Share

Merutuki

Penulis: CEAVEN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kamu suka?" tanya Alan jahil pada Jasmine.

Alan terpaksa menyudahi aktifitas menggemaskan itu. Pria itu khawatir tidak bisa mengendalikan gairahnya malam itu.

Meski sudah sah menjadi pasangan suami istri. Namun, Alan berjanji pada dirinya sendiri tidak akan menyentuh Jasmine sampai wanitanya itu siap. Siap menerima pernikahan mereka bukanlah formalitas. Siap memberikan apa yang selama ini dirinya jaga hanya untuknya.

"Aku mau pakai toiletnya. Kamu kenapa tidak pakai baju, sih?"

Jasmine balik badan sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Kamu lebih dulu melihatnya. Buat apa sekarang menutup wajah?"

Alan terkekeh melihat tingkah menggemaskan Jasmine.

"Alan! Aku malu! Berhenti menggodaku!"

Jasmine masih di tempat menunggu Alan pergi dari depan pintu toilet.

"Kamu tidak jadi pakai toiletnya?"

Suara Alan terdengar tidak sedekat tadi.

"Kamu bisa masuk ke sana sekarang! Aku di sini."

Jasmine membuka wajah perlahan kemudian membalikan badan. Benar saja Alan sudah tidak di p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Mantan   Menabarak

    Pernikahan Almin tidak terasa sudah satu bulan berlalu. Sepanjang waktu itu Jasmine sangat menikmati kebersamaanya dengan Alan. Bahkan Jasmine mulai kecanduan dengan kehadiran Alan si setiap waktunya. "Besok launching produk baru, modelnya sudah dipastikan bisa hadir?" tanya Jasmine pada Gina."Semua beres! Agenda kamu terakhir sebelum acara tinggal gladi resik nanti malam," jawab Gina.Wanita itu meletakan beberapa berkas yang ia bawa di meja Jasmine."Apa semua ini urgent? Aku harus pergi ambil gaun untuk besok," ungkap Jasmine. Sebagai CEO brand terbaru ini tentu Jasmine sangat memperhatikan penampilannya. Apalagi ini pertama kali dirinya launching produk dengan tema hijabku."Hari ini semua berkas harus sudah dikirim, saya bisa ambilkan untukmu Mimi," Gina mengusulkan."Jika seperti itu, baiklah. Tolong ambilkan untuku," putus Jasmine. Wanita itu tidak ingin membuang waktu lagi, lekas berkutat dengan tumpukan berkas yang ada di mejanya.Gina sendiri memilih pergi menuju butik, te

  • Menikahi Mantan   Terkabul Lebih Cepat

    Alan yang mendengar teriakan Jasmine reflek berlari mengejar pria berpakaian serba hitam yang mengarah menuruni anak tangga.Alan terus mengejar pria itu sampai di tangga paling bawah pria itu tiba-tiba berhenti.Alan tentu terus melangkah mendekat. Sampai jarak antara mereka hanya beberapa langkah lagi. Alan melayangkan tinjunya.Bug!Bug!Dua bogeman Alan berhasil mengenai wajah pria itu. Darah segar pun berhasil keluar dari sudut bibirnya.Alan berhasil mendapatkan tas Jasmine kembali. Namun ...,Slupp!Alan sedikit lengah. Pria itu berhasil menusukan belati pada Alan.Alan memegangi perutnya yang tertusuk belati. Cairan merah pekat keluar dari sana."Aish!"Pria itu mengumpat, sebab belati yang ia tusukan pada lan salah sasaran. Ingin mencabut dan menusuk ulang Alan tidaklah mungkin. Sebab seorang wanita yang tidak lain adalah Jasmine menuruni anak tangga dengan tergesa semakin dekat. Pria berbaju hitam itu tidak punya pilihan selain kabur. Ia tentu tidak ingin identitasnya lan

  • Menikahi Mantan   Ruang Bawah Tanah

    "Sepertinya kita berdua memang berjodoh," ungkap Tio pada Gina. Mereka berdua terlihat serasi dengan busana couple yang Jasmine pesan."Terserah kata kamu! Yang jelas acara hari ini harus sukses, supaya pengorbanan Alan tidak sia-sia."Tio mengangguk cepat, menyetujui penuturan Gina. Mereka berdua kemudian menyapa pengunjung dan tamu undangan yang hadir di acara launching produk baru 'Pilihan Jasmine'.Ketika Tio sedang berbincang dengan salah satu tamu, ponselnya berdering. Pria itu mengangkatnya dengan segera, tidak lupa sebelumnya Tio mencari tempat sepi supaya bisa lebih jelas menanggapinya."Halo Tuan," sapa suara di seberang sana."Bagaimana?" Tio langsung menjawab panggilan itu dengan pertanyaan ulah tidak sabar dengan hasilnya."Saya sudah menemukan lokasi persembunyian pria itu!" Orang yang Tio percaya mengurus tragedi penusukan Alan memberitakan hasil kinerjanya.Tio tersenyum puas meski yang di seberang telepon tidak bisa melihatnya, " kirim alamatnya!" titah Tio.Di rumah

  • Menikahi Mantan   Sadar

    "Tempat ini kosong tuan! Dia belum lama pergi!"Tio yang mendengar itu meninju angin. Tempat minim oksigen itu memang terlihat sepi. "Ada cctv yang bisa di cek?" tanya Tio pada orang bayarannya."Cctv toserba sepertinya sampai ke pintu ke luar masuk ruang bawah tanah ini," jawab orang bayaran Tio, yang merupakan detektif swasta."Hubungi yang berjaga di luar untuk meminta pengecekan cctv pada pemilik toko. Kita nanti menyusul ke sana!" Detektif swasta itupun mengikuti perintah Tio yang berniat tidak langsung pergi meninggalkan ruang bawah tanah itu, meski mengetahui sebelumnya sang penghuni sudah tidak ada lagi di tempat.Tio menyelisik setiap sudut ruangan. "Tempat ini sangat tidak layak disebut tempat tinggal," gumam Tio.Pria itu melihat betapa kumuhnya ruang bawah tanah itu. "Tuan lihat ini!" detektif swasta itu memanggil Tio guna menunjukan sesuatu yang harus saja di temukan."Foto-foto Jasmine? Banyak sekali? Apa dia fans Jasmine?" Tio mengamati satu persatu foto yang dipajan

  • Menikahi Mantan   Sketsa

    "Harusnya kamu dirawat beberapa hari lagi sampai luka tusuk itu betulan kering," cicit Jasmine pada Alan. Wanita itu masih mencoba membujuk suaminya agar mau dirawat lebih lama di rumah sakit.Tiga hari yang lalu Alan baru sadar. Hari ini sudah merasa lebih baik, dirinya meyakinkan Jasmine untuk pulang. Meski dokter memintanya di rawat beberapa hari lagi di rumah sakit. Nyatanya pria itu sudah tidak betah untuk melakukan aktifitas seperti biasanya.Apalagi ada hal besar yang Alan ketahui mengenai pelaku pencopetan Jasmine dan penusukan dirinya adalah terencana. Alan tentu tidak bisa tinggal diam terlalu lama di hospital bed rumah sakit itu."Sudah siap?"Tio datang menjemput bos sekaligus sahabatnya."Ayo!"Alan jalan perlahan, lukanya sudah cukup kering. Namun, jika digunakan bergerak terlalu banyak masih terasa nyeri."Pelan-pelan." Jasmine mengingatkan sambil menggandeng lengan suaminya.Tio paling terlihat sibuk, mondar-mandir lebih dari dua kali, membawakan barang bawaan milik

  • Menikahi Mantan   Perlu Bicara

    Ternyata ada seseorang yang sudah masuk ke dalam unit apartemen Jasmine secara diam-diam. "Biar gue cek!"Tio mengusulkan diri hendak mencari seseorang itu yang sudah berani masuk ke unik apartemen Jasmine secara diam-diam.Akan tepati, Alan mencegah pergerakan Tio dengan memegang sebelah pundaknya. "Lebih baik Lo bantu lapor keamanan di bawah! Biar gue yang cek!"Tio terdiam, memandang sahabatnya itu dengan tatapan datar yang begitu sulit Alan artikan.Tio berusaha meyakinkan diri sendiri jika sahabatnya itu tidak akan kenapa-kenapa jika dirinya tinggal melapor ke petugas keamanan apartemen di bawah."Tenang ada gue!" seru Jasmine. Wanita itu seolah tahu isi pikiran Tio yang tengah khawatir pada Alan yang baru pulang dari rumah sakit."Gue bakal cepet balik!"Usai mengutarakan itu, Tio berlari secepat yang ia bisa menuju lantai dasar.Sedang Alan dan Jasmine yang ada di dalam ruangan apartemen saling beradu pandang guna saling memberikan dukungan."Tetep di belakang aku, mimi!" pint

  • Menikahi Mantan   Penjelasan

    "Sketsa wajah dan sidik jari yang ditemukan pada belati yang digunakan untuk menusuk kamu itu tidak sesuai," ungkap Tio pada Alan.Alan yang duduk di kursi kebesarannya itu memasang wajah datar, begitu sulit untuk Tio artikan. Awalnya Tio mengira sahabatnya itu akan kesal bahkan memakinya ulah pekerjaannya yang tidak mendapat hasil memuaskan. Nyatanya Alan tidak melakukan itu."Ada petunjuk lain?" Alan bertanya pada Tio. Biasanya orang kepercayaan Alan itu selalu memiliki sesuatu yang memicu petunjuk baru terbuka."Aku menemukan topeng berbahan karet elastis di markas, tepatnya topeng itu seperti tidak sengaja tertinggal di sana," jawab Tio, kala mengingat benda lain yang dirinya temukan di sana."Sekarang di mana topeng itu?"Alan ikut penasaran dengan bentuk topeng karet yang Tio bicarakan padanya."Di bawa detektif swasta yang kita sewa," Tio menjawab , "kita bisa hubungi dia kapan saja!" Tio mengeluarkan ponsel miliknya dari saku celana. Mencari nama sebuah kontak yang tersimpan

  • Menikahi Mantan   Menggebu-gebu

    Tio mengikis jarak, hendak mengambil satu sendok guna ikut mencicipinya. Namun, tangan Alan sudah lebih dahulu menepisnya. "Siapa yang kasih kamu izin?""Cep!" Tio berdecak, kemudian mengutarakan kalimat protesnya kembali. "Gue cuma mau ikut cicipi, bro! Seenak itukah? Sampai gue tidak boleh ikut cicipi!""Apa Lo lupa? Jasmine bikin ini khusus buat suaminya! Dan suaminya itu, gue! Kalo mau ada yang bikinin khusus buat Lo, berarti Lo harus nikah dulu!"Alan dengan sigap memasukan suapan demi suapan kembali ke mulutnya. Mengunyah cepat, lalu menelannya. Kemudian mengulanginya lagi sampai tidak habis waktu lima menit lamanya, Alan sudah berhasil mengkandaskan bekal makanan yang Jasmine buatkan spesial untuknya.Tio hanya bisa menggeleng melihat kelakuan sahabatnya itu. Entah karena tidak ingin berbagi makanan dengannya. Atau memang makanan yang Jasmine buat terlalu enak sampai dirinya tidak diperbolehkan mencicipinya.Kring!Dering telepon menggema di ruangan Alan."Halo!" sapa Alan yan

Bab terbaru

  • Menikahi Mantan   BONUS ENDING

    "Mau coba cek dulu? Kita berhenti di apotik beli tes pack dulu, ya? Kamu kapan terakhir halangan?" Alan memberondong Jasmine dengan pertanyaan, setelah wanita itu lebih dahulu mematikan sambungan teleponnya dengan Gina.Jasmine memiliki pemikiran yang sama. Namun, keinginannya makan rujak kedondong lebih dominan. "Ck! Cari rujak dulu, Al! Lagian belum pasti juga, kan aku hamil," jawab Jasmine, santai. Fokusnya kembali pada benda pipih di tangannya, mengetik huruf di papan pencarian menanyakan tempat yang mungkin menjual rujak kedondong di sana.Cukup lama tidak ditemukan karena waktu memang sudah cukup malam. Ada kedai rujak cukup jauh lokasinya juga ternyata sudah tutup. Akhirnya Jasmine tidak kehabisan akal, mengetik huruf kembali mencari toko buah yang mungkin menjual buah kedondong. Wanita itu berniat membuat rujak sendiri nanti di rumah. Akhirnya, mobil Alan belokan ke sebuah super market besar yang ada di kota itu. "Harusnya di sini ada buah yang kamu, mau," tuturnya.Sebelum

  • Menikahi Mantan   ENDING

    "Saya mendapatkannya," ungkap Rio pada Alan, yang baru sempat melakukan panggilan setelah kesibukannya di Singapura."Di mana dia sekarang?" tanya Alan, to the point."Di rumah sakit. Keadaannya kritis," jawab Rio. "Istri anda belum saya beri tahu, sesuai permintaan anda," lanjutnya.Alan memang memperingatkan Rio untuk tidak menginfokan apapun pada istrinya, sebelum dirinya kembali ke tanah air."Saya usahakan pulang secepat mungkin," kata Alan. "Tetap jaga istri saya dari kejauhan."Alan memilih segera mematikan panggilan, usai mengingatkan Rio kembali. Waktunya tidak banyak di sana agar lekas bisa kembali ke tanah air secepat mungkin. "Istri kamu belum tahu berita di sosial media tentang seseorang tertembak di sekitaran apartemen tadi pagi adalah ulah detektif swasta yang kamu sewa." Gina mengirimkan notifikasi pesan pada Alan. Membuat laki-laki itu langsung melakukan panggilan telepon pada sekretaris pribadi Jasmine. "Iya, Alan," sapa Gina dari seberang telepon sana."Gue se

  • Menikahi Mantan   Tidak Menyangka

    Pukul sembilan malam Alan Alan benar-benar pergi ke Singapura lagi, mengikuti penerbangan terakhir hari itu."Aku harusnya ikut antar kamu ke bandara," ungkap Jamsine pada Alan. Wanita itu hanya Alan perbolehkan mengantar sampai basement apartemen saja."Jangan lagi buat aku gak jadi terbang," ujar Alan, mengomentari ungkapan istrinya. Sebenarnya sedari di rumah baru tadi Alan sudah hampir mengikhlaskan tender besar yang di Singapure. Pria itu tidak bisa pergi meninggalkan Jamsine dalam situasi genting seperti saat itu. Namun, pada kenyataannya wanitanya itu pandai meyakinkan Alan untuk tetap berangkat, tentu setelah mengiyakan permintaan Alan pindah ke rumah baru mereka besok pagi."Asisten rumah tangga sesuai spesifikasi kamu datang besok pagi," ucap Alan, sambil menghujani wajah Jasmine dengan banyak kecupan di sana.Jasmine mengangguk, "makasih, ya! Kalo sudah sampai segera kabari aku."Jasmine tahu Alan sedang berat meninggalkannya, sehingga wanita itu memilih tidak banyak menan

  • Menikahi Mantan   Kursi Tantra

    "Mau kasih lihat apa?" rengek Jasmine. Menarik-narik tangan Alan, meminta pria itu lekas memberitahunya. "Sebentar lagi, kamu tahu," ujar Alan. Membawa wanitanya ke sebuah kamar yang sudah ia dekorasi sedemikian rupa."Tutup mata! Dalam hitungan ke tiga baru kamu buka!" titah Alan pada Jasmine.Jasmine mengangguk patuh, mulai memejamkan mata.Ceklek!Handle pintu Alan tarik ke bawah, pintu kamar pun terbuka. Semerbak aroma kelopak bunga mawar seketika memenuhi indera penciuman Jasmine ketika baru memasuki ruangan itu."Satu ... dua ... tiga!"Jasmine membuka mata perlahan, tepat setelah Alan selesai menyebutkan angka tiga. Betapa bahagia hati wanita itu, dalam kesibukan Alan masih sempat menyiapkan ini semua untuknya.Jasmine merasa benar-benar beruntung dipertemukan kembali dengan mantan kekasih yang sekarang justru menikah dengannya. "Kamu udah nentuin kamar utama, kenapa tadi masih nanya?" beber Jasmine. "Sengaja mau ngetes?" imbuhnya.Alan hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.

  • Menikahi Mantan   Datang Ke Rumah Baru

    "Ini apa?" tanya Jasmine. Alan yang mendengar pertanyaan itu langsung membungkukkan badan, melihat dengan seksama apa yang wanitanya pertanyakan."Paper bag lagi? Bunga itu," ucap Alan, pelan. Pergerakannya secepat mungkin ke arah luar mobil. Menyelisik ke sekeliling, mencari keberadaan orang yang mengirim itu. "Mungkin belum jauh?""Tadi dikunci, kan mobilnya sebelum masuk cafe?" tutur Jasmine, ingin memastikan."Tio yang bawa mobil. Tapi aku yakin dia udah kunci," jawab Alan, yang mengetahui sahabatnya itu bukanlah tipikal pribadi yang teledor.Alan masih mengedarkan matanya ketika menjawab pertanyaan Jasmine. Sayangnya Alan tidak bisa menemukan siapapun di sana. Tidak terlihat ada orang mencurigakan di area parkir dan sekitarnya. "Apa ini diletakan sedari tadi?" Tidak ingin menduga-duga seorang diri, Alan memilih mengambil benda pipih nya dari saku celana. Mencari nama Tio di sana."Iya, bro," sapa Tio, setelah mengucapkan salam terlebih dahulu seperti biasa. "Ke parkiran sekar

  • Menikahi Mantan   Ini Apa?

    Tap ...Tap ...Tap ...Langkah kaki Alan, menggema kala memasuki cafe yang sudah mulai sepi pengunjung di jam makan siang yang sudah jauh terlewat itu.Jasmine tersenyum lebar mendapati Alan datang menyusulnya. Kemudian berdiri guna menyambut laki-lakinya itu. "Padahal gak bilang mau datang!"Bibir ranum Jasmine mengerucut, sebagai respon dari kedatangan Alan yang tanpa memberi tahunya terlebih dahulu. Cup!Alan mencuri satu kecupan singkat di sana. "Jangan pancing aku sekarang," bisik Alan, tepat di samping telinga Jasmine.Ehem!Tio yang berdiri lima langkah di belakang Alan, berdehem guna mengingatkan. Bahwa di antara mereka berdua masih ada orang lain di sana."Dia kekeh mau nyamperin, Lo. Padahal kita tadi lagi banyak banget kerjaan," ucap Tio asal kemudian duduk di bangku kosong samping Gina.Gina yang mendapati Tio hadir, bahkan memilih duduk di sampingnya itu di buat gelagapan sendiri. Mau bagaimanapun mereka sudah cukup lama tidak bertemu. Tentulah membuat pertemuan itu ter

  • Menikahi Mantan   Keesokan Harinya

    "Data pemilik sidik jari sudah keluar," ungkap Rio pada Alan juga Tio yang baru tiba di markasnya. "Dari data yang ada, sidik jari ini menunjukan milik tuan Aris. Namun, saat ini keberadaannya tidak diketahui," sambungnya."Apa dia sudah tidak ada di kota ini?" tanya Tio, lebih dahulu berkomentar."Atau mungkin juga ganti identitas."Alan akhirnya ikut berkomentar, sambil memutar berkali-kali pena yang ada di jarinya. Posisi pria itu saat ini tengah duduk di bangku, terlihat santai. Namun, pikirannya berkelana memikirkan berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi. Tatapan mata Alan hanya lurus ke depan, gaya Alan seperti itu justru menambah kesan tampan pada dirinya. Berkali-kali lipat lebih mempesona."Bisa jadi itu, jika ganti identitas. Identitas baru pasti terdaftar, dan terlacak sistem." Tio menimpali. "Apalagi sekarang berbagai fasilitas publik membutuhkan scan sidik jari bahkan wajah," ujarnya."Tidak ada laporan kematian atas nama tuan Aris. Kemungkinan besar dia masih hidup.

  • Menikahi Mantan   Data Tidak Valid

    "Halo, tuan, " sapa Rio, di seberang telepon sana."Di mana?" tanya Alan, tidak berniat ber basa-basi."Saya di rumah sakit, sedang temani ayah sarapan, " jawab Rio."Ke markas sekarang! Ada yang harus anda kerjakan!" titah Alan pada Rio."Baik, tuan. Saya ke sana sekarang."Usai mengucapkan itu, Rio langsung berpamitan pada sang ayah. Mengatakan bahwa dirinya ada panggilan kerja.Sang ayah tentu langsung mengiyakan kali itu. Sangat kebetulan, tidak seperti biasanya yang akan drama terlebih dahulu seperti anak kecil yang akan di tinggal orang tuanya bekerja.Sedang Alan juga sama. Pria itu mengecup kening istrinya singkat, lalu ke luar dari ruangan itu, tentu dengan paper bag hitam di tangannya.Sepeninggalan Alan, Gina yang sudah menahan rasa penasaran sedari tadi itu mulai mencecar Jasmine dengan berbagai pertanyaan. "Apa yang sudah Alan lakuin ke kamu? Kenapa sampai kamu harus pakai kursi roda? Apa Alan sekejam itu?"Cep! Gina berhenti bertanya.Jasmine yang tidak ingin mendengar

  • Menikahi Mantan   Kursi Roda

    Di kamar mandi Alan benar-benar hanya membantu Jasmine membersihkan diri. Meski bersusah payah menahan diri, nyatanya pria itu berhasil menepati janjinya. "Tahan sebentar, ya! Mungkin akan sedikit pedih," ucap Alan, sebelum membubuhkan salep pada area sensitive wanitanya itu.Jasmine reflek mencekal tangan kekar Alan yang akan mengoleskan salep itu. "Aku, bisa sendiri!" CK!Alan berdecak kesal mendapati Jasmine masih saja malu terhadapnya. "Aku udah lihat semua punya kamu. Kalo lupa!"Setelah mengucapkan itu, Alan segera melancarkan aksinya mengolesi salep di area sensitive Jasmine.Dapat dilihat wanita itu meringis menahan pedih meski hanya sesaat."Sudah!" seru Alan. Pria itu kemudian menutup salep, lalu meletakkannya kembali di kotak p3k."Bisa jalan?"Alan sengaja menanyakan itu, karena tadi saat hendak pergi ke kamar mandi, Alan yang membopongnya ke dalam toilet."Aku coba jalan pelan, ya!"Jasmine berdiri perlahan, mulai melangkah meski setengah di seret. Wanita itu benar-benar

DMCA.com Protection Status