Setelah semua orang pergi, Mike dan Mika mendatangi Fay di kamarnya.“Pergi kalian! Dasar penjilat.” Fay melempari anak-anak dengan bantal. Dia masih kesal dengan ucapan Mika yang ikut menyalahkannya setelah kejadian dengan Gina Treyvon.“Mommy, berhentilah marah-marah. Kami ke sini ingin memberitahumu sesuatu.” Mike memanjat naik ke ranjang dan duduk di pinggirannya.Mika mengikuti kakaknya, tapi lebih memilih duduk di sebelah Fay yang bersandar di kepala ranjang.“Aku tidak tertarik.” Fay menarik selimut hingga kepala lalu memejamkan mata. Tingkahnya seperti anak kecil yang sedang merajuk. Pikirannya masih belum tenang meski sebelum pulang, nyonya Goldwin sempat mengatakan padanya kalau dia mempercayai Fay. Sedangkan Cade tidak mengatakan apa pun. Tapi tentu saja dia akan mendukung pacarnya itu. Teringat lelaki itu membuat Fay makin kesal.Sebenarnya itu belum terlalu jelas. Gina dan Cade telah lama putus. Fay juga tidak melihat kalau mereka sudah berdamai. Cade jelas membuat jara
“Kalau kau memang mengkhawatirkan anak-anak, kenapa kau tidak ikut dengan mereka saja?” ujar Callie saat mereka sudah berada di dalam taksi. “Tidak perlu membuntuti seperti ini.”“Aku harus mengawasi mereka dari kejauhan. Jadi si gadis hantu tidak akan mengira kalau seseorang memperhatikannya bila dia mencoba melakukan sebuah trik lagi. Tuan, bisakah lebih cepat lagi? Ikuti mobil hitam di depan sana!” Fay menepuk sandaran supir menyuruhnya bergegas mengejar.Callie yang duduk di sebelah memutar bola matanya. “Mereka tidak sedang diculik. Kau tidak perlu bertingkah seakan ada sebuah penculikan. Kita bisa menemukan mereka di taman hiburan.”Sang supir melirik lewat kaca spion pada dua penumpang. Terutama gadis di belakangnya yang tadi menyuruh mempercepat laju mobil. Dia sempat merasa bahwa telah terjadi sebuah kejahatan.Fay berpikir sebentar. Seperti baru sadar, dia menarik punggung ke sandaran. “Kau ternyata cukup pintar,” ujarnya seraya menyenggol Callie.Callie tidak mengerti standa
Saat Gina dan Cade masing-masing menghadapi sebuah mesin capit dengan satu anak berdiri di sisi mereka, tak satu pun yang terlihat antusias. Jika dulu Cade terprovokasi dengan penampilan Fay saat bermain, kali ini dia dengan malas menggerakkan tuas pengendali. Bahkan satu tangannya tak sekali pun dikeluarkan dari saku celana. Mike di sebelahnya cemberut saat ayahnya berkali-kali gagal mendapatkan boneka dari dalam sana.Di sisi lain, ketenangan Gina sudah tidak bisa lagi dikendalikan. Kegagalannya setiap kali mencoba meraih boneka dengan pencapit yang bergerak di dalam sana membuatnya menggertakkan gigi berkali-kali. Dan Mika yang beberapa kali menyebut kepandaian Fay dalam memenangkan hadiah membuat gadis itu menggebrak mesin capit di depannya.Brak! Suara itu tidak membuat Mika terkejut. Tapi hal itu membuat Cade dan Mike yang berdiri di sisi lain menoleh. Gina biasanya anggun dan menawan, saat ini penampilannya terlihat menyedihkan. “Cade, karena kau juga tidak berhasil memenangka
“Apa yang sedang kau lakukan?” Cade merasa kepalanya tiba-tiba sakit menyaksikan kekacauan itu.Fay menyerupai hantu putih. Tepung menutupi rambut dan wajahnya. Tadi saat dia mencoba memungut sesuatu dari lantai, tangannya menyenggol wadah berisi tepung hingga jatuh menimpa kepalanya. “Aku sedang menyiapkan sarapan.” Fay menyeka tepung di wajah dan berusaha menyingkirkan yang lainnya dari rambutnya. Penampilannya benar-benar kacau. Tapi dia masih bisa tersenyum.“Kau yakin tidak akan meledakkan dapurnya?” ujar Cade menyindir.Fay perlu waktu beberapa detik untuk mencerna ucapan Cade. Sebuah seringai kecil kemudian muncul di wajahnya.“Jangan khawatir, Tuan Goldwin. Ini memang sedikit kacau. Tapi aku yakin, setelah mencicipi pancake yang aku buat, kau pasti akan melupakan kekacauan ini.”Cade tidak tahu harus mengatakan apa. Gadis ini memiliki penyakit narsis yang parah. Saat itu dua kepala muncul dari balik pintu. Mereka melihat ke dalam dan mengira Fay dan Cade baru saja berkelahi
Cade berbalik dan menemukan Gina yang sedang menatap ke arah lantai dengan pandangan tidak percaya. Wajah gadis itu merah padam karena marah.“Ada apa?” Cade mendekat.Lantai di dekat kursi Mike digenangi cairan lengket.“Maaf, Nona Treyvon. Aku tidak sengaja.” Mike berujar santai. Ekspresinya menunjukkan penyesalan palsu. Ada seringai yang tersembunyi di sudut mulut anak itu.Gina menggeleng pelan berkali-kali. “Tidak,” ujarnya sambil menatap anak laki-laki itu. “Kau sengaja, Mike. Kau sengaja menumpahkannya. Aku melihatnya sendiri.”Dia ingin sekali membunuh anak ini.Mike tidak membantahnya. Dia hanya menggerakkan pundak kecilnya dengan acuh.“Apa maksudmu, Mike? Kenapa kau menumpahkannya?” Gina mengejar ketidakpedulian anak itu. Cairan telur menjadi sangat menjijikkan saat berada di lantai. Anak itu sepertinya ingin dia membersihkan lantai lagi hari ini.“Gina, berhenti bicara sembarangan. Mike bilang tidak sengaja dan dia sudah minta maaf.” Cade berkata dengan nada dingin.Gina m
“Tidak mungkin. Aku sudah merencanakan semuanya dengan hati-hati. Cade tidak mungkin tahu.” Gina baru mengetahui kegagalan rencananya mengirim sahabatnya ke ranjang Cade Goldwin setelah berada di luar negeri. Dia ingin membuat Cade seakan telah berselingkuh. Jadi, dia punya alasan untuk pergi. Nyatanya malam itu Cade tidak tidur dengan sahabatnya.“Aku selalu bertanya, bagaimana kau bisa punya rencana gila itu. Apa kurangnya tuan Goldwin? Kau masih mengejar saudara angkatmu ke luar negeri—““Aku harus berdamai dengan Kurt. Dia tidak boleh membenciku.” Kurt adalah kartu emasnya. Dia adalah pemimpin masa depan dalam bisnis keluarga Treyvon. Gina pikir saudara angkatnya menyukainya dan memutuskan pergi karena adik perempuannya jatuh cinta dengan lelaki lain. Gina tidak mau kehilangan kasih sayang Kurt. Cade saat itu lebih mudah dikendalikan. Jadi dia memutuskan pergi untuk membujuk Kurt. Suatu hari dia akan kembali ke Axton dan memenangkan lagi hati Cade.Dia hanya tak mengira jika ma
Satu-satunya yang harus dilakukan anak-anak adalah menelepon ayah mereka.“Daddy, bisakah kau pulang lebih cepat? Mommy sepertinya akan memasak untuk makan malam. Kau harus melakukan sesuatu untuk mencegahnya. Kami khawatir dia akan meledakkan dapurnya kali ini.” Mike bicara di telepon.Mika memperhatikan kakaknya dengan tidak sabar. Ayah mereka harus pulang secepat mungkin.Cade sedikit pusing. Ada banyak hal yang harus dia tangani di perusahaan. Dia tidak bisa pulang buru-buru. Tapi memang Fay Willmer tidak pernah membuatnya bisa tenang. “Sebentar lagi aku pulang.” Pada akhirnya Cade harus melepaskan semua pekerjaannya. Fay benar satu hal, dia tidak akan bangkrut jika memberikan sedikit waktunya untuk anak-anak.Terdengar helaan napas lega di bagian lain sambungan. Meski daddy kadang juga tidak berdaya menghadapi mommy, setidaknya mereka tidak sendiri.Begitu Cade tiba di apartemen, anak-anak langsung mendorongnya ke dapur. Saat itu Fay terlihat mulai menggelar isi kantong belanjaa
“Sepertinya tidak ada yang parah.” Cade berjalan mendekat ke sisi tempat tidur. “Kau terlihat cukup bersemangat.”Dia bermaksud menyindir Fay. Kalimat demi kalimat gadis itu tidak menunjukkan kalau dia baru saja ditabrak sebuah mobil. Lebih kepada seseorang yang baru bangun tidur dan terus mengigau.Fay tidak cukup tersinggung. “Aku baik-baik saja. Tidak ada yang akan bisa membunuhku. Kau bisa katakan itu pada pacarmu.” Dia berujar penuh permusuhan.Di suatu saat Fay menyebut Gina sebagai mantan kekasih Cade Goldwin. Saat lainnya dia dengan sengaja menyebut gadis itu sebagai pacar lelaki itu.“Jangan asal menuduh. Belum ada bukti yang mengarah ke sana—““Aku tidak perlu bukti untuk mengetahuinya. Di dunia ini hanya Gina Treyvon yang benci setengah mati padaku.” Fay menyela cepat.Cade menyipitkan matanya. “Kenapa dia harus membencimu?”“Tuan Golwin, jangan pura-pura bodoh. Jelas sekali dia datang untuk berbaikan denganmu. Sialnya, kau memiliki putera dan puteri serta pengasuh cantik y