Rasanya pagi ini tubuh Wendy serasa dipukuli orang sekampung. Selagi berjalan menuju dapur hotel, dia menguap lebar merasa jam tidurnya kurang. Betul kata Bimo kemarin, seharusnya mereka pulang lebih awal daripada harus hang out seharian penuh sekadar memenuhi hasrat untuk healing. Pagi ini mereka hampir terlambat akibat bangun kesiangan kalau bukan alarm milik Bimo yang terdengar seperti pemadam kebakaran membuyarkan bunga tidur gadis itu.Sejujurnya, Wendy tak dapat tidur nyenyak setelah semalam dia mendapat kecupan di kening sewaktu duduk di bibir pantai Tanjung Benoa. Mungkin orang lain akan menganggap ciuman biasa itu sesuatu yang tidak berarti karena mereka suami-istri yang sedang manis-manisnya menjalani bahtera rumah tangga. Tapi, bagi Wendy, kecupan sore itu menimbulkan sesuatu yang lain di hati sampai-sampai debaran di dadanya enggan tuk berhenti. Meski bukan kali pertama, entah kenapa tatapan Bimo kemarin dan semua perlakuannya begitu beda.Ah, jangan keburu baper, Wen!Ala
Guyuran air hangat membasahi tubuh Wendy untuk mengumpulkan puing-puing kesadaran juga merutuki kesalahan serta kenikmatan terbesar dalam hidupnya. Dia memejamkan mata, meremas dadanya sendiri seakan ingin meredam jantung yang tak berhenti berdebar-debar. Diraba tengkuk leher, otomatis bulu romanya berdiri karena masih bisa merasakan jejak Bimo berada di sana. Sensasi itu kembali bergerombol memenuhi perutnya menciptakan sebuah rasa yang tak dapat didefinisikan. Wendy menengadahkan kepala, menyisir rambut basah yang disiram air dari shower entah harus bagaimana jikalau berhadapan dengan Bimo nanti. Canggung juga malu.Sungguh tak disangka kalau perjanjian itu akan dilanggar oleh mereka sendiri, khususnya Wendy. Dia tidak bisa menyalahkan Bimo pun tak bisa merutuk godaan terlarang itu. Wendy menelengkan kepala, bibirnya tertarik membentuk sudut miring mengetahui bahwa tidak akan ada manusia yang bertahan jika terjebak dalam situasi seperti kemarin. Sepertinya Wendy memutuskan untuk ti
Sudah hampir lima belas menit mungkin lebih ketika tak ada suara yang keluar dari bibir mereka kecuali angin laut yang berhembus cukup kencang menerpa dan menggoyangkan rambut Wendy. Hanya memandang lurus ke arah gulungan ombak tengah mengecup manja pantai Sawangan meninggalkan buih di atas pasir putih. Dua sejoli itu terlalu lama tenggelam dalam sesuatu yang tak dapat diukur oleh apa pun bahkan debaran dalam dada mereka sepertinya tak terkalahkan dengan deburan ombak di sana. Wendy berpaling, mengamati garis rahang Bimo dipahat tegas oleh Sang Pencipta seraya menerka-nerka apa yang sedang dipikirkan lelaki di sampingnya ini. Apakah tentang permainan panas mereka? Apakah Bimo akan mengatakan kalau itu cuma kesalahpahaman yang perlu dilupakan walau meninggalkan benih di rahim Wendy? Atau ... opsi lain, Bimo telah membuka hati setelah percintaan itu?Sepertinya pilihan ketiga adalah mustahil kecuali kepala Mas Bimo terbentur batu karang.Sejauh yang diketahui Wendy dalam novel-novel ha
"Hei, lagi apa, Wen?" tanya Bimo seraya membawa dua cangkir teh hangat ketika Wendy tengah duduk di balkon sambil menulis sesuatu. "Aku udah nyiapin makan malam kok belum dimakan?"Wendy mendongak dan membantu Bimo meletakkan cangkir itu di atas meja bundar berpelitur cokelat mengilap yang terbuat dari bahan kayu jati. Menghirup sejenak aroma teh chammomile yang diberi irisan lemon sebagai penambah imun tubuh lantas berkata, "Makasih. Iya, nanti juga aku makan, Mas.""Bikin apa sih? Serius banget." Bimo melongok untuk melihat apa yang sedang ditulis oleh istrinya di atas buku catatan.Wendy menunjukkan buku catatannya yang berisi tulisan mengenai ide dessert yang kiranya cocok untuk perayaan ulang tahun hotel. Bimo menerimanya dan membaca deret ide resep hidang penutup kontinental serta ada desain kue setinggi setengah meter sebagai acara puncak. Pasti chef Teguh sudah menyuruh Wendy, pikir Bimo. Bisa dilihat kalau rancangan kue itu membentuk bangunan hotel D'amore berupa setengah lin
Dunia Bimo seakan berhenti berputar bahkan ketika raga itu berada di dapur untuk mengawasi kru menyiapkan jamuan. Benaknya juga hampa berganti rasa rindu yang dipendam kini tumpah ruah memenuhi relung dada. Meski pada akhirnya lelaki bermata sayu itu sedikit mulai merelakan perempuan yang pernah meremukkan hati, nyatanya suara lembut Risya kembali memenuhi setiap aliran darah Bimo seperti menorehkan kembali harapan yang sempat pupus. Entah harus senang karena yang dipujanya kembali atau membiarkan masa lalu tetap berlalu.Setelah mendapat telepon dari Risya kemarin, Bimo langsung masuk ke kamar begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Wendy. Sampai sekarang pun bibirnya seperti dipaksa bungkam untuk tidak menceritakan kalau mantan tunangannya datang lagi. Jika Wendy sampai tahu, Bimo yakin semuanya akan runyam."Aku minta maaf udah ninggalin kamu, Bim," ujar Risya terdengar bersalah. "Maaf juga baru bisa bilang hari ini karena..." mendadak dia sesenggukan tak sanggup merelakan mantannya
Separuh jiwa yang sempat mati kini hidup lagi setelah kembali menjalin komunikasi dengan pujaan hati. Bibir kemerahan Bimo lebih sering mengembang bak bunga matahari yang bersenang-senang menerima bias mentari. Lihat saja pipi lelaki 32 tahun itu merona seperti tengah memulas blush on. Pikiran lelaki itu dipenuhi oleh bayangan Risya setelah sekian lama lost contact dan tidak menyangka jikalau sang mantan masih mengingat kalau Bimo adalah tempat terbaik untuk bersandar. Meski senang, tapi dia juga prihatin dengan kabar pernikahan Risya yang tak seindah apa yang diceritakan kala mereka berpisah. Sang sous chef tersenyum geli membuat orang di sekitarnya menatap keheranan. Beberapa dari mereka berkusu-kusu kalau atasan bermata sayu itu kemungkinan sedang menikmati hari-hari sebagai lelaki yang dimabuk asmara semenjak menikah. Sementara yang lain berpikir kalau Bimo tampak bahagia karena Wendy sudah berbadan dua. "Ah, enggak mungkin. Badannya Mbak Wendy kok enggak kelihatan kayak orang h
Bimo baru pulang ke apartemen sekitar pukul delapan malam ketika Wendy sedang menonton film Purple Heart di siaran Netflix sambil memangku semangkuk popcorn pedas. Dia melirik sinis ke arah lelaki yang menghampirinya malah melempar ulasan senyum tanpa dosa. Wendy langsung berdiri dan mematikan film yang menampilkan adegan mengharukan ketika Luke dipecat akibat memalsukan pernikahannya dengan Cassie demi mendapatkan tunjangan. Tadi gadis itu hampir terhanyut dalam romansa lelaki yang dianggap sebagai pria green flag dan sempat ramai diperbincangkan di Tik Tok karena selain tampan juga mau memperjuangkan Cassie. Bergegas ke kamar dan membanting pintu ketika Bimo meneriaki nama Wendy tanpa dihiraukan.Wendy sudah berusaha menutup mata dan telinga ketika mengetahui Risya kembali untuk mengambil cinta yang sempat dititipkan kepadanya. Di sisi lain, ada rasa benci yang menggerogoti hati Wendy dan makin lama rasa itu melubangi hati sampai sebesar bola pingpong yang bisa menjadi racun mematik
Atmosfer apartemen tak lagi menjadi tempat ternyaman bagi Wendy semenjak tahu kalau Bimo sudah berpaling. Bahu yang sebelumnya selalu menjadi tempat bersandar pun kini terasa asing di saat lelaki itu masih mendambakan perempuan pujaannya sendiri. Tak luput pula senyum juga sentuhan candu yang kini dirindukan Wendy juga turut lenyap tanpa bekas. Sekarang, bagi Bimo semuanya tentang Risya. Perempuan tak tahu diri itu nyatanya berhasil membangun tembok yang memisahkan Wendy dan Bimo. Ah, tidak! Justru Risya membuat lubang besar sehingga Wendy tak dapat merangkak untuk meraih perhatian sang suami lagi. Kini dia seperti sedang berada dalam kubangan besar yang akan selalu menyeret kembali ketika berhasil menapak satu tingkat lebih tinggi untuk menyadarkan bahwa Risya hanyalah masa lalu yang tak patut dikenang lagi. Selain itu, Wendy seakan termakan jebakan sendiri jika sejatinya manusia bisa menaruh sebuah rasa walau lidah berkata tidak. Sebesar apa pun pendirian Wendy untuk memfokuskan d
Mungkin ini yang dinamakan kekuatan cinta sejati, ketika dua hati sempat terpisah ingin bersatu kembali. Semesta seakan turut andil memberikan jalan selebar mungkin untuk Bimo dan Wendy mengurus pembatalan perceraian mereka. Pasangan dimabuk asmara itu benar-benar dibuat sibuk, salah satunya Bimo mengajukan verzet agar keputusan verstek yang diterimanya bisa dibatalkan. Bimo berkata kepada hakim bahwa dirinya tidak hadir di persidangan beberapa waktu lalu karena hendak menyusul Wendy dan meyakinkan istrinya untuk rujuk kembali. Dia juga berkata kalau tidak ingin bercerai dari Wendy dan bersedia menerima hukuman atas perbuatannya. Alhasil, hakim meninjau perkara tersebut termasuk menanyakan kepada Wendy lagi apakah keputusan untuk membatalkan perceraian itu memang benar adanya atau tidak. Tentu saja yang ditanya langsung menjawab tegas tanpa ada keraguan sedikit pun. Dia berkata kalau sudah memaafkan kesalahan Bimo dan bersedia memberikan kesempatan kedua. Wendy menambahkan bahwa diri
Tuhan, apakah ini adalah kesempatan yang Kau berikan untuk kami?Wendy masih memandang lurus ke dalam bola mata Bimo yang dipenuhi ketulusan dan kejujuran tanpa ada kebohongan yang sempat menyelinap di sana. Perasaannya tercampur aduk tidak menyangka jika Bimo akan melakuakn hal gila seperti ini setelah proses perceraian mereka. Masih tergambar jelas penolakan Bimo padanya manakala mediasi dilakukan. Tapi, kali ini? Tuhan telah membalikkan hati Bimo, meluluhkan keegoisan lelaki itu berganti keputusasaan yang menyiratkan kalau Bimo tidak bisa hidup bersama Wendy. Mata berkaca-kaca lelaki yang masih bertekuk lutut ini menunjukkan sebuah harapan besar bahwa Wendy akan menerima cincin kawin yang pernah dikembalikannya sebelum pergi. "Aku mencintaimu dan selalu mencintaimu," ujar Bimo lagi, "walau terlambat."Bagai karang dihantam ombak dahsyat dan tak mampu membendung lautan ganas, dinding yang dibangun Wendy susah payah untuk menghindari Bimo nyatanya tetap bisa diruntuhkan. Dia menutup
Guyuran air hangat dari pancuran langsung turun bersamaan membasahi setiap inci kulit Bimo, meluruhkan segala kekalahan yang didapatnya. Tidak hanya sekali namun sudah berapa kali dia menelan pil pahit akibat ditolak Wendy. Dia menghitung hari, waktu berjalan terlalu cepat baginya. Apakah dunia juga tidak sedang memihak Bimo walau hanya sekali?Semalam sampai dini hari sosok Wendy tak kunjung muncul membuat Bimo frustrasi setengah mati. Walau menelepon ke nomor barunya yang diperoleh dari Ketut juga tidak mempan. Seakan Wendy telah berhasil membangun dinding kokoh yang tinggi dan tidak dapat ditembus oleh siapa pun. Alhasil, atas saran satpam yang menemaninya kemarin, Bimo diminta beristirahat di hotel Aberoi untuk mengistirahatkan diri di tempat yang hangat daripada tidur beralaskan jaket bagai orang jalanan.Mematikan keran shower, lantas meraih handuk putih dan melingkarkannya ke pinggul, Bimo berjalan menuju wastafel dan bercermin menatap wajah pecundangnya. Dia benar-benar berant
"Siapa itu?" chef Indra kembali bertanya namun tak dijawab ketika Bimo bergerak maju menghampiri Wendy. Alih-alih merespons, Wendy malah bergeming seolah kehilangan seluruh kosakata dalam kepala. Lidahnya kelu walau garis bibirnya terbuka berharap ada satu kata bisa keluar dari sana. Namun, ternyata tidak. Bahkan sekadar menarik napas pun Wendy mendadak amnesia meski dadanya kini dilanda sesak akibat serangan kenangan menerjang tanpa permisi. Jangan tanyakan bagaimana degupan jantung Wendy, mungkin sebentar lagi dia akan lelah karena terlalu cepat memompa darah agar kewarasan gadis itu tetap terjaga. Tidak menyangka bahwa pengaruh kehadiran Bimo yang tiba-tiba seperti ini masih menimbulkan efek yang besar di tubuh Wendy. Dunia sepertinya berhenti berputar menyisakan dua manusia yang pernah terlibat dalam satu ikatan perasaan. Bahkan suara tegas chef Indra juga deburan air laut yang pasang surut pun dianggap angin lalu di telinga Wendy. Seluruh perhatiannya justru tertuju pada sosok
Wendy sudah menduga bahwa tak seharusnya menerima tawaran lelaki berkemeja putih di depannya semanis apa pun imbalan yang diberikan. Begitu keluar dari area dapur dan memilih tempat makan outdoor yang berhadapan langsung dengan pantai Medana, ratusan pasang mata langsung memperhatikan mereka. Berkusu-kusu dan menafsirkan isu apa yang pantas disematkan kepada pastry chef tersebut. Wendy menundukkan wajah, risih jika harus menjadi atensi tuk ke sekian kali. Kenapa kemarin tidak terpikirkan makan di warung kaki lima? Kenapa pula harus di tempat di mana CCTV dan mulut-mulut penuh cerita dusta itu berada?Cuaca sepertinya sedang bersahabat dengan sang EHC tersebut. Terbukti bulan sudah muncul di atas sana tanpa ragi-ragu awan mendung akan menutupinya. Rembulan tampak indah menerangi kota dengan pendar kuning menyala dan memantulkannya ke lautan. Suhu udara terasa sejuk, setelah siang tadi sempat diguyur hujan walau hanya sebentar. Mungkin ingin mendinginkan panas yang menyelimuti sekitar a
"Galaxy macarons satu paket!" teriak barker ke arah kru kitchen. Wendy baru saja menyelesaikan pengisian macarons dengan isian butter cream yang diberi pewarna makanan biru. Tampak senada dengan perpaduan warna ungu-biru-hitam ditaburi silver shimmer. Dia tidak menyangka kalau ide yang sebenarnya hanya pengembangan tren makanan serba bertema langit galaksi beberapa tahun silam menarik minat tamu terutama anak-anak. Manalagi Wendy membuatnya dalam ukuran sekali gigit sehingga anak-anak maupun dewasa bisa menikmatinya berulang kali. Dibantu commis, Wendy meletakkan secara hati-hati ke dalam boks hitam doff yang sudah didesain seperti suasana di luar angkasa lengkap dengan gambar astronout. Lantas menyerahkannya kepada barker untuk di antar ke kasir. Dia juga membawa semangkuk es krim galaksi yang siap dibawa ke meja pelanggan. Aroma butter juga vanila berbaur menjadi satu memenuhi tiap sudut dapur saat bawahan Wendy mengeluarkan kue-kue dari pemanggang. Edisi spesial menjelang peray
"Pak Bimo enggak hadir sidang beberapa kali jadi pengadilan mengeluarkan putusan verstek. Semisal mantan suami Mbak Wendy tidak mengajukan banding, putusan tersebut berkekuatan hukum tetap dan tidak bisa diganggu gugat," jelas Putu."Makasih, Pak atas bantuannya," kata Wendy melalui sambungan telepon. "Suratnya dikirim melalui pos saja ya, Pak!""Baik."Setelah memutus panggilan dengan pengacara, Wendy tertegun beberapa saat di dalam rumah kontrakannya seraya merangkul lengan. Mengamati ke arah teras yang ditumbuhi tanaman hias, pikiran Wendy justru kosong. Padahal seharusnya dia berbahagia sudah terlepas dari jerat pesona lelaki itu. Namun, kenapa malah sebaliknya? Kenapa jiwanya seperti terisap oleh mesin raksasa menyisakan raga? Ada sesuatu yang hilang tapi tidak dapat didefinisikan Wendy. Dia berusaha mencari-cari kata yang pas untuk menggambarkan suasana hatinya.Nihil. Dia bingung dengan perasaannya sendiri, memaksa bibir untuk mengulum senyum pun tak bisa. Bukankah ini yang di
Sakit fisik dan tekanan batin dalam waktu bersamaan memang tidak menyenangkan Walau diizinkan rehat selama beberapa waktu, nyatanya tidak bisa mengusir kegundahan yang masih setia membelenggu Bimo. Dia duduk seorang diri di depan layar televisi yang menampilkan film Armageddon di mana tokoh perempuan tengah berseteru dengan ayahnya karena tidak mendapat restu untuk menjalin hubungan dengan tokoh utama pria. Melihatnya, Bimo serasa ditarik ke masa-masa saat Wendy mengajukan ide untuk menonton film yang bersama dan berakhir dengan cumbuan panas.Tapi sekarang, adegan-adegan di depannya bagai angin lalu yang tidak dapat dicerna kepala Bimo. Dia seperti manusia yang tidak memiliki semangat untuk hidup walau sudah diberi penyemangat bahwa suatu saat pujaan hatinya akan kembali. Bimo menepis harapan itu dan menganggap kalau dirinya memang pantas dihukum oleh semesta atas keserakahannya dalam mempermainkan cinta. Sinar mata Bimo kian redup hari demi hari pun bobot tubuhnya turun drastis mem
"Nah, ini kan adonannya kalian bagi jadi empat bagian terus kasih aja pewarna makanan hitam, merah muda, ungu, dan sisanya putih. Baru kalian tata di wadah lain terus susun mungkin bisa dari warna hitam dulu. Taruh di sudut-sudut wadah, terus timpa di sebelahnya dengan warna ungu lanjut pink sampai putih begitu seterusnya," jelas Wendy saat mendemonstrasikan pembuatan es krim galaksi di working table. "Setelah selesai bisa kalian taburi sprinkle bintang emas ini. Nah, waktu es krimnya sudah jadi tuh untuk finishing bisa kalian taburin sedikit bubuk silver biar makin cantik.""Penyajiannya tetep pakai mangkuk atau yang lain Mbak Wen?" tanya salah satu cook helper. "Pakai mangkuk bisa atau charcoal cone," jawab Wendy. "Bahan-bahan yang kemarin saya minta sudah ada kan, Chef?" sambungnya pada chef Indra. "Iya, mau datang hari ini kok. Nah, Wendy juga punya ide bikin truffle galaksi, tapi untuk lapisannya kita akan buat seperti sembilan planet ya, Wen," ujar lelaki berambut ikal itu.