๊ณต์œ 

Tidak Mendapat Dukungan

์ž‘๊ฐ€: NHOVIE EN
last update ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ: 2024-12-30 22:25:36

Matahari sore mulai tenggelam di ufuk barat ketika Maya tiba di depan rumah orang tuanya. Ia memarkirkan mobilnya dengan asal, menandakan pikirannya sedang kacau. Rumah itu tampak megah dari luar, namun suasana di dalamnya sedang jauh dari kata harmonis.

Maya keluar dari mobil dengan langkah gontai, membetulkan tasnya yang tergantung di bahu. Belum sempat ia mengetuk pintu, sang ibu, Ami, membukanya lebih dulu.

โ€œMaya?โ€ panggil Ami dengan nada datar, meski matanya menunjukkan kekhawatiran yang coba ia sembunyikan.

โ€œMami...โ€ Maya memeluk ibunya tanpa bicara banyak. Pelukan itu lebih seperti pencarian pelampiasan emosi yang tertahan.

Ami membalas pelukan itu sejenak sebelum berkata, โ€œMasuklah. Papi ada di dalam.โ€

Di ruang tamu, Gery duduk di sofa dengan koran terlipat di pangkuannya. Ia menatap putrinya dengan tatapan yang sulit ditebakโ€”antara cemas, marah, dan kecewa.

โ€œAda apa datang ke sini sore-sore?โ€ tanya Gery, nadanya kaku.

Maya duduk di sofa berhadapan dengannya. Ami menyusul, dud
์ด ์ฑ…์„ ๊ณ„์† ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”.
QR ์ฝ”๋“œ๋ฅผ ์Šค์บ”ํ•˜์—ฌ ์•ฑ์„ ๋‹ค์šด๋กœ๋“œํ•˜์„ธ์š”
์ž ๊ธด ์ฑ•ํ„ฐ
๋Œ“๊ธ€ (13)
goodnovel comment avatar
Fatimah Azzahra
bahagianyaaa baca part ini,,,
goodnovel comment avatar
wieanton
segitu mah masih ok lah, biarpun gk ada dukungan 100% dr mereka tp setidaknya mereka gk bersikap arogan ke kamu lho may,,, klo mertua lain mungkin kamu udah habis di kata2in.
goodnovel comment avatar
wieanton
Dih ini mah pelaku playing victim cosplay jd korban, udah tau salah masih aja nyalahin Rania, bukannya introspeksi diri dan mengakui bersalah. kasal kusuk sana sini minta support ya gk bisa kan semua perbuatan ada resikonya.
๋Œ“๊ธ€ ๋ชจ๋‘ ๋ณด๊ธฐ

๊ด€๋ จ ์ฑ•ํ„ฐ

  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Kembali Terjebak

    Malam itu, Maya melangkah masuk ke rumah dengan wajah lelah dan pikiran kusut. Namun, pandangannya langsung tertuju pada sosok Bastian yang duduk di ruang tamu. Botol wine dan gelas sloki di hadapannya memberi kesan bahwa pria itu sedang menikmati malam dengan cara yang tidak biasa.Sudah cukup lama Bastian tidak menikmati minuman beralkohol dan entah kenapa, malam ini pria itu tampak sangat menikmatinya.Maya mencoba mengabaikan Bastian dan melangkah menuju tangga untuk naik ke kamarnya, namun suara tegas Bastian menghentikan langkahnya.โ€œMaya,โ€ ucap Bastian, tegas.Langkah Maya terhenti. Ia menoleh dengan wajah datar, berusaha menutupi rasa gugup yang mulai menyergap. Tatapan Bastian yang tajam menusuknya.โ€œDuduk di sini,โ€ ujar Bastian, sembari menunjuk kursi di hadapannya.Maya menghela napas panjang, namun ia melangkah mendekat dan duduk dengan enggan di kursi yang ditunjuk.Bastian menuangkan sedikit wine ke gelasnya sebelum berbicara. โ€œJadi, mau menjelaskan kenapa kamu tidak men

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2024-12-30
  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Senyum Tipis Rania

    Malam itu, ruang kerja di rumah Bastian dipenuhi keheningan. Lampu gantung yang tergantung rendah memancarkan cahaya hangat, menerangi meja kerjanya yang penuh dengan tumpukan dokumen dan laptop yang masih menyala. Bastian tengah memeriksa laporan keuangan sambil sesekali meminum kopi yang mulai dingin.Tiba-tiba, suara notifikasi ponsel memecah kesunyian. Bastian mengambil ponsel di sudut meja dan melihat nama pengirimnya, Adrian. Jantungnya berdegup lebih cepat. Adrian adalah agen rahasia yang selama ini ia percayai untuk mengawasi gerak-gerik Maya.Pesan yang diterimanya singkat, namun jelas: โ€œMaya bertemu seseorang malam ini. Saya kirimkan foto berikut detailnya.โ€Bastian membuka lampiran foto yang dikirim Adrian. Ia mengernyit. Wajah pria dalam foto itu sangat familiar. Itu adalah pria yang fotonya pernah dikirimkan oleh Rania beberapa waktu lalu. Pria yang selama ini terlihat bersama Maya.Bastian menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. Ia segera mengetik balasan. โ€œAdrian

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2024-12-30
  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Kabar Bahagia

    Pagi itu, suasana di ruang makan rumah Bastian terasa dingin seperti biasanya. Walau sinar matahari masuk melalui jendela besar, memberikan kehangatan pada ruang makan yang megah, atmosfer di antara dua orang di sana tetap beku.Bastian duduk dengan tegap di kursinya, mengenakan kemeja biru muda yang rapi. Matanya terlihat lelah, tetapi tatapannya tetap tajam. Di depannya, Maya sedang menuangkan teh ke dalam cangkirnya sendiri. Wajahnya terlihat sedikit pucat, tetapi ia berusaha menyembunyikannya dengan senyuman kecil yang terpaksa.โ€œBagaimana tidurmu, Tian?โ€ tanya Maya mencoba memulai percakapan. Suaranya terdengar lembut, penuh harap agar suasana membaik.Bastian hanya menoleh sekilas tanpa menjawab. Ia mengambil roti panggang dari piring, mengoleskan selai dengan gerakan pelan namun pasti.Maya menarik napas panjang, berusaha tetap tenang. โ€œAku sengaja bangun lebih awal hari ini untuk menyiapkan sarapan bersama Mbok Sari. Aku pikir mungkin kamu akan menyukai menu kesukaanmu.โ€Basti

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2024-12-30
  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Keputusan Boby Dan Rania

    Ruang rapat di lantai atas gedung megah milik perusahaan Bastian dipenuhi suasana formal dan sedikit tegang. Suara gemerincing alat makan dari pantry terdengar samar, tapi tidak cukup untuk mencairkan atmosfer yang kaku di ruangan itu. Bastian duduk di kursi utamanya, mengenakan setelan jas hitam yang dipadukan dengan dasi biru gelap. Sorot matanya tajam, memindai setiap wajah di ruangan dengan penuh perhitungan.Di seberangnya, Rania duduk bersama sang ayah, Boby, pengacara keluarga mereka, dan beberapa anggota timnya. Rania, seperti biasa, tampil anggun dan memikat. Gaun krem dengan potongan sederhana yang elegan membalut tubuhnya, melengkapi riasan wajah yang sempurna. Rambutnya disanggul rendah, memberi kesan profesional namun tetap feminin.Saat Bastian berbicara dengan sekretarisnya di awal pertemuan, beberapa pegawai di ruangan itu tidak bisa menahan diri untuk mencuri pandang ke arah Rania. Pesonanya seolah menciptakan medan magnet yang sulit diabaikan. Namun, Rania tetap tena

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2024-12-30
  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Malam di Restoran Mewah

    Restoran mewah di pusat Jakarta itu memancarkan aura eksklusif yang sempurna. Lampu kristal menggantung di langit-langit tinggi, memantulkan cahaya lembut ke meja-meja yang tertata rapi. Musik klasik mengalun pelan, menciptakan suasana elegan yang cocok untuk percakapan serius namun tetap intim.Di salah satu sudut restoran, Bastian sudah menunggu. Setelan jas abu-abu gelap yang ia kenakan tampak sempurna membingkai tubuhnya yang tinggi dan tegap. Kemeja putihnya bersih tanpa cela, dan dasi tipis hitam yang terikat rapi menambah kesan formal sekaligus memikat. Rambutnya yang disisir ke belakang mempertegas rahangnya yang tegas, sementara jam tangan mewah di pergelangan kirinya menjadi aksesori sederhana namun menunjukkan statusnya. Aura ketampanannya begitu mencolok hingga beberapa pelayan wanita tak bisa menahan diri untuk mencuri pandang.Saat pintu restoran terbuka, Bastian menoleh, dan napasnya seolah terhenti sesaat. Rania baru saja melangkah masuk. Gaun hitam elegan dengan potong

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2025-01-08
  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Membongkar Rahasia

    Malam telah larut saat Bastian akhirnya tiba di rumahnya. Udara malam yang lembap membuat suasana semakin sepi. Namun, di depan pintu, Maya sudah berdiri dengan wajah penuh amarah. Kedua lengannya bersilang di dada, sementara tatapan matanya tajam menembus Bastian yang baru saja melangkah masuk.โ€œBastian,โ€ panggilnya dingin, nyaris seperti bisikan marah.Namun, Bastian tidak menanggapi. Ia melepas jasnya dengan santai, menggantungnya di gantungan dekat pintu, lalu melangkah ke arah kamarnya di lantai satu. Langkahnya tenang, bahkan nyaris seperti mengabaikan keberadaan Maya.โ€œBastian!โ€ suara Maya meninggi. Ia melangkah cepat, meraih pergelangan tangan suaminya sebelum pria itu sempat menghilang lebih jauh. โ€œAku mau bicara!โ€Bastian berhenti, namun tidak menoleh. Dengan perlahan, ia melepaskan genggaman Maya dari lengannya. โ€œApa yang mau kau bicarakan?โ€ tanyanya datar, tanpa emosi.Maya semakin geram. โ€œJangan pura-pura bodoh. Kau tahu apa yang kumaksud.โ€โ€œAku tidak punya waktu untuk te

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2025-01-09
  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Kejujuran Bastian

    Di ruang pribadinya yang luas dan elegan, Bastian tengah asyik berbincang dengan tamu penting. Aroma kopi yang hangat menyebar di udara, bercampur dengan suara dentingan gelas dan tawa formal yang sesekali terdengar. Namun, fokus Bastian mendadak terganggu oleh getar telepon di saku jasnya. Ia mengangkat alis ketika melihat nama yang tertera di layarโ€”Papi.โ€œPermisi sebentar,โ€ ujar Bastian dengan nada sopan kepada tamunya. Ia mengangkat telepon, mencoba untuk tidak terdengar tergesa.โ€œYa, Papi?โ€ sapanya sambil berdiri dan berjalan menjauh dari meja.โ€œBastian,โ€ suara Prakas terdengar tegas dari seberang. โ€œPapi dan Mami perlu bicara denganmu, sekarang.โ€Bastian menautkan alis. Nada suara Prakas mengisyaratkan sesuatu yang serius. โ€œSekarang, Papi? Aku sedang menerima tamu penting di kantor. Mungkin bisa satu jam lagi?โ€Terdengar helaan napas berat dari Prakas sebelum menjawab. โ€œBaiklah, satu jam lagi. Tapi jangan tunda lebih lama dari itu.โ€โ€œBaik, Papi,โ€ jawab Bastian, meski pikirannya mu

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2025-01-11
  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Penyesalan Nora dan Prakas

    Malam sudah menjelang ketika Nora dan Prakas tiba di rumah mereka. Udara dingin mengiringi langkah keduanya yang berat. Meski lampu-lampu rumah menyala terang, suasana hati mereka gelap oleh kabar yang baru saja mereka terima tadi siang dari Bastian.Nora meletakkan tas tangannya di atas meja kecil di ruang tamu, lalu menghela napas panjang. โ€œPi,โ€ panggilnya pelan, menoleh pada Prakas yang duduk di sofa dengan wajah serius. โ€œApa yang kita lakukan sekarang?โ€Prakas tidak langsung menjawab. Ia menatap lurus ke depan, pikirannya melayang ke berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.โ€œPi?โ€ Nora kembali memanggil, suaranya lebih pelan.Prakas menghela napas berat sebelum akhirnya menjawab. โ€œAku tidak tahu, Mi. Jujur saja, aku tidak pernah menyangka akan menghadapi situasi seperti ini.โ€Nora duduk di samping suaminya, menatap wajah pria yang sudah menemaninya selama puluhan tahun itu. โ€œMasih jelas di ingatan kita, bagaimana dulu kita menolak Rania untuk menjadi bagian dari keluarga ini. Tapi s

    ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ : 2025-01-12

์ตœ์‹  ์ฑ•ํ„ฐ

  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Maunya Bersama

    Beberapa minggu terakhir yang ia habiskan bersama Bastian, justru membuat malam ini terasa begitu canggung bagi Rania. Ia menatap putranya yang sudah terlelap di atas ranjang besar miliknya. Rania memang enggan berpisah dengan Bintang, sebab itu ia memutuskan agar anak semata wayangnya itu tetap tidur di kamar pribadinya malam ini.Perlahan, Rania merebahkan tubuh di samping sang buah hati. Ia mencoba memejamkan mata, berharap bisa ikut terlelap. Namun sayangnya, kelopak matanya seolah menolak untuk tertutup. Ada perasaan ganjil, sebuah rindu yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata.Akhirnya, ia bangkit. Melangkah pelan menuju dinding kaca di sisi kamar. Ia membuka pintu geser itu, lalu keluar ke balkon. Berdiri menyandarkan kedua tangannya di pagar besi, seraya memandangi taman belakang rumahnya yang terlihat tenang dan indah diterpa cahaya lampu taman.Kenapa Mama tidak menikah saja dengan Papa?Pertanyaan Bintang yang terlontar di rumah sakit beberapa hari lalu kembali terngiang di

  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Berpisah

    โ€œSelamat pagi, Bintangโ€ฆโ€ Dengan senyum merekah, Nora dan Prakas datang dengan sebuah buket bunga berukuran besar. Mereka sengaja memesan buket khusus untuk cucu mereka yang kini kondisinya sudah jauh lebih baik.โ€œTerima kasih, Oma,โ€ balas Bintang.โ€œBintang sekarang sudah segar ya, sudah ganteng. Hari ini, kita akan pulang ke rumah. Tapi oma sedih deh, karena nggak akan bisa bebas lagi bertemu dengan Bintang.โ€ Nora sedikit cemberut. Namun manyun itu malah membuat Bintang tertawa.โ€œSiapa bilang jeng Nora dan mas Prakas tidak bisa bebas datang ke rumah. Kalian bisa datang kapan pun untuk bertemu dengan Bintang. Selama di rumah sakit, kami sadar kalau ikatan darah tidak dapat dipisahkan begitu saja,โ€ ucap Rita.โ€œIya, Tante. Tante dan om boleh kok datang kapan saja dan bertemu dengan Bintang.โ€ Rania menggenggam lembut tangan kanan Nora.Nora tersenyum lembut. Ia belai pipi Rania sekali, lalu ia pun kembali mengalihkan pandangan ke arah Bintang. โ€œTerima kasih, Rania. Kamu memang sangat baik

  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Patah Hati

    Setelah beberapa jam berada di ruang observasi pascaoperasi, Bastian dan Bintang akhirnya dipindahkan ke ruang rawat inap. Mereka ditempatkan di satu ruangan yang sama, kamar VVIP terbaik di rumah sakit itu, yang telah disiapkan sebelumnya oleh keluarga mereka. Meski keduanya sudah sadar, kondisi mereka masih sangat lemah. Namun, Bastian terlihat lebih baik dibandingkan dengan Bintang yang masih tampak pucat dan lemah.Rania duduk di samping tempat tidur Bintang, menggenggam tangan kecil putranya dengan lembut. Matanya berkaca-kaca melihat kondisi anaknya yang masih begitu rapuh. Sesekali, ia mengusap rambut Bintang dengan penuh kasih sayang. Di tempat tidur sebelah, Bastian menatap ke arah mereka dengan senyum tipis. Meski tubuhnya masih terasa nyeri akibat operasi, hatinya terasa lebih ringan karena telah melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan putranya.โ€œBagaimana perasaanmu?โ€ tanya Rania lirih, suaranya penuh perhatian.Bastian mengangguk pelan. โ€œAku baik-baik saja. Jangan khaw

  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Operasi pun Dimulai

    โ€œHasilnya..." dokter berhenti sejenak, melihat ekspresi cemas mereka. Semua orang yang ada di ruangan itu menahan napas, menunggu kelanjutan dari kalimat dokter."Bastian cocok menjadi donor untuk Bintang."Ruangan itu seketika dipenuhi helaan napas lega. Rania menutup wajahnya dengan tangan, menangis tanpa suara. Bastian mengangguk mantap, matanya berkaca-kaca. Namun, dokter belum selesai. "Namun, ada beberapa hal yang perlu kita diskusikan lebih lanjut. Operasi ini harus dilakukan secepat mungkin."Rania menghapus air matanya dengan cepat. "Secepat mungkin? Seberapa cepat, Dok?""Idealnya, dalam 24 jam ke depan. Kondisi Bintang semakin melemah. Jika kita menunda lebih lama, risiko kegagalan akan semakin besar. Kami akan segera menyiapkan jadwal operasi dan memastikan semua persiapan berjalan lancar."Bastian langsung mengangguk. "Saya siap, Dok. Kapan pun operasi akan dilakukan, saya siap."Dokter tersenyum tipis. "Baik. Kami akan segera mempersiapkan ruang operasi dan tim bedah. Un

  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Hasil Pemeriksaan Bastian

    Di dalam ruangan dokter, suasana terasa begitu tegang. Rania menggenggam jemarinya sendiri, sementara Bastian duduk dengan wajah serius menatap dokter ahli yang akan menangani transplantasi hati Bintang."Sebelum kita melanjutkan ke tahap pemeriksaan, saya ingin menjelaskan terlebih dahulu risiko yang mungkin terjadi dalam operasi ini," ujar dokter dengan nada hati-hati.Bastian mengangguk mantap. "Tolong jelaskan, Dok. Saya ingin tahu semua risikonya."Dokter menarik napas sejenak sebelum mulai berbicara. "Pertama, operasi transplantasi hati merupakan prosedur besar yang memiliki risiko komplikasi. Bagi pasien penerima, dalam hal ini Bintang, ada kemungkinan tubuhnya menolak organ baru meskipun sudah cocok secara medis. Jika ini terjadi, kita harus segera mengambil langkah medis tambahan untuk mengatasinya."Rania menelan ludah, hatinya semakin gelisah. "Lalu bagaimana dengan risiko untuk pendonor? Maksud saya... untuk Bastian?"Dokter menatap keduanya dengan tenang. "Sebagai pendono

  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Keputusan Berat

    Ruangan rumah sakit dipenuhi keheningan yang mencekam. Jam dinding menunjukkan pukul dua siang ketika pintu kamar terbuka dan seorang dokter spesialis masuk dengan raut wajah serius. Semua mata langsung tertuju padanya.Dokter itu berjalan mendekati ranjang tempat Bintang terbaring lemah. Ia memeriksa kondisi bocah itu dengan seksama, mencatat beberapa hal di berkasnya sebelum akhirnya menatap seluruh keluarga yang berkumpul di dalam ruangan.โ€œSaya ingin membicarakan hasil pemeriksaan terbaru Bintang,โ€ kata dokter dengan suara tenang namun tegas.Rania menggenggam tangan kecil putranya yang terasa dingin. Hatinya berdebar kencang. Begitu pula dengan Rita, Boby, Nora, Prakas, dan tentu saja Bastian yang berdiri dengan wajah tegang di sudut ruangan.Dokter menarik napas dalam, lalu berkata, โ€œHasil menunjukkan bahwa Bintang mengalami gagal hati akut. Kondisinya cukup serius, dan kami harus bertindak cepat untuk menyelamatkannya.โ€Ruangan kembali sunyi. Pernyataan itu seperti petir di sia

  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Suasana Yang Berbeda

    Pagi itu, udara rumah sakit masih terasa dingin. Rita dan Boby tiba lebih awal dari biasanya, membawa sekantong penuh buah segar dan makanan untuk Rania. Keduanya berjalan menuju kamar tempat Bintang dirawat dengan hati yang dipenuhi kecemasan.Saat mereka masuk, mata mereka langsung tertuju pada sosok Bastian yang tertidur di sofa dengan posisi yang terlihat tidak nyaman. Tubuhnya sedikit membungkuk, kepalanya bertumpu pada lengannya, dan nafasnya terdengar teratur namun lelah. Selimut tipis yang diberikan perawat tadi malam masih membungkus tubuhnya.Rania yang sedang duduk di tepi tempat tidur Bintang, menoleh dan tersenyum lemah melihat kedua orang tuanya.โ€œDia tidak tidur semalaman,โ€ bisik Rania, sebelum mereka sempat bertanya.Rita menghela napas panjang. Meski dalam hatinya masih ada sedikit ganjalan terhadap Bastian, ia tidak bisa menyangkal bahwa lelaki itu benar-benar peduli terhadap anaknya.โ€œBagaimana keadaan Bintang?โ€ tanya Boby, suaranya lirih.Rania menatap buah hatinya

  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Bersama-sama Menjaga Bintang

    Satria berdiri di sudut ruangan, memperhatikan bagaimana Bastian duduk di samping tempat tidur Bintang, menggenggam tangan kecilnya dengan penuh kepedulian. Ada sesuatu dalam tatapan Bastianโ€”ketulusan, ketakutan, sekaligus rasa tanggung jawab yang begitu besar. Hal yang selama ini Satria ingin berikan untuk Rania dan Bintang, namun nyatanya, dia hanya orang luar dalam kisah ini.Ia menghela napas panjang. Melawan perasaannya sendiri, ia akhirnya memilih untuk mundur. Untuk saat ini, Bintang memang membutuhkan orang tua kandungnya. Tidak ada ruang untuknya di sini. Dengan langkah pelan, ia mendekati Rita dan Boby yang masih berdiri di dekat pintu.โ€œTante, Om... Aku pamit dulu,โ€ katanya dengan suara rendah.Rita menatapnya dengan sorot mata penuh pengertian. โ€œTerima kasih sudah datang, Satria. Kami sangat menghargainya.โ€Satria tersenyum tipis. โ€œTidak masalah, Tante. Jika ada yang bisa aku bantu, aku selalu siap.โ€Boby menepuk pundaknya dengan ringan, tanda penghormatan dan terima kasih

  • Menjadi Ibu Untuk Anak Sang Miliarderย ย ย Butuh Transplantasi?

    Suasana di rumah sakit masih dipenuhi kecemasan. Setelah diputuskan untuk dirawat inap, Bintang kini berada di kamar VVIP dengan perawatan terbaik. Monitor di samping tempat tidurnya terus berbunyi pelan, menampilkan angka-angka yang mengukur kondisi tubuhnya. Rania tak bergeming dari sisi putranya, menggenggam tangan mungil itu dengan erat. Di wajahnya tergambar kelelahan, namun ia tak ingin pergi barang sejenak pun.Di ruang tunggu rumah sakit, Prakas dan Nora berdiri dengan gelisah. Sesekali, Prakas melirik jam tangannya, menanti kedatangan Bastian yang sudah dalam perjalanan dari Singapura. Nora memeluk dirinya sendiri, berusaha menenangkan diri meski hatinya terus bergetar memikirkan cucunya.Tak lama, langkah cepat terdengar dari arah pintu masuk. Bastian muncul dengan wajah yang penuh kecemasan, masih mengenakan pakaian dari penerbangannya yang terburu-buru. Matanya langsung mencari kedua orang tuanya. Begitu melihat mereka, ia berjalan cepat dan langsung bertanya,โ€œMami, Papi!

์ข‹์€ ์†Œ์„ค์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฐพ์•„ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”
GoodNovel ์•ฑ์—์„œ ์ˆ˜๋งŽ์€ ์ธ๊ธฐ ์†Œ์„ค์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฆ๊ธฐ์„ธ์š”! ๋งˆ์Œ์— ๋“œ๋Š” ์ฑ…์„ ๋‹ค์šด๋กœ๋“œํ•˜๊ณ , ์–ธ์ œ ์–ด๋””์„œ๋‚˜ ํŽธํ•˜๊ฒŒ ์ฝ์„ ์ˆ˜ ์žˆ์Šต๋‹ˆ๋‹ค
์•ฑ์—์„œ ์ฑ…์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”
์•ฑ์—์„œ ์ฝ์œผ๋ ค๋ฉด QR ์ฝ”๋“œ๋ฅผ ์Šค์บ”ํ•˜์„ธ์š”.
DMCA.com Protection Status