Beranda / Rumah Tangga / Menjadi Cantik Setelah Talak 3 / Bab 90. Wanita Cantik Berpawang

Share

Bab 90. Wanita Cantik Berpawang

Penulis: NonaRich
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-28 18:25:54

Widya menangis tergugu ketika melihat rambutnya yang sudah pendek lantaran dipotong secara kasar oleh anak lelaki Bowo. Mereka sudah pergi dan kini tinggal Widya seorang diri.

Wanita itu perlahan bangkit dan gegas mengenakan selendang untuk menutupi kepalanya. Dia akan pergi ke rumah sakit untuk memberitahukan perihal kehamilan ini pada Abimana. Semoga saja kekasihnya itu mau bertanggung jawab, meskipun pada kenyataannya ini adalah anak dari Bowo.

"Mas Abi. Aku kapok selingkuh dari kamu. Maafkan aku," keluh Widya yang masih menangis tergugu seraya berjalan gontai keluar dari kamar hotel.

Ia pergi menuju rumah sakit dan semoga saja semuanya berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan sama sekali.

Sesampainya di sana, ternyata Abimana baru saja diperbolehkan untuk pulang. Alhasil, wanita itu sama sekali tak menemukan keberadaan Abimana di sana.

Widya kembali menangis. Ia mengacak rambut pendeknya dengan frustasi. Merasa seolah takdir begitu kejam kepadanya.

"Mas Abi. Kenapa kamu p
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 91. Honeymoon Part 2

    Suaminya memang sangat menyebalkan, tapi Hanifa berusaha untuk tetap sabar duduk di pinggir pantai seraya menatap lekat ke arah Respati. Sayangnya, ketika banyak sekali para perempuan datang mendekat, mendadak Hanifa panas bukan main. Dia menatap bengis ke arah suaminya yang juga sedang menatap ke arahnya. Setelahnya, wanita itu memilih untuk menoleh ke arah lain dengan wajah yang memerah. Respati tertawa geli. Dia sukses menjahili sang istri hingga membuat wanitanya kesal seperti itu. "Mbak. Boleh saya minta tolong, fotokan saya dengan lelaki ganteng di sana?" tanya seorang perempuan dengan pakaian yang super terbuka. "Lelaki di sini banyak, Mbak. Mau difotokan sama siapa?" tanya Hanifa sedikit ketus."Itu loh Mbak. Yang pakai celana pendek warna navy tanpa atasan. Tampan sekali dia, Mbak. Siapa tau saya bisa dekat sama dia terus dijadikan bini!" pekik perempuan itu merasa kegirangan setelah menunjuk ke arah Respati. Bibir Hanifa sudah merengut tak suka. Dia mengembalikan ponsel

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 92. Tak Mau Bertanggung Jawab

    Jika siang datang ke kediaman Banu sekeluarga adalah hal yang sepertinya sangat mustahil, Widya pun memilih untuk datang pada malam hari. Bahkan, ini sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat seperempat. Tetangga kiri dan kanan rumah sederhana itu sudah mematikan lampu teras dan ruang tamu. Semoga saja tidak ada yang terbangun lagi hanya untuk menguping pembicaraan orang lain. Widya sudah mengirimi Abimana pesan dan untungnya di baca oleh lelaki itu. Sejak tadi Widya tak berhenti menangis lantaran merasakan takut.Ceklek!Suara pintu yang terbuka membuat wanita itu dengan cepat menghapus air mata. Dia pun bangkit dari duduknya dan lekas mendekat ke arah Abimana."Mau apa kamu, Wid? Apa tidak cukup sudah menyakiti diriku dengan cara berselingkuh dengan Om Bowo?" tanya Abimana dengan datarnya. Bahkan, lelaki itu belum sepenuhnya bisa berjalan jika tanpa bantuan kruk atau tongkat. "A-aku mau bicara sesuatu sama kamu, Mas. Boleh sambil duduk?" tawar Widya karena sejujurnya tubuhnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 93. Menunggu Kepulangan Pasutri

    Terkhusus hari ini, Hanifa dan Respati memiliki agenda berburu kuliner sekaligus berburu oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Mereka honeymoon di Bali tidak lama dan mungkin hanya sampai empat hari saja. "Mau beli apalagi, Sayang?" tanya Respati seraya menoleh ke arah sang istri. "Pie susu jangan ketinggalan. Terus, Mbak Kusuma minta dibelikan kain Bali. Kalau Mama katanya terserah. Neneknya Mas Pati yang sedikit rewel!" Adu Hanifa yang sukses membuat Respati menyerngit keheranan. "Rewel bagaimana, hm?" heran lelaki itu yang tak paham dengan perkataan istrinya.Hanifa semakin mendekat ke arah Respati dan membisikkan sesuatu di dekat telinga sang suami. "Katanya, minta cicit, Mas. Aku bahkan nggak tau kapan anak kita jadi, tapi sepertinya Nenek sudah tidak sabar punya cicit dari kita!" keluh Hanifa. Inilah yang menjadi beban pikiran dari wanita muda itu. Baru beberapa bulan menikah saja sudah di tuntut harus segera memiliki momongan. "Sabar. Intinya, kita harus sering berusaha. Kam

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 94. Candunya Tubuh Istri

    Hanifa dan Respati tiba di kediaman keluarga mereka menjelang pukul satu dini hari. Semua orang di kediaman itu bahkan masih terjaga hanya karena Nenek Laksmi yang menyuruh mereka menunggu kedatangan pasutri itu."Assalamualaikum!" Sapa Hanifa dan Respati dengan serentak."Waalaikumsalam. Ya ampun, Nifa. Nenek kangen sekali sama kamu!"Hanifa sampai terlonjak kaget ketika tubuhnya diterjang oleh Nenek Laksmi. Dia dipeluk dengan sangat erat dan bahkan hampir terhuyung ke belakang. Untung saja Respati dengan gesit menangkap tubuh keduanya. "Nifa juga kangen sama Nenek. Terima kasih, ya, Nek, sudah kasih kami tiket bulan madu," ucap tulus Hanifa hingga membuat sang Nenek bahagia bukan main. "Kalian baik-baik saja, kan, selama di sana?" Kali ini Anisa yang bertanya. "Kami baik, Ma. Kami bahkan sangat menikmati. Apalagi keseringan hanya di kamar penginapan saja!"Astaga, kenapa Respati justru mengatakan hal itu, sih? Wajah istrinya bahkan sampai memerah. "Biasa pengantin baru. Sini, Pa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 95. Minta Dinikahi

    Hanifa kepalang malu setelah pagi tadi kepergok oleh keluarga sang suami. Dia bahkan tak mau keluar dari kamar lantaran sudah tak memiliki muka lagi untuk menghadapi keluarganya. "Ini semua gara-gara kamu, Mas!" keluh Hanifa yang sejak tadi tak berhenti mengomeli suaminya yang sekarang ini sedang duduk di atas ranjang. Sementara dirinya sibuk di depan meja rias setelah membersihkan diri dan berganti pakaian."Kamu juga suka Mas begitukan!" goda sang suami sampai membuat Hanifa memutar bola mata dengan malas.Entah sampai kapan ruam mewah yang menghiasi seluruh bagian lehernya itu menghilang. Tak mungkin juga, kan, bila dia harus mengenakan syal?"Kenapa toh, Dek? Mama sama Nenek pun juga tau betul kita ini pasangan suami istri! Tidak usah malu begitu!" heran Respati. Lelaki itu memang tak tau bagaimana malunya seorang wanita yang dipergoki seperti itu oleh keluarga suaminya. "Kamu nggak ngerti, Mas. Diam saja!" keluh Hanifa dan seketika membuat Respati mengangguk pelan. Menjelang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 96. Dituduh Menghamili

    Napas Hanifa memburu dengan begitu hebatnya ketika ditelepon oleh sopir keluarga yang tadi mengantar Respati pergi. Seketika, matanya berembun dan napasnya memburu dengan sangat hebat. Hanifa ingin menangis, tapi dia bingung harus bagaimana. Pada akhirnya, wanita itu memilih bercerita pada Nenek Laksmi dan juga mertuanya. "Aku nggak nyangka Mas Pati bakal kayak gitu, Ma!" lirih Hanifa. Dunianya seolah runtuh begitu saja setelah menceritakan segalanya pada dua wanita dewasa itu."Astaga, apa yang sudah Pati lakukan? Membuat malu saja!" keluh Anisa yang langsung menitikkan air mata.Berbeda dengan Nenek Laksmi yang begitu geram. Matanya menyiratkan kilauan amarah yang begitu besar. Dadanya naik turun dan kepalanya dipenuhi berbagai macam pertanyaan. "Sudah tau rumah sakitnya di mana?" tanya Nenek Laksmi yang langsung di angguki oleh Hanifa. "Kita semua pergi ke sana sekarang. Masalah begini harus segera dibasmi. Kamu kuat apa tidak ikut ke rumah sakit?" tanya Nenek Laksmi pada cucu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 97. Usaha Melenyapkan Janin

    Hanifa mengerjapkan mata setelah beberapa waktu lalu sempat pingsan. Wanita itu menatap sekitar dan mendapati keberadaan suami dan kedua mertuanya. Hanya minus Nenek Laksmi saja dan entah di mana keberadaan orang tua itu. "Sayang. Apa yang sakit? Bilang sama Mas!" Respati gegas mendekat dan langsung mengusap dengan sayang wajah sang istri. Tangan kiri Hanifa yang terbebas dari selang infus pun lekas membimbing tangan suaminya untuk di letakkan di atas dada. "Dadaku yang sakit, Mas. Aku nggak nyangka kamu hamili wanita la—"Cup!Bibir ranum itu dipangut oleh Respati. Persetan jika di dalam ruangan ini masih ada kedua orang tua mereka. Lelaki itu tak peduli.Handoko rasanya ingin sekali memberikan bogeman mentan pada Respati. Dia masih kesal bukan main lantaran tadinya sedang sibuk, tapi dia buru-buru dihubungi oleh istrinya untuk segera datang ke rumah sakit lantaran Hanifa jatuh pingsan. Pria paruh baya itu tentu saja langsung meninggalkan pekerjaan. Baginya, keluarga adalah nomor

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 98. Istri Hamil Harus Dimanja

    Widya baru membuka mata setelah beberapa saat pingsan karena kebodohannya sendiri. Wanita itu mendapati keberadaan Abimana yang sebagian wajahnya masih di perban. Bahkan, salah seorang bidan juga ada di sana. "Harusnya Bapak jaga dengan baik kandungan istrinya!" omel bidan tersebut seraya menatap datar ke arah Abimana. Abimana datang, karena tadi sempat ditelepon oleh orang yang menolong Widya ketika pingsan dan pendarahan di taman. Sebenarnya, kontak pertama di ponsel Widya itu Bowo, tapi sialnya lelaki itu sama sekali tak mau mengangkat. Alhasil, mereka memilih kontak Abimana yang berada di daftar favorite kedua di ponsel Widya. "Ibunya juga ada masalah apa? Kalian bertengkar? Mbok ya bisa berpikir dengan baik loh. Sebentar lagi kalian punya anak, tapi kenapa Ibunya justru mengkonsumsi nanas dan obat keras?""Anak saya sudah mati, Bu?" tanya Widya mengabaikan pertanyaan bidan barusan. Bahkan, raut wajah Widya tidak ada sedih-sedihnya dan justru terlihat sangat penasaran. "Syukur

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06

Bab terbaru

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 155. Adu Mulut Karena Pembantu Genit

    Setiap hari ada saja tingkah Maya yang selalu memancing emosi Hanifa. Seperti sekarang ini, Maya keluar dari kamar yang di khususkan untuk asisten rumah tangga dengan menggunakan baju milik Hanifa. Pantas saja wanita hamil itu tak menemukan baju kesayangannya, ternyata justru sudah dipakai oleh Maya."Mbak, itu bajuku kok dipakai? Mbak kok terlalu lancang?" Tegur Hanifa yang merasa tak suka dengan sikap Maya yang selalu seenaknya seperti ini.Maya yang di tegur seperti itu malah menaikkan sebelah alisnya. Dia menatap aneh ke arah Hanifa"Loh, kok Mbak Nifa malah bilang kayak gini? Ini loh bajunya saya! Memangnya cuma Mbak saja yang bisa beli?" tantang Maya, padahal jelas-jelas ini baju memang milik Hanifa, tapi mana mau pembantu itu mengaku?Sementara di sisi lain, Hanifa sudah menatap garang pada pembantu satu itu. "Mbak Maya jangan macam-macam, ya. Aku loh tau kalau Mbak ini yang nata baju aku buat di bawa ke lantai bawah. Jadi, ya, kemungkinan besar dan itu memang baju aku. Aku

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 154. Ingin Menjadi Istri Kedua

    Beberapa hari kemudian, keadaan Hanifa semakin membaik dan sudah bisa beraktivitas seperti sedia kala. Bedanya, perempuan itu sama sekali tak diperbolehkan untuk menyentuh peralatan dapur. Alhasil, semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh Maya. Di mulai dari bersih-bersih dan juga memasak. Semua di lakukan oleh wanita yang usianya beberapa tahun di atas Hanifa. "Pak Pati, ini saya sudah masak sayur asem sama ikan goreng spesial buat Bapak!" ujar Maya dengan centilnya ketika Respati baru saja memasuki area dapur. Sang empu hanya mengangguk dan mulai sibuk membuka pintu kulkas. Maya yang merasa dicueki pun lekas mendekat ke arah sang empu dan menjawil lengannya."Pak Pati cari apa?"Respati terkejut bukan main dan sontak saja menjauh dari sosok Maya. Bisa gawat nanti jika Hanifa melihat, sudah pasti akan salah paham. "Mbak tolong jangan dekat-dekat seperti ini! Takutnya istri saya salah paham nantinya!" tegur Respati yang seketika membuat Maya memutar bola mata dengan malas. "Istri

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 153. ART Baru yang Genit

    Hampir dua minggu lamanya Hanifa di rawat di rumah sakit dan syukurnya hari ini sudah diperbolehkan pulang. Respati sangat kelelahan lantaran sibuk bolak balik rumah sakit sekaligus memantau pekerjaan. Walau begitu, ia sama sekali tak pernah mengeluh lantaran semua ini dia lakukan demi keluarga kecilnya yang sebentar lagi akan bertambah dalam beberapa bulan kedepan. "Semua barang-barang sudah dipacking?" tanya Handoko. Anisa tidak ikut lantaran sibuk mengurus Kusuma yang beberapa waktu lalu sudah lahiran dan sekarang anak bayinya sedang demam dan rewel. Alhasil, Kusuma membutuhkan bantuan sang Mama."Sudah, Pa. Biaya administrasi juga sudah Pati lunasi!" balas Respati dengan lesu. Bukan karena sedih tapi karena lelaki itu benar-benar butuh istirahat. Handoko mengangguk dan mulai membantu mengeluarkan semua barang bawaan yang dua minggu ini di bawa ke rumah sakit. Sekitar lima belas menit perjalanan menuju ke rumah, pada akhirnya mereka tiba juga dan sudah di sambut oleh satu ART

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 152. Kandungan Lemah

    Hanifa keluar dengan wajah sendu. Bibirnya bahkan sudah melengkung ke bawah. Respati yang melihat semua itu tentu saja langsung menghela napas. Ia gegas mendekat dan merangkul bahu sang istri untuk menenangkan. Lewat ekspresi Hanifa saja Respati bisa menebak hasilnya seperti apa. Mungkin saja memang tak seperti harapan mereka saat ini, tapi Respati tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Jangan sedih, kita bisa coba lagi nanti. Masih ada banyak waktu. Ayo dong senyum!" hibur Respati.Nenek Laksmi yang melihat itu terharu bukan main. Dia tak menyangka jika cucu lelakinya yang satu ini sangat dewasa dalam segi pikiran."Maaf—""Kenapa minta maaf, sih, Sayang? Mas tidak masalah, loh! Itu artinya, kita kurang berusaha selama ini. Mas santai begini, kok. Tidak masalah ini!"Hanifa menghela napas. Padahal dia belum selesai bicara, tapi suaminya terus menerus mengoceh seperti ini. "Mas, aku belum selesai bicara, loh. Astaga, coba lihat ini hasilnya!" Hanifa melepas paksa pelukan dari Respat

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 151. Hamil, kah?

    Hanifa jatuh sakit setelah kemarin mendapati teror di rumahnya sendiri. Respati bahkan sampai menambah satpam untuk berjaga di halaman rumah lantaran takut sekali jika sampai ada kiriman teror lagi. "Mas, aku takut!" keluh Hanifa seraya menggenggam erat tangan sang suami. Keduanya sekarang ini berada di dalam kamar. Respati terpaksa menempelkan kompres instan di kening istrinya, lantaran terlampau khawatir. Pasalnya saja, Hanifa sama sekali tak mau di bawa ke rumah sakit. Minum obat pun juga harus ekstra dipaksa. Walau begitu, Hanifa masih belum mau minum obat lantaran mulutnya terasa pahit."Takut apa, Sayang? Mas di sini sama kamu. Di luar juga ada lima satpam yang berjaga. Percaya sama Mas, selama Mas masih ada di samping kamu, semuanya baik-baik saja. Oke?" Respati dengan lembut memberi pengertian kepada istrinya.Dengan terpaksa, Hanifa mengangguk pelan sebagai jawaban. Ia takut, tapi tetap harus yakin jika semuanya akan baik-baik saja seperti apa yang barusan di ucapkan oleh s

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 150. Teror

    Ada yang aneh di kediaman Respati dan Hanifa pagi hari ini. Pasalnya, mereka mendapati kotak di depan pintu yang terbalut pita di atasnya. "Ini apa, Mas? Kok, bisa-bisanya ada beginian?" heran Hanifa. Pasangan suami istri itu terpaksa menunda keberangkatannya yang hendak pergi ke tempat fitness lantaran masih penasaran dengan apa yang ada di dalam kotak tersebut."Harusnya kalau ada paket, dititip dulu sama Pak Satpam!" gumam Respati yang juga merasa aneh dengan semua itu. "Coba buka saja, Mas. Aku kok ya penasaran sama isinya!" Hanifa hendak mengambil kotak tersebut, tapi langsung di tahan oleh Respati. Lelaki itu menggeleng pelan untuk memperingati sang istri supaya tidak membuka kotak tersebut. Ia gegas menatap ke arah pos satpam yang tak jauh dari teras rumahnya."Pak Satpam. Tolong ke sini sebentar, Pak!" panggil Respati dengan nada sopan, tapi penuh akan perintah. Dua satpam yang berjaga di pos keamanan pun lekas mendekati kedua majikannya yang berada di teras rumah. "Iya

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 149. Tingkah Gila Santi

    Sekitar pukul sembilan pagi, pasutri itu baru saja keluar dari kamar. Nenek Laksmi dan Anisa yang melihat itu sontak saja menghela napas. Kedua wanita itu seolah tak tega ketika melihat wajah letih Hanifa."Mau ingin segera punya anak, boleh. Tapi, juga ingat jaga kesehatan. Kalian sudah melewatkan sarapan, loh!" Anisa terlalu gemas dan langsung menegur keduanya, terutama Respati, si biang keroknya. "Mas Pati itu loh, Ma," gerutu Hanifa yang kini sudah duduk menghadap ke arah meja makan. Nenek Laksmi sampai meringis ketika tak sengaja melihat area leher cucu menantunya yang terlihat. Banyak sekali tanda kemerahan di sana. Sudah pasti semua itu adalah ulah dari Respati. "Pati, jangan sampai kamu buat cucu mantunya Nenek sakit. Awas saja nanti!" Respati hanya bisa menghela napas seraya mengangguk. Percuma juga jika dia membuat pembelaan, sudah pasti akan kalah. Tiga lawan satu. Dia bisa apa?"Sudah, intinya jangan terlalu over. Berusaha boleh, tapi ingat juga kesehatan. Kalian ber

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 148. Suami Super Agresif

    Tiga hari setelahnya, kehidupan rumah tangga antara Hanifa dan Respati sudah berjalan dengan semestinya. Sudah tidak ada perang dingin atau pertengkaran lagi seperti yang sudah-sudah.Bahkan, keduanya kembali lengket seperti sedia kala. Hanifa sudah tak pernah lagi membahas kejadian yang lalu. Toh juga Respati sudah kapok dan sudah berjanji tak akan minum-minum lagi. "Sayang!"Hanifa yang kini sedang sibuk memasak pun hanya bisa menghela napas gusar ketika mendengar panggilan dari sang suami. Ada apa lagi dengan lelaki itu? Perasaan tadi masih tidur dengan nyenyak, tapi sekarang sudah ribut sekali."Kamu di mana, Yang?""Di dapur, Mas. Aku lagi masak. Pagi-pagi jangan berisik, ish!" balas Hanifa yang juga ikut berteriak. Sudah tidak ada sahutan lagi dan Hanifa hanya bisa mengedikkan bahu dengan acuh. Wanita itu kembali sibuk memasak. Sekitar dua menit kemudian, Respati datang ke dapur dengan wajah yang masih mengantuk.Grep!Lihatlah betapa manjanya lelaki ini jika sudah bersama d

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 147. Viona dan Cakra

    Meskipun marah pada sang suami, tapi Hanifa sama sekali tidak menolak untuk memberikan jatah pada suaminya. Seperti sekarang ini. Ia baru selesai keramas dengan wajah juteknya. Sementara itu, Respati justru sudah tersenyum sumringah. Cup!Satu kecupan mendarat di bibir manis Hanifa yang justru semakin monyong ke depan lantaran kesal bukan main. Walau begitu, dia tidak mengeluarkan protes sama sekali. "Terima kasih, Sayang. Mas cinta sama kamu!" bisik Respati sangat mesra.Memang dasar lelaki. Sudah diberi jatah, langsung semangat seperti itu. Dia seperti sangat bahagia dan lekas memeluk erat tubuh istrinya. "Jangan lupa senyum, Sayang. Masa sama suami cemberut begitu?" goda Respati. Mau tak mau, Hanifa langsung tersenyum teduh pada lelaki itu. "Aku capek mau tidur sebentar sampai teman kamu datang,"Pada akhirnya, Respati mengalah. Ia membiarkan istri cantiknya mengistirahatkan tubuh terlebih dahulu. Sekaligus menenangkan pikiran. Harusnya kemarin teman yang di maksud oleh Respa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status