Share

Bab 135

Author: Liazta
last update Last Updated: 2024-11-03 23:46:28

Eliza memetik bunga-bunga di taman dan kemudian memasukkan ke dalam keranjang. Bunga-bunga di sini sangat cantik-cantik, ia akan merangkai bunga-bunga dan membawanya ke Jakarta.

Pemandangan ini sangat indah. Eliza sangat cantik dengan memakai topi pantai gelombang dan memiliki pita di sisi kirinya. Long dress berwarna hitam dengan motif bunga, membuatnya terkesan lebih feminim. Tanpa ragu pria itu mengambil video secara diam-diam. Setelah puas mengamati dan mencuri video Eliza, barulah handphone nya di simpan kedalam saku celana.

"Lagi ngapain?" Tanya Rizki berdiri yang berdiri di sebelah Eliza.

"Lagi petik bunga." Eliza menoleh ke samping dan tersenyum Rizki.

"Bunga-bunga di sini sangat cantik-cantik, sayang kalau nggak dipetik. Liza bakal bawa ke Jakarta untuk diletak di ruang tamu dan di kamar." Eliza memotong tangkai bunga dengan mengunakan gunting kecil.

"Apa adek mau ke danau?" Rizki tersenyum menawarkan Eliza.

Setiap kali Mawar dan Hermawan berliburan ke villa ini, Rizki se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cahaya
hahahahah...lucu bangat ya..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 136

    Mengapa Nathan melakukan segala sesuatu seenak jidatnya saja. Ingin rasanya Eliza protes namun tetap saja ia tidak berani, mengingat Nathan adalah bos nya. Jika sudah seperti ini bagaimana caranya meminta maaf dengan Rizki.Rasa kesal Eliza hilang begitu saja ketika melihat pemandangan indah di depannya. Dari sini Eliza bisa melihat sebuah danau yang sangat indah. Motor yang dikendarai Nathan berhenti tepat di tepi danau. Nathan turun dari atas motor dengan wajah tersenyum. "Ayo turun."Eliza menganggukkan kepalanya kemudian turun dari atas motor. Meskipun senang karena Nathan membawanya ke danau, namun tetap saja Eliza merasa bersalah karena sudah ingkar janji dengan Rizki. "Seharusnya Liza mau datang ke sini sama bang Rizki." Eliza berkata sambil berjalan menuju ke tepi danau."Oh," jawab Nathan singkat. "Iya, Liza tadi masuk ke dalam letak bunga, dan juga ganti baju. Mas langsung aja main tarik Liza." Eliza menjelaskan."Mas gak tahu kalau kalian sudah ada rencana. Soalnya di ti

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 137

    Seorang wanita duduk di sofa dengan wajah yang kusut. Tangannya terus saja menekan tombol memanggil di ponselnya. Entah sudah berapa kali panggilan dilakukan namun tidak ada satupun panggilan itu yang masuk. Dalam artian nomor yang dihubunginya sedang tidak aktif. "Mas, Aku sangat butuh kamu tapi mengapa kamu tidak ada." Mirna berkata dengan frustasi. Apakah seperti ini yang dirasakan Eliza, ketika menghubungi Sandy hingga ratusan kali, namun panggilan telepon tidak diangkat. Dari pagi hingga sore bekerja. Setelah jam pulang seharusnya ia bisa beristirahat di dalam kamar yang nyaman. Namun mama mertua meminta untuk datang ke rumah mertua. Dengan alasan pembagian harta warisan. Meskipun tubuhnya sangat lelah, Mirna tetap datang. Namun yang terjadi justru di luar harap. Bukanya mendapatkan harta warisan, Mirna justru di suruh membawa mama mertua pulang ke rumahnya. Sekarang ia harus menahan rasa sakit hati karena mama mertua yang sudah semena-mena."Ya ampun, pinggang aku pegel seka

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 138

    Dengan terpaksa Mirna masuk ke kamar tamu yang tanpa AC. Bagaimana bisa tidur malam ini, sementara ia tidak bisa tidur tanpa AC. Wati benar-benar membuat Mirna marah. Kamarnya diambil, ayam bakarnya pun dimakan. Mengapa ada mertua seperti itu.Mirna mengusap perut buncitnya yang sudah terasa perih. Ingin pesan menu makan malam, tapi matanya sudah mengantuk. Pada akhirnya Mirna memilih merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.Baru saja Mirna merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, ia sudah kepanasan dan berkeringat. Meskipun didalam kamar ada kipas angin, tetap saja panas dan gerah.Mirna tidak mau menyerah dia terus menghubungi nomor ponsel suaminya. Ada rasa lega ketika melihat panggilannyaberdering. Hanya menunggu beberapa detik saja panggilan telepon tersebut langsung diangkat oleh Sandy. "Halo," jawab Sandy."Halo Mas, kenapa nomor handphone kamu tidak aktif?" Mirna langsung menodong Sandy dengan pertanyaan."Handphone ku habis baterai," jawab Sandy."Apa kamu sudah tahu kal

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 139

    Dengan jantung berdebar-debar Eliza pulang ke villa. Entah bagaimana nanti caranya menjelaskan kepada Rizki dan meminta maaf. Eliza masuk ke dalam villa dengan langkah lambat seperti seorang maling. Langkah kakinya terhenti ketika tepat berada di ruang tamu. Dilihatnya Rizki yang sedang tertidur sambil memeluk Noah. Kedua pria itu tampak sangat kompak. Gaya tidurnya juga sangat mirip.Sejak kapan kedua pria beda generasi itu tertidur seperti ini. Apakah Rizki sudah tahu bahwa dia pergi bersama dengan Nathan ke danau. Bagaimana jika nanti Rizki marah."Mas, Noah tidur." Eliza memandang Rizki dan juga Noah. Kedua wajah Itu tampak begitu tenang ketika sedang terlelap seperti ini. "Iya," jawab Nathan."Liza ambil Noah dulu, kasihan lihat kepalanya." Eliza memandang kepala Noah yang sudah miring ke kiri sedangkan Rizki kepalanya miring ke kanan. "Biar mas yang ngambil." Lagi-lagi Nathan menolak jika Eliza dekat dengan temannya tersebut. Eliza menganggukkan kepalanya dan membiarkan Nath

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 140

    "Aku ikut mobil kalian." Rizki sudah siap untuk pulang. Pria itu pun langsung duduk di kursi belakang. "Tidak bisa," tolak Nathan.Nathan menarik kerah bajunya sehingga dia terseret keluar. "Kalau tidak naik mobil ini aku naik mobil apa?" tanya Rizki dengan kesal."Mana mobilmu?" Nathan justru balik bertanya."Aku sudah minta sopir untuk pulang, karena aku sudah berencana pulang dengan mobil kalian," jelas Rizki."Jangan bilang kamu datang ke sini pakai ambulans?" Nathan memandang Rizki dengan curiga."Mobilku diservice." Pria itu berkata dengan sedikit tersenyum.Eliza ingin tertawa mendengar jawaban dari Rizki. Dia tidak menyangka Rizki datang pakai ambulans seperti yang dikatakan oleh Nathan."Apapun alasannya kamu nggak boleh naik mobil aku." Nathan menghadang Rizki yang akan naik ke atas mobilnya."Hai dengan teman tidak boleh pelit," sergah Rizki. Agar bisa satu mobil dengan Eliza, Rizki menolak untuk naik di mobil yang sama dengan Hermawan dan juga mobil pak ART yang lain.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 141

    "Hanya membuat susu saja tidak bisa, bagaimana mungkin mau mengurus keluarga. Susu tidak boleh menggunakan air panas mendidih, sedangkan kamu buat pakai air panas mendidih." Wati mengomeli menantu kesayangannya. Permasalahan rumah tangganya membuat wanita itu stres. Satu-satunya tempat untuk melampiaskan kemarahannya hanya Mirna.Jantung Mirna seakan mau lepas dari tempatnya ketika melihat sikap Mama mertuanya. "Ma, aku bukan pembantu jadi jangan melakukan aku seperti pembantu!""Dasar menantu tidak tahu diri, kamu tahu seperti apa aku memperjuangkan mu? apakah seperti ini penghormatan yang kau berikan untuk mama mertuamu?" Wajah Wati merah padam memandang Mirna. "Aku akan ganti susunya." Mirna malas berdebat dan lebih memilih untuk mengganti susu sesuai perintah Mama mertuanya.Mirna kembali dengan susu hangat seperti yang diperintahkan oleh Wati. Wanita bertubuh gendut itu mulai menikmati susu kalsiumnya yang sudah pas sesuai kehendak hatinya. Wati menyantap nasi goreng yang dima

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 142

    Eliza keluar dari dalam kelas dengan senyum merekah. Selama 1 minggu ini dia fokus belajar dan mengasuh Noah seperti biasa. Sudah satu minggu ini Eliza melewatkan makan malam keluarga. Momen yang selalu membuat ia rindu. Ujian sudah selesai itu artinya nanti malam dia akan makan malam bersama dengan keluarga Hermawan seperti hari-hari sebelumnya. "Mas Nathan!" Eliza berteriak sambil memanggil Nathan yang baru saja keluar dari mobil.Nathan tersenyum sambil melambaikan tangannya. Wajah Eliza hari ini tampak ceria tidak seperti kemarin-kemarin. Jika dilihat dari auranya, Eliza sudah menyelesaikan ujian dengan baik."Mas, Liza sudah selesai ujian pertengahan semester." Eliza berkata dengan wajah ceria. Ia tersenyum ketika Nathan membukakan pintu mobil untuknya. "Terimakasih mas," kata Eliza dengan tersenyum dan kemudian masuk ke dalam mobil.Nathan menundukkan kepala dan tersenyum memandang Eliza yang sudah duduk dengan baik. "Gimana ujiannya?" Tanya Nathan kemudian. "Berjalan dengan

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 143

    "Daddy!" Panggil Eliza.Nathan yang sedang duduk di sofa menoleh ke arah Eliza yang sedang menggendong Noah. Ia memandang Eliza dan Noah secara bergantian. Tampilan ibu dan anak itu sangat kompak. Bayi tampan Noah memakai jas Romeo Tuxedo berwarna biru pekat lengkap dengan dasi kupu-kupu. Sedangkan Eliza tampak anggun dengan stylish midi dress berwarna biru pekat. Dress panjang selutut dengan pita di bawah dada. Dipadukan sneakers berwarna putih, membuat penampilannya terlihat seperti gadis usia 17 tahun."Daddy, kami sudah siap," kata Eliza dengan gaya khas cerianya. "Kita tunggu Grandma dan Grandpa." Nathan menjawab perkataan Eliza, namun matanya tetap tidak berkedip sama sekali. Malam ini Eliza sungguh sangat cantik. "Oh mami dan papi belum turun ya." Eliza memandang ke sekitarnya. Ternyata bener, Mawar dan Hermawan belum turun ke bawah.Eliza memandang Nathan dengan berpenampilan simpel. Pria itu memakai baju kaos berkerah berwarna putih. Meskipun tampilan Nathan terkesan simpel

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 167

    Setelah tertidur cukup lama, Mirna tersadar dari pingsannya. Hal pertama yang dilihatnya hanyalah kesunyian. Persalinan yang lebih cepat dari perencanaan, membuat orang tua berserta keluarganya dari kampung belum datang. Sedangkan Sandy, mungkin saja sudah pergi mencari istri pertamanya. Apakah pria itu sama sekali tidak peduli terhadapnya?Lalu bagaimana dengan mama mertua dan juga kedua kakak ipar? Apakah mama mertua yang dulu katanya sangat menyayangi Mirna sekarang sudah tidak peduli?Mirna baru saja bertarung nyawa melahirkan buah cinta mereka, namun mengapa Sandy pergi tanpa menunggu ia terbangun. Apakah Eliza begitu berharga, sedangkan ia tidak? Begitu banyak pertanyaan yang berputar-putar dibenak kepalanya. Namun tidak ada satupun pertanyaan yang mampu dijawabnya.. Pria itu dingin dan tidak peduli terhadap dirinya. Mirna merasakan kakinya yang seperti kesemutan. Bahkan digerakkan pun sulit. Tenggorokannya kering dan sangat haus. Ia ingin minum namun tidak bisa untuk berger

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 166

    "Bagus, jangan bertahan sama orang yang tidak berhati. Biarkan saja mereka bahagia dengan kehidupannya sendiri. Kita juga bisa bahagia dengan kehidupan kita sendiri." Perkataan Marwan menjadi isyarat bahwa pria itu mendukung semua yang ingin dilakukan oleh Eliza. "Gimana nak lukanya, apa ada yang mengkhawatirkan?" Marwan bertanya sambil memandang luka-luka di wajah Eliza. "Nggak ada yang serius pa, ini hanya luka ringan saja. Sudah nggak sakit juga. "Eliza tersenyum mengusap pipinya. "Seperti ini lukanya kamu bilang nggak apa-apa?" Nathan langsung memotong perkataan Eliza. Eliza yang dipukul, namun dia merasa kesakitan. Apalagi ketika melihat banyak memar serta luka di kening Eliza yang harus mendapatkan jahitan. Eliza terdiam mendengar perkataan dari Nathan. "Papa harap ini yang terakhir kalinya Eliza diperlakukan seperti ini nak." Marwan berkata dengan raut sedih. Sebagai seorang ayah, dia tidak tega melihat kedua anak perempuannya mendekam di penjara. Perbuatan Tia dan juga

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 165

    Eliza terkejut memandang pria bertubuh tinggi yang berdiri di ambang pintu. "Papa." Pria itu tersenyum hangat memandang Eliza. Rona bahagia terlihat jelas diwajahnya yang tampan."Papa!" Teriak Eliza sambil berlari dan langsung memeluk Marwan. "Iya nak, bagaimana kondisi Eliza?" Marwan tersenyum sambil mengusap kepala Eliza. Di keluarga Sandy hanya pria inilah yang begitu sangat menyayangi Eliza dan juga Ibnu. Suatu hal yang tidak akan pernah dilupakan oleh Eliza. "Liza baik Pak, maafin Liza yang nggak bisa jagain papa sewaktu sedang sakit," sesal Eliza. "Tidak apa-apa nak, papa ngerti kok seperti apa Kondisi Eliza. Bahkan papa selalu berdoa agar Eliza tidak datang ke rumah. Keputusan Eliza untuk pergi sudah sangat tepat." Marwan berkata dengan raut wajah sedih.Marwan tahu Wati akan menjadikan Eliza babu seumur hidup. Karena itu dia tidak mau Eliza menghabiskan masa muda dan masa depannya bersama dengan suami seperti Sandy. Laki-laki yang tidak memiliki prinsip. "Papa sudah seh

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 164

    "Eliza kenapa tidak cerita sama mami kalau masalahnya seperti ini?" Mawar langsung bertanya setelah perawatan Kiara pergi."Maaf mi," jawab Eliza sambil menundukkan kepalanya. "Kenapa nggak cerita sama mami?" Mawar memandang Eliza dengan kecewa.Padahal Ia sudah menganggap Eliza sebagai anaknya sendiri. Namun mengapa Eliza tidak mau memberitahukan permasalahan ini kepadanya. Jika seandainya tahu masalah yang dihadapi Eliza, ia akan diselesaikan semuanya. Eliza tidak perlu terluka seperti sekarang. "Maaf mi, niatnya mau selesaikan masalah ini sendiri. Liza ingin menyelesaikan semuanya secara baik-baik. Liza udah nabung uang gaji, agar bisa bayar hutang. Kata ibu Wati, kalau hutang sudah lunas, Liza baru boleh cerai dari Mas Sandy. Liza gak menyangka masalahnya akan jadi seperti ini." Eliza menjelaskan secara singkat. Bagi Mawar, Eliza sangatlah menderita karena mendapat pemukulan hingga seperti ini. Namun bagi Eliza, ini hanya luka kecil. Ibarat kata orang, jika ingin menangkap ika

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 163

    "Eliza, kamu tidak apa-apa kan?" Mawar tidak bisa menyembunyikan kepanikan di wajahnya. Wanita berwajah cantik itu langsung mengusap wajah Eliza dengan lembut. Jika seandainya Wati beserta kedua anaknya tidak ditahan oleh pihak kepolisian, ketiga wanita itu pasti akan merasakan kekejaman yang dilakukan Mawar. Wanita asal Inggris itu memang tidak pernah melakukan hal yang keji, namun bukan berarti dia tidak pandai membalas perbuatan orang lain hingga 10 kali lipat lebih buruk. "Liza nggak apa-apa Pi, mi." Eliza tersenyum memandang Hermawan dan Mawar."Seperti ini kondisi kamu, masih bilang gak apa-apa?" Nathan berkata dengan marah.Eliza tidak berani memandang Nathan. Sejak tadi pria itu selalu saja mengomelinya hingga telinga Eliza terasa panas. Apa lagi cari Nathan menatapnya, seakan menelannya hidup-hidup."Apa ada luka serius dengan Eliza, Riz?" Mawar bertanya dengan Rizki. Sejak tadi Rizki berdiri di samping dokter yang memeriksa Eliza. Secara tidak langsung ia mengawasi dokt

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 162

    "Sebentar sus," kata Mawar sambil menghentikan kedua perawat tersebut. "Ada apa Bu?" tanya salah seorang perawat. Mawar mengeluarkan uang 5 juta dari dalam tas nya. "Ini saya ada rezeki untuk kalian berdua." Kedua perawat itu terkejut melihat uang yang diberikan mawar. "Ibu ini uang apa?" Tanya kedua perawat itu secara bersamaan. "Kebetulan ada rezeki, kalian bagi dua," jawab Mawar dengan tersenyum."Tapi sebaiknya tidak usah." Perawat cantik itu menolak uang yang diberikan Mawar. "Tidak boleh menolak rezeki, ini rezeki kalian." Mawar menyodorkan uang ke tangan salah seorang perawat. "Tapi Bu." "Saya tahu kalian itu kerjaannya berat tapi gajinya sedikit. Ini sengaja saya kasih untuk kalian, agar kalian bisa makan enak di akhir bulan." Mawar tersenyum ramah."Ibu baik sekali, terima kasih ya Bu," kata kedua perawat itu dengan sangat bahagia. "Kalau boleh tahu bayi yang lahir cacat itu siapa ya?" Tanya Mawar yang pemasaran."Oh itu Bu, Mas yang duduk di ruang operasi itu. Anak

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 161

    Tubuhnya lemas seketika. Bahkan kakinya tidak mampu menopang berat badannya sendiri. Pria itu terduduk di lantai dengan wajah yang pucat. "Pak Sandy, Apa Anda baik-baik saja?" tanya Dokter pria tersebut. Sandy diam sambil menggelengkan kepalanya. Jika anaknya sudah dibawa ke ruang bayi terlebih dahulu dan barulah melihatnya, dia pasti akan menuduh pihak rumah sakit telah mengganti anaknya. Namun nyatanya tidak, ia langsung melihat kondisi anaknya yang baru terlahir. Bahkan tubuhnya masih banyak lendir dan juga darah. Ini artinya bayi perempuan yang sedang menangis itu memang benar anaknya. "Pak Sandy, apa anda baik-baik saja?" Dokter itu kembali bertanya karena melihat Sandy yang hanya diam seperti patung. Cukup lama pria itu terdiam dan pada akhirnya sebuah kalimat keluar dari bibirnya. "Apa anak saya cacat?""Iya Pak," dokter itu menjawab sesuai dengan kondisi sang bayi. Sandy berusaha berdiri, dibantu oleh seorang perawat. Dilihatnya wajah bayi perempuannya yang sangat cantik.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 160

    Hermawan yang sedang memimpin rapat menghentikan ucapannya ketika asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan tersebut. Biasanya asisten pribadinya akan melakukan hal tersebut jika ada sesuatu hal yang dianggap darurat. "Maaf Pak, Ibu Mawar ada di ruangan bapak. Beliau mengatakan ada hal buruk yang terjadi terhadap nona Eliza. Ibu Mawar meminta agar anda segera ke ruangan." Pria bertubuh tinggi itu sedikit membungkuk dan berbisik di dekat telinga Hermawan. Jantung Hermawan seakan berhenti berdetak ketika mendengar apa yang dikatakan oleh asisten pribadinya. Setelah diam beberapa detik barulah Hermawan menarik napas panjang dan kemudian menghembuskannya. "Untuk saat ini rapat saya ditunda," Hermawan beranjak dari duduknya dan langsung keluar dari ruangan. Dengan langkah cepat ia langsung berjalan menuju ke ruangannya. Begitu sampai di ruangannya, Hermawan langsung masuk dan melihat Mawar yang sedang menangis. "Mami, ada apa ini?" Hermawan bertanya dengan wajah cemas. "Papi, Eliza."

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 159

    "Mereka tidak mungkin di penjara, Eliza tidak akan menuntut mama, dan kakak-kakak, aku. Aku sangat tahu seperti apa sifat Eliza." Sandy berkata dengan yakin."Ya kita lihat saja nanti seperti apa perkembangan kasusnya. Oh iya papa lupa memberitahumu kalau papa akan melakukan akad nikah minggu depan di hotel berlian," kata Marwan."Papa tidak sedang bercanda?" Tanya Sandy dengan nada tidak suka. Saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk bercanda."Papa tidak bercanda, kamu silakan datang. Acara akad dimulai jam 09.00 pagi dan dilanjut dengan acara resepsi hingga jam 04.00 sore. Namun jika kamu tidak bisa, ya tidak apa-apa.""Papa, aku lagi pusing jadi jangan bercanda seperti ini." Sandy berulang kali menghirup napas panjang dan kemudian menghembuskan secara berlahan-lahan."Papa tidak bercanda, Kamu boleh datang jika tidak percaya." Marwan berkata dengan serius."Mama sedang mengalami musibah pa, begitu juga dengan kedua anak papa. Apa papa tidak punya hati sedikitpun?" Sandy berkata de

DMCA.com Protection Status