Sudah hampir lima belas menit mungkin lebih ketika tak ada suara yang keluar dari bibir mereka kecuali angin laut yang berhembus cukup kencang menerpa dan menggoyangkan rambut Wendy. Hanya memandang lurus ke arah gulungan ombak tengah mengecup manja pantai Sawangan meninggalkan buih di atas pasir putih. Dua sejoli itu terlalu lama tenggelam dalam sesuatu yang tak dapat diukur oleh apa pun bahkan debaran dalam dada mereka sepertinya tak terkalahkan dengan deburan ombak di sana. Wendy berpaling, mengamati garis rahang Bimo dipahat tegas oleh Sang Pencipta seraya menerka-nerka apa yang sedang dipikirkan lelaki di sampingnya ini. Apakah tentang permainan panas mereka? Apakah Bimo akan mengatakan kalau itu cuma kesalahpahaman yang perlu dilupakan walau meninggalkan benih di rahim Wendy? Atau ... opsi lain, Bimo telah membuka hati setelah percintaan itu?Sepertinya pilihan ketiga adalah mustahil kecuali kepala Mas Bimo terbentur batu karang.Sejauh yang diketahui Wendy dalam novel-novel ha
"Hei, lagi apa, Wen?" tanya Bimo seraya membawa dua cangkir teh hangat ketika Wendy tengah duduk di balkon sambil menulis sesuatu. "Aku udah nyiapin makan malam kok belum dimakan?"Wendy mendongak dan membantu Bimo meletakkan cangkir itu di atas meja bundar berpelitur cokelat mengilap yang terbuat dari bahan kayu jati. Menghirup sejenak aroma teh chammomile yang diberi irisan lemon sebagai penambah imun tubuh lantas berkata, "Makasih. Iya, nanti juga aku makan, Mas.""Bikin apa sih? Serius banget." Bimo melongok untuk melihat apa yang sedang ditulis oleh istrinya di atas buku catatan.Wendy menunjukkan buku catatannya yang berisi tulisan mengenai ide dessert yang kiranya cocok untuk perayaan ulang tahun hotel. Bimo menerimanya dan membaca deret ide resep hidang penutup kontinental serta ada desain kue setinggi setengah meter sebagai acara puncak. Pasti chef Teguh sudah menyuruh Wendy, pikir Bimo. Bisa dilihat kalau rancangan kue itu membentuk bangunan hotel D'amore berupa setengah lin
Dunia Bimo seakan berhenti berputar bahkan ketika raga itu berada di dapur untuk mengawasi kru menyiapkan jamuan. Benaknya juga hampa berganti rasa rindu yang dipendam kini tumpah ruah memenuhi relung dada. Meski pada akhirnya lelaki bermata sayu itu sedikit mulai merelakan perempuan yang pernah meremukkan hati, nyatanya suara lembut Risya kembali memenuhi setiap aliran darah Bimo seperti menorehkan kembali harapan yang sempat pupus. Entah harus senang karena yang dipujanya kembali atau membiarkan masa lalu tetap berlalu.Setelah mendapat telepon dari Risya kemarin, Bimo langsung masuk ke kamar begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Wendy. Sampai sekarang pun bibirnya seperti dipaksa bungkam untuk tidak menceritakan kalau mantan tunangannya datang lagi. Jika Wendy sampai tahu, Bimo yakin semuanya akan runyam."Aku minta maaf udah ninggalin kamu, Bim," ujar Risya terdengar bersalah. "Maaf juga baru bisa bilang hari ini karena..." mendadak dia sesenggukan tak sanggup merelakan mantannya
Separuh jiwa yang sempat mati kini hidup lagi setelah kembali menjalin komunikasi dengan pujaan hati. Bibir kemerahan Bimo lebih sering mengembang bak bunga matahari yang bersenang-senang menerima bias mentari. Lihat saja pipi lelaki 32 tahun itu merona seperti tengah memulas blush on. Pikiran lelaki itu dipenuhi oleh bayangan Risya setelah sekian lama lost contact dan tidak menyangka jikalau sang mantan masih mengingat kalau Bimo adalah tempat terbaik untuk bersandar. Meski senang, tapi dia juga prihatin dengan kabar pernikahan Risya yang tak seindah apa yang diceritakan kala mereka berpisah. Sang sous chef tersenyum geli membuat orang di sekitarnya menatap keheranan. Beberapa dari mereka berkusu-kusu kalau atasan bermata sayu itu kemungkinan sedang menikmati hari-hari sebagai lelaki yang dimabuk asmara semenjak menikah. Sementara yang lain berpikir kalau Bimo tampak bahagia karena Wendy sudah berbadan dua. "Ah, enggak mungkin. Badannya Mbak Wendy kok enggak kelihatan kayak orang h
Bimo baru pulang ke apartemen sekitar pukul delapan malam ketika Wendy sedang menonton film Purple Heart di siaran Netflix sambil memangku semangkuk popcorn pedas. Dia melirik sinis ke arah lelaki yang menghampirinya malah melempar ulasan senyum tanpa dosa. Wendy langsung berdiri dan mematikan film yang menampilkan adegan mengharukan ketika Luke dipecat akibat memalsukan pernikahannya dengan Cassie demi mendapatkan tunjangan. Tadi gadis itu hampir terhanyut dalam romansa lelaki yang dianggap sebagai pria green flag dan sempat ramai diperbincangkan di Tik Tok karena selain tampan juga mau memperjuangkan Cassie. Bergegas ke kamar dan membanting pintu ketika Bimo meneriaki nama Wendy tanpa dihiraukan.Wendy sudah berusaha menutup mata dan telinga ketika mengetahui Risya kembali untuk mengambil cinta yang sempat dititipkan kepadanya. Di sisi lain, ada rasa benci yang menggerogoti hati Wendy dan makin lama rasa itu melubangi hati sampai sebesar bola pingpong yang bisa menjadi racun mematik
Atmosfer apartemen tak lagi menjadi tempat ternyaman bagi Wendy semenjak tahu kalau Bimo sudah berpaling. Bahu yang sebelumnya selalu menjadi tempat bersandar pun kini terasa asing di saat lelaki itu masih mendambakan perempuan pujaannya sendiri. Tak luput pula senyum juga sentuhan candu yang kini dirindukan Wendy juga turut lenyap tanpa bekas. Sekarang, bagi Bimo semuanya tentang Risya. Perempuan tak tahu diri itu nyatanya berhasil membangun tembok yang memisahkan Wendy dan Bimo. Ah, tidak! Justru Risya membuat lubang besar sehingga Wendy tak dapat merangkak untuk meraih perhatian sang suami lagi. Kini dia seperti sedang berada dalam kubangan besar yang akan selalu menyeret kembali ketika berhasil menapak satu tingkat lebih tinggi untuk menyadarkan bahwa Risya hanyalah masa lalu yang tak patut dikenang lagi. Selain itu, Wendy seakan termakan jebakan sendiri jika sejatinya manusia bisa menaruh sebuah rasa walau lidah berkata tidak. Sebesar apa pun pendirian Wendy untuk memfokuskan d
Beberapa hari setelah dirawat di rumah sakit, akhirnya Risya diperbolehkan pulang dengan arahan untuk kosumsi beberapa vitamin selama masa pemulihan termasuk kapsul memperlancar ASI. Usai melahirkan, produksi ASI Risya tidak seberapa banyak padahal hal tersebut sangat penting bagi bayi. Oleh karena itu, dokter yang menangani maupun perawat memberi saran kepada Risya untuk membeli pompa ASI. Gadis bergigi gingsul itu hanya melenggut mendengar penjelasan tenaga medis tersebut. Dalam hati, sebenarnya dia cukup stres akibat memikirkan sang suami yang tidak kunjung muncul untuk mendampingi. Dia sampai malu sendiri setiap kali dokter datang menanyakan keberadaan Hendra, malah Bimo yang datang sebagai tameng. Pastinya banyak spekulasi buruk yang menerpa orang-orang terhadap dirinya bukan?Sementara sang sous chef terpaksa meminta ijin lagi kepada atasan karena tak rela berpisah dengan pujaan hati. Bagai terbius akan kenangan yang enggan sirna, dia berkorban untuk mengurus semua administrasi
"Mbak ... Mbak!" seru Astrid menepuk bahu kanan Wendy."Eh, i-iya, ada apa?" ucap Wendy gelagapan dan meneruskan menguleni adonan danish pastry--sejenis croissant berbentuk lingkaran atau pita yang berasal dari Denmark--yang sempat terhenti. Buru-buru dia menutup campuran tepung terigu, ragi, gula, margarin, hingga susu bubuk dengan serbet lembap untuk didiamkan selama satu jam. Astrid memicingkan mata, mengamati ekspresi wajah Wendy yang tak bersemangat seperti biasanya. Dia hendak meraba-raba apa yang sedang merisaukan benak perempuan cantik itu. Padahal kemarin, Wendy tampak biasa-biasa saja malah sempat bercanda dengan beberapa kru dapur yang kepergok menjalin cinta lokasi.Sementara yang diperhatikan justru salah tingkah, berpura-pura mencuci tangan di wastafel tanpa mengucapkan satu kata pun. Jargon yang biasanya diucapkan Wendy di pintu masuk dapur kini seolah tak berarti. Kepalanya dipenuhi ucapan Bimo tentang pernikahan kontrak yang tidak bisa mengubah perasaan lelaki itu pa