Share

Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan
Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan
Author: Hare Ra

BAB 1

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-02-19 17:21:35

Hening yang mencekam mengisi ruang perawatan di rumah sakit, hanya suara jam dinding dan tetesan infus yang terdengar di antara ketegangan yang menggantung di udara.

“Ceraikan dia!”

Teriakan itu menggema dengan penuh kemarahan, menggetarkan hati siapapun yang mendengarnya.

Nyonya Mike berdiri tegak dengan tatapan penuh kebencian, menunjuk ke arah seorang wanita yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Wajahnya pucat, matanya sembab akibat tangisan yang tiada henti.

Ilona, istri Romy, masih berjuang menerima kenyataan bahwa bayi yang baru saja ia lahirkan telah meninggal. Namun, belum selesai kesedihannya, kini ia harus menghadapi satu kenyataan pahit lagi—penolakan total dari keluarga suaminya.

Padahal bukan inginnya seperti ini, dan kalau bisa dia rela menukarkan hidupnya dengan bayinya. Tapi, semua sudah takdir yang tidak bisa dia tolak. Tuhan lebih sayang kepada anaknya.

“Ma…” Romy mencoba membela, suaranya lirih, tetapi segera dipotong oleh ibunya yang tak ingin mendengar bantahan apa pun.

Padahal seharusnya Nyonya Mike juga tahu kalau Romy sedang berduka. Anaknya baru saja dikuburkan, bahkan belum sempat menghirup udara di dunia ini.

“Jangan salahkan Mama kalau melakukan sesuatu!”

Nada ancaman di suara wanita itu membuat Ilona semakin gemetar. Air mata kembali membasahi pipinya, tetapi tak ada suara yang keluar dari bibirnya. Hatinya sudah cukup hancur, kini ditambah dengan ketidakadilan yang harus ia telan bulat-bulat.

Nyonya Mike sejak awal memang tak pernah menerima Ilona sebagai menantunya. Baginya, wanita yang menikah dengan wali hakim hanyalah sampah, tak berharga, tak pantas masuk dalam keluarga kaya seperti mereka.

Ilona memang tidak tahu siapa orang tuanya, sejak dia ingat, dia hanya hidup dengan seorang wanita tua yang dia panggil ibu. Tapi, itu bukanlah ibu kandungnya, menurut cerita Ilona ditemukan di depan rumah wanita itu. Hingga akhirnya dialah yang merawat Ilona hingga besar, berjuang seorang diri, karena dia juga seorang janda yang ditinggal mati suaminya. Dua tahun lalu, ibu angkatnya juga sudah meninggal. Ilona benar-benar seorang diri.

Dan kini, setelah Ilona gagal melahirkan pewaris keluarga mereka, Nyonya Mike melihat ini sebagai alasan yang tepat untuk menyingkirkannya selamanya. Tidak ada lagi alasan mereka mempertahankan Ilona.

“Rom, ceraikan dia! Atau kau akan menyesal seumur hidup! Untuk apa punya istri yang tidak berguna seperti itu? Menjaga kandungannya saja tidak bisa! Apa yang kau harapkan darinya?”

Darah Romy berdesir, ada rasa sesak yang menghimpit dadanya. Ia mencintai Ilona, tetapi di satu sisi, ia tahu betapa keras kepala ibunya. Jika ia menentang, Nyonya Mike tak akan segan menghancurkan kehidupan Ilona dengan cara yang lebih kejam. Dan Romy, tidak mau sesuatu terjadi kepada Ilona.

Ia mengalihkan pandangannya pada Ilona. Tatapan itu penuh dengan rasa bersalah, tetapi juga penuh dengan keputusan yang tak bisa ia hindari.

“Ilona…” Romy menelan ludahnya. Suaranya serak, hampir tak terdengar, tetapi di detik berikutnya, kalimat itu keluar dari mulutnya seperti belati yang menghujam dada Ilona.

“Saya ceraikan engkau… dan saya bebaskan engkau, Ilona Almadar.”

Deg!

Dunia Ilona seperti berhenti berputar, perutnya yang baru saja di operasi masih sakit. Tapi, sakit itu tidaklah seberapa dibanding sakit hatinya.

Ilona menatap Romy dengan mata terbelalak. Hatinya seakan berhenti berdetak. Tangannya yang lemah meraih lengan Romy, berusaha mencari pegangan dalam jurang kehancuran yang baru saja menganga di hadapannya.

“Mas, kamu tidak bisa…” Suaranya tercekat, tubuhnya gemetar.

Namun Romy tak bergeming. Ia menarik lengannya perlahan, melepaskan genggaman Ilona yang mulai melemah.

“Aku harus,” bisiknya, lebih kepada dirinya sendiri.

Nyonya Mike tersenyum penuh kemenangan, sementara Ilona hanya bisa menatap dengan tatapan kosong. Cinta yang selama ini ia pertahankan dengan air mata, dengan luka, dengan segala pengorbanan, kini hancur dalam sekejap. Tak ada yang tersisa. Bahkan anak yang menjadi alasan ia bertahan pun telah pergi.

“Aku harap kau tak kembali dalam hidup Romy lagi,” ujar Nyonya Mike sinis sebelum berbalik dan berjalan pergi.

Ilona hanya bisa terdiam. Dalam sekejap, ia kehilangan segalanya. Pernikahannya, anaknya, dan harapannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Gadis Bar bar
bab awal aja seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 2

    Di dalam kamar VVIP rumah sakit yang dingin dan sunyi, hanya ada Ilona dan Romy yang masih mematung. Keduanya telah menjadi orang asing. Tak ada lagi suara bentakan Nyonya Mike, tak ada lagi tekanan dari siapapun. Yang tersisa hanya kesunyian dan kenyataan pahit yang menggantung di antara mereka."Maaf…" suara Romy tercekat, hampir tak terdengar.Ilona menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Mereka saling mencintai, dan perjalanan mereka untuk sampai ke tahap ini bukanlah sesuatu yang mudah.Dua tahun mereka menjalin hubungan secara diam-diam, melawan restu yang tak pernah datang. Ilona adalah gadis miskin tanpa keluarga yang jelas, sedangkan Romy berasal dari keluarga terpandang yang menjunjung tinggi martabat dan garis keturunan. Pernikahan mereka pun hanya terjadi karena Ilona hamil—sebuah kenyataan yang menjadi satu-satunya alasan keluarga Romy menerima kehadirannya.Namun kini, alasan itu telah tiada. Bayi yang mereka nantikan, satu-satunya pengikat di antara mereka, telah pergi s

    Last Updated : 2025-02-19
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 3

    "Hah? Apa?" Wanita itu menatap Ilona dengan kesal, matanya tajam dan penuh curiga.Itu wajar, kan? Toh mereka tidak saling kenal, tiba-tiba saja dia menawarkan menyusui anak tersebut. Perkara susu menyusui kan bukanlah hal yang biasa."Kasihan dia kelaparan," jawab Ilona lirih, suaranya nyaris tenggelam oleh tangisan bayi yang berada dalam gendongan wanita itu.Wanita itu menunduk, menatap bayi yang terus menangis, wajahnya sudah memerah, suaranya mulai melemah. Ia terlihat kelelahan, tangisannya tak lagi kencang, hanya rintihan kecil yang menyayat hati.Wanita itu juga tampak kesal dan frustasi, entah sudah berapa lama dia tidak berhasil menenangkan bayi yang malang itu."Apa yang kau inginkan?" suara wanita itu dingin, seolah tak ingin berurusan dengan Ilona.Dia begitu waspada. Mungkin takut Ilona punya niat buruk.Ilona menggigit bibirnya. "Saya baru saja melahirkan… anak saya meninggal," ucapnya dengan suara bergetar.Wanita itu mendongak, menatap Ilona dari atas hingga bawah. Ad

    Last Updated : 2025-02-20
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 4

    "Dibayar?"Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Ilona. Seperti sebuah harapan di tengah keterpurukannya. Seperti mata air di tengah padang pasir yang kering kerontang. Setelah semua yang menimpanya, setelah dirinya dicampakkan dan kehilangan segalanya, mendapatkan pekerjaan adalah sebuah kemewahan yang tak pernah ia bayangkan."Iya. Kau akan dibayar, tinggal di rumah kami, dan semua kebutuhanmu akan dipenuhi," ujar wanita itu dengan nada tegas, lebih tepatnya ketus."Baiklah," jawab Ilona cepat, tanpa berpikir panjang.Wanita itu mengangguk, lalu memperkenalkan dirinya secara resmi. Bira. Nama yang terasa asing bagi Ilona, tapi entah mengapa memberi getaran aneh dalam hatinya.Ilona tak tahu bahwa keputusannya ini akan mengubah hidupnya. Ia memang terbebas dari makian Nyonya Mike, wanita yang selama ini menindasnya, tapi apakah Nyonya Bira akan memperlakukannya dengan baik? Ataukah ia justru melangkah ke dalam bahaya yang lebih besar?Ruangan perawatan itu terasa begitu sun

    Last Updated : 2025-02-20
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 5

    "Iya," jawab Ilona gugup. Ilona tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi ibu susu untuk anak mantannya. Dulu, Ilona dan Egar menjalin hubungan yang cukup lama, sejak kelas dua hingga kelas tiga SMA. Ilona masuk ke sekolah itu dengan beasiswa karena kecerdasannya, jika mengandalkan uang dia tidak akan mampu, sekolah itu cukup terkenal dengan sebutan sekolah anak orang kaya. Dan ternyata, kepintarannya itulah yang membuat Egar mendekatinya. Ia pikir Egar mencintainya, tapi ternyata, itu semua hanya kebohongan. Setelah ujian akhir, Egar memutuskannya dengan cara yang paling kejam. "Aku tidak pernah mencintaimu. Aku hanya memanfaatkan kepintaranmu. Buktinya, aku berhasil masuk sebagai juara dua." Ucapan itu masih terpatri jelas di benak Ilona, meski bertahun-tahun telah berlalu. Ia masih bisa mengingat bagaimana teman-teman mereka tercengang mendengar kata-kata itu. "Kau kejam sekali, Egar," ujar salah satu temannya sambil tergelak. "Kalau kalian mau dia, ambil saja. Belu

    Last Updated : 2025-02-20
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 6

    "Ya Allah, kuatkan aku selama enam bulan ini," gumam Ilona lemah saat Egar akhirnya keluar dari kamar.Dia mengelus dada membayangkan harus bertemu Egar selama itu. Dia akan menjaga jarak, itulah tekadnya.Lelaki itu hanya melihat putrinya sebentar. Tidak menggendong, tidak menyentuh. Hanya menatap Yumi sekilas, namun tatapan itu begitu dalam.Mungkin, saat melihat wajah Yumi, dia teringat istrinya.Ilona sempat mendengar dari salah satu pembantu yang sempat ke kamarnya tadi, bahwa Egar dan istrinya dulu saling mencintai. Namun, hubungan mereka terhalang restu. Bukan karena kemiskinan, tapi karena persaingan bisnis yang membuat keluarga mereka bermusuhan. Bahkan saat istrinya meninggal, Egar dilarang datang.Jasad istrinya langsung diambil alih oleh keluarganya, dan setelah itu, tidak satu pun dari mereka datang melihat Yumi. Tidak ada keluarga pihak ibu yang merangkul bayi mungil itu. Yang ada hanya tuntutan hukum—keluarga istrinya menuntut Nyonya Bira, menuduh bahwa putri mereka me

    Last Updated : 2025-02-20
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 7

    Hari-hari terasa begitu panjang bagi Ilona. Rumah megah itu bak penjara, mengekangnya dalam aturan dan tatapan penuh curiga dari Nyonya Bira dan Egar.Namun, di antara semua itu, ada satu cahaya kecil yang membuatnya tetap bertahan—Yumi.Di taman belakang rumah, di bawah langit senja yang mulai berpendar jingga, Ilona duduk di atas rumput, menggoyangkan mainan kecil di depan bayi mungil di dalam stroller yang mulai tertawa."Yumi, jadilah anak yang hebat dan baik, ya," bisiknya lembut.Yumi, yang baru berusia tiga bulan, tertawa riang. Pipi gembulnya merona, matanya yang jernih menatap Ilona dengan polos.Ilona mengusap kepala bayi itu penuh kasih sayang. Namun, di balik senyuman itu, ada perasaan pilu yang tak bisa ia usir.Sebesar apa pun cintanya pada Yumi, ia tahu pada akhirnya mereka akan menjadi orang asing."Tentu saja dia akan menjadi orang hebat. Karena ayahnya adalah aku."Ilona tersentak. Suara berat itu terdengar begitu dekat. Saat menoleh, Egar sudah berdiri di sana, bers

    Last Updated : 2025-02-20
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 8

    Owek! Owek!Tangisan Yumi menggema di seluruh rumah besar itu, menusuk setiap sudut keheningan.Ilona sudah sejak tadi berusaha menenangkan bayi perempuan itu. Digosok punggungnya, diayun-ayun dalam pelukan, bahkan sudah dibawa keluar ke halaman agar udara segar bisa membuatnya tenang. Tapi semua usaha Ilona sia-sia.Yumi tetap menangis, suaranya makin serak, napasnya tersengal-sengal di sela tangisannya yang pilu. Ilona mulai cemas, takut kalau bayi itu sakit. Berkali-kali ia meraba kening dan perut Yumi, tapi suhu tubuhnya normal. Tidak ada tanda-tanda demam atau ketidaknyamanan.Namun, tangis Yumi tak kunjung reda."Hei! Kau apakan anak itu? Berisik sekali!"Teriakan tajam Nyonya Bira terdengar dari tangga, membuat Ilona tersentak. Wanita itu turun dengan wajah kesal, tampak terganggu karena tangisan Yumi yang tak berhenti sejak tadi."Maaf, Nyonya. Tapi, Yumi tidak mau diam," jawab Ilona dengan nafas tersengal, lengannya mulai pegal setelah sekian lama menggendong bayi itu."Kau t

    Last Updated : 2025-02-20
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 9

    Ilona melangkah keluar dari rumah besar itu dengan hati yang berat. Sejak pertama kali mengasuh Yumi, ia tahu bahwa suatu hari ia harus pergi, tapi ia tidak menyangka perpisahan ini akan terasa sesakit ini. Bayi itu telah menjadi bagian dari hidupnya, seperti anaknya sendiri. Namun, kontraknya telah habis. Tidak ada yang bisa ia lakukan.Saat langkahnya semakin menjauh dari rumah itu, suara berat yang sangat familiar menghentikannya.“Kau mau ke mana?”Ilona menoleh dan mendapati Egar berdiri di sana, ekspresi wajahnya sulit ditebak. Ada kemarahan, ada kebingungan, dan mungkin juga sedikit... kekecewaan?“Maaf, saya harus pergi.”Ia menjawab tanpa ragu, mencoba bersikap sekuat mungkin. Tidak ada gunanya menetap lebih lama.Egar mensejajari langkahnya. “Kau pergi? Bagaimana dengan Yumi? Dia terus menangis.”Ilona menelan ludahnya, berusaha menekan perasaan yang mulai menyeruak. “Ada Sus Yuli.”Hanya itu jawabannya. Seperti itulah seharusnya.Egar terdiam, matanya mengawasi setiap gerak

    Last Updated : 2025-03-04

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 140

    Suasana hangat perlahan mengisi ruang tamu. Xello duduk di lantai, bersila, dikelilingi oleh Yumi dan Gana yang tak henti tertawa mendengarkan dongeng yang ia bacakan. Tangan Xello bergerak dramatis, suaranya naik turun menirukan suara naga, ratu jahat, dan pahlawan kecil.Anita duduk di sofa, matanya berbinar melihat kebahagiaan terpancar dari wajah anaknya. Dalam hati, ia bangga melihat Xello yang sangat menyayangi Yumi dan Gana, meskipun mereka baru bertemu.“Selama di kota ini, Mami tinggal di hotel,” jawab Anita tiba-tiba, memecah keheningan antara mereka berdua. Menjawab pertanyaan Xello tadi.Xello menoleh, memutar badan menatap ibunya. Matanya membulat. “Serius? Selama ini Mami gak pernah nginap di rumah Kak Ilona?”Anita mengangguk. &ldqu

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 139

    Kezio baru saja pergi. Suara mobil yang membawanya masih terdengar samar dari halaman depan, meninggalkan keheningan yang cukup menusuk di dalam rumah Ilona.Anita berdiri mematung di depan pintu, menatap kosong ke arah jalan yang kini lengang. Matanya berkaca-kaca, tapi ia berusaha tidak menangis. Tak mau terlihat rapuh di depan anak bungsunya, Xello.“Sudahlah, Mi. Jangan pikirkan, dia sudah besar,” ujar Xello pelan, berdiri di samping ibunya. Suaranya tenang, tapi mengandung simpati yang dalam.Anita hanya mengangguk perlahan. Hatinya remuk melihat Kezio pergi dalam amarah, tapi juga hangat karena Xello tetap tinggal.“Terima kasih, Xello,” ucap Anita lirih, matanya menatap anak lelakinya dengan penuh rasa syukur. Tak pernah ia duga, Xello yang

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 138

    “Mami mengkhianati Papi!”Kalimat itu seperti belati, menancap tajam ke dada Anita. Anaknya masih bersikeras.Wanita paruh baya itu hanya menggeleng pelan, menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Ia menatap Kezio, anak sulungnya, dengan sorot lembut namun penuh luka.“Tidak, sama sekali tidak,” jawab Anita dengan suara serak, nyaris berbisik. “Tapi… bolehkah Mami bahagia sebentar saja… sebelum Mami meninggal, Nak?”Seisi ruangan seketika menjadi senyap. Keheningan merambat pelan seperti kabut, menyelimuti semua yang ada di sana. Kata-kata itu bukan hanya menyayat hati, tapi juga memukul kesadaran semua orang. Bahkan Xello yang biasanya cerewet, kali ini hanya mampu menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca.Kezio terpaku. Nafasnya tertahan. Urat di lehernya masih menegang, tapi kata-kata Anita baru saja mengguncang dinding-dinding egonya. Dia seolah tersadar kalau ibu mereka memang menderita sakit sejak lama, dan kapanpun bisa meninggal.“Mi…” gumamnya lirih, namun ke

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 137

    Ruangan makan sore itu terasa lebih dingin dari biasanya, bukan karena AC yang terlalu dingin, tapi karena emosi yang menegang di antara keluarga yang sedang bergolak.“Kenapa aku mesti diam? Aku bertanya, berikan aku jawaban,” suara Xello terdengar lantang, memecah keheningan yang membatu.Semua mata tertuju padanya. Xello berdiri, tubuhnya tegak, suaranya mantap meski sorot matanya mengandung kekecewaan.Kezio memalingkan wajah, rahangnya mengeras. Ia tidak suka ditantang—apalagi oleh adik sendiri. “Kau masih kecil. Kau tidak mengerti apa-apa,” jawabnya dingin, nadanya meremehkan.Xello tertawa kecil, sinis, lalu melangkah maju dan berdiri tepat di depan Kezio. Meskipun selisih usia mereka lima tahun, kini Xello sudah hampir menyamai tinggi tubuh sang kakak.“Aku sudah hampir delapan belas tahun,” katanya dengan tenang namun tegas. “Aku sudah besar. Dan aku cukup mengerti dengan semua kepentingan kalian. Please, Kezio, support Mami…”Anita yang duduk di ujung meja langsung berdiri.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 136

    “Xello!” bentak Kezio dengan suara tinggi, membuat suasana di ruang keluarga sontak tegang. Nada suaranya bagaikan cambuk yang mencabik-cabik udara sore itu.Dia marah kepada adiknya yang begitu mudah menerima Ilona masuk ke dalam keluarga mereka. Dia tidak merasa memiliki ikatan dengan Ilona, seharusnya Xello juga merasakan hal yang sama, bukan malah menikmati tempat ini.Xello, yang tengah duduk santai sambil menikmati pemandangan halaman belakang dari balik kaca besar, hanya menoleh dan tersenyum ke arah sang kakak.“Come on, brother,” sahutnya dengan nada tenang yang kontras. “Untuk apa marah-marah? Mami terlihat lebih bahagia di sini. Dan juga... cepat atau lambat, semua akan saling meninggalkan. Buktinya kamu sendiri sudah keluar dari rumah dan tinggal di apartemen, bukan? So, di rumah juga hanya aku, Papi jarang ada di rumah.”Kalimat itu menghujam, bukan karena kasar, tapi karena menyentuh titik yang tak ingin Kezio akui. Ia terdiam, namun sorot matanya masih menusuk.Anita, y

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 135

    Rumah itu terasa sedikit lebih sepi dari biasanya, meskipun anak-anak Egar dan Ilona sedang bermain di ruang keluarga. Ketegangan menggantung di udara seperti kabut tipis yang tak terlihat namun bisa dirasakan. Ilona berdiri di samping Egar, mencoba menenangkan kegugupan yang tak bisa ia sembunyikan.Egar berdiri sambil menggendong Gana yang sedang mengunyah biskuit dengan tenang, sementara Yumi duduk di karpet, menggambar bunga dengan pensil warna. Tapi fokus mereka semua kini tertuju pada dua sosok yang baru saja tiba di depan pintu: Kezio dan Xello.Mereka tinggi, tampan, dan membawa aura kota besar dalam gaya berpakaian mereka. Tapi yang paling mencolok adalah ekspresi wajah keduanya. Datar, dingin, dan nyaris tanpa emosi. Jojo, sopir pribadi Anita yang menjemput mereka dari bandara, hanya tersenyum canggung sebelum segera pamit dan meninggalkan mereka dalam keheningan yang mencekam.Anita mengambil langkah pertama. Ia tahu ini akan sulit. Tapi ini adalah pilihan yang sudah ia amb

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 134

    Dapur rumah itu sederhana, namun hangat oleh aroma bumbu dan suara air yang mengalir. Ilona berdiri di depan wastafel, tangannya cekatan membersihkan cumi yang tadi dibawa Egar dari gudang. Di sampingnya, Anita duduk di kursi kecil, mengamati anak perempuannya dengan mata yang tak lelah mengagumi. Sejak kedatangannya ke rumah ini, Anita merasa hatinya mulai disembuhkan—perlahan tapi pasti.“Sejak kapan Egar bisnis hasil laut?” tanya Anita, suaranya ringan namun menyimpan keingintahuan yang dalam.“Sejak sekitar tiga tahun lalu, Ma,” jawab Ilona sambil tetap memfokuskan perhatian pada potongan cumi di tangannya. “Waktu kami pindah ke kota ini, Egar memutuskan untuk membuka usaha sendiri.”Anita mengangguk pelan. “Sebelumnya Egar bekerja di perusahaan ibunya, ya?”“Iya, Ma. Dulu dia menjabat sebagai salah satu pemimpin di perusahaan keluarganya. Tapi itu sebelum kami menikah.”Ada sedikit jeda, sebelum Anita mengajukan pertanyaan berikutnya. “Kalian berdua memang sudah kenal sejak kamu

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 133

    Senja menyelimuti langit dengan semburat jingga yang menenangkan. Di ruang keluarga yang sederhana namun nyaman itu, Ilona duduk di sisi Anita dengan pikiran yang sedikit tidak tenang.Aroma melati dari teh memenuhi ruangan, namun tidak cukup kuat untuk mengalihkan perhatian Ilona dari berita yang baru saja disampaikan ibunya.“Ini adalah hal yang Mama tunggu. Tapi, sekaligus yang Mama takutkan,” ucap Anita lirih.Ilona mengernyit, memandang ibunya dengan penuh tanda tanya. Ada kekhawatiran yang tergurat jelas di wajah Anita, seperti seseorang yang ingin memberi kabar bahagia tapi takut akan badai yang bisa menyusul kemudian.“Adik-adikmu sudah datang. Hari ini… mereka sedang dalam perjalanan ke kota ini. Mereka datang lebih cepat dari yang Mama kira,” sambung Anita.Kalimat itu membuat hati Ilona bergetar. Ia memang telah tahu dirinya bukan anak tunggal dari Anita, ada dua orang lainnya yang lahir dari rahim yang sama. Hanya saja, mereka berbeda nasib. Kehidupan adik-adiknya berbandi

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 132

    Hari itu, langit tampak kelabu. Awan menggantung berat seakan menyimpan beban yang tak kasat mata. Di ruang keluarga yang hangat dan tertata rapi, Ilona duduk bersandar di sofa. Cangkir teh di tangannya sudah mendingin sejak tadi, tak sempat ia hirup karena pikirannya terlalu sibuk menebak arah pembicaraan ibunya—Anita—yang baru saja datang membawa kabar yang belum sepenuhnya dijelaskan.Anita duduk di seberangnya. Perempuan paruh baya itu tampak lebih tenang hari ini. Meski garis wajahnya menunjukkan ketegasan, namun ada gurat kelelahan yang tak bisa disembunyikan.Ilona menarik napas dalam, lalu bertanya dengan suara pelan namun menembus tajam, “Apa yang mereka inginkan?”Anita menoleh, tersentak dari lamunannya. Ia tahu siapa yang dimaksud dengan "mereka" — keluarga besar Ilma, keluarga tempat ia berasal dan tempat yang selama ini Ilona bahkan tidak pernah tahu menjadi bagian dari dirinya.“Hanya ingin kenalan,” jawab Anita berusaha tenang, meskipun nada bicaranya terdengar menggan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status