Share

Bab 86. Julidnya Tetangga

Penulis: NonaRich
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-27 20:32:36

Widya baru saja pulang dari bekerja. Kali ini dia tidak langsung ke rumah sakit lantaran masih terlalu lelah setelah dipaksa melayani Bowo di kantor. Seperti biasa.

Namun, sekarang ini dia merasa jika tatapan para tetangga sangat julid kepadanya. Dia baru saja turun dari motor ojek online, tapi dia seperti langsung diserbu oleh beberapa tatapan bengis.

"Duh, si tukang jual diri sama Om-Om sudah pulang!" celutuk salah satu tetangga dengan nada julidnya.

Widya menoleh dan menatap sinis ke arah orang tersebut. Dia mendelik tak suka dan berusaha untuk abai. Mulai berjalan lenggak lenggok untuk memasuki rumah minimalis itu.

"Widya. Kamu kok masih punya muka sih tinggal di kompleks ini?"

"Iya. Kami bahkan sudah tau bagaimana kebusukan kamu. Cih, mainnya sama Om-Om lagi. Mana ini Omnya Abimana yang katanya calonmu itu!"

Deg!

Jantung Widya berdetak dua kali lipat. Dia menatap bengis ke arah wanita yang baru saja mengatakan hal tersebut.

Jangan bilang mereka tau yang sebenarnya terjadi? A
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 87. Sengsaranya Widya

    Widya memilih untuk mendatangi rumah sakit tempat Abimana di rawat. Di sana, sama sekali tak ada yang menyambut kedatangannya. Santi yang biasanya sangat menyayangi dirinya mendadak bungkam dan tak mau menyapa."Ngapain kamu ke sini lagi, hah?" bentak saudara Santi yang merasa tak terima jika keluarga kakaknya berantakan hanya karena perempuan ini. Sialan memang. "Aku mau ngomong sama Mas Abi dan Tante Santi. Boleh keluar dulu?" tanya balik Widya pada Latif dan Ibunya. Keduanya mendelik tak suka. Walau begitu, mereka tetap pergi dari ruangan itu supaya Santi bisa mengekspresikan kemarahannya. Di ruangan tersebut hanya tersisa tiga orang saja. Widya datang mendekati Abimana. Sebenarnya, lelaki itu jijik dengan calon istrinya. Namun, bukannya dia sama saja seperti Widya? Berhubungan tanpa adanya ikatan pernikahan. "Mas Abi. Papamu usir aku, Mas. Tolong bilang ke dia!" pinta Widya memelas seraya mengusap lembut tangan Abimana."Bagus kalau suami saya sudah mengusir kamu. Sekarang, tu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 88. Dicintai Secara Ugal-ugalan

    Hanifa merasa tersanjung dengan apa yang dia lihat di depan mata. Sekarang ini, dia sudah berada di dalam sebuah penginapan yang tempatnya sangat asri dan juga pemandangannya super indah. Hanifa sebelumnya memang tak mau bila harus menginap di hotel. Baginya, sama sekali tak ada sensasi indah yang menyatu dengan alam."Bagaimana? Suka, Dek?" tanya Respati seraya memeluk sang istri dari belakang. Lelaki itu memang senang sekali melakukan Physical touch pada sang istri. Baginya, ini adalah sebuah kesenangan tersendiri ketika dirinya menyentuh sang istri dengan sangat romantis. "Suka sekali, Mas. Terima kasih, ya.""Terima kasihnya sama Nenek dong, Sayang!" goda Respati yang di angguki oleh Hanifa. Dia akan membuktikan nanti jika Nenek Laksmi akan sangat menyayangi dirinya melebihi sayang wanita tua itu terhadap Respati. "Iya, nanti kalau pulang aku bakal peluk Nenek," balas Hanifa dengan senyuman yang mengembang. Respati pun bahagia ketika melihat sang istri yang sudah tak terlal

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 89. Mengandung Benih Selingkuhan

    Hanifa tidak tau darimana suaminya belajar menggombal seperti tadi. Kata-katanya saja sangat manis dan bahkan bukan hanya dia saja yang tersipu malu melainkan para anak muda yang berada di dekat mereka tadi. "Mas, kamu itu belajar gombal begitu darimana, sih?" tanya Hanifa seraya terus berjalan memasuki area penginapan. Jangan lupakan jika tangannya terus bergelanyut manja pada tangan kekar sang suami. "Gombal apanya? Nyenengin hati istri itu dapat pahala loh, Yang!" kekeh Respati yang tak menyangka jika sang istri akan berpikiran seperti itu. Hanifa mendengus dan terus menempel pada suami tercinta. Dia sebenarnya masih tak percaya lantaran dulunya Respati ini tipe lelaki yang lumayan kaku dan suka berbicara formal. Sekarang justru berubah menjadi manis. "Masa sih? Aku kira cuma suka gombal!" kekeh Hanifa. "Nggak, Sayang. Mas bilang begitu juga karena sangat cinta sama kamu. Apa masih perlu bukti?" Tanya balik Respati.Sang istri menggeleng pelan. Dia rasa sudah cukup. Sudah din

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 90. Wanita Cantik Berpawang

    Widya menangis tergugu ketika melihat rambutnya yang sudah pendek lantaran dipotong secara kasar oleh anak lelaki Bowo. Mereka sudah pergi dan kini tinggal Widya seorang diri.Wanita itu perlahan bangkit dan gegas mengenakan selendang untuk menutupi kepalanya. Dia akan pergi ke rumah sakit untuk memberitahukan perihal kehamilan ini pada Abimana. Semoga saja kekasihnya itu mau bertanggung jawab, meskipun pada kenyataannya ini adalah anak dari Bowo. "Mas Abi. Aku kapok selingkuh dari kamu. Maafkan aku," keluh Widya yang masih menangis tergugu seraya berjalan gontai keluar dari kamar hotel. Ia pergi menuju rumah sakit dan semoga saja semuanya berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan sama sekali. Sesampainya di sana, ternyata Abimana baru saja diperbolehkan untuk pulang. Alhasil, wanita itu sama sekali tak menemukan keberadaan Abimana di sana.Widya kembali menangis. Ia mengacak rambut pendeknya dengan frustasi. Merasa seolah takdir begitu kejam kepadanya. "Mas Abi. Kenapa kamu p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 91. Honeymoon Part 2

    Suaminya memang sangat menyebalkan, tapi Hanifa berusaha untuk tetap sabar duduk di pinggir pantai seraya menatap lekat ke arah Respati. Sayangnya, ketika banyak sekali para perempuan datang mendekat, mendadak Hanifa panas bukan main. Dia menatap bengis ke arah suaminya yang juga sedang menatap ke arahnya. Setelahnya, wanita itu memilih untuk menoleh ke arah lain dengan wajah yang memerah. Respati tertawa geli. Dia sukses menjahili sang istri hingga membuat wanitanya kesal seperti itu. "Mbak. Boleh saya minta tolong, fotokan saya dengan lelaki ganteng di sana?" tanya seorang perempuan dengan pakaian yang super terbuka. "Lelaki di sini banyak, Mbak. Mau difotokan sama siapa?" tanya Hanifa sedikit ketus."Itu loh Mbak. Yang pakai celana pendek warna navy tanpa atasan. Tampan sekali dia, Mbak. Siapa tau saya bisa dekat sama dia terus dijadikan bini!" pekik perempuan itu merasa kegirangan setelah menunjuk ke arah Respati. Bibir Hanifa sudah merengut tak suka. Dia mengembalikan ponsel

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 92. Tak Mau Bertanggung Jawab

    Jika siang datang ke kediaman Banu sekeluarga adalah hal yang sepertinya sangat mustahil, Widya pun memilih untuk datang pada malam hari. Bahkan, ini sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat seperempat. Tetangga kiri dan kanan rumah sederhana itu sudah mematikan lampu teras dan ruang tamu. Semoga saja tidak ada yang terbangun lagi hanya untuk menguping pembicaraan orang lain. Widya sudah mengirimi Abimana pesan dan untungnya di baca oleh lelaki itu. Sejak tadi Widya tak berhenti menangis lantaran merasakan takut.Ceklek!Suara pintu yang terbuka membuat wanita itu dengan cepat menghapus air mata. Dia pun bangkit dari duduknya dan lekas mendekat ke arah Abimana."Mau apa kamu, Wid? Apa tidak cukup sudah menyakiti diriku dengan cara berselingkuh dengan Om Bowo?" tanya Abimana dengan datarnya. Bahkan, lelaki itu belum sepenuhnya bisa berjalan jika tanpa bantuan kruk atau tongkat. "A-aku mau bicara sesuatu sama kamu, Mas. Boleh sambil duduk?" tawar Widya karena sejujurnya tubuhnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 93. Menunggu Kepulangan Pasutri

    Terkhusus hari ini, Hanifa dan Respati memiliki agenda berburu kuliner sekaligus berburu oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Mereka honeymoon di Bali tidak lama dan mungkin hanya sampai empat hari saja. "Mau beli apalagi, Sayang?" tanya Respati seraya menoleh ke arah sang istri. "Pie susu jangan ketinggalan. Terus, Mbak Kusuma minta dibelikan kain Bali. Kalau Mama katanya terserah. Neneknya Mas Pati yang sedikit rewel!" Adu Hanifa yang sukses membuat Respati menyerngit keheranan. "Rewel bagaimana, hm?" heran lelaki itu yang tak paham dengan perkataan istrinya.Hanifa semakin mendekat ke arah Respati dan membisikkan sesuatu di dekat telinga sang suami. "Katanya, minta cicit, Mas. Aku bahkan nggak tau kapan anak kita jadi, tapi sepertinya Nenek sudah tidak sabar punya cicit dari kita!" keluh Hanifa. Inilah yang menjadi beban pikiran dari wanita muda itu. Baru beberapa bulan menikah saja sudah di tuntut harus segera memiliki momongan. "Sabar. Intinya, kita harus sering berusaha. Kam

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 94. Candunya Tubuh Istri

    Hanifa dan Respati tiba di kediaman keluarga mereka menjelang pukul satu dini hari. Semua orang di kediaman itu bahkan masih terjaga hanya karena Nenek Laksmi yang menyuruh mereka menunggu kedatangan pasutri itu."Assalamualaikum!" Sapa Hanifa dan Respati dengan serentak."Waalaikumsalam. Ya ampun, Nifa. Nenek kangen sekali sama kamu!"Hanifa sampai terlonjak kaget ketika tubuhnya diterjang oleh Nenek Laksmi. Dia dipeluk dengan sangat erat dan bahkan hampir terhuyung ke belakang. Untung saja Respati dengan gesit menangkap tubuh keduanya. "Nifa juga kangen sama Nenek. Terima kasih, ya, Nek, sudah kasih kami tiket bulan madu," ucap tulus Hanifa hingga membuat sang Nenek bahagia bukan main. "Kalian baik-baik saja, kan, selama di sana?" Kali ini Anisa yang bertanya. "Kami baik, Ma. Kami bahkan sangat menikmati. Apalagi keseringan hanya di kamar penginapan saja!"Astaga, kenapa Respati justru mengatakan hal itu, sih? Wajah istrinya bahkan sampai memerah. "Biasa pengantin baru. Sini, Pa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02

Bab terbaru

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 105. Maaf, Sayang

    "Lepas!" datar Hanifa seraya menyentak kasar tangan Respati.Hal ini sukses membuat Anisa terkejut bukan main. Dia menatap intens ke arah pasangan itu. Sepertinya, sedang ada perselisihan di antara mereka. "Dek. Mas minta maaf—""Buat apa minta maaf? Mas nggak salah, kok. Harusnya aku sadar diri nggak usah pergi ke sana. Supaya aku nggak direndahin sama orang dan juga supaya nggak dibentak-bentak sama suami sendiri!" lirih Hanifa memotong ucapan Respati.Sebenarnya, wanita itu sama sekali tidak mau membahas hal ini didepan mertuanya. Salahkan saja Respati yang justru memancing mereka untuk membahas hal iniAnisa pun semakin mengerutkan kening. Apalagi ketika mendengar penuturan dari sang menantu yang terdengar sangat menyayat hati."Kalian kenapa? Pati. Hanifa kamu apakan, hah?" tegas Anisa yang suaranya sangat tidak bersahabat. Hanifa terisak hebat yang seketika membuat Anisa semakin naik pitam. Respati pun bingung hendak berbuat apa. Mau kembali memeluk sang istri, tapi sang empu

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 104. Bentakan Respati

    "Loh, ngapain kamu ke situ? Itu loh punya calon istrinya Mas Pati. Dengan kata lain, suatu saat nanti itu punya saya, Delina Nugraha!" tegas wanita itu yang ternyata namanya Delina Nugraha. Pergerakan tangan Hanifa yang ingin membuka pintu kontrakan pun sontak saja terhenti. Ia menatap malas ke arah penghuni baru yang sialnya berada tepat di samping rumah kontrakan yang memang dikhususkan untuknya. Hanifa kembali tak menggubris dan hendak membuka pintu lagi. Sayangnya, Delina justru menarik kasar tubuh sang empu yang beruntungnya masih bisa menjaga keseimbangan. "Kamu itu apa-apaan, sih? Sudah dibilang jangan ke situ! Budeg apa gimana? Pergi sana!" usir Delina. Tidak tau saja jika wanita yang sedang di usir ini adalah ibu kontrakan dua puluh pintu yang salah satunya sedang dia tempati. "Mbak yang apa-apaan? Ini tempat saya, jadi saya bebas mau keluar masuk. Toh, saya juga punya kunci!" Hanifa yang kepalang dongkol tentu saja langsung mengangkat kunci kontrakan yang ia punya. Hal

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 103. Ibu Kontrakan yang Sesungguhnya

    Setelah hampir satu bulan masa pemulihan, Abimana pun sudah kembali berjalan dengan normal. Bahkan, wajahnya yang dulu sempat di perban, sekarang sudah tidak lagi. Perut Widya juga sudah mulai menonjol dan hal itu membuat Abimana semakin muak. Lelaki itu bahkan merencanakan sesuatu supaya bayi yang ada di dalam kandungan Widya bisa luruh begitu saja. "Mas Abi. Aku pengen makan pizza tapi Tante Santi yang buat!" rengek Widya, ketika mereka semua sedang berada di meja makan. Santi langsung menatap bengis ke arah wanita hamil itu. Semakin hari, ada saja permintaan nyeleneh dari Widya. Bahkan, dia seperti tak berpikir jika sekarang ini Abimana sedang menganggur. Pendapatan keluarga kecil itu hanya dari usaha konveksi yang dijalani oleh Banu dan Santi. Sayangnya, beberapa minggu ini penghasilan menurun karena banyak sekali para tetangga yang enggan ke sana. "Makan saja yang ada. Jangan banyak tingkah kamu!" sentak Santi kesal bukan kepalang. Sudah malas dan tidak pernah mau membantu

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 102. Kissing and Ice Cream

    "Sayang—""Mas, kamu tau sendiri, kan, perempuan hamil itu sensitif sekali. Jangankan perempuan hamil, yang tidak hamil saja sangat sensitif kalau lihat beginian. Kamu habis ngapain, sih?" Nada bicara Hanifa mulai bergetar.Wanita itu sepertinya takut jika masa lalu yang buruk akan terulang lagi di saat dirinya baru saja pulih dan merasa bahagia. Respati lekas mendekat dan mulai mendekap erat tubuh Hanifa. Pecah sudah tangisan sang istri. Tangisan yang sangat menyayat hati. "Kamu tau sendiri kalau aku ini anak broken home. Masih kecil ditinggal pisah sama orang tua. Ayah nikah lagi, sementara Ibu pergi ke luar negeri dan sampai sekarang nggak balik lagi. Bahkan, aku juga pernah gagal berumah tangga. Aku nggak bisa dibeginikan, hiks ...."Hanifa mengeluarkan segala keluh kesalnya. Biarkan saja suaminya mengatai dirinya cengeng atau semacamnya. Yang jelas, wanita itu sedikit terguncang. Jemari Respati terulur untuk mengusap air mata Hanifa. Bahkan, sampai sekarang lelaki itu belum m

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 101. Noda Lipstik Siapa?

    Santi menatap sinis ke arah Widya yang sejak pagi tadi sudah leha-leha menonton televisi. Padahal, pekerjaan di dapur masih banyak. Masakan belum rampung semua. Peralatan makan tadi malam pun juga belum di cuci.Seenak jidat wanita hamil itu malas-malasan. Jika dulu Santi selalu membela Widya. Kini, tidak lagi. "Wid. Masak sana, Tante mau bersihin depan rumah!" tegas Santi membuat Widya melotot seraya merengut."Tan, aku tuh lagi hamil. Masa iya Tante suruh masak? Bukannya apa, kalau wanita hamil itu cocoknya di manja!" tegas Widya kesal bukan main. "Masalahnya kamu bukan mantu Tante, ya. Kamu cuma numpang di sini. Sudah tidak kerja di perusahaan. Imbasnya pun juga ke Abi, kemarin dia di pecat sama Renjana, karena menganggap Abi tidak becus jagain kamu yang menjadi wanita gatal begitu," sinis Santi yang ucapannya terlalu pedas. Widya menghela napas. Demi apapun, dia itu jarang bekerja di dapur. Bahkan, untuk bersih-bersih rumah pun dia malas sekali. Maunya leha-leha, tapi uang data

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 100. Trending Topik

    Sejak semalam hingga pagi ini, Respati terus menerus muntah-muntah. Semua anggota keluarganya bahkan sampai panik sendiri. Lelaki itu tak bisa berjauhan dari sang istri. "Kamu kenapa, sih, Mas? Terlalu capek atau gimana? Perasaan kemarin siang masih baik-baik saja dan masih bisa bercanda sama aku." Hanifa tentu saja merasa sangat khawatir dengan keadaan sang suami. "Mau ke rumah sakit saja atau bagaimana?" tawar Anisa yang sama khawatirnya seperti yang di rasakan oleh sang menantu. "Di sini saja sama Nifa. Hirup aromanya Nifa mualnya jadi hilang!" lirih Respati.Jika biasanya lelaki itu sangat berwibawa dan penuh kharisma, berbeda dengan sekarang. Ia tampak terlihat sangat sayu dan pucat. "Lemah sekali, sih, kamu, Pati? Ini tuh namanya morning sickness. Biasanya wanita hamil yang mengalami, tapi ternyata kamu yang gantiin Nifa!" omel sang Nenek yang merasa sebal dengan cucu lelakinya.Respati sama sekali tak membalas ucapan sang Nenek. Lelaki itu sekarang ini sedang sibuk menghiru

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 99. Memuaskan Diri

    Tengah malam, Respati terbangun dan terus menerus menghela napas. Dia tidak bisa tidur tanpa memeluk istrinya. Ini semua gara-gara peraturan nyeleneh dari sang Nenek. Jika bisa, dia ingin memulangkan wanita tua itu ke luar negeri lagi. "Punya istri, tapi kok tidur sendiri? Tidak bisa dibiarkan ini!" Respati akhirnya bangkit dari kamar. Ia lekas berjalan dengan tergesa menuju lantai bawah, lantaran kamar Nenek Laksmi ada di lantai satu. Wanita tua itu tentu saja sudah tak bisa naik turun tangga lantaran tubuhnya sudah ringkih di makan oleh usia. "Pati, mau ke mana?" Respati terkejut bukan main ketika tak sengaja berpapasan dengan sang Mama yang baru keluar dari kamar."Mau nyusulin istri, Ma. Pati tidak bisa tidur kalau tidak peluk Nifa," ujar Respati tanpa ada yang ditutupi.Anisa tertawa geli ketika mendapati anak sulungnya yang sangat bucin seperti ini. "Ya sudah, hati-hati. Kalau perlu, gendong saja Nifa bawa kembali ke kamar kalian. Jangan sampai Nenek kamu bangun, bisa heboh

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 98. Istri Hamil Harus Dimanja

    Widya baru membuka mata setelah beberapa saat pingsan karena kebodohannya sendiri. Wanita itu mendapati keberadaan Abimana yang sebagian wajahnya masih di perban. Bahkan, salah seorang bidan juga ada di sana. "Harusnya Bapak jaga dengan baik kandungan istrinya!" omel bidan tersebut seraya menatap datar ke arah Abimana. Abimana datang, karena tadi sempat ditelepon oleh orang yang menolong Widya ketika pingsan dan pendarahan di taman. Sebenarnya, kontak pertama di ponsel Widya itu Bowo, tapi sialnya lelaki itu sama sekali tak mau mengangkat. Alhasil, mereka memilih kontak Abimana yang berada di daftar favorite kedua di ponsel Widya. "Ibunya juga ada masalah apa? Kalian bertengkar? Mbok ya bisa berpikir dengan baik loh. Sebentar lagi kalian punya anak, tapi kenapa Ibunya justru mengkonsumsi nanas dan obat keras?""Anak saya sudah mati, Bu?" tanya Widya mengabaikan pertanyaan bidan barusan. Bahkan, raut wajah Widya tidak ada sedih-sedihnya dan justru terlihat sangat penasaran. "Syukur

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 97. Usaha Melenyapkan Janin

    Hanifa mengerjapkan mata setelah beberapa waktu lalu sempat pingsan. Wanita itu menatap sekitar dan mendapati keberadaan suami dan kedua mertuanya. Hanya minus Nenek Laksmi saja dan entah di mana keberadaan orang tua itu. "Sayang. Apa yang sakit? Bilang sama Mas!" Respati gegas mendekat dan langsung mengusap dengan sayang wajah sang istri. Tangan kiri Hanifa yang terbebas dari selang infus pun lekas membimbing tangan suaminya untuk di letakkan di atas dada. "Dadaku yang sakit, Mas. Aku nggak nyangka kamu hamili wanita la—"Cup!Bibir ranum itu dipangut oleh Respati. Persetan jika di dalam ruangan ini masih ada kedua orang tua mereka. Lelaki itu tak peduli.Handoko rasanya ingin sekali memberikan bogeman mentan pada Respati. Dia masih kesal bukan main lantaran tadinya sedang sibuk, tapi dia buru-buru dihubungi oleh istrinya untuk segera datang ke rumah sakit lantaran Hanifa jatuh pingsan. Pria paruh baya itu tentu saja langsung meninggalkan pekerjaan. Baginya, keluarga adalah nomor

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status