah sudah tahu, apa yang ada di dalam otak kalian. Jangan heran, jika Mamah datang dengan wajah acak- acakkan begini, bahkan tanpa menggunakan tas sama sekali. Mending bayarin taksi Mamah sana, orangnya dah nunggu," titah Elea."Ini Mamah kita," pekik Cinta yang langsung menghambur ke pelukan Elea, disusul Raisa dan lainnya memeluk Elea."Aduh ...." Elea pun memekik, melihat tingkah mereka semua yang langsung memelukny

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   686

    Bab686"Jelita belum tahu kabar duka ini, tadi aku sudah coba hubungi, tapi belum juga dia jawab panggilan teleponku," lirih Cinta."Aku juga bingung, Kak. Apa yang harus aku katakan sama dia, entah bagaimana reaksi Jelita, jika tahu Mamah dan Papah sudah tiada. Pesawat itu terbakar, sebelum benar- benar jatuh," ujar Galih kembali menangis. Bayangan wajah tua kedua orang tuanya menari- nari di pikiran mereka semua."Pantas Mamah memelukku berulang kali, mengingatkan kita terus- menerus, bahwa sesama keluarga harus saling menyayangi dan tolong- menolong. Mereka juga selalu berbicara tentang kematian, yang aku sendiri tidak tahu, bahwa itu adalah pertanda, mereka berdua akan pulang bersama- sama, untuk selamanya."Cinta menangis kuat, Kamila memeluk Ibunya dengan erat, begitu juga Raisa, memeluk Abel dan menangis di pelukan Ibunya."Rasanya tidak pernah sesakit ini, kehilangan yang begitu mengejutkan, membuat hati ini tidak siap. Berpuluh tahun hidup bersama dengan keduanya, hingga Rai

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   685

    Bab685"Nanti saja ah, malas. Lagian kita lagi makan gini, masa di gangguin hal- hal yang tidak jelas begitu," ujar Cinta, mengabaikan ucapan Galih tadi."Cinta, sudah 1 tahun kita bersama, tapi kenapa, kamu nggak pernah mau pertemukan aku dengan anak kita, Kamila?" tanya lelaki itu."Mas, tidak semudah itu. Kamila akan tahu segalanya, bahwa kamu pernah menikahi Jelita juga. Dan Enggar, juga Bagus, bagaimana tanggapan mereka pada kita? Kamu meninggalkan mereka, lepas tanggung jawab, dan malah bersamaku. Tentu saja, bukan cuma mereka yang akan kecewa sama kita, tapi Kamila juga.""Kemudian Mamah dan Papah, bisa- bisa aku mereka kutuk, Mas ....""Tapi mau sampai kapan, kita kucing- kucingan seperti ini? Aku juga ingin diakui, dan dianggap bagian keluarga kamu, Cin.""Belum waktunya, Mas.""Kapan waktunya, Ta? Aku dan Jelita, itu hanyalah kesalahan. Sedangkan aku sama kamu, itu cinta yang tulus. Aku mohon, pikirkan ini baik- baik, aku hanya ingin di akui, dan Kamila juga harus tahu, bahw

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   684

    Bab684Perjalanan panjang Bagus lalui bersama Jelita, Ibu yang kini sangat dia sayangi, dan dia utamakan kebahagiaannya."Pulang dari umrah, kita ke rumah Nenek saja ya, Gus.""Terserah Ibu saja, Bagus ngikut saja. Bagus tidak punya siapa- siapa untuk di bahagiakan, jadi segala waktu dan apapun yang Ibu mau, asal Ibu bahagia, Bagus akan selalu turuti, insya Allah," ujarnya.Jelita terharu dan menatap penuh kasih sayang pada Bagus. Sementara Bagus dan Jelita melaksanakan ibadah umrah, rupanya rumah mewah Elea, sudah terjual sesuai kesepakatan dengan pembelinya.Penjualan rumah, di saksikan Galih, karena hasil dari penjualan rumah mewah tersebut, 50% milik Galih, 30% milik Cinta dan sisanya barulah milik Elea dan Kevin.Setelah semua beres, Elea dan Kevin, memutuskan untuk tinggal di hotel. Sebelum rumah impian mereka di desa selesai di bangun.Hanya sisa 10% saja, rumah di desa itu akan selesai dan bisa mereka tempati.Galih sudah menyarankan, agar Elea dan Kevin mau tinggal di rumah m

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   683

    Bab683"Kenapa kamu terlambat?" tanya atasan Bagus, yang ada dibagian divisinya."Maaf pak Rahmat, saya menabrak orang tadi di jalan."Pak Rahmat, yang merupakan pengawas divisi pemasaran, tidak begitu berani bersikap keras pada Bagus, tapi dia tetap berusaha profesional, agar tidak terlalu nampak membeda- bedakan karyawan."Lain kali berhati- hati di jalan, Gus. Dan tolong jangan ulangi lagi, keterlambatan datang seperti ini. Hari ini saya maklumi, tapi kalau terulang lagi, saya akan berikan sangsi pemotongan gaji," jelas pak Rahmat memberi peringatan."Baik, Pak." Hanya itu jawaban Bagus. Sadar diri akan kesalahannya, Bagus tidak berani banyak bicara.Pak Rahmat meninggalkan divisi pemasaran, menuju ruangannya, untuk memeriksa laporan penjualan kemarin.Sementara Bagus duduk di meja kerjanya, dengan pikiran yang mulai tidak fokus. Bagus mulai memikirkan wanita yang di tolongnya tadi, dan itu sangat mengganggu kerjaannya.Tiba- tiba, HRD memasuki ruangan divisi pemasaran, bersama den

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   682

    Bab682"Bu ...."Jelita menatap Bagus."Bagaimana kalau kita pergi umrah?"Jelita terpaku sejenak, mendengar usulan Bagus."Gimana, Bu?" tanya Bagus lagi, membuat Jelita tersadar dari keterkejutannya.Anak yang biasanya cuek, hanya memikirkan kesenangannya sendiri, kini mengajaknya pergi umrah. "Kamu serius pengen umrah, Gus?" tanya Jelita balik, memastikan keinginan Bagus."Iya, Bu. Mumpung kita ada rezeki lebih. Kita ajak Enggar dan Lina juga, mana tau mereka mau. Tapi jika mereka menolak juga tidak apa- apa, kita berdua saja yang pergi ke sana, Ibu mau kan?""Tentu saja Ibu mau, Gus. Masya Allah, niat kamu baik sekali anakku, mana mungkin Ibu menolak."Bagus tersenyum. Dan niat mereka pun, di sampaikan kepada Enggar dan Lina, ketika mereka makan malam bersama."Dalam waktu dekat ini belum bisa, Bu, Mas. Enggar masih harus fokus ke perusahaan," jawab Enggar.Wajar sih, belum ada 1 tahun dia bekerja, masih tidak enak hati jika terus izin libur, untuk urusan pribadi.Sebagai calon pe

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   681

    Bab681"Tugas kita sudah selesai, nampaknya anak, cucu dan cicit tidak ada masalah, dengan pembagian harta warisan kita," ujar Elea, ketika dia dan Kevin merebahkan diri di atas kasur mereka."Kuharap juga begitu, agar kita berdua bisa menjalani kehidupan yang tenang," jawab Kevin."Kulihat Abel juga tidak membuat masalah lagi." Elea merasa lega, melihat sikap menantunya itu, yang semakin baik dari sebelumnya.Galih membelikan rumah yang cukup mewah, untuk dia tempati dan istrinya. Galih tidak ingin menyatukan istrinya lagi sama Ibunya. Karena bagi Galih, jika keadaan sudah tidak nyaman, dan terus di paksakan, maka mereka akan saling menyakiti.Demi menjaga rumah tangga dan hati orang tuanya, Galih memutuskan untuk memiliki rumah sendiri.Tetapi dia tetap memperhatikan kedua orang tuanya, meskipun mereka tidak satu rumah.______>_______Karena perjalanan yang cukup jauh, Jelita mulai jatuh sakit. Badannya meriang, nyaris semalaman, Lina tidak bisa tidur, karena khawatir dengan kond

DMCA.com Protection Status