Home / Rumah Tangga / Menjadi Ibu Untuk Anakku / 74a. Beban Yang Sedikit Terngkat

Share

74a. Beban Yang Sedikit Terngkat

last update Last Updated: 2023-07-01 08:27:50

Megan terbangun dengan sentuhan seringan bulu yang menyentuh sepanjang garis di punggungnya. Ia mengerang pelan, tak bisa menahan senyum tersungging di kedua ujung bibirnya. Merasakan sentuhan Mikail dan setiap sentuhan yang diberikan pria itu tadi malam.

Semuanya terasa begitu melegakan. Beban di dadanya terasa diangkat dan terasa begitu ringan hingga rasanya seperti tubuhnya melahyang di awan saking ringannya.

Mikail menyentuhnya dengan lembut. Memuja setiap inci tubuhnya dan setiap sentuhan pria itu mengungkapkan perasaan cinta pria itu yang begitu mendalam.

‘Aku mencintaimu, Megan. Selalu.’ Samar-samar kalimat itu membelai telinganya. Megan tak yakin apakah Mikail benar-benar mengucapkan kalimat itu tepat sebelum matanya terpejam. Di antara kesadaran dan mimpinya. Tak yakin apakah itu fakta atau sebuah mimpi indah, yang Megan yakin. Ia ingin kalimat itu menjadi sebuah kenyataan.

Tubuh Mikail bergeser ke depan, menyelipkan tangannya ke balik selimut dan melingkarkan lengannya d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   74b. Beban Yang Sedikit Terangkat

    Mikail terdiam. Kontrasepsi? Apakah Megan ingin melakukan program pencegahan kehamilan? Dan seketika Mikail bisa memahami ketakutan dan ketidak siapan Megan untuk yang satu ini. Mungkin Megan sudah siap membiarkan dirinya menyentuh tubuh wanita itu. Tetapi kehamilan adalah hal yang berbeda. Wanita itu takut mereka menghadapi kehamilan tersebut dengan kekacauan. Walaupun sekarang ia lebih dari siap untuk memberi Kiano adik dan betapa tak sabarnya ia ingin mengikat Megan lebih kuat lagi. Mereka memeng perlu melangkah dengan perlahan. Ia harus melamban dan menunggu kesiapan Megan. “A-aku bukannya tak ingin memiliki anak denganmu lagi.” Megan buru-buru menjelaskan. Takut jika Mikail tersinggung dan berpikir ia tak ingin memiliki anak dengan pria itu lagi. “Aku … aku hanya …” “Ya, tentu saja.” Jawaban lembut Mikail menyela kegugupan Megan. Kedua tangannya terangkat dan merangkum wajah wanita itu dengan senyuman penuh kasih sayang. “B-benarkah?” “Ya.” Megan mendapatkan napasnya kembal

    Last Updated : 2023-07-01
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   75. Bukan Istri Yang Mudah Disingkirkan

    “Ya.” Megan mengangguk, menyamarkan kedipan matanya dengan anggukan singkatnya. “A-aku memiliki sedikit urusan di sana.” Ia bersyukur suaranya keluar tanpa getaran sedikit pun. Mikail terdiam. Tetapi kemudian teringat kalau Megan sedang menjalani pengobatan trauma wanita itu. Ia pun mengangguk. “Kenapa kau tidak membawa sopir?” Megan terdiam, bernapas dengan lega karena Mikail tak bertanya lebih tentang urusannya. “Aku hanya ingin sendiri. Rasanya aku tak memiliki banyak pekerjaan setelah berhenti dari pekerjaan lamaku.” Mikail manggut-manggut. “Kalau begitu pastikan kau menyetir dengan hati-hati, Megan.” Megan pun mengangguk. Sekali lagi bernapas dengan lega meski ia merasa bersalah karena berbohong tentang kepergiannya dengan Nicholas. Yang ia tahu pria itu tak akan menyukai pertemuannya dan Nicholas yang diam-diam seperti ini. Alicia tentu saja dikecewakan dengan jawaban Mikail. Bibirnya menipis tajam dan cengkeraman tangannya di sendoknya semakin menguat. Tentu saja ia tak ak

    Last Updated : 2023-07-02
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   76. Kelicikan Yang Tersia

    Sampai di rumah sakit, Mikail mengantar Alicia lebih dulu ke ruangan dokter. Janin wanita itu baik-baik saja. Menginjak usia enam bulan dan semua berkembang dengan baik. “Ah ya, tuan Marcel menghubungi saya dua hari yang lalu.” Mikail dan Alicia seketika terdiam, keduanya saling bertatapan dan kemudian kembali menatap sang dokter. “Ya, Dok.” Alicia mengangguk. “Beliau berpesan ingin melakukan tes DNA dengan janin dalam kandungan Anda. Beliau bertanya-tanya apakah sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukannya.” Sekali lagi Alicia mengangguk. “Ya, kami memerlukannya. Apakah itu memungkinkan?” Dokter tersebut mengangguk. “Anda harus menjalani beberapa tes lebih dulu. Saya akan mulai mempersiapkannya.” “Ya, lakukan saja, Dok.” Dokter pun kembali menjelaskan tentang keadaan janin Alicia, menanyakan keluhan-keluhan, dan meresepkan vitamin ibu hamil. Setelah selesai, keduanya pun keluar bersama. “Kau yakin akan melakukannya?” Alicia mengangguk. “Aku sudah bicara dengannya. Da

    Last Updated : 2023-07-02
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   77. Hasil Test DNA

    “Kau datang?” Suara Alicia menyambut kedatangan Megan yang baru saja menyeberangi ruang tamu dan hendak naik ke lantai dua. Wajah Megan berputar, menemukan Alicia yang keluar dari kamar wanita itu dan berjalan mendekat. Senyum wanita itu benar-benar licik. Membuat Megan semakin muak. “Ya, ini rumah suamiku.” Megan menekan kata suamiku dengan sejelas mungkin. Tak peduli jika terdengar berlebihan. “Rumahku. Aku bisa datang dan pergi sesukaku. Tanpa perlu meminta ijin padamu, kan?” Alicia mendengus. “Seperti yang kau lakukan pada hidup Mikail dan Kiano, begitu?” Raut Megan membeku, kedua tangannya segera terkepal. Senyum licik Alicia benar-benar membuatnya mual. Tetapi ia segera menekan gelombang kemarahan yang datang karena kalimat itu. Ia tahu ini yang diinginkan oleh Alicia. Wanita itu sengaja menggunakan kelemahan itu untuk mengusiknya. Dan ia tak akan memberikan keinginan wanita itu dengan mudah. Kepalan tangan Megan perlahan melonggar. “Tutup saja mulutmu, Alicia. Kau tak tahu a

    Last Updated : 2023-07-04
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   78. Darah Dagingku

    Mikail masih membeku. Jadi adiknya itu juga memberikan hasil tes DNA yang asli kepada Megan. Tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang diletakkan Marcel di meja. Sejenak ia mencerna kalimat Marcel yang mencemooh kepercayaan Megan padanya, kemudian pandangannya bergerah ke wajah Marcel. “Aku tak tahu apa yang kau katakan, Marcel.” Mikail nyaris tak menggerakkan bibirnya. “Oh ayolah, Mikail. Kau tahu hasil yang kau berikan pada Megan adalah sebuah kebohongan. Dan kau mungkin bisa membodohi Megan, tapi denganku? Kau tahu itu adalah sebuah kekonyolan.” Mikail terdiam. “Sejak kau tahu Kiano bukan darah dagingmu, kau tahu dengan pasti milik siapa anak itu. Ya, Mikail tahu itu. Ia sendiri dibuat terkejut dengan hasil tes tersebut yang meruntuhkan segala kepercayaan dirinya sendiri. Mikail tak mengatakan apa pun. Saat ia mengetahui hasil tes sampel miliknya dan Kiano yang tidak cocok, ia sudah tahu kalau Kiano adalah darah daging Marcel. Fakta itu menamparnya keras-keras. Semua bena

    Last Updated : 2023-07-04
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   79. Jadikan Selingkuhanmu

    Begitu mobil Megan memasuki area parkir di halaman depan restoran yang dikirim Nicholas, pandangan wanita itu langsung menemukan keberadaan pria itu di teras restoran. Berdiri menunggu dengan kruk yang terselip di ketiak. Pria itu tentu saja mencuri perhatian beberapa pengunjung restoran, yang sebagian besar berbisik-bisik setelah menatap Nicholas, dan lebih banyak yang menatap kagum ketampanan pria itu. Rasanya tak ada tempat bagi Nicholas selain menjadi pusat perhatian. Megan turun dan menghampiri Nicholas dengan langkah yang tidak terlalu tergesa juga tidak melambat. “Kenapa kau tidak menunggu di dalam, Nicholas?” Nicholas tersenyum. “Aku hanya ingin melihatmu datang.” Megan memilih tak menanggapi. “Kita masuk sekarang?” Megan mengangguk singkat. Nicholas memiringkan tubuhnya dan mempersilahkan Megan dengan salah satu lengannya. Megan berjalan lebih dulu. Saat wanita itu melintasinya, tiba-tiba senyum Nicholas membeku. Keningnya berkerut akan aroma tubuh Megan yang tidak sep

    Last Updated : 2023-07-05
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   80. Marcel Menyelamatkan Kiano

    Marcel menarik tubuhnya ke belakang, menjauh dari tubuh Megan yang masih menempel di pintu mobil. Wanita itu tetap membeku selama beberapa saat. Megan masih tenggelam dalam ketercengangannya ketika telapak tangannya yang terlunglai diambil oleh Marcel dan meletakkan kunci mobil di telapak tangannya. Tangan Marcel bergerak menyentuh helaian rambut Megan, tetapi wanita itu beringsut menjauh. Membuat tangan Marcel melayang di samping wajah Megan. Marcel tersenyum miris, kemudian berkata, “Pulanglah.” Megan tak mengatakan apa pun. Marcel berjalan meninggalkannya. Menuju mobil pria itu yang terparkir tak jauh dari mobilnya. Melaju menuju jalanan. Butuh waktu lebih dari lima menit bagi Megan untuk menelaah apa yang baru saja terjadi dan masuk ke dalam mobil. Duduk di balik kemudi dan mulai meninggalkan halaman restoran. Sepanjang perjalanan, Megan tak berhenti memikirkan kata-kata Marcel yang bahkan lebih memengaruhinya ketimbang perbuatan berengsek pria itu di masa lalu. Megan menggel

    Last Updated : 2023-07-05
  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   81. Bukan Kecelakaan

    Mikail membungkuk, mengambil Kiano dalam pelukan Megan dan menggendongnya. “Apa kau baik-baik saja?” Mikail memeriksa seluruh tubuh Kiano dengan seksama. Melepaskan pelampung yang kempes dari kedua lengan putranya dan melemparnya ke lantai. Kiano mengangguk pelan, kemudian menoleh ke arah Megan yang masih bersimpuh di pinggiran kolam. Menahan genangan air mata yang memanas di kedua kelopak matanya. “Mama?” Mikail menatap tajam ke arah Megan, pandangan keduanya bertemu dan kemurkaan di wajah Mikail benar-benar tak tertahankan. Kemudian pria itu membawa Kiano masuk ke dalam rumah dan berteriak pada pelayan untuk menghubungi dokter dengan segera. Megan menggigit bibir bagian dalamnya, air matanya kembali menggenang. Ia benar-benar tak berani menatap kekecewaan di mata Mikail untuknya. Bangkit berdiri, Megan hendak menyusul Mikail ke dalam. Memastikan putranya masih baik-baik saja. “Megan?” Marcel menahan pundak Megan. Pandangannya turun ke bawah dan ia berjongkok di depan kaki wanit

    Last Updated : 2023-07-06

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   5. Little Extra Megan Dan Marcel

    Mikail dan Kiano masih menunggu baby Kylie di ruang bayi setelah mengantarkan Megan ke ruang perawatan. Memastikan sang istri untuk istirahat sebelum pergi, tetapi Megan tak bisa tidur. Pun dengan rasa lelah dan letih yang masih membuatnya lemah dan berbaring di tempat tidur. Perutnya terasa lapar setelah semua tenaga yang ia kerahkan saat persalinan. Suara pintu diketuk, Megan menoleh. Sepertinya perawat yang disuruh Mikail untuk membawakannya makanan untuknya. Tetapi wajahnya berubah masam ketika bukan perawat yang muncul, melainkan Marcel. Satu tangan membawa nampan berisi makanan dan satu tangannya disembunyikan di belakang. Membuat Megan berkerut kening akan sikap aneh pria itu. “Kenapa kau di sini, Marcel?” tanya Megan dengan nada tak bersahabat seperti biasa. Marcel tak menjawab, pria itu meletakkan nampan di nakas. “Aku tahu kau tak akan suka jika aku menyuapimu, kan?” Megan hanya mendengus tipis. Tentu saja ia akan menunggu Mikail. Dan ia langsung mengambil ponsel untuk

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   4. Extra Megan Dan Mikail

    Delapan bulan kemudian … Megan memuntahkan seluruh isi perutnya di lubang toilet dengan hentakan yang kuat dari dalam perutnya. Membungkuk dengan kedua tangan bersandar di dinding karena perutnya yang besar membuatnya kesulitan berjongkok. “Kau muntah lagi?” Marcel muncul dari balik pintu yang tak sempat Megan tutup ketika bergegas masuk ke kamar mandi. Berdiri di belakang Megan sembari menggosok pelan punggung wanita itu. Megan yang sudah lemas, tak punya kekuatan untuk menolak perhatian Marcel, apalagi untuk memanggil Mikail yang masih belum turun ke lantai satu. Kedua kakinya melemah dan jatuh bersandar ke tubuh Marcel, sesi muntahan itu akhirnya berhenti dan Marcel mendudukkan Megan di lubang toilet. “Lepaskan dia, Marcel.” Mikail muncul di ambang pintu. Menghampiri Megan dan menarik lengan sang adik untuk menjauh dari istrinya. Marcel hanya mengedikkan bahu dan menuruti keinginan sang kakak meski tidak meninggalkan kamar mandi. Ia mengamati Mikail yang mengambil beberapa lem

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   3. Extra Jelita Dan Nicholas

    Jelita menurunkan ponselnya dari telinga dengan helaan napas yang lolos dari kedua lubang hidung dan bibirnya. Matanya terpejam dengan telapak tangan yang menyentuh perutnya yang masih rata. Pernikahan? Ia tak bisa menolak Nicholas yang ingin menikahinya. Terutama setelah pria itu tahu saat ini dirinya tengah hamil. Ya, seminggu yang lalu. Tiba-tiba ia pingsan di tempat pemotretan Nicholas, pria itu membawanya ke rumah sakit. Dan saat ia terbangun dari pingsannya, pria itu sudah menyelipkan cincin di jari manisnya dengan omong kosong tentang pernikahan. “Apa-apaan ini, Nicholas?” Jelita berusaha melepaskan cincin tersebut dari jari manisnya tetapi ditahan oleh Nicholas. “Menikah? Apa kau kehilangan kewarasanmu? Apa kepalamu baru saja dilempar kamera? Atau kejatuhan lampu?” rentetnya dengan kesal. Bukankah ia yang jatuh pingsan, kenapa malah Nicholas yang kehilangan otaknya. Nicholas hanya menarik seulas senyum sebagai jawaban. “Kita harus menikah. Kita membutuhkan pernikahan ini.”

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   2. Extra Kiano Dan Marcel 2

    Sepanjang perjalanan, Megan sengaja membisu. Matanya terpejam, menahan tangisan kekecewaan dan perasaannya yang campur aduk. Semua ingatan buruknya naik ke permukaan. Keberengsekan Marcel, kehamilannya, pertengkarannya dan Mikail, lalu perceraian mereka. Semua memenuhi benaknya, menekan dadanya. Setelah semua ini, kenapa kenyataan ini harus naik ke permukaan. Menamparnya dengan keras.Setelah setengah jam kemudian, Mikail menghentikan mobil tepat di teras rumah. Belum sempat mematikan mesin mobilnya, Megan sudah membuka pintu mobil. “Tunggu, Megan.” Tangan Mikail tak sempat menangkap tangan Megan yang sudah melompat turun. “Kau harus hati-hati. Kakimu …” Mikail pun menyusul melompat turun dari dalam mobil.Mikail semakin dibuat kebingungan oleh perubahan sikap Megan. Ia setengah berlari mengejar dan berhasil menangkap pergelangan tangan wanita itu di tengah ruang tamu. “Apa yang terjadi, Megan? Kenapa denganmu?”Megan menatap wajah Mikail dengan penuh kekecewaan, tetapi bibirnya tetap

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   1. Extra Kiano Dan Marcel

    Satu bulan kemudian … Setelah satu bulan. Dengan diantar Mikail, akhirnya hari ini Megan kembali ke rumah sakit untuk melepaskan gips di kaki kanannya. Retakan di tulang kaki Megan sudah sembuh, meski harus tetap hati-hati dan menggunakan peyangga demi melatih kaki yang sudah lama tidak digunakan untuk jalan. Sekarang keduanya berada di lift, hendak turun ke lantai basement dan kembali pulang. Megan duduk di kursi roda, meski sudah bersikeras akan berjalan kaki dengan peyangga saja, Mikail malah mendudukkan pantatnya di sana. Mendorong kursi roda dan membungkam protes Megan dengan tegas. “Jam berapa sekarang?” “Dua.” “Kiano sudah pulang?” “Ya, Marcel sudah menjemputnya, dia baru saja sampai di sekolahnya Kiano.” Megan mendesah kesal. Selama satu bulan penuh dan karena kakinya yang butuh perawatan khusus, Mikail menyerahkan semua tentang Kiano pada Marcel. Ya, Megan masih belum sepenuhnya menerima sikap baik Marcel meski pria itu selalu memperlakukannya dengan baik. Seperti yang

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   100. Akhir Untuk Alicia

    Mikail membeku dalam ketercengangannya, kehilangan kata-kata ketika menemukan perut Alicia yang membesar hanyalah sebuah perut palsu yang dililit di pinggang. Sekilas tampak seperti nyata, tapi … itu terbuat dari bantalan kain yang menyerupai perut asli. Bahkan memiliki pusar di tengahnya. Cukup lama bagi Mikail untuk mencerna apa yang disaksikannya saat ini, dalam kebingungannya ia berusaha menemukan pijakannya. Alicia membelalak, terkesiap dengan keras dan wajahnya tertunduk menatap perut palsunya yang sekarang terekspos di hadapan Mikail. Kebohongannya terbongkar, dilucuti habis-habisan tak hanya oleh Mikail, tetapi juga oleh Marcel. Tidak, kebohongannya yang sudah ia bangun mati-matian, tidak bisa terbongkar semudah ini. “M-mi …” bibirnya bergetar hebat, bahkan hanya untuk memanggil nama Mikail. Ia bahkan belum sepenuhnya menyadari apa yang terjadi, tetapi kembali dipatahkan oleh kalimat Marcel. “Dia benar-benar menipumu mentah-mentah, Mikail. Aku sudah mengatakan padamu, kan.

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   99. Terbongkar

    Alicia tak berhenti berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, kedua tangannya saling meremas dengan gugup. Ia sudah membereskan CCTV, bukti kebusukannya. Tapi masih ada satu bukti yang akan memberatkannya. Bukti yang masih hidup itu harus ia lenyapkan. Janji Alicia pada dirinya sendiri. Kedua tangannya mengepal dengan kuat oleh kegugupan yang tak berhenti menghantui benaknya. Wanita itu mengambil ponselnya, sudah hampir tengah malam. Tapi ia jelas tak bisa tidur dengan semua kegelisahan ini. Tidak, malam ini adalah kesempatannya. Ia harus menutup mulut Megan sebelum wanita itu membuka mulut. Alicia memasukkan ponselnya ke dalam tas dan berjalan keluar kamar. Membangunkan sopir untuk membawanya ke rumah sakit sambil memegang perut dan berpura kesakitan. Sopir pun bergegas membawa Alicia ke rumah sakit. Baru saja penjaga keamanan menutup pintu gerbang setelah mobil Alicia pergi, penjaga keamanan itu kembali membukakan pintu gerbang untuk Marcel. Sesampai di rumah sakit, Alicia turun

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   98. Kepalsuan

    Akan tetapi, seringai itu hanya bertahan satu detik di ujung bibirnya. Ketika suara langkah kaki yang bergema dari lantai bawah memucatkan seluruh permukaan wajahnya. Dan dari atas ia bisa melihat Marcel yang tercengang menemukan tubuh Megan yang tersungkur di lantai. “Megan?!” Marcel melompat ke arah tubuh Megan yang tergeletak di lantai, tak bergerak dengan kepala yang berdarah. Pria itu terduduk di lantai, membawa kepala Megan dalam pangkuannya. Telapak tangannya menepuk pelan pipi Megan, berusaha menyadarkan wanita itu. “Ada apa ini? Megan?” Mikail muncul, tak kalah tercengangnya dengan Marcel dan ikut duduk di lantai memeriksa keadaan Megan. Marcel mendongak, tatapannya menajam ke ujung tangga. “Alicia?” Sekali lagi Mikail dikejutkan dengan Alicia yang juga tak sadarkan diri di tengah anak tangga. “Aku harus membawanya ke rumah sakit.” Marcel menyelipkan kedua lengannya di balik punggung dan lutut Megan. Menggendong tubuh Megan dan bergegas membawanya keluar. Mikail ingin m

  • Menjadi Ibu Untuk Anakku   97. Kebusukan Alicia

    Hari ini, Megan harus berhasil. Janji Megan pada dirinya sendiri yang tengah berdiri di depan cermin. Kedua tangannya saling meremas, memberikan dukungan dan semangat untuk dirinya sendiri. Setelah Mikail berangkat kerja dan ia mengantar Kiano ke sekolah, Megan menghabiskan waktu di lantai satu untuk mengintai kegiatan Alicia. Wanita itu hanya keluar untuk makan pagi, dengan memasang raut pucat yang ditampakkan semenyedihkan mungkin. Mikail terlihat ibat, tapi untuk pertama kalinya ia merasa Marcel memihaknya karena pria itu sama sekali tak terpengaruh dengan tampilan Alicia. Pria itu seolah bisa membaca mata batin Alicia yang sesungguhnya. Jika saja sedikit kecerdasan Marcel dimiliki oleh Mikail, tapi ia sendiri tak bisa menyalahkan Mikail. Dirinyalah yang menciptakan ketakutan itu pada Mikail saat hamil Kiano. Dan rupanya itu membekas begitu dalam di hati Mikail sehingga kebaikan hati pria itu dimanfaatkan oleh wanita licik seperti Alicia. Alicia tampak tak tenang ketika di meja m

DMCA.com Protection Status