"Mama! Aku sungguh ingin keluar!" Teriakku dengan suara melengking tinggi. Bagaimana aku bisa hidup dan bertahan selama 4 bulan lagi.Aku menangis sesenggukkan, aku merasa sungguh capek. Bathinku lelah dan perutku selalu panas. Kunaikkan lagi kaosku ke atas. Kulit dari perut rataku sudah mulai terkelupas. "Perih!" Aku merintih dan meringkuk di dalam selimut kembali. Airmataku menetes membasahi ranjang.Tak seberapa lama kemudian, terdengar suara anak kunci diputar. Aku tidak menoleh sama sekali. Aku sedang kesal.Dua pelayan masuk yang sama masuk dan mengantarkan makanan. Aku mencium aroma makanan yang lezat, tetapi egoku lebih tinggi karena masih kesal. Aku sama sekali tidak menoleh dan memilih tetap meringkuk di ranjangku."Nyonya, silahkan menghabiskan makanan yang kami berikan. Nyonya mempunyai waktu setengah jam," ucap bu Martha sembari berdiri di belakang pintu."Setengah jam?" Aku mendelikkan kedua mataku, langsung terduduk. Sesaat kemudian, aku segera berlari untuk mendapatkan
Hari masih pagi, waktu masih menunjukkan pukul tujuh. Tom sudah sampai ke mansion Sanjaya bersama dengan tim medis Dokter Sam. Emma Sanjaya dan Suliatri Sanjaya-dua wanita yang berprofesi sebagai menantu dan mertua tersebut, tengah memperhatikan deretan beberapa mobil ambulance yang sedang parkir di depan mansion mereka. Dengan wajah bingung mereka saling menatap. "Ada apa ini?" tanya Suliatri melihat ke arah bu Martha dan Emma bergantian. "A-aku tidak tahu," jawab bu Martha seraya mencekal tangan Tom yang melewatinya. "Apa yang terjadi? Nyonya Besar mau tahu!" seru bu Martha saat Tom menepis tangannya dengan kasar. "Kalian menghukumnya dengan tidak memberikan makan! Jatah minuman untuknya juga kurang! Sekarang dia mengalami mal nutrisi dan divonis radang usus buntu. Lepaskan aku!" ucap Tom menatap nyalang kepada bu Martha. "Siapa maksud dia? Angel?" tanya Emma dengan wajah masih penasaran danmulai khawatir. Bu Martha mulai gemetar, apa jadinya kalau gadis itu beneran sakit. Tim
Angel menjalani operasi usus buntu, sementara Zacky-pria dingin itu sedang meringkuk di ruangan bawah tanah.Neneknya menghukumnya selama dua hari. Tanpa izin dari sang nenek, Zacky tidak boleh makan atau pun minum.Zacky memandang sekitaran ruangan yang gelap dengan emosi membuncah. "Mengapa aku masih harus menjalani hukuman yang menggelikan ini? Nenek tidak pernah menganggapku dewasa!" gerutu Zacky sembari membanting beberapa barang lama yang ada di basement.Pria itu sudah berumur 28 tahun. Menerima hukuman seperti ini membuatnya semakin membenci Angel. "Kehidupanku menjadi terganggu karena kehadiran gadis barbar itu!" pekik Zacky dengan marah.Zacky mulai menjadi tidak selera dengan wanita penghibur hanya karena selalu membayangkan gadis barbar yang mendengkur dalam tidur. Suara dengkur yang keras dan liar selalu tergiang di telinga pria itu sehingga menurunkan selera terhadap wanita. Sudah dua hari pria itu fokus bekerja dan tidur tanpa ditemani permainan liar yang biasa dilakuka
"Apakah aku sudah boleh bebas?"Aku memandang mertuaku dan nenek keluarga Sanjaya dengan pandangan penuh harap.Emma menggenggam tanganku dan menghela nafas dengan berat. "Maafkan kami, Nak.""Perusahaan kami saat ini sangat bergantung kepada kehamilan palsumu. Saat ini, kami sedang mengalami dilema karena adanya musuh dari dalam keluarga kami sendiri.""Hanya 4 bulan lagi, maka kehamilan palsumu selesai. Kami sudah mendapatkan seorang bayi yang akan berperan sebagai anak yang kamu lahirkan. Kamu akan diceraikan secara tertulis."Emma menghela nafas sesaat, seolah berat untuk melanjutkan alur rencana yang sudah mereka buat."Saat itu, kami akan membayar kompensasi untuk kehidupanmu," ucapnya dengan lirih."Kami sungguh minta maaf karena Zacky sudah memperlakukanmu dengan tidak adil," lanjut Emma.Perkataan Emma membuatku bingung, "Zacky? Mayat itu?""Eh." Emma menutup mulutnya."Maksudku, menjadi istri Zacky pasti sudah membuatmu menderita." Emma berusaha meralat perkataannya."Aah,
Seorang pelayan yang tidak begitu pintar, berlari menuju ke ruangan dimana Aku dirawat. Tanpa mengetuk pintu, dia langsung menerobos masuk, "Dimana Dokter Sam?" Perawat melihatnya dengan bingung, aku pun sama halnya. Kami berdua memandangnya dengan bingung. Mengapa pelayan itu panik sekali. "Sudah pulang, kenapa?" tanya perawat yang sedang membetulkan letak bantal kepalaku agar aku bisa duduk dengan benar. "Zacky pingsan di ruang bawah tanah!" serunya sambil lalu berlari kembali menuju ke pintu utama. "Mungkin Dokter Sam masih di parkiran," pikirnya. Aku mengernyitkan alisnya dengan aneh, dari perkataan pelayan itu, mengapa aku merasa Zacky sepertinya masih hidup? Apakah itu adalah Zacky yang sama? Mayat yang menikah denganku? Atau ada yang bernama Zacky lagi di mansion ini? "Siapa Zacky yang dimaksudnya?" Aku memberanikan diri bertanya kepada perawat yang sudah mengambil posisi duduk dan menatap handphone di tangannya. "Entah, aku tidak mengenal siapapun di mansion ini," ucapn
Zacky melahap bubur yang tersisa dengan rakus. Bubur hanya tersisa sedikit dan tidak mampu memuaskan rasa lapar dalam dirinya. Dengan kesal, Zacky membuka pintu kulkas, mencari makanan lain. "Ahh, belum ada yang dimasak, semua bahan mentah," ucap Zacky sembari membongkar isi kulkas. Pria itu lalu memutuskan untuk memasak sendiri. Ia mengenakan celemek dan mulai mengeluarkan berbagai bahan makanan. Tidak ada pelayan yang berani mendekatinya. Selain karena takut, mereka juga tidak ingin menjadi sasaran empuk bagi Zacky bila keinginan untuk memainkan wanita kambuh. Enam pelayan dan bu Martha mundur dengan teratur sembari berbisik, "Mundur saja, biarkan dia masak sendiri!" Zacky mulai memotong selada dan wortel dengan telaten. Pria itu sungguh tampan dengan celemek yang membungkus dirinya. "Ahh!" Pisau menggores jarinya tanpa sengaja. Zacky menghisap jarinya sendiri daripada sibuk mencari obat merah. "Hmm, dar*h prang ganteng tetap lebih manis," puji Zacky untuk dirinya sendiri. Zac
Emma Sanjaya terkejut-mendapat laporan dari bu Martha mengenai kedua sejoli yang memang diperhatikan olehnya dari jauh. Kepala pelayan itu memang tugasnya memata-matai semua kejadian di dalam mansion.Tapi karena sudah malam, awalnya ia tidak berani mengganggu Emma. Tapi karena takut dimarahi majikannya, maka wanita itu berjingrak perlahan menuju ke kamar Emma."Katamu, mereka makan bersama kemudian mengobrol?" tanya Emma sekali lagi dengan mata membulat sempurna."Iya, betul!" Martha mengatur nafas tuanya yang ngos-ngosan karena berlari tadi."Ahh, sudahlah. Aku akan mengecek sendiri," ucap Emma kemudian mengambil kemeja tidur panjang dan memakainya.Kedua orang itu bergegas menuju ke dapur.Alangkah terkejutnya mereka karena melihat Zacky dan Angel hampir berciuman, kedua wajah sejoli itu begitu dekat.Mereka mematung di depan pintu dapur. Zacky dan Angel memandang ke arah mereka bersamaan.***"Eh." Aku berdiri tiba-tiba karena terkejut, langkahku langsung limbung karena salah gera
Aku merasakan bagaimana Zacky menggendongku dengan panik, sampai ke sebuah ruangan. Aku menyadari tubuhku yang terguncang dan seolah menaiki tangga. "Panggil Dokter Sam!" teriaknya sembari membuka pintu dengan kakinya. Aku dibaringkan ke ranjang yang empuk. Tak lama kemudian terdengar suara Dokter Sam. "Sudah kuperintahkan untuk menjaga pasien. Dia tidak boleh asal gerak! Bukankah dia baru menjalani operasi?" "Maaf, Dokter Sam. A-aku tertidur." Terdengar suara perawat. Aku tidak sanggup membuka mataku, namun pendengaranku masih bekerja dengan baik. Sepertinya aku hampir kehilangan kesadaranku, samar-samar masih terdengar suara Zacky. "Coba periksa bagaimana keadaannya!" "Baik, Tuan Muda." Aku merasakan sentuhan tangan Dokter Sam yang sedang memeriksaku, kemudian perawat memberikan suntikan, sepertinya aku dipasangkan selang infus lagi. Ahhh, sakit ... Aku mengernyitkan alisku. "Uhhh" Zacky bergegas duduk disampingku, "Angel? Kamu sudah sadar?" Aku tidak sanggup menjawab kare
Hallo para pembaca setiaku, mohon maaf atas kesalahan penerbitan Bab yang saya lakukan tanpa sengaja sehingga keseruan Anda terganggu oleh Bab yang hilang yaitu Bab 107 sampai dengan 110. Sebagai penghargaan dan permintaan maaf dari saya, Bab 107 sd 110 ini saya lampirkan di sini dan Bab ini GRATIS tanpa perlu pembelian koin. Terima kasih atas kesetiaan Anda untuk membaca cerita ini. Jangan lupa singgah ke akun saya untuk cerita seru lainnya. Salam Pembaca, Bab 107 Aku menundukkan kepala untuk melihat bagian dadaku yang sudah basah. "Astaga," pekikku lalu menutup bagian yang terekspos dengan kedua tangan dan merasa malu. Aku segera memutar tubuh dan menghadap ke arah lain, membelakangi Zacky. Namun, petir sepertinya bekerjasama dengan Zacky. Suara yang menggelegar membuatku terkejut dan memeluk Zacky dengan gemetaran. "Eh." Suara Zacky yang ikut terkejut karena petir tersebut dan dia pun memelukku dengan erat. "Angel," panggil Zacky dengan lembut setelah suara petir mereda.
Zacky membaringkan Angel dengan lembut di atas ranjang lalu memeluknya erat-erat."Zacky, jangan ...," ucap Angel dengan wajah merona merah."Katakan, kamu merindukanku?" Zacky menatap kedua mata Angel dalam-dalam.Angel merasakan keintiman yang memang menjadi miliknya, walaupun dia tidak bisa mengingat dengan jelas, tetapi dia sangat menginginkan pria yang sedang memeluknya ini."Aku merindukanmu, Zacky," ucapnya lalu mencium Zacky dan pria itu membalasnya dengan keintiman yang penuh cinta.Malam panas dijalani mereka, terlepas dari masalah yang ada.***Besok harinya, Zacky terbangun dengan kepala dan tubuh yang segar bugar. Zacky mengelus punggung istrinya yang tertutup selimut lalu mempererat pelukannya."Hmmm, Zacky, aku masih mengantuk," ucap Angel pada saat pria itu hendak berlabuh sekali lagi sebagai aktivitas pria normal.Zacky membenamkan wajahnya dalam-dalam ke ceruk leher Angel. "Kamu wangi dan sangat menggai
S2 Bab 60Sam merasa hampa saat melihat Mina yang penuh luka digendong oleh petugas polisi. Hati Sam terasa hancur melihat wanita yang dicintainya menderita. Meskipun tidak bisa berbuat banyak dengan kedua tangannya yang terborgol, dia berjanji dalam hati bahwa dia akan melakukan segalanya untuk melindungi Mina di masa depan. Kedua matanya melirik Angel, tetapi dia tidak menaruh perhatian kepada wanita itu lagi."Mina ... " Sam memanggil dengan suara parau di dalam mobil yang berada agak jauh dari lokasi.Dorongan keras terhadap dirinya sendiri menguat saat petugas polisi menggendong Mina ke brankar dan menyukseskannya masuk ke dalam mobil ambulance. Sam mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi Mina dengan lebih baik, tetapi dia juga merasa lega karena Mina akhirnya diselamatkan.Dalam kehampaan yang melanda hatinya, Sam memandang perjalanan mobil ambulance yang membawa Mina dengan mata yang penuh kekhawatiran dan mulai basah. Dia bertekad un
S2 Bab 59"Mengapa Dad mengatakan dia tidak berharga?" Sam melayangkan tatapan tajam kepada sang ayah."Memangnya kamu menginginkan seorang Ibu Tiri di usiamu seumur ini?" Johan bertanya sambil menaikkan sudut bibirnya. Memandang Sam dengan penuh tatapan penuh selidik."Pergilah, cari wanita baik-baik. Angel mungkin bisa kamu pertimbangkan, bukankah dia sudah berada dalam genggamanmu? Jangan katakan kamu sudah bosan kepada kelinci percobaan itu!"Usai mengatakan demikian, Johan tertawa sendiri lalu kembali menatap layar komputernya.Sam mengepalkan tangan dan menautkan alis. Dia merasa sia-sia saja mencari Johan. Akhirnya Sam pergi dari sana tanpa mengatakan sesuatu apa pun lagi.Sementara Zacky sudah menunggu dengan tidak sabaran."Gimana, Tuan? Apakah kita akan menyerang sekarang?" tanya salah seorang anak buah yang menunggu instruksi dari Zacky."Bagaimana dengan Mina? Bukankah dia suruh kita menunggu?""Tidak tahu, T
S2 Bab 58"Deon?" Angel terbangun dari tidurnya karena dua insan itu bermain di balkon dan suara mereka cukup menganggu.Sam buru-buru melepaskan dirinya dari Mina dan mereka segera memakai pakaiannya."Kamu sudah bangun, Sayang," sapa Sam dengan lembut sambil duduk di tepi ranjang."Ugh." Angel memegang kepalanya yang terasa berat. "Di mana Deon? Mengapa aku berada di sini lagi?"Mina sudah selesai membereskan pakaiannya, dengan wajah polos, Mina mendekati Angel lalu menggengam tangannya.Angel melihat Mina dan merasa asing, "siapa kamu?"Sam dan Mina terkejut bersamaan, Angel baru saja menunjukkan gelagat seperti tidak bisa mengingat apa pun lagi, padahal dia baru saja bertemu dengan Mina di sore harinya.Mina menyadari bahwa penyakit dalam kepala Angel sudah semakin parah."Angel, bukankah kalian sudah pernah ketemu dan saling berkenalan?" tanya Sam dengan frustasi.Angel menggelengkan kepala lalu menepuk kepal
S2 Bab 57Senyum indah mengambang di bibir Johan. "Baik, dua juta dollar, atau ada yang berani lebih tinggi lagi?""Tiga juta dollar!" seru pria bertopi yang tidak menyebut namanya. Mina mengarahkan tubuhnya ke pria itu agar dapat merekam dengan jelas."Baik, saudara kita James sudah bersuara, siapa lagi yang berani menindih harga?"Terjadi keheningan tiba-tiba. Harga itu sudah cukup tinggi bagi penemuan yang belum terbuktikan dengan baik.Mereka bahkan tidak memperdulikan apakah Angel, kelinci percobaan itu akan menjadi baik atau malah mengalami kerusakan otak.Mina mengepalkan kedua tangannya dengan marah, sementara Sam merasa tidak berdaya. Dia menyayangi Angel setulusnya dan tidak pernah membayangkan melukai Angel apalagi memakainya sebagai kelinci percobaan.Pena yang dipakai oleh Mina tersambung ke layar tangkapan di ruang kantor Zacky.Zacky mengetatkan rahangnya menyaksikan semua rekaman yang ada di hadapannya saat ini.
S2 Bab 56Sementara itu, di sudut gelap gudang, beberapa anggota mafia lainnya mengawasi situasi dengan ketat, senjata tersembunyi di balik jas mereka. Mereka menjadi bayang-bayang di antara rak-rak penyimpanan yang penuh dengan barang ilegal."Berapa harganya, Thom?" tanya Mark, menyembunyikan ketegangan di balik ekspresinya.Thom memberikan senyuman licik. "Kau tahu harga untuk barang berkualitas, Mark. Lima puluh ribu dollar untuk setiap paket."Mark mengangguk setuju, bahkan tidak menawar sama sekali seolah mereka memang sudah terbiasa dengan harga tersebut llau mengeluarkan sejumlah uang dari saku jaketnya. "Tidak usah banyak, bagi saja dengan yang lain," ucap Mark sambil tertawa. Mereka melakukan pertukaran dengan cepat, sementara bayangan-bayangan di sekitar mereka tetap waspada."Kami menginginkan transaksi cepat dan bersih," ucap Mark, memandang tajam ke arah Thom.Thom hanya mengangguk dan menatap Mark dengan tatapan dingin. "Tentu
S2 Bab 55"Tidak, kamu jangan salah paham dulu. Mari kita lihat apa yang terjadi nanti. Aku pikir aku juga mencintai Angel."Mina membalikkan tubuhnya dan menatap Sam dengan kecewa. "Baiklah. Kamu kembali kepada Angel dan aku akan kembali kepada Johan, Ayahmu yang suka sekali menyiksaku!"Mina mengatakan demikian lalu berdiri dan memakai pakaiannya."Ayahku menyiksamu?" tanya Sam dengan rasa terkejut.Mina mengangguk lalu mulai terisak dalam tangisan. "Dia tidak pernah puas bila aku tidak pingsan."Sam membulatkan kedua matanya dan merasa kasihan dengan wanita cantik itu. Tubuhnya begitu sempurna untuk disiksa dalam kukungan sang ayah yang gendut dan perut besar.Membayangkan hal itu saja sudah membuat Sam merasa marah."Aku akan memintamu dari Ayah," ucap Sam sambil merangkul kembali Mina dalam pelukannya."Dan hanya menjadikanku sebagai simpanan, sementara kamu akan menjadikan Angel sebagai istrimu?"Mina sengaj
S2 Bab 54Sam dan Mina bersiap-siap untuk menghabiskan waktu bersama di pusat perbelanjaan. Mereka tiba di mal yang ramai dengan lampu berkilauan dan suasana yang hidup. Sam, dengan senyum ceria, berkata kepada Mina."Mina, apa yang ingin kita lakukan dulu? Mungkin kita bisa mulai dari toko pakaian?""Iya, Sam! Aku ingin melihat-lihat koleksi terbaru. Siapa tahu ada yang menarik perhatianku."Mereka berjalan ke arah pusat perbelanjaan, memasuki toko pakaian yang penuh dengan pakaian dan aksesori berwarna-warni. Mina berhenti di depan rak dengan gaun-gaun cantik."Sam, bagaimana menurutmu gaun ini?""Wow, Mina, itu terlihat sangat cantik! Aku yakin itu akan membuatmu terlihat luar biasa."Mina tersenyum, "Aku rasa aku akan mencobanya." Dia mengambil gaun tersebut dan pergi ke ruang pakaian untuk mencoba.Sementara menunggu Mina, Sam melihat toko permainan di seberang lorong."Oh, lihat! Toko permainan! Apakah kamu ingin m