“Maaf, karena Fatah tidak bisa hadir di hari pernikahan ayah,” ucap Fatah dengan senyum yang terlihat dipaksakan. Binar bahagia yang tadi terlihat seolah lenyap saat dia melihat keberadaan Dania bersama Sangga. “Meskipun saya tidak datang, tetapi saya tetap mengirim doa-doa terbaik untuk ayah,” samb
Flashback Dengan langkah lebar dan tergesa-gesa, Sangga melangkah menyusuri lorong rumah sakit. Dia harus meninggalkan rapat penting dengan salah klien setelah mendengar kabar jika sang papa mengalami kecelakaan. “Ma!” Ingin rasanya berpikir optimis, tetapi saat menyaksikan sang mama menangis, sea
Meskipun Santi akan meminta ijin terlabih dahulu sebelum bertindak, tetapi sebenarnya dia sudah membuat keputusan sendiri. Seperti halnya keinginannya untuk membawa Kemala dan anaknya tinggal bersamanya. Perubahan terbesar setelah kehadiran Kemala dan anaknya adalah rumah keluarga Adityawarman tera
“Jika mama sendiri yang menginginkan Mbak Mala untuk menjadi menantu, mengapa justru mama marah sama Mbak Mala?” tanya Dania tidak percaya begitu saja dengan apa yang baru saja diceritakan oleh Sangga. “Karena mama menganggap pernikahan adalah sesuatu yang sacral. Tidak boleh manusia memisahkan apa
“Ini penyelewengan dana yang sangat serius, dan bisa dibilang sebagai tindakan korupsi atau pencurian.” Sangga memberi penjelasan kepada Dania tentang keadaan perusahaannya. “Sepertinya itu baru proposal, tapi kita harus cepat bertindak, sebelum mendapat persetujuan. Kita harus tahu siapa pelakunya.
“Ternyata tidak butuh waktu yang lama untukmu menunjukkan sifat aslimu,” ucap Singgih dengan nada mengejek dan merendahkan Sangga. Sangga mengerutkan dahinya karena tidak mengerti maksud Singgih berucap seperti itu kepadanya. Di tengah kesibukannya yang padat, dengan terpaksa Sangga menunda pertemu
Setelah seharian sibuk bekerja, ditambah dengan pertemuannya dengan pengacara Singgih Sugandhi yang menguras tenaga dan pikiran, kini Sangga pulang dalam keadaan yang sangat lelah. Meskipun malam telah larut, ternyata tiga wanita di rumahnya tetap setia menunggu. "Dania!" panggil Sangga dengan suar
“Mengapa mereka begitu lama?” tanya Santi yang merasa tidak tenang, karena saat memasuki ruang kerja, Sangga terlihat dalam keadaan marah. “Tolong lihat mereka sebentar!” Santi benar-benar cemas, dia tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kepada anak dan juga menantunya. “ Ya, Bu.” Kema
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany