Home / Romansa / Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan / Bab 211 - Kekhawatiran Kaisar yang Tidak Terbukti

Share

Bab 211 - Kekhawatiran Kaisar yang Tidak Terbukti

last update Last Updated: 2024-07-11 10:44:12

"Siapa...?"

Nicholas mengernyit. Ekspresinya makin tampak heran saat ia melihat Dion dibawa oleh sosok berpakaian serba hitam tersebut kembali ke pintu utama dan masuk ke dalam sebuah van hitam.

Segera, pria muda itu menitahkan pada para anak buahnya untuk menyelidiki van tersebut.

“Temukan pria itu segera. Dan lekas kabari saya.”

Nicholas kembali melihat ke arah layar besar di sana.

"Diculik?" gumam Nicholas, berpikir keras. Dari gerak-gerik Dion, tidak mungkin ia memang sengaja mau masuk ke dalam van tersebut. "Tapi oleh siapa? Dan kenapa?"

Rasanya tidak mungkin, kecuali Dion memang memegang kelemahan pihak tertentu dan pihak tersebut lebih kuat dari pada dia.

Nicholas mengurut dahinya, ia memikirkan setiap kemungkinan yang ada, hingga sepasang matanya melebar. “Atau, jangan-jangan…”

Dibenaknya kini timbul satu nama yang mungkin saja menculik Dion.

Namun kemudian ia meragukan asumsinya sendiri. “Tapi, kalau benar begitu, Aletta tidak mungkin melakukannya sendirian, kan?”

Kalau m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Liena Noer
makin gak sabar nunggu .. ayo donk.. semangat up nya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 212 - Para Penjaga Embun

    “Apakah urusanmu sudah selesai, Kaisar?” Setelah membereskan semua barang-barangnya, kini Embun dan Kaisar sedang berjalan beriringan keluar dari gedung belajar. “Hampir,” ujar Kaisar seraya tersenyum tipis. Embun lantas menatap suaminya itu yang terlihat ‘cukup berantakan’. Kaisar yang ia kenal selalu bercukur setiap pagi, wangi, dan selalu berpakaian rapi. Tapi kali ini, kesan itu benar-benar menghilang. Kaisar tampak sudah tidak bercukur berhari-hari, kemejanya terlihat kusut, rambutnya sudah mulai sedikit panjang. Matanya bahkan terlihat menghitam. Dengan perlahan Embun menyentuh ujung rambut Kaisar, hingga membuat pria itu menghentikan langkahnya. "Rambutmu sudah mulai panjang..." Kaisar terdiam, sepertinya agak tak menyangka bila istrinya memperhatikan hal tersebut. "Kupikir tidak akan terlalu terlihat." Tangan Embun kemudian turun ke wajah Kaisar. Menelusuri pipinya yang ditumbuhi rambut, mengusap area bawah mata Kaisar yang terlihat menghitam. Embun mena

    Last Updated : 2024-07-11
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 213 - Pembicaraan Kaisar

    "Kerja bagus, Kia."Kia menundukkan kepalanya dengan hormat kepada Kaisar.Hari itu, ketika Embun mengatakan jika ia akan ikut ke dalam project milik Dion, Kaisar menugaskan salah satu orang kepercayaannya untuk terlibat di sana juga. Dia adalah Kia.Kia tak hanya cerdas, mudah beradaptasi, tapi ia juga seseorang yang menguasai beberapa teknik bela diri. Hal ini bertujuan jika ada sesuatu yang buruk terjadi, ia bisa melindungi Embun. Bahkan tanpa bantuan dari seorang pria.Memilih Kia untuk tugas ini sangatlah tepat. Karena gadis muda itu bahkan terlihat mudah akrab dengan Embun, dan tak tampak sungkan dengan Kaisar ketika bertemu. Berbeda dengan saat ini. Kia terlihat kaku dan penuh penghormatan kepada atasannya, Kaisar. Kaisar membuka amplop coklat yang berada di tangannya, kemudian melihat sekilas isi di dalamnya. Beberapa lembar foto yang sama, yang dikirimkan Aletta untuknya. Kaisar meremas amplop coklat itu, ia benar-benar tak habis pikir. Kenapa Aletta gigih sekali melakuka

    Last Updated : 2024-07-12
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 214 - Jadi, Siapa Dalangnya?

    "Uh..." Pria muda itu menggeliat, berusaha menggerakkan tubuhnya. Pandangannya masih gelap, tangan dan kakinya terikat, dan mulutnya tersumpal. Terus, ia mencoba untuk kembali menggerakkan tubuhnya, meski dengan susah payah. "Diam, brengsek!" Pria itu menggeram ketika perutnya kembali menjadi sasaran pukulan. Suara mesin mobil kemudian berhenti, ia ditarik keluar dengan kasar oleh, sepertinya beberapa orang. "Jangan terlalu kasar. Kita tidak diperintahkan untuk membunuhnya." "Ck, lagipula siapa yang mau membunuhnya?" Terdengar suara benturan. Lalu diikuti dengan suara tamparan. Sepertinya salah seorang diantara mereka memukul orang lainnya. "Perlakukan dia dengan baik. Ingat..." Kali ini suaranya menjadi semakin kecil. "Dia ladang uang kita. Jadi, harus kita perlakukan dengan baik." Kalimat itu langsung disambut tawa tertahan dari salah satu orang. "Benar juga. Sebentar lagi, kita akan kaya raya!" Pria itu yang masih terikat dan kedua matanya masih dit

    Last Updated : 2024-07-12
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 215 - Lebih Aman Untuk Kita

    "Apa tidak sebaiknya kita ke salon saja?" Embun menatap suaminya itu melalui kaca. Ia masih berdiri di belakang Kaisar. "Kau tak percaya padaku?" Kaisar terlihat serba salah. "Bukannya tak percaya..." Ia menatap Embun, dan akhirnya menghela napas pelan. "Baiklah..." Senyuman di wajah Embun terbit, lalu ia menepuk pipi Kaisar dengan lembut. "Serahkan padaku. Jangan khawatir, ya..." Sebetulnya Kaisar agak kurang menyukai ide memotong rambut yang digagas oleh Embun tadi. Tapi masalahnya adalah pikirannya agak tidak fokus karena foto-foto yang dikirimkan Aletta. Dan juga, kekhawatiran jika Embun salah paham padanya. Namun setelah memastikan jika ia tak perlu khawatir mengenai hal tersebut, pikiran Kaisar barulah fokus. Dan sekarang ia agak menyesal tidak mengatakan apapun ketika Embun berinisiatif untuk memotong rambutnya. Hanya saja, ia tidak mau mematahkan antusiasme Embun. Pada akhirnya, ia membiarkan istrinya itu untuk melakukan apapun yang ia inginkan. "Apakah k

    Last Updated : 2024-07-14
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 216 - Tikus-Tikus Pengkhianat

    "S-sebentar... Argh!" Sudah berjam-jam Dion berada di posisi digantung seperti ini. Semua ini berawal karena negosiasi yang tak berhasil dilakukan oleh Dion, untuk kedua kalinya. Beberapa jam yang lalu, saat penutup mata Dion dibuka untuk pertama kalinya. Seorang pria berkepala plontos adalah orang pertama yang ia lihat. Wajah pria itu bisa dibilang mengerikan. Dengan luka sayatan yang panjang di pipinya, dan tato yang memenuhi hampir seluruh tubuhnya. Seringaian pria berkepala plontos itu hampir membuat Dion gentar. Tapi, nyawanya sudah diujung tanduk, tak ada lagi waktu untuk merasa takut. "Bagaimana bila kita melakukan negosiasi ulang?" tawar Dion, lagi. Seringai di wajahnya menghilang, digantikan dengan tawa keras darinya. "Sudah gila dia rupanya, hah?!" Pertanyaan itu disambut dengan tawa canggung dari beberapa orang di sini. Dion menatap ke sekelilingnya. Ia berada di sebuah ruangan yang sangat besar. Ada satu, dua, lima, delapan, dua belas orang, setid

    Last Updated : 2024-07-14
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 217 - Sebuah Titik Terang

    "Aletta?" Dion menatap wanita itu dengan tidak percaya. Aletta melangkah masuk ke dalam ruangan. Langkah kakinya begitu percaya diri, senyuman terbit di wajahnya yang cantik. Jika dilihat hanya dari luarnya saja, Aletta benar-benar sosok wanita sempurna. Sayangnya, penampilan fisiknya tak selaras dengan hatinya yang jahat. "Sialan! Jadi kau dalang dari semua ini?!" Dion menggerakkan tubuhnya dengan agresif, seakan-akan ia siap mencabik-cabik Aletta sampai tak berbentuk. "Duh, jangan galak gitu dong, Dion," ujar Aletta sambil tersenyum. Ia berjalan mendekat menghampiri Dion. "Ketampananmu nanti jadi menurun kalau kamu terlalu galak." "Aku membantumu, Aletta!" Suara Dion bergetar. Masih tidak percaya kalau wanita itu mengkhianatinya. "Aku membantu semua rencana gilamu itu!" "Dan sekarang kau mengkhianatiku? Memperlakukanku seperti binatang?! Sialan kau, Aletta." Aletta menatap Dion dengan ekspresi pura-pura prihatin. Sambil menepuk kepala Dion, ia berujar, "Aku han

    Last Updated : 2024-07-14
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 218 - Apa Alasannya?

    "Perusahaan Romero Entertainment. Agensi yang menaungi Aletta."Informasi terbaru tersebut membuat Nicholas mengernyit, merasa bingung.Ia teringat malam itu, saat ia mencuri dengar percakapan Dion dan Aletta di pesta. Kemunculan Dominic Romero, sang CEO, di sisi Aletta memang cukup mengejutkan untuknya. Aletta terlibat dalam penculikan Dion?Tapi kenapa?Apakah mereka berselisih paham, hingga mantan pacar Kaisar itu berniat memberi pelajaran pada Dion? Sepengetahuan Nicholas, sekalipun interaksi antara Dion dan Aletta sedikit tidak nyaman di pesta terakhir, tapi tidak ada hal drastis yang seharusnya bisa membuat Aletta melakukan hal ini.Karenanya, Nicholas sama sekali tidak menduga kalau sebenarnya partner kejahatan Dion sendirilah yang melakukan hal ini.Mungkin Dion mencoba berkhianat? Sehingga Aletta merasa ia harus membungkam pria itu?Atau apa?Namun, sekali lagi, pengetahuan Nicholas masih sedikit. Penyelidikannya masih dangkal."Apa karena Dion berusaha kabur?" gumam Nichola

    Last Updated : 2024-07-15
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 219 - Persiapan yang Matang

    Ada yang mengetuk pintu.Lidya menegakkan punggungnya, langsung waspada. Apalagi saat ini ia tengah memikirkan si Aletta sialan."Aletta, kamu jangan main-main ya!" ucap Lidya saat itu. Sekalipun tangannya terasa dingin karena ternyata si berengsek di hadapannya mengetahui tentang perselingkuhannya."Lho, saya tidak main-main, mantan calon mama mertua," balas Aletta ringan. Suaranya yang tadinya malas langsung berubah semangat lagi. "Tidak sedang bercanda juga. Saya benar-benar takjub loh. Bagaimana rasanya selingkuh?""Kurang ajar!" Lidya menggebrak meja, membuat Aletta justru makin tertawa di seberang saluran telepon."Aduh. Jangan marah-marah. Nanti keriput. Om Henri nanti tidak suka, lho." Aletta menggoda dengan suaranya yang menjijikkan. Lalu ia terkikik. "Ah, sayang sekali saya harus pergi. Lain kali kita ngobrol lagi ya, Tante Sayang.""Aletta! Kamu--"Lalu sejak hari itu, Lidya sama sekali tidak dapat menghubungi Aletta lagi. Sama seperti saat wanita gila itu menghilang.Tapi

    Last Updated : 2024-07-15

Latest chapter

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 298 - Bahagia Selamanya

    Beberapa tahun kemudian .... Seorang anak berusia 4 tahun tengah sibuk berlarian di dalam supermarket. Ia menjelajahi lorong dan sempat berhenti di estalase yang memampangkan makanan manis sebelum akhirnya kembali berlari. Pada akhirnya, anak itu berhenti di pojok ruangan dan berjongkok, bersembunyi di balik tumpukan kotak berisi stok makanan ringan. "Hehehe~" Anak itu tertawa kecil, sebelum kemudian menutup mulutnya sendiri. Ia tengah bersembunyi. Dan yakin bahwa tidak akan ada yang menemukannya di sini. Namun, sepertinya anak itu terlalu percaya diri. "Nathan." Tiba-tiba seorang pria yang tampaknya berada di usia tiga puluhan datang. Tubuhnya yang tinggi besar menjulang di depan tumpukan kardus yang dipakai bocah 4 tahun itu untuk bersembunyi. "Sudah main-mainnya. Ayo pulang." Si bocah yang dipanggil 'Nathan' itu langsung cemberut. "Papa kok tahu aku di sini si?" ucapnya. "Aku lagi main petak umpet, Pa." "Sama siapa?" tanya sang ayah. "Nala." Bocah itu menyebutkan nama saud

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 297 - Karunia Terindah

    "Istriku memang cantik. Tidak perlu pengakuan orang lain lagi." Keheningan menyambut ucapan Kaisar tersebut, sementara Embun tersenyum kikuk akibat ulah sang suami. "Haha, saya setuju, Pak Kaisar. Saya setuju." Orang yang tadi berkomentar menanggapi dengan canggung. "... Bicara yang baik," bisik Embun pelan agar tidak didengar orang lain selain sang suami. "Memang aku sedang menjelekkan orang lain?" balas Kaisar sama pelannya. "Jangan pura-pura tidak tahu seperti itu, Kaisar Rahardja." Kaisar menghela napas. "Baiklah." Keduanya kemudian kembali menghadapi para tamu di depan mereka. "Oh, saya dengar Nyonya Embun sedang hamil, Pak?" Salah seorang tamu mengalihkan topik pembicaraan. "Semoga sehat-sehat selalu ya, baik ibu dan bayinya." Mendapatkan doa baik untuk istri dan anaknya, Kaisar tampak lebih ramah. "Terima kasih. Mohon doanya untuk keluarga kecil kami." Pria itu berkata. Seperti mendapatkan sinyal aman, semua tamu langsung mengobrol mengenai kehamilan Embun. "Apakah

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 296 - Janji Setia Selamanya

    "Saya, Kaisar Rahardja, menjadikan Embun Prajaya sebagai istri saya," ucap Kaisar, lurus menatap Embun dengan sorot matanya yang lembut dan penuh kasih. "Pada hari yang istimewa ini, di hadapan semua tamu yang menjadi saksi, saya berjanji akan selalu berada di sisi Embun, setia kepada wanita ini." Ada debar asing dalam dada Embun saat ia mendengarkan janji pernikahan Kaisar. Sebelumnya, mereka hanya menikah di kantor catatan sipil, tanpa berpikir bahwa hubungan mereka akan berkembang seperti ini. Tanpa berekspektasi bahwa mereka akan sama-sama mengikrarkan janji suci sekarang ini. Tidak ada yang romantis, sebelumnya. Embun membutuhkan suami agar ia bisa keluar dari rumah iparnya, dan Kaisar ingin menuruti kata sang ayah. Namun, semuanya sudah berbeda sekarang. "Sebagai suami, saya berjanji dan bersedia akan selalu mencintai Embun. Selalu ada untuk Embun, dalam suka maupun duka, sedih dan senang, sakit dan sehat, dan mendampingi istri saya hingga maut memisahkan." Kaisar mencium

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 295 - Pernikahan Embun dan Kaisar

    [Info Mengejutkan! Presdir Rahardja Group Ternyata Sudan Menikah Diam-Diam!] Berita itulah yang sedang menjadi perbincangan ramai di media. Banyak pihak yang terkejut dengan kenyataan bahwa Kaisar Rahardja ternyata sudah menikah dan mempunyai istri. Oleh karena itu, banyak wartawan dan rekan media massa lain yang menyesaki Ashtana Hotel, tempat Embun dan Kaisar akan melangsungkan pesta pernikahan, sekalipun mereka tidak diizinkan masuk karena Kaisar sudah mewanti-wanti ibunya agar tidak mengundang orang media. Sepertinya pria itu khawatir pemberitaan hanya akan membuat Embun stres dan berdampak pada kehamilan istrinya. "Kaisar, bukankah ini terlalu mewah?" tanya Embun. Wanita itu sedang didandani saat Kaisar mengunjunginya di ruang ganti hotel. "Berapa banyak tamu yang akan datang?" "Tidak banyak," jawab Kaisar, tanpa mengatakan informasi bahwa ibunya hampir mengundang 500 tamu. "Tapi nyaris semuanya teman-teman Mama." Embun menghela napas. "Meski begitu, Mama turut mengundang

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 294 - Perhiasan Keluarga Rahardja

    "Meskipun terlihat main-main, Nic adalah anak yang baik dan bertanggung jawab. Saya bisa menjamin itu." Usai mengatakan itu, Kaisar menoleh pada keponakannya dan menepuk bahu Nicholas. Sementara Friska diam saja. Seperti sudah berhenti berfungsi. "Nic, bawa pacarmu duduk." Kaisar tiba-tiba berucap. Nicholas menoleh menatap Friska yang wajahnya masih merah, lalu menarik tangan gadis itu pelan. "Mau keluar dulu saja?" bisiknya menawarkan. Nicholas seperti memahami kalau Friska perlu waktu untuk memproses timbunan informasi yang baru saja jatuh di depan matanya. Samar, Friska mengangguk. "Paman. Aku keluar sebentar. Mau cari minum yang manis-manis. Haus." Nicholas langsung izin. "Mau titip sesuatu?" Kaisar menoleh pada Embun, bertanya tanpa kata-kata. "Tidak. Sedang tidak ngidam." Embun tersenyum kecil. "Yakin?" Kaisar mengusap perut Embun. "Kadang si kecil ini berulah tiba-tiba." "Tapi nanti kalau ada apa-apa, apakah aku boleh telepon?" Embun bertanya pada Nic kemudian. "Ap

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 293 - Sudah Direstui

    "Kamu kenal dengan Nic?" Kini, Embun yang tampak heran. Meski begitu, ia mengangguk. "Kamu kenal juga?" balas istri Kaisar itu kemudian. "Dia keponakan suamiku." Friska makin terkejut saat mendengarnya. "Suamimu seorang Rahardja?" tanya Friska, campuran antara keterkejutan dan tidak percaya, karena ia baru tahu bahwa sahabatnya menikahi keluarga Rahardja. Sementara itu, Embun tampak bingung dengan reaksi Friska. "Hm? Ya?" tanggap istri Kaisar tersebut. "Memang aku belum pernah cerita? Nama suamiku Kaisar Rahardja." "Wah." Friska berdeham, lalu menoleh pada Nicholas yang baru bergabung dengan mereka. "Wah. Kebetulan macam apa ini?" "Aku juga sedikit terkejut saat menyadari ini," ungkap Nicholas. Pria itu menggenggam tangan Friska dengan kasual sembari tersenyum pada Embun. "Halo, Tante. Wajah Tante terlihat lebih segar sekarang." "Wah." Friska masih tampak terkesan, apalagi saat mendengar bagaimana Nicholas memanggil sahabatnya. Kalau begini, pria itu makin terdengar jauh leb

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 292 - Kalian Saling Kenal?

    "Oh? Mau mengadakan pesta pernikahan?" Embun mendengar keterkejutan dalam suara Rindang. Ia berniat menyahuti sang kakak, tapi sebelum ia sempat mengucapkan apa pun, Rindang sudah melanjutkan. "Embun kurang suka pesta. Tapi saya setuju kalau akan diadakan pesta. Menikah hanya sekali. Sayang jika tidak membuat kenangan baik." Istri Kaisar itu akhirnya menyerah. Ia tidak menanggapi, sementara Lidya dan Rindang justru terlibat obrolan seru soal pesta pernikahan. Ia belum membicarakan hal ini pada Kaisar, sekaligus mendengar tanggapan pria itu. Hingga akhirnya, Lidya pamit karena ia ada janji dengan Surya. Wanita itu berniat menjemput suaminya di kantor. "Kamu istirahat yang cukup. Makan yang benar," ucap Lidya. "Jangan terlalu membebani dirimu. Soal pesta, biar aku yang urus." Tersenyum lemah karena pasrah, Embun mengangguk. "Terima kasih, Ma," ucapnya. Dalam beberapa hari saja, keduanya sudah cukup dekat. Embun harus akui ini semua berkat kegigihan dan keterbukaan Lid

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 291 - Rencana Pesta Pernikahan

    "Embun anak baik. Dia tidak akan membencimu." Lidya teringat ucapan suaminya sebelum ia memutuskan untuk bertemu dengan Embun. Namun, sesaat sebelumnya, bukan hanya itu yang dikhawatirkan Lidya. Wanita itu juga ingin mengakui dosanya pada sang suami. Bahwa ia telah berselingkuh dengan Henri Pradana. Bahwa, sekalipun Lidya melakukan itu karena pernikahan mereka yang sudah dingin, sama sekali tidak membenarkan alasannya mengkhianati sang suami. "Mas Surya, aku--" Namun, sebelum Lidya sempat melakukannya, Surya sudah memotong kalimatnya. "Lidya." Tubuh Lidya membeku saat tiba-tiba Surya menangkup sisi wajahnya, membuat wanita itu menatap sang suami. Surya tersenyum kecil. "Sepertinya kamu sudah kembali," ucapnya pelan. "Menjadi istri yang dulu kucintai." Tangis Lidya pecah. Baru kemudian ia terpikir, perubahan sikap sang suami bisa jadi karena tingkahnya yang tidak karuan; hobi berfoya-foya dan menghabiskan uang suaminya di luar negeri tanpa meluangkan waktu untuk suami dan para

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 290 - Terima Kasih Karena Menyelamatkan Kami, Ma

    "Selamat sore." Lidya melangkah lebih dekat ke tempat tidur Embun setelah memutus kontak mata dengan yang lebih muda. "Aku tunggu di luar ya," ucap Surya kemudian, membuat baik Embun maupun Lidya menoleh ke arahnya. "Kalau ada apa-apa, panggil saja." Embun melihat ayah mertuanya itu berbalik dan berniat melangkah pergi, sebelum kemudian Lidya menggenggam tangannya. "Pa," bisik ibu Kaisar tersebut. Surya menatap sang istri dan tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, dia anak baik," kata pria tua itu. "Bicaralah pada menantu kita. Semuanya akan baik-baik saja." Pria itu meremas tangan istrinya pelan sebelum kemudian melepaskan genggamannya dan berlalu keluar. Meninggalkan Embun berdua dengan Lidya. Hening. Lidya tidak mengatakan apa pun, dan Embun menunggu wanita itu memulai karena ia pikir, akan lebih baik jika ia memberikan kesempatan pada ibu mertuanya untuk menyampaikan niatnya lebih dahulu. Sekalipun Embun juga punya hal untuk dikatakan. Namun, saat Lidya tidak kunjung bi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status