Share

72|Surat Peringatan

Aku membuka pintu ruang kerja dan melihat ke arah bantal yang ada di sudut ruangan. Walau dia tidak menoleh atau melihat ke arahku, gerakan ekornya sudah cukup. Dia mengetahui aku datang dan tidak sepenuhnya marah kepadaku.

“Maafkan aku. Papamu nakal, jadi—” Aku mencoba untuk menjelaskan.

“Oh, aku yang salah karena kamu pergi begitu saja dan melupakan kesayanganmu?” protes Galang.

Aku tertawa kecil. “Ayo, Lala. Saatnya untuk sarapan. Apa kamu mau tulang dengan daging yang banyak?” bujukku. Gerakan ekornya semakin kencang. Lalu dia mengangkat kepala dan telinganya. “Aku serius dan tidak berbohong. Ayo, kita sarapan, ya.”

Dia menyalak senang sambil berlari ke tanganku yang berada di lantai. Aku menggendong tubuh kecilnya itu dan membawanya ke ruang makan. Galang membukakan pintu untuk kami. Ulfa tidak memasak daging untuk sarapan, tetapi dia sudah senang menikmati sosis.

Syukurlah, aku sempat mengira harus membujuk dia berjam-jam agar mau makan. Aku bisa tiba terlambat di kantor kal
Meina H.

Selamat malam, teman-teman. Mohon maaf, hari ini terbitnya agak lama. Aku ada urusan di luar rumah sejak pagi sampai malam. Kejadian yang sebenarnya tidak terduga. XD Aku akan publikasikan bab 73 beberapa saat lagi setelah aku cek naskahnya, ya. Terima kasih atas pengertiannya. ♡ Salam sayang, Meina H.

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status