Share

124

Penulis: minaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-22 16:40:14
“Kenapa? Apa kau pikir hidup sesempurna itu Chalista? Kau bisa seberani ini denganku hanya karena Rafael ada di belakangmu kan? Tapi bagaimana kalau aku katakan Rafael bahkan lebih jahat dari apa yang sedang aku lakukan sekarang.” Abian terlihat sangat marah saat ini.

“W-warisan?” Suara Chalista bergetar. Dia mengerutkan dahinya sambil meminta penjelasan dari ucapannya. Walau dia sudah berkomitmen untuk tidak mempercayai Abian tapi sejujurnya Abian selama ini tak pernah berbohong untuk masalah serius.

Dia hanya berbohong saat selingkuh, dan itu fakta.

Bukannya menjawab, Abian malah tertawa. “Melihatmu seperti ini saja sudah membuatku lega. Itu hanya sebagian, bagaimana kalau kau mendengar semua—

“ABIAN KATAKAN PADAKU SEKARANG! JANGAN MEMPERMAINKANKU!” Chalista menarik kemeja Abian dengan sekuat tenaganya sambil berteriak dengan nada marah.

Namun, pria itu dengan enteng bisa menepis tangan Chalista. “Kau! Sekali lagi kau berteriak di depan wajahku, aku pastikan kau tidak bisa berbicara
minaya

Ayooo! Plost twist terbesar. Double up untuk hari ini jangan lupa vote yah

| 4
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kalea 123
sangat membagongkan
goodnovel comment avatar
Rey Val
lanjuttttt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   125

    “Chalista!” Suara Mayang penuh dengan keterkejutan. Dia menoleh beberapa kali untuk memastikan kalau putrinya ini sedang berada di dalam ruang kerja Rafael atau tidak, karena dipikir bagaimanapun, tidak masuk akal untuknya masuk ke dalam.Chalista hanya bisa mematung di sana. Tangannya secepat kilat mengusap bulir bulir air mata yang tadi jatuh saat dia bertengkar dengan Rafael.Kini, kesedihannya sudah sirna entah kemana, tergantikan dengan rasa tegang dan keterkejutan yang bercampur saat melihat tatapan penuh tanda tanya yang dilayangkan mamanya.“Loh, Cha bukannya mama nyuruh kamu ngambil cangkir di gudang sana? Kok bisa di ruangan Rafael?” Belum sempat Mayang menyelesaikan ucapannya, Rafael menyembulkan kepalanya dari balik pintu menambah kebingungan Mayang.Jadi memang benar ada Rafael di dalam sana. Jika dia berpikir dengan logika, berarti keduanya berada di dalam sana sejak tadi bukan?Mayang berusaha menghapus pikiran aneh yang menjalar di kepalanya, bagaimana bisa dia menuduh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   126

    Abimanyu berdiri dengan pakaian rapi selayaknya seorang pebisnis, jas biru dongker dengan dasi yang kontras. Pria itu berdiri tepat di depan Chalista yang sedang menggendong Nathan.Perlahan, tatapan menjurus tajam Abimanyu beralih dari Chalista lalu turun, menatap lebih tajam lagi ke arah bayi yang sedang dia gendong.Tanpa sadar, Chalista mengeratkan gendongannya pada tubuh mungil Nathan. Dia refleks walau sedang mematung dan bungkam.“Masuk!”Deg!Napas Chalista seakan tercekat saat Abimanyu berjalan melewatinya untuk masuk ke dalam apartementnya. Saking paniknya, Chalista sampai lupa bayinya masih terus menangis sejak tadi.Bagaimana ini?Apa yang sudah terjadi?Seakan oksigen baru masuk ke dalam otaknya, Chalista baru menyadari kalau dia sudah melakukan kesalahan paling fatal sepanjang hidupnya, yaitu membuat papanya tau apa yang sudah dia lakukan di belakangnya selama ini.Haruskah dia kabur sekarang?Brak!Belum sempat dia memproses semuanya dalam otaknya, tangan Abimanyu sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   127

    Abimanyu kali ini benar benar kelepasan. Dia diluputi amarah yang menggebu gebu, apalagi saat tadi dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Chalista, orang yang selalu dia waspadai agar tidak berani menggoda Rafael kini malah sudah punya anak darinya.“PAPA! AKU MOHON, BUNUH AKU SAJA!” Chalista kini tidak lagi sekedar memohon, tapi dia memeluk kaki Abimanyu dengan sangat erat, agar dia tidak berpindah kemanapun karena Nathann kini ada di genggamannya.Abimanyu yang tentunya merasa sangat risih berusaha sekuat tenaganya untuk menjauhkan kakinya dari jangkauan Chalista. “Manusia sialan! Jangan panggil saya papa, saya bukan ayahmu, anak yatim piatu!”“AKHHH!” Tepat saat itu, Abimanyu berhasil melepaskan kakinya dari genggaman Chalista dengan cara menendang tubuh wanita itu hingga dia tersungkur di dekat kasur.Chalista meringis saat dia merasakan nyeri di bagian kepalanya yang terbentur ujung tempat tidur. Sementara itu Abimanyu sama sekali tak peduli apa yang sudah dia lakukan dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   128

    Greb..Begitu melihat sosok wanita yang mendiami kepalanya selama beberapa hari ini, Rafael merengkuh tubuhnya mendekat. Sangat erat, hingga dia bahkan tak sadar kalau Chalista tidak membalas pelukannya, tidak seperti yang biasa dia lakukan.Tapi, fakta bahwa Chalista mau membukakan pintunya dengan cepat, Rafael benar benar berpikir Chalista sudah luluh dan sebentar lagi kesalahpahaman antara mereka akan segera selesai.Dengan napas yang masih memburu, pria itu mencium puncuk kepala istrinya itu sambil mengelus rambutnya berusaha mencium aroma memabukkan milik wanita itu selama mungkin.Namun, Rafael menangkap sesuatu yang aneh sebelum dia memeluk Chalista tadi. Dengan gerakan pelan, Rafael melepas pelukannya dan benar saja Chalista memakai pakaian yang sangat seksi.“Sayang…..” Suara Rafael mulai berubah menjadi serak, dan dia menaikkan satu alisnya dengan penuh tanda tanya, saat Chalista tidak membuat ekspresi apapun, hanya kesedihan yang berusaha dia sembunyikan dalam dalam.“Apa in

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   129

    “Bercerai?” Suara Rafael tak lagi tenang, namun sudah mulai menuntut, kebingungan akan apa yang barusaja dia dengar melalui telinganya sendiri.Chalista berdiri dengan wajah frustasi. Dia bahkan tak berani menatap tepat ke mata tajam milik Rafael saking gugupnya dia saat ini. entah apa yag dia lakukan ini sudah benar, tapi Chalisa benar benar tak melihat jalan keluar lain selain melakukan ini pada suaminya sendiri, orang yang sangat dia cintai ini.Rafael mencengkeram kedua pundak Chalista, menekannya tepat di pembatas balkon itu sambil mendekatkan wajahnya ke wajah milik Chalista. “Tatap aku saat berbicara, Chalista.” Suaranya terdengar sangat berat dan sarat akan kemarahan.Dengan keberanian yang dikumpulkan, Chalista mengalihkan pandangannya ke arah manik mata Rafael yang sedang menatap menjurus kearahnya seakan dia ingin menggali semua kebenaran di mata Chalista.“Sekarang katakan sekali lagi apa yang tadi kau katakan.”Chalista meremas pakaiannya dengan jemarinya. Hanya napas mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   130

    Rafael melangkah memasuki area gedung apartementnya dengan langkah berat, wajahnya tetap memancarkan ketegasan yang ia tunjukkan saat memenangkan tender besar tadi. Namun, pikirannya terasa begitu kacau.Proyek tender itu memang berhasil ia rebut, tetapi sesuatu yang jauh lebih mengganggu terus mengisi kepalanya—Chalista. Perempuan yang seharusnya menjadi pelabuhan damai baginya kini seolah berubah menjadi misteri yang tak bisa ia pahami.Rafael menghela napas dalam saat mengingat kata-kata Chalista sebelumnya, ketika ia meminta cerai. Kata itu terngiang di telinganya dan membuat darahnya mendidih. Ia tak habis pikir kenapa Chalista, istrinya, bisa sampai berpikir begitu. Rafael bahkan sampai menikah secara diam-diam dengannya, dan mereka bahkan sudah punya anak, tetapi tiba-tiba Chalista ingin meninggalkan semuanya?Langkah Rafael semakin cepat saat ia mendekati ruang tengah, di mana ia tahu Chalista sedang menunggu. Raut wajahnya mengeras, sorot matanya penuh dengan kemarahan yang s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   132

    BUGH!Rafael mengayunkan tinjunya dengan keras ke arah punching bag, setiap pukulan mengeluarkan suara dentuman yang berat. Morgan, yang berdiri di sisi ring dengan mengenakan sarung tinju, menatapnya dengan tatapan serius.Sesi boxing ini jelas lebih dari sekadar latihan fisik; ini adalah pelampiasan emosional Rafael, dan Morgan tahu betul kenapa sepupunya itu sedang berjuang keras mengendalikan emosinya.Perlahan pria itu berjalan mendekat setelah memastikan palindungnya terpakai dengan benar karena dia tau seberapa ganas Rafael kalau sudah di tempa seperti ini.“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Morgan, menyeka keringat di dahinya. Dia sudah lama mendampingi Rafael, tetapi kali ini situasinya tampak jauh lebih kompleks.Rafael menghela napas berat, meninju sekali lagi sebelum menjawab, “Dia ingin bercerai.”Hening!Untuk pertama kalinya Morgan terdiam, dia tidak jadi melakukan pemanasan saat mendengar itu. Tetapi, dia menatap Rafael seakan menyadari penyebab emosi Rafael sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   132.2

    Musik dari club malam itu menghentak keras, cahaya lampu yang berkedip-kedip memantul di dinding dan lantai dansa. Rafael berdiri diam di pintu masuk, matanya menatap lurus ke arah bar di ujung ruangan.Kepalanya berdengung oleh rasa marah dan kecewa yang semakin mendidih di dalam dirinya. Saat itu juga, dia melihat Chalista. Wanita yang telah menguasai pikirannya selama ini duduk dengan posisi yang sangat sensual.Tubuh Rafael menegang. Tangannya terkepal begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih.Tanpa pikir panjang, dia melangkah cepat, menyibak kerumunan yang berdansa tanpa peduli dengan tatapan orang-orang di sekitarnya. Napasnya berat, seolah setiap langkah yang diambil semakin memperdalam luka di hatinya.Sesampainya di depan Chalista dan Abian, Rafael berhenti. Matanya membara menatap Abian yang dengan santai meletakkan tangannya di bagian bokong Chalista.Bugh!Tanpa sepatah kata pun, Rafael langsung mengayunkan pukulannya ke wajah Abian. Satu pukulan keras yang cukup untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   143

    Langit Singapura yang cerah terasa tak selaras dengan suasana hati Chalista pagi itu. Koper-koper besar telah disusun rapi oleh timnya di lobi hotel mewah. Gadis itu mengenakan setelan kasual berwarna cream yang membalut tubuhnya dengan sempurna, ditambah kacamata hitam besar yang menutupi separuh wajahnya. Namun, meski tampil sempurna seperti biasa, amarah tersembunyi masih mendidih dalam hatinya.“Clara, pastikan semua jadwal pemotretan dengan perusahaan Rafael ditunda.” Suara Chalista terdengar tegas, meskipun ada sedikit kelelahan di dalamnya. “Aku harus pulang sekarang. Daddy memaksa.”Clara, asistennya yang setia, mengangguk cepat sambil sibuk mengetik di ponselnya. “Kami sedang bernegosiasi, Chal. Tapi pihak Rafael—”“Biarkan saja,” potong Chalista, berjalan melewati koridor hotel menuju pintu depan. “Nanti kalau mereka keberatan, aku sendiri yang akan berurusan dengan mereka. Dan sebisa mungkin minimalisir denda yang akan mereka ajukan atau, ini memang terkesan tidak profession

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   142

    Kilauan lampu blitz dari para fotografer menerangi area karpet merah. Kilapnya hampir setara dengan cahaya bintang-bintang yang berserakan di langit malam. Tapi tidak ada yang lebih mencolok dibandingkan wanita yang baru saja turun dari mobil mewah berwarna hitam mengkilap itu.Chalista Marone.Wanita itu melangkah dengan penuh percaya diri, gaunnya telah ia modifikasi dengan cerdas. Gaun berwarna terang yang tadinya tertutup rapi kini memiliki belahan tinggi hingga paha, membingkai kakinya yang jenjang dengan sempurna. Bagian atasnya sengaja dibuat terbuka namun tetap elegan, memperlihatkan bahunya yang halus dan lekuk tubuhnya yang mematikan. Kainnya berkilauan di bawah sorotan lampu, seakan Chalista adalah dewi dari dunia lain.Setiap langkahnya begitu anggun, setiap tatapan yang tertuju padanya tidak bisa berpaling. Para fotografer berebut mengambil gambarnya, blitz kamera berpijar seperti kembang api.“Nona Marone, lihat ke sini!” “Nona, senyum sedikit!” “Ya, pose itu luar biasa!

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   141

    Pagi itu, di taman belakang rumah Rafael, Chalista berdiri dengan dagu terangkat, mencoba mempertahankan wajah angkuhnya meskipun di dalam hati ada gemuruh amarah. Dia menunjuk Rafael dengan jari telunjuknya, nadanya penuh ancaman.“Aku benar benar akan melaporkanmu ke polisi,” katanya tajam. “Kau tau keluargaku kan, kau tidak akan bisa lolos dari tuduhan ini.”Rafael, yang berdiri bersandar santai pada pagar taman, hanya menatapnya dengan senyum mengejek. Mata cokelatnya yang tajam memancarkan rasa percaya diri yang mengintimidasi. “Tuduhan apa, Chalista? Tuduhan yang bahkan kau sendiri tidak tahu dasarnya?”Chalista memerah, tetapi tidak menyerah. “Aku tidak tahu apa yang kau lakukan padaku semalam, tapi aku tahu kau pasti berniat buruk. Daddyku akan memastikan kau membayar untuk itu.”Rafael tertawa kecil, suaranya rendah dan penuh ejekan. “Maksudmu ayahmu? Aku tidak takut pada siapa pun di dunia ini, Chalista, termasuk ayahmu. Kau benar-benar tidak ingat apa yang terjadi semalam?”

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   140

    Pagi itu, suara dering telepon memecah keheningan kamar. Chalista meringkuk di bawah selimut, mengerang pelan saat suara telepon terus berbunyi. Dengan setengah sadar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidur.“Halo?” gumamnya dengan suara serak, matanya masih tertutup rapat. Nyawanya bahkan belum terkumpul sepenuhnya tapi dering telpon kali ini benar benar sudah mencapai batas kesabarannya.Dia ingin tidur sebentar saja apa tidak bisa?“Chalista,” suara berat yang sangat ia kenali membuat nyawanya langsung terkumpul. Papa Chalista, Tuan Macron Marone, terdengar tegas di seberang. “Honey, dua minggu lagi kamu harus kembali ke Prancis. Ada acara penting keluarga yang tidak bisa ditunda, kamu harus hadir ya. I’m missing you so much.”Chalista hanya menggumamkan jawaban singkat. “Yes, Dad. Aku pasti segera pulang setelah proyek pemotretan ini berakhir. Tapi bukankah acara dinner biasanya di bulan Agustus, Dad mau mengajakku kemana?” tanya Chalista sebenarnya dia pena

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   139

    Rafael menghela napas panjang ketika akhirnya kembali ke kamarnya setelah hari yang melelahkan. Namun, saat pandangannya mengarah ke bar hotel, ia terkejut melihat sosok Tara. Wanita itu berdiri dengan anggun di dekat meja bar, mengenakan gaun merah mencolok yang memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna. Rafael tahu bahwa Tara mengenakan warna itu bukan tanpa alasan—merah adalah warna favoritnya, dan ia tahu bahwa Tara melakukan ini untuk memikatnya.Tanpa bisa menahan dirinya, pandangan Rafael tertuju pada Tara, yang sudah memperhatikannya dengan tatapan penuh makna. Rafael terdiam, pandangannya tak lepas dari sosok Tara. Ia terlihat menarik malam ini, penuh percaya diri dan sedikit menggoda. Sesaat, Rafael merasakan dorongan untuk mendekat, ingin sekali tenggelam dalam pesona Tara. Namun, bayangan Chalista muncul begitu saja di pikirannya. Chalista dengan sikapnya yang dingin dan acuh, namun selalu berhasil membuat hatinya bergejolak. Dorongan itu seakan memudar, berganti dengan kegel

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   138

    Rahang Rafael sontak mengeras. Tubuh Chalista yang hanya tertutupi pakaian renang terlalu terbuka untuk pandangannya, dan yang membuatnya semakin kesal adalah kenyataan bahwa orang lain juga bisa melihatnya.Rafael dengan segera merogoh bungkus rokok yang ada di kantong celananya, memantik koreknya dan mengisapnya dengan kuat, matanya tak pernah beralih barang sedetikpun dari wanita itu.Hembusan asak rokok itu semakin intens saat melihat beberapa orang bahkan mengambil gambar dari foto tubuh seksi Chalista dengan seenak jidat.Rafael sungguh tak punya tenaga lagi untuk kesal, pertama Tara sekarang Chalista. Darahnya semakin mendidih saat melihat lekuk tubuh wanita itu yang menari nari diatas air seakan akan dia tak punya urusan sama sekali dengannya.“Sial!” umpat Rafael sembari mematikan rokoknya dan melemparnya asal. Rokok itu tidak membantunya sama sekali untuk merasa lebih tenang malahan sekarang sekujur tubuhnya rasanya semakin memanas.“Chalista…kau sungguh hebat. Bisa membuatku

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   137

    Chalista berdiri di depan cermin besar dengan perasaan campur aduk. Kru pemotretan sibuk mempersiapkan segalanya, tapi matanya terpaku pada bikini yang diletakkan di kursi sampingnya. Ini tidak sesuai dengan yang ia harapkan."Maaf Tuan, tapi aku tidak akan memakai ini," katanya, suaranya tegas walau ada getaran tipis yang tak bisa ia sembunyikan.Semua orang di ruangan terdiam, termasuk Rafael yang kini berjalan mendekat, wajahnya dingin. Tatapannya menusuk, membuat Chalista merasa seperti terpojok meski belum ada kata yang terucap dari bibirnya."Nona Marone," Rafael memanggil namanya dengan nada rendah namun mengancam, "Jika kau tidak memakainya, mungkin kau mau semua orang tau disini tentang status kita yang sesungguhnya?”Chalista terpaku. Kalimat itu menghantamnya seperti gelombang yang tak terduga. "Kau tidak mungkin..." gumamnya, namun kata-katanya terpotong oleh tatapan tajam Rafael yang tak memberinya ruang untuk bernapas.Sial!Entah kesialan dari mana, dia harus kembali ber

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   136

    Chalista berusaha menahan emosinya saat Rafael menekannya lebih dekat ke dinding toilet. "Tuan Rafael, biarkan aku pergi," katanya dengan suara bergetar, berusaha menahan marahnya yang menggelegak di dalam. “Aku bukan Chalista yang sama lagi, jika kau lupa.”Mendengar itu tatapan Rafael menggelap. Ada kilatan amarah yang membara dari tatapan matanya saat mendengar itu, seakan Chalista barusaja membangkitkan sisi tergelap pria itu.“Awhhh!” Chalista memekik dengan suara tertahan tatkala tangan kekar Rafael menarik pinggang rampingnya hingga tubuhnya menabrak tubuh tinggi janggung pria itu.HIngga kini tak ada jarak tersisa, hanya deru napas keduanya yang beradu.Tangan Chalista berusaha mendorong dada bidang Rafael agar dia bisa menghindar tapi Rafael semakin mengeratkannya seakan akan dia menyalurkan semua emosinya.Rafael kemudian menunduk, membiarkan matanya menatap manik mata Chalista dengan nyalang. Hal itu membuat wanita itu benar benar mati kutu tak bisa berkata kata.“Sekarang k

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   135

    Chalista melangkah perlahan menuju area kedatangan bandara, mengikuti arahan tim manajemennya yang sibuk mengatur segala sesuatunya. Hatinya berdegup kencang saat ia melirik ke arah kerumunan orang di depan.Pandangannya langsung terhenti pada seorang pria yang berdiri dengan tegap, mengenakan jas hitam elegan yang sangat cocok dengan postur tubuh tingginya. Rafael.“Tidak mungkin,” bisiknya dalam hati. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rafael, pria yang dulu sangat dikenalnya, kini terlihat jauh lebih tampan dan gagah. Wajahnya begitu tegas dengan rahang yang semakin tajam. Mata cokelatnya tetap setajam dulu, hanya saja sekarang ada kilatan dingin di sana."Nona Marone? Wah, sebuah keberuntungan sekali bisa bertemu anda di sini.” Ucapan pria yang berdiri di belakang Rafael itu membuyarkan tatapan antara Chalista dan Rafael.Chalista tersenyum, namun belum sempat dia menjawab, asisten pribadinya, Lucy menariknya dan berbisik. “Nona….ya ampun kau mengenal Tuan Rafael? Tidak

DMCA.com Protection Status