Share

Bab 0003

last update Last Updated: 2023-07-31 11:34:09

Saat hari masih pagi, seorang kurir dari jasa paket sudah tiba di rumah Ari. Sebuah paket yang ditujukan untuk Dania telah tiba dan diterima dengan baik.

“Apa itu? Dari siapa?” Reisa yang tidak bisa menutupi rasa penasarannya melontarkan pertanyaan bertubi-tubi.

Tidak langsung menjawab, Dania yang juga penasaran lebih memilih untuk membuka paket itu terlebih dahulu. Betapa terkejutnya mereka saat mendapati isi paket berupa ponsel canggih keluaran terbaru. Saat Dania masih tertegun menatap benda yang berada dalam genggamannya, Reisa mengambil secarik kertas yang terjatuh di lantai.

“Semoga bermanfaat, Sangga.” Reisa membaca tulisan yang berada di kertas itu. “Siapa Sangga?” sambungnya dengan tatapan tajam yang menyiratkan rasa penasaran.

“Dia yang menolongku kemarin,” jawab Dania, bangkit dari tempat tidurnya.

Dania bergegas mengambil ponselnya yang masih tersimpan di dalam tas. Tanpa banyak bicara Dania mulai memindahkan kartunya ke ponsel baru.

“Beruntung sekali kamu … sudah ditolong, masih dibeliin HP baru.” Reisa mengucapkannya sambil menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan rasa iri dan kesal dengan keberuntungan Dania. Bukan hanya selamat dari tabrak lari, tetapi Dania juga bertemu dengan baik yang sepertinya kaya.

“Kamu mau berada di posisiku, ditabrak lalu ditinggal begitu saja dalam keadaan terluka?” Pertanyaan Dania terdengar seperti sebuah tantangan, dan Reisa pun hanya terdiam tidak memberi jawaban. “Semoga mereka segera tertangkap dan mendapat balasan yang setimpal,” sambung Dania dengan suara terdengar penuh dendam dan amarah.

Reisa menjadi gelisah dan tampak tidak nyaman setelah mendengar ucapan Dania. Baginya keluar dari kamar Dania adalah pilihan yang terbaik untuk saat ini. Tapi melihat Dania tersenyum seperti sedang berbunga-bunga saat memainkan ponselnya membuat Reisa teringat sesuatu.

“Nia, jangan khianati Kak Dion! Dia sangat mencintaimu.”

Tentu apa yang diucapkan Reisa hanya sebuah kebohongan, dia tidak ingin rencana keluarganya harus berantakan dengan kehadiran pria lain dalam hidup Dania. Sedangkan Dania hanya tersenyum menyeringai saat melihat kepalsuan dari ekspresi dan sorot mata Reisa.

Tidak ada niat untuk mengkhianati Dion, meskipun pria itu selama ini telah menjalin hubungan dengan Reisa di belakangnya. Dania hanya ingin berpisah dari Dion secepatnya, dan saat ini dia sedang mencari alasan yang paling tepat.

“Aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Dia lelaki yang baik, selama ini Kak Dion telah banyak membantumu.” Dengan tatapan mata yang sendu dan suara yang mendayu, Reisa berusaha meyakinkan Dania.

“Aku tahu itu, sebagai kekasihnya tentu aku lebih mengenal Kak Dion dari pada dirimu,” ujar Dania, menutupi jika dirinya sudah mengetahui pengkhianatan Dion dan Reisa.

Lega? Ternyata tidak, hati Reisa justru terasa semakin meradang saat Dania menyebut Dion kekasihnya. Tidak ingin semakin merasakan sakit, Reisa bergegas meninggalkan kamar Dania.

Sepeninggal Reisa, Dania langsung mencari kartu nama Sangga. Setelah memastikan ponsel barunya sudah bisa digunakan, Dania segera menghubungi Sangga.

Sudah berulang kali Dania mencoba untuk menghubungi Sangga tetapi tidak diangkat juga, bahkan beberapa panggilan terakhir sengaja ditolak. Tidak habis akal, Dania mengirimkan pesan, berharap Sangga mengetahui jika dirinya yang menghubungi.

***

Di tempat yang berbeda, di sebuah unit apartemen mewah, tidur Sangga tampak terganggu oleh suara dering ponsel yang meraung-raung. Melihat deretan angka yang merupakan nomor tidak dikenal membuat Sangga enggan mengangkatnya dan memilih untuk mematikannya. Saat akan meletakkan ponsel ke nakas, terdengar notifikasi pesan yang membuat Sangga penasaran untuk membukanya.

“Terima kasih ponsel barunya.” Dari pesan yang baru dibacanya, Sangganya tahu pengirim pesan itu ada Dania. Saat Sangga akan membalas pesan, tampaknya Dania sudah menghubunginya lebih dahulu.

“Halo!” Sangga menjawab panggilan dari Dania, pria itu kembali merebahkan tubuhnya sambil memijit pelipisnya. Kantuknya belum terpuaskan, karena semalam ada banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan.

“Om Sangga bisa mengantarku menemui Singgih Sugandhi?” Tanpa basa-basi, dari seberang Dania langsung melontarkan pertanyaan.

“Tentu bisa.”

“Nanti siang?”

Sangga mendengus kasar, tidak ingin mengecewakan Dania, tetapi hari ini jadwalnya sangat padat.

“Kalau tidak bisa, Om Sangga bisa memberi tahu alamatnya saja. Nanti aku yang akan menemuinya sendiri.”

Sangga segera bangkit dari tidurnya, bukan marah justru senyum tersungging di bibirnya. Ingatan akan sosok Rania kembali terlintas di benak Sangga, ternyata sifat Dania begitu mirip dengan ibunya.

“Bagaimana kalau menunggu keadaanmu lebih baik. Aku takut ….”

“Aku baik-baik saja,” sergah Dania. “Badanku terasa kaku kalau tidak ngapa-ngapain.”

“Baiklah.” Sangga merasa tidak bisa menolak keinginan Dania.

Setelah memastikan waktu dan tempat pertemuan mereka, perbincangan melalui ponsel itu berakhir. Sangga segera menghubungi asisten pribadinya untuk menghandle pekerjaannya hari ini, dan juga mengatur ulang jadwal pertemuan dengan beberapa klien.

Keluar bersama Dania yang usianya terpaut jauh darinya, Sangga memilih menggunakan pakaian yang bergaya kasual untuk mengimbangi. Kemeja lengan panjang berpotongan slim fit, dipadu dengan celana chinos, dan sepasang sneakers, membuat Sangga terlihat lebih muda dari usianya.

Sangga memarkirkan mobilnya di depan minimarket paling dekat dengan rumah Ari. Di sanalah dia janji akan menjemput Dania. Tidak lama menunggu, tampak Dania keluar dari mini market sambil membawa kresek. Sangga bergegas keluar dari mobilnya bermaksud untuk memberi tahu keberadaannya kepada Dania.

Senyum yang terlihat dipaksakan dan langkah yang tertatih menunjukkan jika keadaan Dania belum benar-benar sehat. Sangga mendekati Dania, membantu gadis itu membawa belanjaannya dan membimbingnya melangkah ke mobil. Layaknya pria sejati Sangga membukakan pintu untuk Dania.

“Terima kasih, Om! Maaf merepotkan Om Sangga terus,” ucap Dania sesaat setelah Sangga duduk di sampingnya, tepatnya di belakang kemudi.

Sangga menoleh ke arah Dania. Senyum mengembang di bibirnya saat tatap mata mereka saling bertaut, kenangan masa lalu kembali melintas di benak Sangga menimbulkan desir halus di dadanya. Tidak jauh berbeda dengan Dania, setelah mengetahui hubungannya dengan Dion selama ini hanyalah sebuah rekayasa gadis itu merasa nyaman saat bersama dengan Sangga.

“Kita langsung ke sana?” tanya Sangga tidak ingin membuang waktu.

“Ya,” jawab singkat Dania dengan gugup karena masih tertegun dengan penampilan Sangga yang berbeda dengan saat pertama mereka bertemu.

Sangga bergegas melajukan mobilnya ke tempat yang mereka tuju. Selama perjalanannya kedua hanya diam, suasana terlihat sangat canggung karena mereka memang baru sebatas saling mengenal nama saja.

Dania yang terlihat sangat memaksakan keadaannya untuk segera bertemu dengan Singgih Sugandhi menimbulkan dugaan-dugaan di benak Sangga. Pria itu yakin, segala sesuatu yang berhubungan Singgih Sugandhi adalah sesuatu yang serius.

Setelah melintasi jalan raya yang sudah mulai padat, akhirnya Dania dan Sangga sampai juga di kantor Singgih Sugandhi. Sebelumnya Sangga sudah membuat janji bertemu atas nama Dania, hingga kedatangan mereka langsung disambut dan diarahkan menuju ruangan sang pengacara.

“Dania!” Singgih langsung menyambut kedatangan Dania dengan pelukan hangat layaknya seorang ayah kepada putrinya. “Akhirnya kau datang juga. Sudah lama, Om menantikan kedatanganmu.”

Dania hanya terdiam tidak tahu harus berbua apa, karena ini adalah pertemuan pertamanya dengan Singgih. Dania berusaha menekan rasa canggung dan gugup yang menghinggapinya, ada banyak penjelasan yang dia butuhkan dari pria yang berprofesi sebagai pengacara itu.

Setelah mengurai pelukan, pandangan Singgih beralih ke Sangga yang berdiri di samping Dania. Menyadari tatap mata Singgi seolah mempertanyakan jati dirinya, Sangga segera mengulurkan tangan.

“Sangga,” ucapnya memperkenalkan diri.

“Sangga Adityawarman?” tanya Singgih untuk memastikan jika pria yang saat ini berdiri di hadapannya adalah pria yang sama dengan yang ada dalam pikirannya.

“Pak Singgih kenal dengan Om Sangga?” Pandangan Dania silih berganti pada dua pria dewasa di depannya.

“Jadi benar, kau adalah Sangga Adityawarman?” Dania dan Sangga menganggukkan kepala hamper bersamaan. “Aku tidak menyangka, dulu kau menjadi ojeknya Rania, dan sekarang kau jadi ojek untuk anaknya,” ujar Singgih sambil menepuk pundak Sangga.

Ucapan Singgih membuat Dania yakin jika Sangga memang benar-benar teman sang mama. Dania berharap Sangga dan Singgih akan membantunya melepaskan diri dari keluarga Ari dan juga Dion.

“Oh iya, ngomong-ngomong berapa anakmu sekarang?”

Sangga yang tiba-tiba ditodong pertanyaan oleh Singgih hanya terdiam. Pria dewasa itu tampak semakin gugup saat tatapan mata Dania yang tertuju kepadanya seolah melontarkan pertanyaan yang sama.

Related chapters

  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0004

    “Aku belum menikah,” jawab Sangga dengan datar. Dania dan Singgih terkejut dengan jawaban dari Sangga. Pria yang terlihat tampan dan juga sudah mapan itu ternyata belum menikah di usianya yang sudah tidak muda lagi. “Seingatku kau sepantaran dengan Rania. Bukankah waktu itu kalian wisuda bersama?”

    Last Updated : 2023-07-31
  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0005

    Sangga terlihat sedang sibuk di depan laptopnya. Sebenarnya pria berusia kepala empat itu sedang terdiam dengan pikiran yang melanglang buana. Tangan kirinya mengusap lembut pipi yang mendapat kecupan dari Dania, sedangkan tangan kanannya memegang selembar foto lawas. Foto sepasang remaja berseragam

    Last Updated : 2023-07-31
  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0006

    Dengan langkah tegap penuh wibawa Sangga mendekat ke tempat Dania berada. Tepat di hadapan Dion, tanpa rasa sungkan Sangga mendaratkan ciuman di pelipis Dania, seolah memamerkan keromantisan mereka. Dania memejamkan mata, tangannya memegang erat tepian jas Sangga. Maksud hati untuk menutupi rasa gu

    Last Updated : 2023-08-02
  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0007

    “Papa!” teriak Reisa kala harus menyaksikan telapak tangan Ari mendarat di pipi Dion. Reisa segera menghampiri kekasihnya itu untuk mengetahui keadaannya. Dion bergeming dengan tatapan nanar. Bukan hanya pipinya yang panas setelah menerima tamparan dari Ari, tetapi juga hatinya karena merasa harga

    Last Updated : 2023-08-03
  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0008

    Dania tidak menduga, setelah kepergian Sangga dia akan mendapat cacian dan hinaan yang begitu menyakitkan. Dengan kejam Reisa memutar balik fakta seolah Dania yang selingkuh. Tidak hanya itu, Ina pun menuduh Dania menjadi sugar baby. “Kau hamil?” tanya Ina dengan tatapan yang merendahkan. “Itu seba

    Last Updated : 2023-08-04
  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0009

    “Nanti malam, Om Sangga akan datang untuk membicarakan tanggal pernikahan kami,” ucap Dania di hadapan Ari dan Ina dengan penuh kehati-hatian, setelah memastikan semua telah selesai menikmati makan pagi bersama. Ucapan Dania benar-benar terasa menghancurkan suasana pagi yang cerah di rumah keluarga

    Last Updated : 2023-08-04
  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0010

    Tanggal pernikahan sudah ditentukan, Dania dan Sangga mulai sibuk dengan berbagai urusan. Mulai dari urusan administrasi dan surat menyurat, hingga persiapan resepsi pernikahan dari gedung, catering, gaun, jas, dan juga undangan. Meskipun sudah menggunakan wedding organizer tetapi ada beberapa hal m

    Last Updated : 2023-08-05
  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0011

    Singgih meraih undangan yang berada di meja kerjanya. Betapa terkejutnya pria yang berprofesi sebagai pengacara itu saat membaca nama kedua calon pengantin yang tersemat di sana. “Apa ini? Benar-benar tidak pantas, bujang lapuk itu tidak sadar siapa dirinya, dia lebih pantas menjadi bapaknya daripa

    Last Updated : 2023-08-05

Latest chapter

  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0298

    Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani

  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0297

    Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."

  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0296

    Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah

  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0295

    Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar

  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0294

    Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be

  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0293

    Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman

  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0292

    Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di

  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0291

    “Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R

  • Menjadi Istri Dadakan Om Pewaris Tampan   Bab 0290

    Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany

DMCA.com Protection Status