Share

88.

Penulis: El Alfun27
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-12 23:08:55

Balqis menggeleng cepat. “Nak, kamu anak ummah sama Abah. Maafin Abah ya, Abah lagi emosi. Abah cuman gak mau kamu kenapa-kenapa, kamu sangat berharga untuk kami,” ucap Balqis sambil mengelus pipi Fatah.

“Humairah, jangan selalu dibela dan dimanja. Dia sudah dewasa, bukan anak kecil lagi,” larang Ashraf kembali ke tempat duduknya.

Sementara Fahri dan Kemal masih berdiri mematung. Mereka tak ada hak untuk membela sang kembaran, mereka hanya terdiam melihat semua hal yang telah terjadi.

“Mas, sudah mas, dia anak kita. Dan anak itu titipin, gak ada yang sempurna. Mungkin ini kekurangan Fatah, aku yakin kalau dia bisa berubah,” kata Balqis terus saja mengelus pipi sang anak yang sudah kemerahan.

“Tidak ummah, Fatah bukan anak baik. Fatah gak pantas berada disini, ummah,” kata Fatah menatap sang ummah yang begitu tulus menyayanginya.

“Jangan seperti itu nak, ummah mengandung kamu selama sembilan bulan. Menyusui kamu, merawat kamu sampai sebesar ini. Setelah itu kamu merasa karena kekuranga
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Istri Duda Muda   89.

    Fahri memarkirkan motornya di parkir perpustakaan. Dia baru selesai jam mata kuliahnya dan sekarang mau mencari beberapa buku untuk rujukan tugasnya. Terlihat Adiva yang baru keluar dari perpustakaan. Fahri pun menghampiri Adiva yang mau menuju ke parkiran untuk mengambil motornya.“Adiva, ada salam dari ustadzah Ratna. Nanti jam empat sore ada tambahan jam mengajar untuk kamu,” kata Fahri.“Iya,” jawab Adiva lalu menyalakan motornya.“Adiva tunggu! Saya mau bicara sama kamu. Ini penting,” Adiva mematikan motornya, laku membuka Helm yang sudah dia kenakan. “Kenapa Gus?” tanyanya.“Ada yang perlu saya bicarakan sama kamu,” kata Fahri.“Maaf Gus, saya sedang terburu-buru, ada urusan,” kata Adiva lalu memakai kembali helmnya dan langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang.Fahri hanya berdecak pelan melihat Adiva yang sepertinya menjauhi dirinya. Sementara dari belakang tiba-tiba ada yang menepuk bahu Fahri dengan pelan.“Gimana Gus?” Farhan terlihat tersenyum miring menatap Fah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Menjadi Istri Duda Muda   90.

    Tujuh belas hari berlangsung semenjak kecelakaan, Kemal belum tersadarkan juga dari komanya. Yang biasanya menangis dengan histeris, namun sekarang berbeda. Balqis terduduk di samping sang putra dengan tatapan kosong, bahkan sudah dua hari ini dia tidak mau menyentuh makanan sedikitpun.“Humairah, Ayo makan, kamu jangan seperti ini sayang. Disini ada mas, kamu harus kuat. Anak kita pasti baik-baik saja, percaya sama mas,” Ashraf selalu saja membujuk sang istri. Namun tak ada respon. Sang istri hanya termenung dengan tatapan kosong dengan sesekali air matanya mengalir. Dengan setia sang ibu menemani putra keduanya itu.“Abah,” panggil Fahri.“Coba kamu bujuk ummah kamu, dia nanti bisa sakit kalau gak mau makan kayak gini, Fahri,” “Baik Abah, Fahri coba,”Fahri mendekati Ummahnya, Fahri menangis memeluk sang ummah. “Ummah, ayo makan. Ummah udah dua hari loh belum makan. Nanti ummah sakit, nanti siapa yang mau jaga Kemal lagi kalau ummah sakit. Kemal pasti sedih banget liat ummah kaya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Menjadi Istri Duda Muda   91.

    Fahri tersenyum penuh arti. Akhirnya keinginannya dapat terwujud. “Gus Fahri , kenapa senyum-senyum sendiri?”Suara Adiva menyadarkan lamunan Fahri. “Alhamdulillah kamu sudah menerimanya,” ujar Fahri menunduk malu.“Maksudnya menerima apa ya Gus,” ucap Adiva kebingungan. Padahal sedari tadi dia hanya minat Fahri yang melamun menatap lurus ke depan.“Loh, barusan kamu ngomong apa emang,” “Lah, ga ngomong apa-apa kok, Gus, justru Gus Fahri itu yang bengong. Lagi ngelamunin apaan coba!” gelak Adiva. Fahri memukul-mukul kepalanya pelan. Bisa-bisanya dia berkhayal sampai kesitu. Karena sudah terlanjur malu, akhirnya Fahri meninggalkan meja itu dan menuju ke mejanya sendiri. Nasib sudah, harapannya hanya sebatas khayalan saja.***Setelah hampir dua minggu- an, pesantren Al Muhajirin pasca berduka. Kini aktivitas belajar mengajar di pesantren Al Muhajirin kembali konsisten lagi. Jadwal kegiatan santri dan santriwati sudah seperti biasanya.Terlihat dua perempuan memakai jilbab pasmina den

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Menjadi Istri Duda Muda   92.

    Balqis dan Ashraf menuju ke rumah sakit, didampingi oleh Gibran dan istrinya. Mereka langsung menemui dokter yang menangani kemal.“Keadaan saudara Idris tidak baik-baik saja, Dia mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya. Saudara juga mengeluarkan cukup banyak darah. Kami sedang mengusahakan yang terbaik untuknya,” ujar dokter laki-laki itu.“Apakah anak saya akan baik-baik saja dok?” tanya Ashraf begitu khawatir.“Insya Allah. Doakan selalu untuk saudara Idris,”“Terima kasih, dok,” ucap Ashraf menjabat tangan dokter itu.“Sudah Humairah, jangan sedih berlarut seperti ini. Anak kita selamat, Alhamdulillah,” Ashraf mendengarkan sang istri dengan memeluknya erat.“Tapi Mas, Kemal itu cengeng kalau luka sedikit. Terakhir waktu dia masih Mts, disuntik aja dia nangis-nangis semalaman,” kata Balqis sambil sesenggukan. Tangisnya pecah semenjak mendengar anak keduanya kecelakaan.“Humairah, dia sudah dewasa. Kamu lupa ya, dia sudah kuliah semester empat. Dia sudah jadi anak kuat, sab

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Menjadi Istri Duda Muda   93.

    “Nak Balqis, Begini nak, alasan-alasan nak Balqis barusan itu saya rasa tidak berpengaruh sama sekali. Semuanya bisa diubah, baik itu pemikiran atau menseid. Entah itu tidak pantas atau tidak cocok, itu sama sekali tidak akan berpengaruh terhadap keberlangsungan kita. Toh ini juga bukan keinginan saya, ini keinginan Gus Fahri sendiri,” ucap Balqis memegangi kedua bahu Adiva.Adiva mengangkat kepalanya, matanya berkedip beberapa kali. Sedikit kaget dengan pertanyaan Nyai Balqis. “Benarkah Bu Nyai, ini permintaan Gus Fahri?” tanyanya dengan wajah melongo.Fahri yang berada diluar, yang tadinya badmood sekarang juga ikutan kaget. Apakah rasa sukanya dengan Adiva sementara itu sampai Ummahnya berpikiran demikin. ‘Ummah gak bisa diajak kompromi, ish,’ gumam Fahri dalam hatinya.***Suasana pesantren Al Muhajirin sedang hening. Semua aktivitas dihentikan terlebih dahulu oleh pengasuh. Sebab Abi Lukman, yang merupakan ayah dari Ashraf, sedang sakit. Para santri diminta untuk beraktivitas sen

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Menjadi Istri Duda Muda   94.

    Adiva sedari tadi mendengar setiap kata dari ceramah Fahri di Masjid asrama putra. Dari ruang khusus pengajar begitu terdengar jelas suara Fahri. Sembari mengisi absen data santriwati yang diajarnya. “Ustadzah Adiva,” panggil seorang perempuan mendekati Adiva membawa kumpulan berkas ber map pink.“Na’am ya ustadzah Ratna,” sapa Adiva dengan senyum simpul.“Hihi, lagi data absen santri putri kan. Ini saya ada contoh beberapa berkasnya, bisa ustadzah salin sembari diubah beberapa data yang belum sama,” perempuan berkerudung panjang itu duduk di samping Adiva yang tengah mengotak atik laptopnya.“Iya ini, Syukron, Us,” kata Adiva menerima dengan penuh senang. Sebab dari tadi dia memang kebingungan membuat data yang diminta pihak pesantren sementara contoh detailnya saja dia belum punya.“Eh, Ustadzah Adiva satu kampus ya sama Gus Fahri. Gus Fahri kalau di kampus gimana sih orangnya,” celetuk Ratna dengan rasa penasaran tinggi.Adiva menoleh ke samping, memperhatikan raut penasaran Ratna

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Menjadi Istri Duda Muda   95.

    “Ini beneran kita dijodohin. Abah Ashraf lupa dengan ucapannya dulu waktu awal kita mau masuk kuliah,” ucap Kemal memandangi lantai bawah. Melihat sekitar area lapangan asrama putra. Banyak santri yang sedang bermain sepak bola di sore hari. Mungkin sekarang waktunya lagi olahraga sore.“Tenang bang, Abah gak akan setega itu sama kita. Jadi jangan berpikir negatif dulu,” cegah Fatah menenangkan sang kembarannya. Ya meskipun dirinya lebih takut jika hal itu beneran terjadi.“Tapi kalau dilihat-lihat, Abah kali ini serius,” ujar Fahri sambil berjalan ke depan dan ke belakang di sebelah Kemal yang sedang berbaring. Kali ini mereka berada di ruang UKS santri. Setelah kejadian tadi yang membuat Kemal tak sadarkan diri. “Astaghfirullah,” ucap Kemal memijat pelipisnya. “Astaghfirullah,” Fatah pun juga ikut ber-istighfar.“Astaghfirullah,” Fahri yang juga mengucapkan hal yang sama. Ketiga saudara kembar itu benar-benar dibuat bingung dengan keputusan sang Abah. Pilihannya ada dua. Menerima

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Menjadi Istri Duda Muda   96.

    Suasana malam yang begitu hening, Fahri melihat keadaan asrama putra yang begitu tertib. Malam ini sedang ada kajian kitab langsung dari kyai Al Muhajirin, yaitu Kyai Ashraf. Fahri memilih melihat acara di masjid besar yang ada di asrama putra itu lewat atas dari lantai dua.“Bagaimana dengan sosok jodoh? Jodoh itu datang di waktu tengah tepat saat orangnya sudah tepat. Jodoh itu cerminan diri, wahai santriku. Laki-laki baik untuk perempuan yang baik. Dan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, jadi, pantaskan diri di usia muda kalian. Sebab, tak ada yang lebih istimewa kecuali akhlak yang baik,” ucap Ashraf di atas mimbar.Suaranya menggema di seluruh pesantren putra. Fahri pun tetap fokus mendengarkan ceramah dari abahnya. Sementara Kemal dan Fatah, jangan tanya mereka berdua kemana. Mereka juga ada di ruangan yang sama dengan Fahri. Namun Kemal sedang berbaring tertidur. Sementara Fatah yang sibuk dengan game-nya.“Fatah, taruh dulu HP-nya. Ayo dengarkan ceramah Abah,” ajak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Duda Muda   99.

    Maryam hanya diam mendengar semua kata-kata yang terdengar pilu dari kakak perempuannya itu. Terlihat juga raut kecewa dari orang tuanya, kalau sudah begini apa yang harus Maryam lakukan. Maryam meminta maaf lalu kemudian tetap berjuang, atau Maryam terus bekerja hingga dia menabung banyak uang sampai keluarga nya bangga dan terbebas dari kekurangan, benar saja Maryam sekarang dilema."Maaf Bu, setelah gajian nanti Maryam lunasi hutang ibu. Dan setelah ini Maryam tidak akan menyusahkan lagi." Maryam mendekat dan duduk di depan ibunya. Lalu Kulsum, menghela nafas pasrah. "Sudah tidak apa-apa, tapi benar kata kakakmu, sebaiknya kamu jangan lanjut buat kuliah. Kita ini serba kekurangan, apalagi kalau kamu nanti kuliah sudah gak bisa kerja lagi. Kalaupun tetap kerja nanti takutnya kecapean.Maryam sadar, atau hanya sebatas mimpi. Satu-satunya orang yang Maryam anggap akan selalu mendukung ternyata juga sudah tidak yakin terhadap dirinya. Maryam tau diri, cukup, dia sudah tidak punya lagi

  • Menjadi Istri Duda Muda   98.

    "Minimal perempuan yang akan menjadi pendamping saya mirip ummah," ucap Fahri dengan tatapan cueknya."Kalo tipeku sih, setara dengan Siti Fatimah," gurau Kemal dengan candanya."No comment, nyatanya bermain game lebih menarik daripada bahas Masalah perempuan," kata Fatah pada kedua kakaknya.Kedua Ning kembar yang bernama Hajar dan Hana hanya tercengang saat mendengar ucapan dari ketiga Gus tampan itu. Keduanya saling menatap sambil berkomunikasi lewat mata.“Maaf Gus, tapi ini amanat dari kedua orang tua kita untuk menjodohkan kita. Agar persahabatan mereka semakin kuat dan silaturahim keluarga kita selalu terjaga,” ucap Hana dengan tersenyum penuh. Wajahnya yang cantik dengan pipi yang kemerah-merahan. Senyumnya begitu terpancar.“Kalo seperti itu, tanpa menjodohkan kita pun mereka akan tetapi saling menjaga silaturahim keluarga dan tetap bersahabat dekat,” ucap Kemal sambil tersenyum ramah. Meskipun tak menyetujui perjodohan itu tetap saja sikap Kemal yang begitu ramah berbanding

  • Menjadi Istri Duda Muda   97.

    Permasalahan demi permasalahan kisah cinta untuk Gus kembar terjadi. Mulai dari hal yang serius sampai hal yang paling lucu. “Gimana rasanya ditembak sama cewek gammers dari UIN Semarang?” tanya Kemal menggoda Fatah yang tengah menggalau.Rasa malunya saat itu masih terngiang-ngiang sampai sekarang. Bagaimana tidak, seorang gammers cantik dari program studi hukum tata negara menembaknya di depan banyak mahasiswa lainnya. Dan parahnya Alya tak tau kalau Fatah adalah seorang Gus.“Udah lah bang, malu,” jawab Fatah. Biasanya hari-hari akan dia habiskan dengan bermain game dan kuliah. Namun hari ini dia tak membuka gamenya sama sekali.“Kemarin aja, goda aku kamu fat!” celetuk Fahri ikut menertawai kisah asmara sang adik.“Ishh, nyesel aku disini, suer bang!” ungkap Fatah semakin kesal. Tapi masih diselingi tawa renyah oleh kedua saudara kembarnya.“Udah lah, nikmatin aja. Kamu mending sama anak kuliahan yang digituin, lah aku ditawari nikah sama anak SMA, kan lebih aneh bin ajaib lagi,”

  • Menjadi Istri Duda Muda   96.

    Suasana malam yang begitu hening, Fahri melihat keadaan asrama putra yang begitu tertib. Malam ini sedang ada kajian kitab langsung dari kyai Al Muhajirin, yaitu Kyai Ashraf. Fahri memilih melihat acara di masjid besar yang ada di asrama putra itu lewat atas dari lantai dua.“Bagaimana dengan sosok jodoh? Jodoh itu datang di waktu tengah tepat saat orangnya sudah tepat. Jodoh itu cerminan diri, wahai santriku. Laki-laki baik untuk perempuan yang baik. Dan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, jadi, pantaskan diri di usia muda kalian. Sebab, tak ada yang lebih istimewa kecuali akhlak yang baik,” ucap Ashraf di atas mimbar.Suaranya menggema di seluruh pesantren putra. Fahri pun tetap fokus mendengarkan ceramah dari abahnya. Sementara Kemal dan Fatah, jangan tanya mereka berdua kemana. Mereka juga ada di ruangan yang sama dengan Fahri. Namun Kemal sedang berbaring tertidur. Sementara Fatah yang sibuk dengan game-nya.“Fatah, taruh dulu HP-nya. Ayo dengarkan ceramah Abah,” ajak

  • Menjadi Istri Duda Muda   95.

    “Ini beneran kita dijodohin. Abah Ashraf lupa dengan ucapannya dulu waktu awal kita mau masuk kuliah,” ucap Kemal memandangi lantai bawah. Melihat sekitar area lapangan asrama putra. Banyak santri yang sedang bermain sepak bola di sore hari. Mungkin sekarang waktunya lagi olahraga sore.“Tenang bang, Abah gak akan setega itu sama kita. Jadi jangan berpikir negatif dulu,” cegah Fatah menenangkan sang kembarannya. Ya meskipun dirinya lebih takut jika hal itu beneran terjadi.“Tapi kalau dilihat-lihat, Abah kali ini serius,” ujar Fahri sambil berjalan ke depan dan ke belakang di sebelah Kemal yang sedang berbaring. Kali ini mereka berada di ruang UKS santri. Setelah kejadian tadi yang membuat Kemal tak sadarkan diri. “Astaghfirullah,” ucap Kemal memijat pelipisnya. “Astaghfirullah,” Fatah pun juga ikut ber-istighfar.“Astaghfirullah,” Fahri yang juga mengucapkan hal yang sama. Ketiga saudara kembar itu benar-benar dibuat bingung dengan keputusan sang Abah. Pilihannya ada dua. Menerima

  • Menjadi Istri Duda Muda   94.

    Adiva sedari tadi mendengar setiap kata dari ceramah Fahri di Masjid asrama putra. Dari ruang khusus pengajar begitu terdengar jelas suara Fahri. Sembari mengisi absen data santriwati yang diajarnya. “Ustadzah Adiva,” panggil seorang perempuan mendekati Adiva membawa kumpulan berkas ber map pink.“Na’am ya ustadzah Ratna,” sapa Adiva dengan senyum simpul.“Hihi, lagi data absen santri putri kan. Ini saya ada contoh beberapa berkasnya, bisa ustadzah salin sembari diubah beberapa data yang belum sama,” perempuan berkerudung panjang itu duduk di samping Adiva yang tengah mengotak atik laptopnya.“Iya ini, Syukron, Us,” kata Adiva menerima dengan penuh senang. Sebab dari tadi dia memang kebingungan membuat data yang diminta pihak pesantren sementara contoh detailnya saja dia belum punya.“Eh, Ustadzah Adiva satu kampus ya sama Gus Fahri. Gus Fahri kalau di kampus gimana sih orangnya,” celetuk Ratna dengan rasa penasaran tinggi.Adiva menoleh ke samping, memperhatikan raut penasaran Ratna

  • Menjadi Istri Duda Muda   93.

    “Nak Balqis, Begini nak, alasan-alasan nak Balqis barusan itu saya rasa tidak berpengaruh sama sekali. Semuanya bisa diubah, baik itu pemikiran atau menseid. Entah itu tidak pantas atau tidak cocok, itu sama sekali tidak akan berpengaruh terhadap keberlangsungan kita. Toh ini juga bukan keinginan saya, ini keinginan Gus Fahri sendiri,” ucap Balqis memegangi kedua bahu Adiva.Adiva mengangkat kepalanya, matanya berkedip beberapa kali. Sedikit kaget dengan pertanyaan Nyai Balqis. “Benarkah Bu Nyai, ini permintaan Gus Fahri?” tanyanya dengan wajah melongo.Fahri yang berada diluar, yang tadinya badmood sekarang juga ikutan kaget. Apakah rasa sukanya dengan Adiva sementara itu sampai Ummahnya berpikiran demikin. ‘Ummah gak bisa diajak kompromi, ish,’ gumam Fahri dalam hatinya.***Suasana pesantren Al Muhajirin sedang hening. Semua aktivitas dihentikan terlebih dahulu oleh pengasuh. Sebab Abi Lukman, yang merupakan ayah dari Ashraf, sedang sakit. Para santri diminta untuk beraktivitas sen

  • Menjadi Istri Duda Muda   92.

    Balqis dan Ashraf menuju ke rumah sakit, didampingi oleh Gibran dan istrinya. Mereka langsung menemui dokter yang menangani kemal.“Keadaan saudara Idris tidak baik-baik saja, Dia mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya. Saudara juga mengeluarkan cukup banyak darah. Kami sedang mengusahakan yang terbaik untuknya,” ujar dokter laki-laki itu.“Apakah anak saya akan baik-baik saja dok?” tanya Ashraf begitu khawatir.“Insya Allah. Doakan selalu untuk saudara Idris,”“Terima kasih, dok,” ucap Ashraf menjabat tangan dokter itu.“Sudah Humairah, jangan sedih berlarut seperti ini. Anak kita selamat, Alhamdulillah,” Ashraf mendengarkan sang istri dengan memeluknya erat.“Tapi Mas, Kemal itu cengeng kalau luka sedikit. Terakhir waktu dia masih Mts, disuntik aja dia nangis-nangis semalaman,” kata Balqis sambil sesenggukan. Tangisnya pecah semenjak mendengar anak keduanya kecelakaan.“Humairah, dia sudah dewasa. Kamu lupa ya, dia sudah kuliah semester empat. Dia sudah jadi anak kuat, sab

  • Menjadi Istri Duda Muda   91.

    Fahri tersenyum penuh arti. Akhirnya keinginannya dapat terwujud. “Gus Fahri , kenapa senyum-senyum sendiri?”Suara Adiva menyadarkan lamunan Fahri. “Alhamdulillah kamu sudah menerimanya,” ujar Fahri menunduk malu.“Maksudnya menerima apa ya Gus,” ucap Adiva kebingungan. Padahal sedari tadi dia hanya minat Fahri yang melamun menatap lurus ke depan.“Loh, barusan kamu ngomong apa emang,” “Lah, ga ngomong apa-apa kok, Gus, justru Gus Fahri itu yang bengong. Lagi ngelamunin apaan coba!” gelak Adiva. Fahri memukul-mukul kepalanya pelan. Bisa-bisanya dia berkhayal sampai kesitu. Karena sudah terlanjur malu, akhirnya Fahri meninggalkan meja itu dan menuju ke mejanya sendiri. Nasib sudah, harapannya hanya sebatas khayalan saja.***Setelah hampir dua minggu- an, pesantren Al Muhajirin pasca berduka. Kini aktivitas belajar mengajar di pesantren Al Muhajirin kembali konsisten lagi. Jadwal kegiatan santri dan santriwati sudah seperti biasanya.Terlihat dua perempuan memakai jilbab pasmina den

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status