Saat hari masih pagi, seorang kurir dari jasa paket sudah tiba di rumah Ari. Sebuah paket yang ditujukan untuk Dania telah tiba dan diterima dengan baik. “Apa itu? Dari siapa?” Reisa yang tidak bisa menutupi rasa penasarannya melontarkan pertanyaan bertubi-tubi. Tidak langsung menjawab, Dania yang
“Aku belum menikah,” jawab Sangga dengan datar. Dania dan Singgih terkejut dengan jawaban dari Sangga. Pria yang terlihat tampan dan juga sudah mapan itu ternyata belum menikah di usianya yang sudah tidak muda lagi. “Seingatku kau sepantaran dengan Rania. Bukankah waktu itu kalian wisuda bersama?”
Sangga terlihat sedang sibuk di depan laptopnya. Sebenarnya pria berusia kepala empat itu sedang terdiam dengan pikiran yang melanglang buana. Tangan kirinya mengusap lembut pipi yang mendapat kecupan dari Dania, sedangkan tangan kanannya memegang selembar foto lawas. Foto sepasang remaja berseragam
Dengan langkah tegap penuh wibawa Sangga mendekat ke tempat Dania berada. Tepat di hadapan Dion, tanpa rasa sungkan Sangga mendaratkan ciuman di pelipis Dania, seolah memamerkan keromantisan mereka. Dania memejamkan mata, tangannya memegang erat tepian jas Sangga. Maksud hati untuk menutupi rasa gu
“Papa!” teriak Reisa kala harus menyaksikan telapak tangan Ari mendarat di pipi Dion. Reisa segera menghampiri kekasihnya itu untuk mengetahui keadaannya. Dion bergeming dengan tatapan nanar. Bukan hanya pipinya yang panas setelah menerima tamparan dari Ari, tetapi juga hatinya karena merasa harga
Dania tidak menduga, setelah kepergian Sangga dia akan mendapat cacian dan hinaan yang begitu menyakitkan. Dengan kejam Reisa memutar balik fakta seolah Dania yang selingkuh. Tidak hanya itu, Ina pun menuduh Dania menjadi sugar baby. “Kau hamil?” tanya Ina dengan tatapan yang merendahkan. “Itu seba
“Nanti malam, Om Sangga akan datang untuk membicarakan tanggal pernikahan kami,” ucap Dania di hadapan Ari dan Ina dengan penuh kehati-hatian, setelah memastikan semua telah selesai menikmati makan pagi bersama. Ucapan Dania benar-benar terasa menghancurkan suasana pagi yang cerah di rumah keluarga
Tanggal pernikahan sudah ditentukan, Dania dan Sangga mulai sibuk dengan berbagai urusan. Mulai dari urusan administrasi dan surat menyurat, hingga persiapan resepsi pernikahan dari gedung, catering, gaun, jas, dan juga undangan. Meskipun sudah menggunakan wedding organizer tetapi ada beberapa hal m
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany