Jannet begitu terkejut mendengar perkataan Pak Bernardus. Jantungnya serasa melompat dan lepas dari tempatnya. Tatapannya yang nyalang, langsung tertuju pada Joana.
Jordy pun sebenarnya sangat terkejut, tapi guru olahraga itu lebih bijak dalam menyikapi berita yang baru saja dia dengar. Rasa cinta Jordy pada Joana meski sangat besar, bukan berarti dia harus menolak kenyataan jika Joana sudah menjadi milik rekan kerjanya. Jordy sudah merelakan semenjak dia mendengar kabar bahwa Joana dan Andreas sudah bertunangan.
"Saya tidak percaya itu!" tegas Jannet.
"Sayangnya, saya tidak peduli apakah Bu Jannet percaya atau tidak." Joana tersenyum sinis.
"Yang saya tidak habis pikir, di mana otak Bu Jannet? Bisa-bisanya Bu Jannet mencampur obat perangsang ke dalam minuman Pak Andre dan Bu Jannet juga sangat bernafsu untuk menolong Pak Andre, membebaskan dia dari rasa sakit akibat pengaruh obat tersebut! Bukankah
Setelah kembali melakukan pergumulan, Joana dan sang suami ketiduran di lantai yang sudah dialasi matras. Rasa lelah yang mendera, membuat keduanya tertidur dengan lelap. Mereka berdua baru terbangun ketika hari menjelang petang."Kayaknya, hari sudah sore, Sayang," kata Andreas sambil meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku."Jam berapa memangnya, Bang?" tanya Joana yang masih setia memeluk tubuhnya sendiri. Matanya masih terasa lengket dan rasanya enggan untuk dibuka."Hampir jam lima, Sayang.""Hah! Kita ketiduran lama berarti, Bang. Kita harus cepat keluar, nanti gerbangnya keburu ditutup." Joana segera beringsut, tetapi baru saja mendudukkan diri, dia sudah menjerit kecil."Aw!" Joana meringis ketika merasakan seluruh tubuhnya terasa sakit."Yang mana yang sakit, Yang?" Andreas yang hendak berdiri untuk mengambil kemeja dan mengambilkan pakaian s
Setelah berdiskusi sebentar dengan sang istri, Andreas akhirnya memaafkan Jannet karena semalam rekan guru yang terobsesi pada Andreas itu pun sudah meminta maaf. Ya, semalam Jannet datang ke unit Andreas dan meminta maaf secara langsung pada Andreas dan Joana, diantar oleh Jordy. Jannet nampak sungguh-sungguh meminta maaf dan mengatakan bahwa dia menyesali perbuatannya. Andreas dan Joana memang sudah memaafkan Jannet, tapi dengan syarat. Yaitu, agar Jannet tidak mengulang lagi perbuatan kotornya dan berjanji tidak akan menggangu hubungan Andreas dan Joana. Andreas juga meminta agar Jannet tidak menyebarkan tentang pernikahannya dengan Joana dan Jannet menyetujui syarat tersebut. Meskipun Jannet sudah dimaafkan dan kasusnya dinyatakan ditutup, Pak Bernardus tetap mengingatkan pada salah satu guru terbaik itu bahwa jika sekali lagi Jannet melakukan kesalahan, maka dia akan dipecat dengan tidak hormat. "Baik, Pak Kep
Hampir dua minggu telah berlalu dari kejadian di mana Andreas terpaksa menggauli sang istri untuk pertama kali. Bukan di malam pertama yang indah seperti yang mereka berdua inginkan sebelumnya. Akan tetapi di sekolah, tempat yang sesungguhnya tidak pernah ada dalam bayangan Andreas maupun Joana.Kini, mereka berdua tengah menikmati liburan seperti yang pernah dijanjikan Andreas pada sang istri. Liburan yang terpaksa mundur satu minggu karena saat itu, Andreas tidak tega melihat kondisi istrinya akibat gempuran-gempuran yang dia lakukan hingga Joana mengalami kesulitan berjalan."Yang. Mau jagung bakar itu, enggak?" tanya Andreas ketika mereka berdua sedang berjalan-jalan menikmati udara malam di sekitar penginapan."Boleh-boleh. Dingin-dingin kayak gini, enak pasti makan yang masih panas," balas Joana antusias.Mereka berdua lalu mendekati penjual jagung bakar yang cukup ramai pembeli. Andreas memesa
Joana menghela napas panjang. Dia tidak mempedulikan tatapan dan senyuman Sabeum Alan. Yang Joana pikirkan saat ini hanyalah kekhawatiran di wajah suaminya yang sempat dia tangkap dari kejauhan.'Aku yakin, kamu mengetahui kode yang aku berikan tadi, Bang. Cepat, bukalah chat yang aku kirim!'Ya. Joana sempat berbagi lokasi, sebelum kemudian mengantongi ponselnya. Dia tidaklah wanita yang bodoh dan lemah, yang bisa begitu saja diintimidasi oleh Sabeum Alan. Dia pun ragu dengan perkataan pria di sampingnya bahwa Om Jun sedang kencan dengan orang suruhan Sabeum Alan.Joana nurut saja ketika Sabeum Alan menggelandangnya menuju mobil Jeep yang terparkir di tempat gelap, tak jauh dari tempat mereka berdiri saat ini. Sepertinya, pria yang terobsesi pada Joana itu sudah mengintai keberadaan Joana dan sang suami. Entah sejak kapan, Joana tidak mengetahui karena Om Jun tidak ada mengabari.Biasanya, jika Joan
Rocky segera mengenakan pakaiannya kembali lalu beranjak pergi tanpa sepatah kata pun. Meninggalkan Jannet yang masih tercenung seorang diri, mendengar rentetan kalimat yang diucapkan oleh teman kencannya barusan. Sekelumit penyesalan hadir, tapi segera ditepis oleh Jannet yang kini sudah tidak dapat lagi membedakan mana yang baik dan mana yang benar.Di area parkir penginapan, Rocky segera menghubungi bosnya dan mengabarkan apa yang dia dapat dari Jannet.[Alan membawa Nona Jo ke Bandung, Bos.][Ya, aku membuntuti mereka karena nona sempat mengirimkan GPS tadi sebelum Alan membawanya. Sekarang, aku berada di belakang mobil suami nona.][Apalagi yang kamu tahu, Rocky?][Rencananya, dia akan menikahi nona di salah satu hotel yang berada di daerah Lembang][Shit! Jauh sekali!][Ky! Kamu bawa anak buahmu langsung ke Lembang. Suruh mereka mem
Pagi harinya, Andreas yang semalam memutuskan untuk melanjutkan bulan madu mereka di hotel tempat Joana ditemukan, tidak membiarkan sedikit pun sang istri jauh darinya. Andreas juga tak henti meminta maaf, menyesali kenapa kejadian semalam bisa terjadi."Aku pasti akan sangat menyesal jika kamu kenapa-napa, Sayang," kata Andreas sambil memeluk erat tubuh sang istri. Keduanya kini masih bergelung di bawah selimut yang lembut meski di luar sana sang surya sudah mulai menampakan sinarnya.Joana tak menjawab. Dia yang semula memunggungi sang suami dengan Andreas memeluknya dari belakang, kini membalikkan badan menghadap Andreas. Dia tatap netra sang suami dan mencari kesungguhan dari perkataan Andreas barusan."Apakah Jo sudah benar-benar berarti bagi Abang?"Pertanyaan Joana membuat hati Andreas mencelos. Dia memang pernah melakukan kesalahan dengan mengabaikan istrinya di awal pernikahan. Namun kini, d
Dalam video tersebut, terlihat dengan jelas adegan kedua anak manusia yang sama-sama tengah dikuasai oleh nafsu membara. Jannet nampak begitu menikmati gerakan tubuhnya yang meliuk-liuk di atas tubuh Sabeum Alan. Tatapan mata mereka berdua, terlihat saling mendamba."Jannet! Bisa-bisanya dia melakukan hal itu!" Andreas nampak geram. Ternyata, keanggunan Jannet yang ditampilkan selama ini, hanyalah pencitraan semata."Semalam, dia juga tidur dengan anak buah Om Jun yang dia kira Om Jun," kata Joana, membuat Andreas semakin muak pada rekan seprofesinya tersebut.Ya. Semalam, Om Jun yang membawa Sabeum Alan ke daerah Lembang lalu mempertemukan dia dengan Jannet di sebuah villa yang telah disewa oleh mantan pelatih beladiri Joana itu. Jannet dan Sabeum Alan sengaja dicekoki dengan minuman racikan khusus yang membuat keduanya terangsang hebat. Mereka berdua lalu ditinggalkan di dalam kamar yang sudah dipasan
Kehidupan rumah tangga Joana dan Andreas semakin hari, semakin terlihat harmonis. Setiap ada masalah, mampu mereka lewati bersama tanpa ada drama yang berarti. Andreas yang dewasa mampu mengimbangi sikap Joana yang kadang-kadang masih kekanak-kanakan. Begitu pula dengan Joana, dia pun mampu mengimbangi gaya hidup suaminya yang sederhana meskipun wanita belia itu berasal dari keluarga kaya raya.Keduanya saling mengisi dan saling melengkapi kekurangan masing-masing. Tidak ada yang merasa paling atau pun mengedepankan egonya untuk menonjolkan diri. Kegagalan di awal pernikahan, cukup memberikan pelajaran berarti bagi mereka berdua untuk saling mengerti dan memahami."Ujian akhir sekolah, bulan depan 'kan, Yang? Apa kamu sudah memiliki rencana, mau melanjutkan ke mana?" tanya Andreas ketika melihat sang istri membuka buku pelajaran, seperti biasanya.Ya. Meskipun Joana adalah siswi yang cerdas dan tanpa belajar pun dia past
Wanita bertubuh kurus yang ada di dalam mobil taksi itu terus mengamati rumah Andreas. Dia nampak menimbang-nimbang. Entah apa yang dipikirkan."Maaf, Bu. Sampai kapan kita akan tetap di sini?" tanya sopir taksi tersebut, mengurai lamunan penumpangnya."Iya, tunggu sebentar, ya, Pak."Setelah berkata demikian pada sopir taksi, wanita tinggi semampai itu segera turun lalu berjalan perlahan memasuki gerbang kediaman Andreas yang memang tidak ditutup karena ada beberapa saudara Joana yang belum datang. Tanpa ragu, dia terus melangkah perlahan lalu menaiki teras rumah yang cukup tinggi dengan sangat hati-hati. Seolah, dia takut jika kaki jenjangnya akan tersandung, dan bisa menyebabkan tubuh ringkih itu terjatuh."Permisi." Terdengar sopan, wanita itu menyapa penghuni rumah.Tak perlu menunggu lama, sosok Andreas segera muncul lalu menghampiri tamunya. Andreas mengerutkan dahi kala m
Andreas kini dapat bernapas dengan lega, setelah sang istri tersadar. Tak henti, pria tampan itu mengecupi wajah istrinya yang sudah berangsur cerah dan tak sepucat tadi. Joana bahkan sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan, setelah dipastikan bahwa kondisinya sudah membaik.Di ruang perawatan pun, Andreas tak mau jauh-jauh dari sang istri tercinta. Dia bahkan tadi hanya menggendong anak-anaknya sebentar karena setelah itu, kedua bayi mungil itu sudah menjadi rebutan. Saat ini, bayi laki-laki berada di pangkuan Mama Anggie, sementara bayi perempuan berada di pangkuan Bibi Liana.Ya, Bibi Liana sebenarnya menginginkan cucu perempuan karena dia hanya memiliki anak laki-laki. Namun sayang, anak yang dilahirkan sang menantu, Melanie, malah laki-laki. Meski begitu, istri Pak Bernardus itu tetap menyayangi sang cucu."Kakak Ipar. Ryan belum kebagian gendong keponakan, nih. Bikin lagi, ya. Satu aja," pinta Ryan yang tiba-tiba
Andreas yang ikut menemani sang istri di dalam ruang persalinan, sebenarnya sangat tegang. Namun, pria itu mencoba untuk menutupi ketegangannya dengan menciumi puncak kepala Joana. Andreas terus memberikan semangat kepada istrinya."Kamu pasti bisa, Yang. Kamu wanita yang hebat. Aku mencintaimu, Yang," bisik Andreas, terus menerus. Memberikan kebahagiaan semangat, sekaligus mengungkapkan perasaannya yang terdalam.Di tengah rasa sakit yang mendera, Joana mencoba untuk tersenyum. Meski wanita cantik itu tak dapat berkata-kata, tetapi melalui tatapan matanya, Joana mengungkapkan rasa syukur karena memiliki suami seperti Andreas. Dia eratkan genggaman tangan, kala kontraksi kembali datang.Ya, Joana memilih proses persalinan normal untuk melahirkan kedua bayinya. Dokter yang menangani Joana jauh-jauh hari pun setuju karena baik kondisi ibu maupun kedua janin, sama-sama sehat. Meski awalnya Andreas menyarankan untuk operasi cesar saja karena pria itu tak sanggup melihat sang istri kesakit
Joana benar-benar ikut pulang dengan kedua orang tua, beserta kakaknya, Sandy. Segala bujuk rayu Andreas, tak dia hiraukan karena wanita hamil itu ingin selalu berdekatan dengan sang mama. Bahkan sepanjang perjalanan menuju bandara, Joana terus bergelayut manja dengan mamanya dan mengabaikan sang suami yang ikut mengantar.Andreas sengaja ikut mengantar ke bandara karena berharap, sang istri akan berubah pikiran. Suami Joana itu masih berharap, sang istri mengurungkan niatnya. Sebab, Andreas tidak dapat membayangkan bagaimana hari-harinya nanti tanpa sang istri."Abang kalau kangen 'kan, bisa nyusul Jo ke sana," jawab Joana dengan santai ketika sang suami masih berusaha membujuknya."Yaelah, Jo. Kamu pikir, Jakarta Bandung. Bisa nyusul sewaktu-waktu." Ricky yang juga ikut mengantar ke bandara, menyahut."Demi cinta, pasti jarak bukan halangan. Benar begitu 'kan, Bang?" Joana m
Semua orang dibuat panik karena Joana yang tadinya baik-baik saja, tiba-tiba ambruk, dan tak sadarkan diri. Andreas langsung membopong tubuh ramping istrinya dan membawanya berlari menuju mobil. Sandi yang baru saja datang, berteriak menyuruh sang adik ipar agar membawa Joana ke mobilnya.Sandi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sang mama yang duduk di samping kemudi, sampai harus mengingatkan sang putra sulung agar berhati-hati. Sementara di bangku belakang, Andreas yang memangku kepala sang istri, nampak sangat khawatir."Bangun, dong, Sayang. Kamu kenapa, sih?" Andreas menepuk lembut pipi Joana yang matanya terus terpejam.Sementara di belakang mobil Sandy, nampak tiga mobil lain mengiringi. Mobil yang dikendarai papanya Joana, berada tepat di belakang mobil Sandy. Diikuti mobil Ricky dan terakhir mobil Ryan.Tak berapa lama, iring-iringan mobil itu memasuki kawasan rumah sakit. Setelah berh
Belum juga ada tanda-tanda kehamilan meski sudah lebih dari satu bulan Joana dan Andreas pulang dari berbulan madu ke negara matahari terbit kala itu, membuat Joana kembali murung. Wanita cantik itu bahkan tak bersemangat, menyambut wisudanya minggu depan. Joana akhir-akhir ini juga sering mengurung diri di dalam kamar.Tentu saja sikap istrinya tersebut membuat Andreas khawatir. Pria muda itu dibuat bingung sendiri dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Padahal, dia sudah seringkali mengatakan pada sang istri bahwa tidak kunjung hamilnya Joana, tak masalah bagi Andreas."Sudah, dong, Yang. Jangan begini terus!" Andreas mencoba membujuk sang istri. "Kita makan malam di luar, yuk. Sekalian nonton film," lanjutnya menawarkan karena ingin membuat mood sang istri kembali membaik.Joana menggeleng. "Jo lagi enggak pengin ke mana-mana, Bang."Andreas menghela napas panjang. "Yang. Jangan terlalu dipikirkan
Joana benar-benar merasa kesepian kini karena sang sahabat sudah memiliki kehidupan baru sekarang. Melanie juga mulai disibukkan dengan mengikuti kursus parenting, di sela-sela dia bekerja, dan rencananya Melanie juga akan mengikuti kelas senam untuk ibu hamil karena kehamilannya sudah mulai membesar. Praktis, Melanie tak lagi memiliki waktu untuk Joana.Hanya Bu Rifah yang masih setia berkunjung, meski Joana tak lagi memperbantukan istri Om Jun itu di unitnya. Joana memberhentikan Bu Rifah sebagai asisten rumah tangga, sejak mengetahui kehamilan ibunya Dino dan Dini. Joana tak ingin sesuatu terjadi pada kandungan istrinya Om Jun, seperti yang terjadi pada Joana kala itu."Kapan, ya, Bu, Jo bisa hamil lagi?"Wajah Joana terlihat murung, padahal di depannya ada Dina, yang biasanya membuat Joana antusias untuk menggoda gadis kecil yang montok itu. Dina sekarang sudah pandai berjalan dan tingkahnya sungguh menggemaska
Joana dan Andreas tak percaya ketika melihat Ryan menggandeng mesra tangan Dini, menghampiri mereka. Begitu pula dengan Ricky yang sedang menanti sang istri, yang tengah dirias oleh MUA. Mereka semua sampai melongo, menatap ke arah Ryan yang tersenyum lebar, sementara Dini tersipu malu."Bang, Kakak Ipar. Ini kekasihku, calon istriku. Ryan akan menikahinya, begitu dia lulus nanti," kata Ryan, sambil menggenggam erat tangan kekasih belianya. Ryan dapat merasakan tangan Dini yang gemetaran, juga berkeringat."Santai aja, Dek. Mereka pasti setuju, kok. Percayalah pada Abang," bisik Ryan, meyakinkan dan Dini mengangguk.Sebenarnya, Dini tidak mengkhawatirkan hal tersebut. Dia tahu betul, seperti apa Joana, juga Andreas. Mereka tidak akan mempermasalahkan status sosial seseorang yang dekat dengan salah satu anggota keluarganya. Terbukti, Joana sendiri menikah dengan Andreas. Hari ini, Ricky juga menikahi Melanie y
Ricky dan Melanie memberanikan diri untuk berterus terang kepada orang tua mereka berdua. Tentu saja para orang tua itu murka, meski mereka juga sudah mengetahui sejauh apa hubungan anak-anaknya itu. Pihak orang tua pun akhirnya menyetujui pernikahan Ricky dan Melanie dan mereka juga mempersiapkannya dengan sangat cepat karena tak ingin orang-orang di luar sana tahu kecelakaan yang telah terjadi.Semua orang dibuat sibuk, termasuk Joana, dan Andreas. Joana sempat terkejut mendengar kabar kehamilan sang sahabat. Dia menjadi sedih karena justru Melanie yang notabene belum menginginkan hadirnya anak, justru diberikan amanah untuk mengandung benih Ricky. Sementara dirinya yang sudah sangat siap dan menginginkan agar bisa segera hamil, malah tak kunjung diberikan kepercayaan pasca keguguran tiga tahun silam.Joana pun membantu persiapan pernikahan sang sepupu dan sahabatnya itu dengan raut wajah yang dipenuhi mendung kelabu. Dia terus