Aku tidak tahu apa yang terjadi di kamar setelah Jasper kembali ke rumah. Yang kutahu hanyalah saat aku memeluk ibuku, semua rasa lelah dan sakit yang kurasakan seolah menghilang dalam sekejap.Ayahku mengusap dahiku dengan lembut dan tersenyum tipis sambil berkata, "Bagus, kamu sudah kembali."Air mata yang nyaris jatuh, kutahan dengan susah payah. Aku teringat bagaimana ayahku menentang pernikahanku dengan Jasper dulu. Aku bahkan bertengkar hebat dengan keluarga demi menikah dengannya.Sekarang saat kupikirkan lagi, tak ada masalah keluarga yang tak bisa diselesaikan jika kita saling mengerti.Keesokan paginya, aku bangun dan mendapati raut wajah ibuku tampak tidak biasa. Aku meletakkan sendokku dan bertanya, "Ibu, ada apa?"Mata ibuku masih sedikit merah. Dia menggelengkan kepala, tetapi tidak menjawab. Aku semakin khawatir. "Ibu, kalau Ibu nggak kasih tahu aku, aku akan semakin cemas," kataku, lalu beralih ke ayahku."Ayah, mungkin Ayah bisa kasih tahu aku?"Ayahku tampak tidak sen
Viola masuk ke rumah dengan senyum di wajahnya. "Jasper, aku takut kamu lagi dalam suasana hati yang buruk, jadi aku datang hari ini untuk membantu masak untuk Pak Jodi dan istrinya," katanya dengan nada manis.Langkahku berhenti dan aku menutup pintu perlahan sambil menatap Jasper dengan tajam. Ekspresi Jasper langsung berubah menjadi tidak senang. "Untuk apa kamu datang ke sini?" tanyanya dingin.Viola tidak menyangka bahwa Jasper yang selama ini selalu memperlakukannya dengan lembut, kini berbicara dengan sikap yang sama sekali berbeda. Dia menepuk dadanya, mencoba terlihat menenangkan."Jasper ...," katanya sambil meraih lengan Jasper. "Kenapa kamu galak sekali? Aku cuma mau membantu."Namun, Jasper dengan cepat menarik lengannya. "Nggak usah. Aku nggak butuh bantuanmu. Kamu pergi saja," katanya tegas.Kata-kata itu membuat kami semua menoleh ke arah pintu ketika terdengar bunyi bel.Aku melihat Jasper dan Viola, lalu berkata, "Kalau kalian sudah memutuskan begini, sebaiknya aku ng
Orang tuaku yang marah melihat semua fitnah itu, berniat untuk membalas secara online. Namun, komentar-komentar mereka tenggelam oleh gelombang besar opini publik yang mendominasi internet.Teman-temanku khawatir dengan kondisi mentalku. Meski aku tetap pergi ke toko setiap hari seperti biasa, mereka merasa aku mulai rapuh. Sampai akhirnya seorang pelanggan datang dan menghinaku secara langsung di toko, teman-temanku benar-benar melarangku untuk kembali bekerja.Komentar kejam terus berdatangan, mengatakan aku mungkin akan memanipulasi apa yang dimakan pelanggan.Saat itu, muncul sebuah video Viola. Dalam video itu, dia dan Jasper tampak akrab dan serasi.Dalam video tersebut, aku tampak "tidak tahu malu" berada di antara mereka berdua. Akhirnya, Viola berbicara "jujur" kepada publik, mengatakan bahwa saat dia dan Jasper saling mencintai dulu, akulah yang datang merebut Jasper darinya.Viola menambahkan, meski awalnya dia ingin mempertahankan hubungan mereka, dia akhirnya memilih untuk
Setelah aku mengunggah video itu, tidak lama kemudian Viola menelepon."Jessy, apa hakmu mengunggah video yang ada aku di dalamnya tanpa izinku?" tanyanya dengan nada penuh kemarahan.Aku tertawa sinis, "Nggak akting lagi ya? Viola, pasti capek ya main drama setiap hari."Di ujung telepon, aku mendengar dia menarik napas panjang. Lalu, dengan suara terpaksa, dia bertanya, "Apa yang harus aku lakukan agar kamu mau menghapus video itu?"Aku tersenyum tipis sambil menunduk, lalu langsung menutup telepon tanpa menjawab pertanyaannya. Aku tidak perlu melihatnya untuk tahu bahwa ekspresi Viola pasti sangat buruk saat ini.Sejak aku mengunggah video itu, aku kembali ke restoranku dan melayani tamu yang telah memesan tempat sebelumnya.Teman-temanku mengatakan bahwa Viola sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah dan telah bertengkar hebat dengan Jasper. Bahkan kelompok teman mereka yang dulu mendukung Viola kini menjauhinya.Aku mendengar bahwa saat keluar rumah, Viola mendapatkan hinaan yang
Setelah kejadian itu, baik Jasper maupun Viola sepenuhnya menghilang dari hidupku. Kabarnya, Viola meninggalkan kota ini karena tidak mampu lagi menghadapi serangan dari dunia maya yang terus menghantamnya.Sementara itu, restoranku semakin berkembang. Aku hanya memanfaatkan lahan kecil dengan dapur yang besar dan membatasi jumlah makanan yang dibuat setiap hari. Ketika ingin bekerja, aku akan pergi. Jika lelah, aku akan berhenti dan beristirahat.Secara perlahan, aku mulai membawa makanan yang kubuat untuk kedua orang tuaku. Ibuku tersenyum sambil berkata, "Jessy yang dulu sudah kembali."Seperti biasanya, ayahku tidak lupa memberikan nasihat. "Semua sudah berlalu. Tapi, dari pengalaman ini, terbukti bahwa nggak peduli seberapa sulit pun situasinya, selama kita masih bisa berpikir, selalu ada peluang untuk bangkit kembali."Aku dan ibuku saling tersenyum, mengangguk seakan sepakat dengan kata-katanya.Aku pikir, Jasper tidak akan pernah muncul lagi dalam hidupku. Namun, suatu hari, ib
"Splash ...." Sebuah suara percikan yang besar terdengar ketika aku didorong dari kapal pesiar ke dalam laut. Di dalam air, segalanya mendadak menjadi sunyi.Pikiranku dipenuhi wajah mereka yang berdiri di atas kapal saat aku didorong. Semua ini hanya karena mereka sedang berlibur dan kalung yang diberikan Jasper kepada Viola jatuh ke laut.Suamiku, Jasper, langsung mengusulkan agar aku, satu-satunya yang bisa berenang, turun untuk mencarinya.Rasa asin memenuhi mulutku, membuatku tak bisa membedakan mana air laut dan mana air mata.Perutku mulai terasa sakit dan mencengkeram dengan kuat.Aku menggelengkan kepala dan berusaha untuk tetap sadar. Demi anakku, aku harus bertahan hidup. "Jasper, angkat aku ke atas!" Aku berteriak sekuat tenaga ke arah kapal, tapi suaraku hampir tidak terdengar.Salah satu pria di samping Jasper berteriak padaku, "Kalung itu adalah peninggalan ibunya Viola, Jessy. Tolong temukan dulu sebelum naik!"Suaranya tidak terlalu keras, tetapi terdengar jelas di tel
Lengan Viola juga terkena bara panas dari panggangan yang terjatuh. Saat dia berusaha membantuku, lengannya tidak sengaja tersentuh bara tersebut."Jessy, aku tahu kamu nggak suka aku, tapi kamu nggak perlu sengaja melempar bara ini ke lenganku."Setelah kata-katanya terucap, semua mata langsung tertuju padaku. Tatapan mereka penuh dengan tuduhan."Jessy, kamu kejam sekali. Kami tahu kamu nggak pernah suka Viola, tapi kamu nggak seharusnya melakukan hal seperti ini!"Aku memejamkan mata sejenak, lalu membuka kembali untuk menatap Viola. Dia tampak tidak stabil dan bersandar pada Jasper dengan air mata yang berlinang.Orang-orang di sekitarnya jelas termakan oleh aktingnya dan makian kepada diriku semakin keras, "Wanita jahat, kenapa kamu nggak tenggelam saja waktu di laut tadi?"Aku berkata dengan suara tenang, "Viola, jangan coba-coba memfitnahku ...."Belum sempat aku selesai membela diri, Jasper sudah memotong dengan suara tegas, "Cukup!"Dia menatap lengan Viola yang memerah karena
Aku masih ingat saat awal kami bersama. Pernah suatu kali, saat pertemuan dengan teman-temannya, aku tidak sengaja terjatuh ke sungai.Meski Jasper tidak bisa berenang, dia tetap nekat mengambil pelampung dan melompat ke sungai untuk menyelamatkanku. Dia memelukku erat dan kami bersama-sama berjuang menuju tepian.Saat itu, aku merasa kami seperti keluar dari kegelapan bersama. Sejak saat itu, aku yakin dialah orang yang tepat untukku. Kemudian, kami saling mencintai dan menikah.Mereka selalu berkata, jangan pernah menjalin hubungan dengan seseorang dari teman dekat. Dulu aku tidak percaya dan berpikir bahwa Jasper benar-benar mencintaiku. Namun, setelah Viola muncul kembali, aku akhirnya tersadar.Viola adalah cinta pertama Jasper. Semua pemahamannya tentang cinta berasal darinya. Aku yang terbutakan oleh cinta, belajar berenang agar Jasper tidak khawatir, bahkan mengiriminya foto setelah berhasil menyelam.Saat dia memujiku, aku tidak pernah menyangka bahwa suatu hari kemampuan ini
Setelah kejadian itu, baik Jasper maupun Viola sepenuhnya menghilang dari hidupku. Kabarnya, Viola meninggalkan kota ini karena tidak mampu lagi menghadapi serangan dari dunia maya yang terus menghantamnya.Sementara itu, restoranku semakin berkembang. Aku hanya memanfaatkan lahan kecil dengan dapur yang besar dan membatasi jumlah makanan yang dibuat setiap hari. Ketika ingin bekerja, aku akan pergi. Jika lelah, aku akan berhenti dan beristirahat.Secara perlahan, aku mulai membawa makanan yang kubuat untuk kedua orang tuaku. Ibuku tersenyum sambil berkata, "Jessy yang dulu sudah kembali."Seperti biasanya, ayahku tidak lupa memberikan nasihat. "Semua sudah berlalu. Tapi, dari pengalaman ini, terbukti bahwa nggak peduli seberapa sulit pun situasinya, selama kita masih bisa berpikir, selalu ada peluang untuk bangkit kembali."Aku dan ibuku saling tersenyum, mengangguk seakan sepakat dengan kata-katanya.Aku pikir, Jasper tidak akan pernah muncul lagi dalam hidupku. Namun, suatu hari, ib
Setelah aku mengunggah video itu, tidak lama kemudian Viola menelepon."Jessy, apa hakmu mengunggah video yang ada aku di dalamnya tanpa izinku?" tanyanya dengan nada penuh kemarahan.Aku tertawa sinis, "Nggak akting lagi ya? Viola, pasti capek ya main drama setiap hari."Di ujung telepon, aku mendengar dia menarik napas panjang. Lalu, dengan suara terpaksa, dia bertanya, "Apa yang harus aku lakukan agar kamu mau menghapus video itu?"Aku tersenyum tipis sambil menunduk, lalu langsung menutup telepon tanpa menjawab pertanyaannya. Aku tidak perlu melihatnya untuk tahu bahwa ekspresi Viola pasti sangat buruk saat ini.Sejak aku mengunggah video itu, aku kembali ke restoranku dan melayani tamu yang telah memesan tempat sebelumnya.Teman-temanku mengatakan bahwa Viola sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah dan telah bertengkar hebat dengan Jasper. Bahkan kelompok teman mereka yang dulu mendukung Viola kini menjauhinya.Aku mendengar bahwa saat keluar rumah, Viola mendapatkan hinaan yang
Orang tuaku yang marah melihat semua fitnah itu, berniat untuk membalas secara online. Namun, komentar-komentar mereka tenggelam oleh gelombang besar opini publik yang mendominasi internet.Teman-temanku khawatir dengan kondisi mentalku. Meski aku tetap pergi ke toko setiap hari seperti biasa, mereka merasa aku mulai rapuh. Sampai akhirnya seorang pelanggan datang dan menghinaku secara langsung di toko, teman-temanku benar-benar melarangku untuk kembali bekerja.Komentar kejam terus berdatangan, mengatakan aku mungkin akan memanipulasi apa yang dimakan pelanggan.Saat itu, muncul sebuah video Viola. Dalam video itu, dia dan Jasper tampak akrab dan serasi.Dalam video tersebut, aku tampak "tidak tahu malu" berada di antara mereka berdua. Akhirnya, Viola berbicara "jujur" kepada publik, mengatakan bahwa saat dia dan Jasper saling mencintai dulu, akulah yang datang merebut Jasper darinya.Viola menambahkan, meski awalnya dia ingin mempertahankan hubungan mereka, dia akhirnya memilih untuk
Viola masuk ke rumah dengan senyum di wajahnya. "Jasper, aku takut kamu lagi dalam suasana hati yang buruk, jadi aku datang hari ini untuk membantu masak untuk Pak Jodi dan istrinya," katanya dengan nada manis.Langkahku berhenti dan aku menutup pintu perlahan sambil menatap Jasper dengan tajam. Ekspresi Jasper langsung berubah menjadi tidak senang. "Untuk apa kamu datang ke sini?" tanyanya dingin.Viola tidak menyangka bahwa Jasper yang selama ini selalu memperlakukannya dengan lembut, kini berbicara dengan sikap yang sama sekali berbeda. Dia menepuk dadanya, mencoba terlihat menenangkan."Jasper ...," katanya sambil meraih lengan Jasper. "Kenapa kamu galak sekali? Aku cuma mau membantu."Namun, Jasper dengan cepat menarik lengannya. "Nggak usah. Aku nggak butuh bantuanmu. Kamu pergi saja," katanya tegas.Kata-kata itu membuat kami semua menoleh ke arah pintu ketika terdengar bunyi bel.Aku melihat Jasper dan Viola, lalu berkata, "Kalau kalian sudah memutuskan begini, sebaiknya aku ng
Aku tidak tahu apa yang terjadi di kamar setelah Jasper kembali ke rumah. Yang kutahu hanyalah saat aku memeluk ibuku, semua rasa lelah dan sakit yang kurasakan seolah menghilang dalam sekejap.Ayahku mengusap dahiku dengan lembut dan tersenyum tipis sambil berkata, "Bagus, kamu sudah kembali."Air mata yang nyaris jatuh, kutahan dengan susah payah. Aku teringat bagaimana ayahku menentang pernikahanku dengan Jasper dulu. Aku bahkan bertengkar hebat dengan keluarga demi menikah dengannya.Sekarang saat kupikirkan lagi, tak ada masalah keluarga yang tak bisa diselesaikan jika kita saling mengerti.Keesokan paginya, aku bangun dan mendapati raut wajah ibuku tampak tidak biasa. Aku meletakkan sendokku dan bertanya, "Ibu, ada apa?"Mata ibuku masih sedikit merah. Dia menggelengkan kepala, tetapi tidak menjawab. Aku semakin khawatir. "Ibu, kalau Ibu nggak kasih tahu aku, aku akan semakin cemas," kataku, lalu beralih ke ayahku."Ayah, mungkin Ayah bisa kasih tahu aku?"Ayahku tampak tidak sen
Jasper tidak tahu bahwa Jessy sudah lama meninggalkan rumah.Di tengah percakapan santai dengan teman-temannya, salah satu dari mereka berkata, "Sudah lama sekali kita nggak mencicipi masakan Jessy."Jasper mengangguk pelan. Ya, selama bertahun-tahun, Jessy selalu menjadi kebanggaannya di dapur, bahkan setelah memenangkan penghargaan sebagai koki terbaik. Dengan paras cantik dan keahliannya, orang-orang sering bercanda menyebutnya sebagai "dewi dapur".Mendengar hal itu, Jasper tak sadar menundukkan kepala dan tersenyum kecil, membayangkan sosok Jessy yang sibuk memasak di dapur.Dia berpikir, 'Baiklah, mungkin aku harus memberikan penjelasan kepadanya tentang mobil itu. Lagi pula, mobil itu sudah aku kirim untuk diperbaiki.' Dia yakin, Jessy akan menerima permintaannya seperti biasa dan mencari cara untuk memperbaiki suasana.Namun, ketika mereka tiba di rumah, semuanya terasa tidak biasa. Teman-temannya duduk di sofa sambil menunggu Jessy keluar dari dapur seperti biasanya. Namun, ti
Aku masih ingat saat awal kami bersama. Pernah suatu kali, saat pertemuan dengan teman-temannya, aku tidak sengaja terjatuh ke sungai.Meski Jasper tidak bisa berenang, dia tetap nekat mengambil pelampung dan melompat ke sungai untuk menyelamatkanku. Dia memelukku erat dan kami bersama-sama berjuang menuju tepian.Saat itu, aku merasa kami seperti keluar dari kegelapan bersama. Sejak saat itu, aku yakin dialah orang yang tepat untukku. Kemudian, kami saling mencintai dan menikah.Mereka selalu berkata, jangan pernah menjalin hubungan dengan seseorang dari teman dekat. Dulu aku tidak percaya dan berpikir bahwa Jasper benar-benar mencintaiku. Namun, setelah Viola muncul kembali, aku akhirnya tersadar.Viola adalah cinta pertama Jasper. Semua pemahamannya tentang cinta berasal darinya. Aku yang terbutakan oleh cinta, belajar berenang agar Jasper tidak khawatir, bahkan mengiriminya foto setelah berhasil menyelam.Saat dia memujiku, aku tidak pernah menyangka bahwa suatu hari kemampuan ini
Lengan Viola juga terkena bara panas dari panggangan yang terjatuh. Saat dia berusaha membantuku, lengannya tidak sengaja tersentuh bara tersebut."Jessy, aku tahu kamu nggak suka aku, tapi kamu nggak perlu sengaja melempar bara ini ke lenganku."Setelah kata-katanya terucap, semua mata langsung tertuju padaku. Tatapan mereka penuh dengan tuduhan."Jessy, kamu kejam sekali. Kami tahu kamu nggak pernah suka Viola, tapi kamu nggak seharusnya melakukan hal seperti ini!"Aku memejamkan mata sejenak, lalu membuka kembali untuk menatap Viola. Dia tampak tidak stabil dan bersandar pada Jasper dengan air mata yang berlinang.Orang-orang di sekitarnya jelas termakan oleh aktingnya dan makian kepada diriku semakin keras, "Wanita jahat, kenapa kamu nggak tenggelam saja waktu di laut tadi?"Aku berkata dengan suara tenang, "Viola, jangan coba-coba memfitnahku ...."Belum sempat aku selesai membela diri, Jasper sudah memotong dengan suara tegas, "Cukup!"Dia menatap lengan Viola yang memerah karena
"Splash ...." Sebuah suara percikan yang besar terdengar ketika aku didorong dari kapal pesiar ke dalam laut. Di dalam air, segalanya mendadak menjadi sunyi.Pikiranku dipenuhi wajah mereka yang berdiri di atas kapal saat aku didorong. Semua ini hanya karena mereka sedang berlibur dan kalung yang diberikan Jasper kepada Viola jatuh ke laut.Suamiku, Jasper, langsung mengusulkan agar aku, satu-satunya yang bisa berenang, turun untuk mencarinya.Rasa asin memenuhi mulutku, membuatku tak bisa membedakan mana air laut dan mana air mata.Perutku mulai terasa sakit dan mencengkeram dengan kuat.Aku menggelengkan kepala dan berusaha untuk tetap sadar. Demi anakku, aku harus bertahan hidup. "Jasper, angkat aku ke atas!" Aku berteriak sekuat tenaga ke arah kapal, tapi suaraku hampir tidak terdengar.Salah satu pria di samping Jasper berteriak padaku, "Kalung itu adalah peninggalan ibunya Viola, Jessy. Tolong temukan dulu sebelum naik!"Suaranya tidak terlalu keras, tetapi terdengar jelas di tel