Share

Masalah Besar

Author: minaya
last update Last Updated: 2024-06-14 08:18:51

“Sayang, semoga lancar, ya,” ucap Mayang sambil senyam-senyum sendiri saat meninggalkan villa menantunya itu. Senyuman merekah Mayang membuat Monika semakin yakin akan rencananya malam ini.

“Ma, pokoknya tunggu aja Rafael junior bakal launching bentar lagi,” jawab Monika dengan senyum percaya dirinya.

Mayang langsung mengangguk dan berjalan cepat menuju ke villanya yang memang lumayan berjarak jauh karena villa VVIP dibatasi oleh taman kecil dan jalan setapak yang ditumbuhi bunga-bunga liar.

Monika langsung menutup pintunya dan membuatnya setengah tertutup karena Rafael masih belum kembali. Dia mengatakan ada panggilan penting jadi suaminya itu sedang mecari sinyal untuk bisa berbicara dengan leluasa.

“Lihat saja, Rafael sayang aku akan menaklukkanmu malam ini, kau tidak akan pernah bisa menahan pesonaku,” ucap Monika dengan percaya diri. Dia sudah menata tempat tidurnya dengan rapi dan membersihkan tubuhnya, memakai pa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Dimangsa

    Chalista melirik jam kecil di pergelangan tangannya. Ah, bagaimana ini sudah hampir 5 menit dia terjebak di kamar ini bersama Abian.“Kau ingin aku yang melepas pakaianmu itu dengan paksa atau kau akan melepaskan sendiri di depanku, tinggal pilih!” ucap Abian dengan angkuh. Pria itu kini sudah duduk di kasur besar yang ada di villa itu dengan ikat pinggang yang sudah dilepas.Chalista menelan ludahnya susah payah. Sisi gelap Abian yang selama ini tidak dia ketahui kini muncul. Ya, Chalista memang punya firasat buruk dengan pria ini oleh karena itulah dia memutuskannya secara sepihak dan ternyata dugaannya benar, Abian hanya mengejar tubuhnya saja.Dengan gerakan cepat Chalista langsung bergegas menuju ke arah pintu berharap dia bisa kabur namun sialnya itu sudah dikunci oleh Abian. Mendadak Chalista ketakutan karena mendengar suara langkah kaki pria itu dari belakang berjalan mendekat ke arahnya.“Chalista kau sungguh tidak punya pilihan lain selain tidur denganku malam ini,” ujar Abi

    Last Updated : 2024-06-15
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Ciuman Yang Dalam

    Air mata langsung turun membasahi pipinya seperti aliran sungai. Seumur hidup Chalista tak pernah merasa seputus asa ini sebelumnya, dia benar-benar menangis sesenggukan di sana tanpa ada yang mendengar dan peduli.“Aku gagal, aku gagal!” ucapnya di tengah tangisnya, memikirkan Rafael akan menganggapnya seperti pengkhianat membuat Chalista ingin mati saja rasanya.Ditambah, dia tau betul rencana yang Monika buat, dan kini Rafael pasti sudah kembali ke kamarnya dan berhasil jatuh di jebakan Monika. Hal itu membuat Chalista semakin menangis sejadi-jadinya.“Aku tidak bisa menyelamatkannya!” lirih Chalista, kemudian dia teringat bayi yang ada di dalam perutnya ini. “Ahh bagaimana sekarang,” lirih wanita itu sambil menatap air kolam dengan pandangan yang kosong.Kini bayinya ini tak akan punya masa depan karena Rafael pasti akan meninggalkannya, stau-satunya harapannya kini sudah beralih salah paham padanya dan Chalista tak

    Last Updated : 2024-06-16
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Kau Canduku

    “Apa itu Kak Monika?” tanya Chalista hati-hati. Ia memperhatikan setiap inci perubahan wajah Rafael, apa pria di depannya ini terlihat bahagia atau malah sebaliknya? Karena sejujurnya Chalista merasa sangat insecure dengan kakak iparnya itu mengingat dia adalah seorang model terkenal. Kadang Chalista bingung apa yang Rafael lihat dari dirinya sehingga dia mengabaikan istrinya sendiri yang begitu cantik dan seksi itu.Rafael terlihat cukup tidak nyaman dengan panggilan itu terbukti dari wajahnya yang langsung berubah menjadi tajam dari sebelumnya melembut saat memeluk Chalista dan hal itu berhasil membuat rasa khawatirnya sedikit mereda, setidaknya ia bisa mepercayai Rafael.“Iya, dia terus menelponku sejak tadi aku menunggumu di sini, aku berbohong mengatakan aku ada telpon bisnis yang penting,” jawab Rafael dengan nada yang cukup terdengar kesal, biasanya Chalista sering mendengar nada suara Rafael ini ketika di kantor. Karena sudah hampir sebulan menjadi pendamping pria tampan ini,

    Last Updated : 2024-06-18
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Tidur Dengan Istrimu!

    “Raf, hey!” Mayang terdengar memanggil sambil melambaikan tangannya saat melihat dari kejauhan seperti putranya yang ada di sana.Chalista sudah berjongkok tepat di kedua kaki Rafael dan pria itu berpura-pura menelpon. Keduanya berada di dekat kolam ikan yang ada di bagian bawah villa itu semetara Mayang ada di bagian atas yang setara dengan semua kamar villa itu, jadi Mayang tidak secara langsung melihat keduanya, hanya Rafael yang Mayang lihat karena Chalista tidak terkena sorot cahaya lampu dari atas.“Cha, berjalan sambil berjongkok ke arah sana bersembunyilah!” Rafael berucap tanpa menoleh ke arah Chalista yang masih berjongkok di bawah, diantara kedua kakinya.“Cepat!” titahnya lagi membuat Chalista terpaksa menurutinya karena dia tak punya pilihan, bisa gawat jika mamanya melihat keduanya di tempat sepi ini larut malam seperti ini.Dengan perlahan, Chalista berjongkok sambil berjalan seperti seorang pencuri

    Last Updated : 2024-06-19
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Hampir Ketahuan

    Ancaman Mayang sukses membuat Rafael berhenti. Pria itu hendak pergi meninggalkan mamanya di sana tapi kini dia terlihat menghentikan langkahnya dan itu membuat Mayang tersenyum penuh arti karena sepertinya ancamannya berhasil memengaruhi Rafael.Rafael berbalik. “Mencabut posisiku sebagai CEO?” ucap Rafael dengan nada yang sangat dingin, entah niatnya bertanya atau sekedar berucap tapi sangat kentara nada kesal pria itu saat mengucapkannya.Mayang langsung berkacak pinggang. “Iya! Kenapa? Kamu pikir mama gak punya hak di perusahaan kita? Ingat, ya Rafael saham keluarga mama 50% di perusahaan itu jika kamu lupa,” ujar Mayang membuat keadaan menjadi semakin serius.“Ada apa mala mini sampai mama mengancamku hanya untuk memastikan aku tidur dengannya?” Pertanyaan menyelidik Rafael membuat Mayang gelagapan dengan jawabannya.Dari melihat tingkah Mayang saja sudah membuat Rafael curiga ada yang tidak beres dengan semuanya.

    Last Updated : 2024-06-20
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Desahan Di Kamar Rafael

    Chalista dengan hati-hati berjalan dengan berjongkok ketika Rafael dan mamanya sudah berjalan menjauh. “Cha! Ini semua salahmu!” ucapnya pada dirinya sendiri. Dari arah sini Chalista dapat melihat Mayang benar-benar mengawasi Rafael hingga pria itu benar-benar masuk ke kamarnya.Chalista sangat yakin, Rafael benar-benar tak ingin tidur bersama Monika malam ini tapi ia terpaksa mengatakannya agar Mayang tidak mengecek ke semak-semak dan memuat Chalista tertangkap basah.Jika seperti ini, ia benar-benar menggali lubang untuk dirinya sendiri. Padahal, Chalista berusaha agar Rafael tidak tidur bersama Monika malam ini karena ia yakin Monika sudah menyiapkan rencana licik untuk menjebak Rafael.“Apa yang kamu tunggu, sana masuk!” ujar Mayang sambil melipat tangannya di depan dadanya tepat di depan villa Rafael dan Monika. Chalista dapat melihat dan mendengarnya smaar-samar dari arah bawah tempat dia berada.Chalista meringis dalam hatin

    Last Updated : 2024-06-21
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Keanehan Yang Mencengangkan

    “Ahhh….kau sangat kuat…akhhh aku mau keluar….” Suara itu semakin kencang membuat Chalista benar-benar mematung seperti patung di sana.“Tidak! Tidak! Itu bukan Rafael….tak mungkin itu Rafael!” ucapnya sambil menggelengkan kepala seperti tak bisa memproses keadan yang terjadi.“Ahhhh Rafael bagush akhh teruskan.” Desahan Monika kembali terdengar dari dalam sana membuat keadaan Chalista semakin tak karuan.Dia mengepalkan tangannya sambil mengigit bibirnya. “Akhhhh sayanggg kau nikmat sekali..akhhh aku akan keluar.”Deg!Suara pria yang samar-sanar ia dengar membuat jatung Chalista hampir copot saat itu juga. Siapa lagi yang masuk di kamar Monika? Sudah jelas tadi Chalista melihat Rafael masuk di sana tidak salah lagi, itu pasti Rafael yang bersama Monika.“Akhh…akhirnya….aku bisa menyentuhmu setelah sekian lama. Monika, kau selalu nikmat.” Suara itu membuat Chalista semakin membeku. Keadannya saat ini sudah tak bisa dikatakan lagi. Dia mati rasa, bukan karena Rafael tapi karena harapann

    Last Updated : 2024-06-25
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Monika Tidur Dengan Siapa?

    “Argghhh kenapa jadi seperti ini…Sayang sadarlah!” pekik Rafael sambil mengangkat tubuh Chalista yang tak sadarkan diri menuju ke mobilnya yang berhenti tak jauh dari sana.Rafael benar-benar tak paham apa yang terjadi saat ini, tapi pikirannya saat ini hanya fokus bagaimana caranya membawa Chalista menuju ke rumah sakit secepatnya.Dengan gerakan panik dan cepat, Rafael langsung menaruh tubuh lemas Chalista di kursi depan tepat di sampingnya dan memakaikan sabuk pengaman untuknya.Rafael berlari menuju ke kursi kemudi, dan pria itu langsung mengemudikan mobilnya denga cepat menuju ke rumah sakit terdekat.“Sial, apa ada rumah sakit di sekitar sini?” gumam Rafael saat dia melihat betapa sepinya daerah di sini karena memang villanya ada di daerah pegunungan yang tentunya jauh dari kota.Beberapa kali Rafael mengumpat pelan saat dia merasa panik karena firasatnya sepertinya benar taka da rumah sakit yang dekat di sini,

    Last Updated : 2024-06-26

Latest chapter

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   143

    Langit Singapura yang cerah terasa tak selaras dengan suasana hati Chalista pagi itu. Koper-koper besar telah disusun rapi oleh timnya di lobi hotel mewah. Gadis itu mengenakan setelan kasual berwarna cream yang membalut tubuhnya dengan sempurna, ditambah kacamata hitam besar yang menutupi separuh wajahnya. Namun, meski tampil sempurna seperti biasa, amarah tersembunyi masih mendidih dalam hatinya.“Clara, pastikan semua jadwal pemotretan dengan perusahaan Rafael ditunda.” Suara Chalista terdengar tegas, meskipun ada sedikit kelelahan di dalamnya. “Aku harus pulang sekarang. Daddy memaksa.”Clara, asistennya yang setia, mengangguk cepat sambil sibuk mengetik di ponselnya. “Kami sedang bernegosiasi, Chal. Tapi pihak Rafael—”“Biarkan saja,” potong Chalista, berjalan melewati koridor hotel menuju pintu depan. “Nanti kalau mereka keberatan, aku sendiri yang akan berurusan dengan mereka. Dan sebisa mungkin minimalisir denda yang akan mereka ajukan atau, ini memang terkesan tidak profession

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   142

    Kilauan lampu blitz dari para fotografer menerangi area karpet merah. Kilapnya hampir setara dengan cahaya bintang-bintang yang berserakan di langit malam. Tapi tidak ada yang lebih mencolok dibandingkan wanita yang baru saja turun dari mobil mewah berwarna hitam mengkilap itu.Chalista Marone.Wanita itu melangkah dengan penuh percaya diri, gaunnya telah ia modifikasi dengan cerdas. Gaun berwarna terang yang tadinya tertutup rapi kini memiliki belahan tinggi hingga paha, membingkai kakinya yang jenjang dengan sempurna. Bagian atasnya sengaja dibuat terbuka namun tetap elegan, memperlihatkan bahunya yang halus dan lekuk tubuhnya yang mematikan. Kainnya berkilauan di bawah sorotan lampu, seakan Chalista adalah dewi dari dunia lain.Setiap langkahnya begitu anggun, setiap tatapan yang tertuju padanya tidak bisa berpaling. Para fotografer berebut mengambil gambarnya, blitz kamera berpijar seperti kembang api.“Nona Marone, lihat ke sini!” “Nona, senyum sedikit!” “Ya, pose itu luar biasa!

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   141

    Pagi itu, di taman belakang rumah Rafael, Chalista berdiri dengan dagu terangkat, mencoba mempertahankan wajah angkuhnya meskipun di dalam hati ada gemuruh amarah. Dia menunjuk Rafael dengan jari telunjuknya, nadanya penuh ancaman.“Aku benar benar akan melaporkanmu ke polisi,” katanya tajam. “Kau tau keluargaku kan, kau tidak akan bisa lolos dari tuduhan ini.”Rafael, yang berdiri bersandar santai pada pagar taman, hanya menatapnya dengan senyum mengejek. Mata cokelatnya yang tajam memancarkan rasa percaya diri yang mengintimidasi. “Tuduhan apa, Chalista? Tuduhan yang bahkan kau sendiri tidak tahu dasarnya?”Chalista memerah, tetapi tidak menyerah. “Aku tidak tahu apa yang kau lakukan padaku semalam, tapi aku tahu kau pasti berniat buruk. Daddyku akan memastikan kau membayar untuk itu.”Rafael tertawa kecil, suaranya rendah dan penuh ejekan. “Maksudmu ayahmu? Aku tidak takut pada siapa pun di dunia ini, Chalista, termasuk ayahmu. Kau benar-benar tidak ingat apa yang terjadi semalam?”

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   140

    Pagi itu, suara dering telepon memecah keheningan kamar. Chalista meringkuk di bawah selimut, mengerang pelan saat suara telepon terus berbunyi. Dengan setengah sadar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidur.“Halo?” gumamnya dengan suara serak, matanya masih tertutup rapat. Nyawanya bahkan belum terkumpul sepenuhnya tapi dering telpon kali ini benar benar sudah mencapai batas kesabarannya.Dia ingin tidur sebentar saja apa tidak bisa?“Chalista,” suara berat yang sangat ia kenali membuat nyawanya langsung terkumpul. Papa Chalista, Tuan Macron Marone, terdengar tegas di seberang. “Honey, dua minggu lagi kamu harus kembali ke Prancis. Ada acara penting keluarga yang tidak bisa ditunda, kamu harus hadir ya. I’m missing you so much.”Chalista hanya menggumamkan jawaban singkat. “Yes, Dad. Aku pasti segera pulang setelah proyek pemotretan ini berakhir. Tapi bukankah acara dinner biasanya di bulan Agustus, Dad mau mengajakku kemana?” tanya Chalista sebenarnya dia pena

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   139

    Rafael menghela napas panjang ketika akhirnya kembali ke kamarnya setelah hari yang melelahkan. Namun, saat pandangannya mengarah ke bar hotel, ia terkejut melihat sosok Tara. Wanita itu berdiri dengan anggun di dekat meja bar, mengenakan gaun merah mencolok yang memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna. Rafael tahu bahwa Tara mengenakan warna itu bukan tanpa alasan—merah adalah warna favoritnya, dan ia tahu bahwa Tara melakukan ini untuk memikatnya.Tanpa bisa menahan dirinya, pandangan Rafael tertuju pada Tara, yang sudah memperhatikannya dengan tatapan penuh makna. Rafael terdiam, pandangannya tak lepas dari sosok Tara. Ia terlihat menarik malam ini, penuh percaya diri dan sedikit menggoda. Sesaat, Rafael merasakan dorongan untuk mendekat, ingin sekali tenggelam dalam pesona Tara. Namun, bayangan Chalista muncul begitu saja di pikirannya. Chalista dengan sikapnya yang dingin dan acuh, namun selalu berhasil membuat hatinya bergejolak. Dorongan itu seakan memudar, berganti dengan kegel

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   138

    Rahang Rafael sontak mengeras. Tubuh Chalista yang hanya tertutupi pakaian renang terlalu terbuka untuk pandangannya, dan yang membuatnya semakin kesal adalah kenyataan bahwa orang lain juga bisa melihatnya.Rafael dengan segera merogoh bungkus rokok yang ada di kantong celananya, memantik koreknya dan mengisapnya dengan kuat, matanya tak pernah beralih barang sedetikpun dari wanita itu.Hembusan asak rokok itu semakin intens saat melihat beberapa orang bahkan mengambil gambar dari foto tubuh seksi Chalista dengan seenak jidat.Rafael sungguh tak punya tenaga lagi untuk kesal, pertama Tara sekarang Chalista. Darahnya semakin mendidih saat melihat lekuk tubuh wanita itu yang menari nari diatas air seakan akan dia tak punya urusan sama sekali dengannya.“Sial!” umpat Rafael sembari mematikan rokoknya dan melemparnya asal. Rokok itu tidak membantunya sama sekali untuk merasa lebih tenang malahan sekarang sekujur tubuhnya rasanya semakin memanas.“Chalista…kau sungguh hebat. Bisa membuatku

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   137

    Chalista berdiri di depan cermin besar dengan perasaan campur aduk. Kru pemotretan sibuk mempersiapkan segalanya, tapi matanya terpaku pada bikini yang diletakkan di kursi sampingnya. Ini tidak sesuai dengan yang ia harapkan."Maaf Tuan, tapi aku tidak akan memakai ini," katanya, suaranya tegas walau ada getaran tipis yang tak bisa ia sembunyikan.Semua orang di ruangan terdiam, termasuk Rafael yang kini berjalan mendekat, wajahnya dingin. Tatapannya menusuk, membuat Chalista merasa seperti terpojok meski belum ada kata yang terucap dari bibirnya."Nona Marone," Rafael memanggil namanya dengan nada rendah namun mengancam, "Jika kau tidak memakainya, mungkin kau mau semua orang tau disini tentang status kita yang sesungguhnya?”Chalista terpaku. Kalimat itu menghantamnya seperti gelombang yang tak terduga. "Kau tidak mungkin..." gumamnya, namun kata-katanya terpotong oleh tatapan tajam Rafael yang tak memberinya ruang untuk bernapas.Sial!Entah kesialan dari mana, dia harus kembali ber

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   136

    Chalista berusaha menahan emosinya saat Rafael menekannya lebih dekat ke dinding toilet. "Tuan Rafael, biarkan aku pergi," katanya dengan suara bergetar, berusaha menahan marahnya yang menggelegak di dalam. “Aku bukan Chalista yang sama lagi, jika kau lupa.”Mendengar itu tatapan Rafael menggelap. Ada kilatan amarah yang membara dari tatapan matanya saat mendengar itu, seakan Chalista barusaja membangkitkan sisi tergelap pria itu.“Awhhh!” Chalista memekik dengan suara tertahan tatkala tangan kekar Rafael menarik pinggang rampingnya hingga tubuhnya menabrak tubuh tinggi janggung pria itu.HIngga kini tak ada jarak tersisa, hanya deru napas keduanya yang beradu.Tangan Chalista berusaha mendorong dada bidang Rafael agar dia bisa menghindar tapi Rafael semakin mengeratkannya seakan akan dia menyalurkan semua emosinya.Rafael kemudian menunduk, membiarkan matanya menatap manik mata Chalista dengan nyalang. Hal itu membuat wanita itu benar benar mati kutu tak bisa berkata kata.“Sekarang k

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   135

    Chalista melangkah perlahan menuju area kedatangan bandara, mengikuti arahan tim manajemennya yang sibuk mengatur segala sesuatunya. Hatinya berdegup kencang saat ia melirik ke arah kerumunan orang di depan.Pandangannya langsung terhenti pada seorang pria yang berdiri dengan tegap, mengenakan jas hitam elegan yang sangat cocok dengan postur tubuh tingginya. Rafael.“Tidak mungkin,” bisiknya dalam hati. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rafael, pria yang dulu sangat dikenalnya, kini terlihat jauh lebih tampan dan gagah. Wajahnya begitu tegas dengan rahang yang semakin tajam. Mata cokelatnya tetap setajam dulu, hanya saja sekarang ada kilatan dingin di sana."Nona Marone? Wah, sebuah keberuntungan sekali bisa bertemu anda di sini.” Ucapan pria yang berdiri di belakang Rafael itu membuyarkan tatapan antara Chalista dan Rafael.Chalista tersenyum, namun belum sempat dia menjawab, asisten pribadinya, Lucy menariknya dan berbisik. “Nona….ya ampun kau mengenal Tuan Rafael? Tidak

DMCA.com Protection Status