Share

33. Kena Pinalty

Penulis: Indy Shinta
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-21 00:48:49
Meski lelah, tapi Mei lega bukan main. Candle light dinner yang dipersiapkannya secara dadakan untuk Hans tadi berjalan sukses dan tak menimbulkan komplain apapun dari Hans. Bahkan berlangsung manis. Vanda menyukai cincinnya. Juga hadiah-hadiahnya. Tentu saja. Semuanya barang mahal.

Hans tadi memujinya, “Terima kasih, Mei. Kau memang lincah dan gesit. Tak salah aku menerimamu sebagai asisten pribadiku.” Tapi kemudian pria itu mendesah pelan. “Andai saja tak ada Danu antara kita, bukan Vanda yang kulamar tapi kamu. Sayangnya Danu telanjur menganggapku hidung belang. Padahal aku betul-betul ingin menikahi dan menyenangkanmu, Mei. Bukan menjadikanmu selinganku saja. Aku terpaksa cari wanita lain, daripada pistol Danu meledak di kepalaku. Wanita ada banyak, tapi nyawaku cuma satu,” aku Hans blak-blakan.

Mei tak kaget tentang pistol yang dibicarakan Hans. Dia pernah melihat om Danu menaklukkan kawanan debt collector yang menyerang papinya. Om Danu melibas siapa saja yang menagih utang pad
Indy Shinta

Suka cerita ini? Beri komentar dan VOTE ya :)

| 2
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
mei kmu rekam itu omongan laki2 iblus itu dn juga tentemu semiga tante mu cpt dpt karma nya lumpuh dm mulut nya g bisa ngomong .yg zolimin keponskan nya sendiri gpp mei kmu minta tolong k Juna mei dr pada kmu d teken sama kake tua Hans itu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   34. Rindu yang Terpendam

    Mei pergi ke Dufan untuk melepaskan kemarahan. Menjerit sekeras-kerasnya di atas ketinggian wahana ekstrim yang dinaikinya. Menangis sepuasnya di atas wahana yang mengayun-ayunkan tubuhnya di udara. Kepala di kaki, kaki di kepala. Seperti itulah kehidupan yang dialaminya selama ini. Seperti itulah sulitnya dia mencari uang. Tapi Mei tak pernah mengeluh, dia tetap bekerja giat. Tapi. Tak ada yang menghargainya. Kerja baik dan kerja kerasnya selalu berujung sia-sia. Namun kemudian, terngiang nasehat maminya semasa hidup dulu, “Apapun yang terjadi tetaplah bersyukur, Mei. Dan berbahagialah. Bahagia itu hak kita, hak semua orang. Bahagia tak butuh alasan. Kau hanya perlu merasa seperti itu, setiap saat.” “Maaf, Mam. Mei lupa tentang itu,” gumamnya sambil menghapus air mata. Lalu Mei menjerit lagi, saat rollercoaster yang dinaikinya melesat, meliuk, memutar, dan meluncur dengan kecepatan yang mengaduk-aduk adrenalinnya. Tapi kemudian tertawa lega. Mei keluar dari area Dufan setelah pua

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-21
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   35. Cinta Pertama

    Dirga, papa Kevin, menginterogasi Mei detik itu juga. Raut tak suka tergambar jelas dalam wajah lelah Dirga yang baru saja sampai dari Amerika. Perasaan pria paruh baya itu dirambati cemas. Bagaimana kalau putera kesayangannya ini sampai menghamili anak orang di usia yang masih belia? Meskipun anak-anak itu bersumpah cuma berciuman dan baru pertama kali melakukannya. Tapi, bagaimana dengan besok? Apalagi Dirga jarang di rumah karena sibuk berbisnis. Dirga harusnya curiga saat cctv di beberapa titik rumah mereka sering mati. Pasti Kevin yang sengaja mematikan demi menyelundupkan gadis itu ke rumah. Setelah puas mengorek keterangan dari Mei, Dirga berkata, “Ini terakhir kalinya kau ke rumah ini. Kalau punya urusan dengan Kevin, langsung selesaikan saja saat di sekolah. Sekarang pulanglah.” “Pa!” protes Kevin. “Kev. It’s oke.” Mei mengisyaratkan agar Kevin jangan mendebat papanya, seraya tersenyum meskipun matanya tampak ingin menangis. Kevin terdiam. Lalu menyambar ponselnya dan mene

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   36. Tinggallah Masa Lalu

    “Kev!” Mei mendorong Kevin agar menjauh, setelah lelaki itu puas menciumnya. Kevin menatap Mei yang terbelalak syok kepadanya. Meski bibirnya terkatup rapat, tetapi mata wanita itu menyoratkan banyak hal. Bahwa benar, memang ada cinta di antara mereka. Hanya saja, Mei tak sanggup mengakuinya karena keadaan dan status Kevin yang sudah jadi suami orang. “Jangan gila, Kev. Elu suami Raya, teman dekat gue! Seharusnya elu tanyain hal ini sejak dulu sebelum elu menikahi Raya, kenapa baru sekarang? Jangan bikin gue jadi serendah ini, Kev. Kalau gue meladeni elu ..., guelah yang bakal dicap pelakor! Orang-orang nggak peduli siapa yang memulai perselingkuhan duluan, bagi mereka tetap aja gue yang salah,” cecar Mei dengan air mata yang menganak sungai di pipi. Kecewa menerima sikap Kevin yang telah menciumnya secara paksa. Kevin tertunduk usai tertampar kata-kata Mei. Kevin merasa dirinya begitu egois. Buat apa pula dia memaksa Mei mengakui sebuah rasa yang jelas-jelas sudah dia ketahui send

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   37. Don't Leave Me

    Juna baru saja menutup rapat virtualnya dengan tim lapangan yang sedang mengerjakan proyek pemugaran hotelnya. Pria berhidung mancung itu mengerutkan kening melihat nama penelepon yang terpampang di layar ponselnya. “Kevin? Tumben?” gumamnya. Mereka memang sudah lama tak saling menelepon lagi, terutama sejak Kevin resmi bertunangan dengan Raya. Hubungan baik mereka seperti terputus begitu saja sejak saat itu. “Halo, Kev?” Juna akhirnya mengangkat telepon. “Jun? Lu di mana?” tanya Kevin tanpa basa-basi. “Ada apaan?” Juna menyahut malas-malasan. “Lu di Jakarta ‘kan?” “Hmm, ngapain emang?” jawab Juna sambil bersedekap dan menyandarkan punggungnya ke kursi. “Buruan sini sekarang, Mei kecelakaan.” Juna tersentak. “Mei? Dia lagi sama elu?” “Lu datang aja dulu sini. Gue share loc rumah sakitnya.” “Oke, gue ke situ sekarang. Tapi inget ya, Kev. Lu itu suami Raya. Lu jangan macam-macam sama si Mei, teman bini lu sendiri.” Tapi Kevin malah menutup teleponnya tanpa menjawab sepatah ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-23
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   38. Hati yang Gelisah

    “Arjunaaa! Ngapain lu cium-cium bibir gue?” Arjuna tersentak melihat Mei tiba-tiba membuka mata dan mendelik marah kepadanya. Tapi kemudian pria itu terkekeh santai. “Eh, udah bangun lu, Maemunah? Gue kira lelap tidur,” cengirnya. “Gue kan cuma akting, Mei. Biar Kevin jengah dan lekas minggat dari sini. Kenapa? Lu keberatan Kevin jadi terusir karena keberadaan gue?” cecar Juna kemudian. Mei terdiam sesaat, lalu menyahut pelan, “Thank’s.” Juna menyipitkan mata, ‘Thank’s?’ pikirnya bertanya-tanya dan memandangi Mei seraya menilai-nilai sikap si cantik itu. “Well. Kevin sudah pulang, lu juga bisa pulang sekarang.” Juna dibuat tertegun oleh ucapan Mei barusan. Kemudian pria itu berdecak pelan. “Ngusir, nih? Kebetulan, gue juga bukan pengangguran. Banyak banget urusan yang gue tinggalin gara-gara harus ke sini. Oke, gue cabut sekarang. Get well soon, Maemunah,” sahutnya seraya melambaikan tangannya kepada Mei disertai senyum dan kedipan mata. Kemudian melenggang pergi dengan gayanya ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-23
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   39. Ancaman 1 Miliar

    Mei membuka mata dan tersentak melihat lengan Juna berada di atas perutnya, sementara kepala pria itu tergolek di sisi bantalnya. Mei ingin mengomel dan membangunkannya, tetapi ditahannya niat itu, sebab dengkuran halus Juna membuat ruang perawatan VIP yang luas dan ditempatinya sendirian ini tak terasa sepi lagi baginya. “Jun? Bangun, sudah pagi,” bisik Mei seraya menepuk-nepuk kecil pipi Juna yang terlelap. “Hmm?” Juna akhirnya terbangun dan mengucek matanya. “Eh. Sudah bangun lu, Maemunah? Mau pipis? Gue anterin, yuk?” ujar Juna seraya tersenyum lembut. Mei menggeleng dan ingin dibantu suster saja, tetapi Juna sudah keburu menggendong tubuhnya duluan, seakan tubuh Mei seringan kapas di tangan pria itu. Usai mengantar Mei ke kamar mandi untuk pipis dan gosok gigi, Juna menyuapinya sarapan dan membujuk Mei agar menghabiskannya. “Nah, gitu dong. Biar nggak mubazir makanannya. Elu sendiri pernah ngomelin gue waktu nggak ngabisin makanan yang elu traktir waktu itu,” oceh Juna. Mei t

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-28
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   40. Rahasia Umum

    “Eh, Ray? Masuklah.” Mei bisa merasakan suara Juna yang berubah gugup saat melihat kehadiran Raya bersama Sarah dan Tania. “Kevin mana, nggak ikut?” lanjut Juna seraya mengambil alih bingkisan buah untuk Mei dari tangan mantan pacarnya itu. “Jadwalnya padat banget hari ini. Mana bisa dia ninggalin urusan yang sangat penting buat hal lain?” sahut Raya dengan senyumnya yang terlihat ramah, tetapi Mei bisa merasakan arti dalam kalimat itu, bahwa Mei bukanlah sesuatu yang dianggap penting bagi Kevin dibanding urusannya yang lain. “Ya ampun, Mei. Gimana ceritanya kok bisa-bisanya elu kecelakaan gini sih?” Sarah menghampiri Mei yang tergolek di ranjang perawatan, melewati Juna dan Raya yang masih saling bertatapan. “Yaa gitu deh,” cengir Mei sembari bergantian membalas pelukan Sarah dan Tania. “Thank’s, ya,” ucapnya saat Tania mengulurkan sebuket bunga untuknya. “Get well soon, Mei,” ujar Tania dan Sarah nyaris berbarengan. Mei mengangguk dan tersenyum. Tapi senyum itu tak benar-benar

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   41. Ketegasan

    “Makasih, Jun. Gue janji bakal membayar semua ini,” ucap Mei kala Juna mengatakan sudah melunasi tagihan rumah sakitnya. Dan Mei sudah diperbolehkan pulang sekarang. “Udahlah, Maemunah. Nggak usah dipikirin. Elu juga dulu sering bantuin gue, kan?” “Kapan?” “Dulu waktu SMA, gue sering lupa bawa uang terus utang jajan ke elu tiap ketemu di kantin, tapi sampai detik ini gue belum pernah bayar. Anggap aja udah gue lunasi sekarang.” Seketika Mei terpingkal-pingkal. “Ah. Ada-ada aja elu, mah! Utang lu dulu itu kan nggak seberapa, gue ikhlas kok. Itu kan nggak sebanding dengan biaya rumah sakit gue ini,” ujarnya sambil geleng-geleng kepala. “Ya sudah, gue juga ikhlas kok bayarin biaya rumah sakit elu ini. Jadi, nggak ada lagi istilah utang-utangan antara kita.” “Thank’s, Jun." Mei terharu. “Oke, udah nggak ada yang ketinggalan ‘kan? Yuk, kita pulang sekarang.” Seorang suster tersenyum ramah ketika berpapasan dengan mereka di koridor rumah sakit. "Semoga lekas pulih ya, Mbak Mei. Hati-

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29

Bab terbaru

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei meletakkan Cinta di box tidurnya secara perlahan setelah selesai mengganti diapers untuk bayi cantiknya yang menggemaskan itu, kini anak keduanya itu sudah berusia 3 bulan. Juna menepuk-nepuk lembut pipi puterinya. “Selamat bobok, cintanya mami dan papi,” bisiknya dengan hati berbunga-bunga. Setelah memastikan Cinta tidur nyaman, Juna menoleh kepada Mei yang sedang memerah ASI. Air susu Mei melimpah ruah, sampai-sampai Mei membeli kulkas baru khusus untuk menyimpan stok ASI bagi sang buah hati. Mei bertekad akan memberi Cinta ASI eksklusif selama 6 bulan, sama seperti Vi dulu. “Masih lama, Mi?” Juna manyun memerhatikan Mei sibuk dengan alat perahnya. “Bantuin sini, malah bengong! Biar cepat beres ini,” omel Mei. Juna pun nyengir dan membantu Mei menuliskan tanggal hari ini di setiap label botol ASI itu, kemudian memasukkannya ke dalam kulkas yang ada di dalam kamar mereka. Sementara Mei membereskan alat-alat pemerah ASI, mencuci, mengelap, dan menyimpan kembali dengan rapi. “S

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mami, bangun! Ini sudah jam berapa?” Juna menarik selimut Mei, menepuk-nepuk istrinya yang malah lebih erat lagi memeluk guling. Juna geleng-geleng kepala. Sepertinya Mei bangun kesiangan lagi, padahal biasanya Mei itu morning person. Istrinya itu sigap melayani apa saja kebutuhannya dan juga Vi. Rajin mempersiapkan keberangkatan Juna ke kantor, dan juga mempersiapkan sendiri box makanan untuk Vi. Tapi sudah seminggu ini, makanan untuk Vi diurus pegawainya. Demikian pula persiapan sarapan untuk mereka. Juna rindu sarapannya dipersiapkan sendiri oleh sang istri tercinta. “Banguun, ... Maemunah.” Juna menarik guling Mei, tapi kemudian Mei mengalungkan lengannya di leher Juna. Membuat Juna terkekeh dan menciumi wajah istrinya. “Jun, ngantuk banget gue loh. Masih kepingin bobok.” Juna pun mengecupi pipi istrinya yang masih memejamkan mata. Mei kelihatan sangat mengantuk memang. Juna jadi tak tega menyuruhnya bangun dan menyelimutinya lagi. Juna mandi pagi dan berganti pakaian, memasa

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei tersenyum puas usai melakukan rapat final dengan manager pengelola gedung Utomo Group. Mei menyabet tempat di lantai dasar gedung Utomo Group yang sebelumnya disewa oleh sebuah restoran franchise asing. Mei ingin menancapkan taring bisnisnya di gedung utama milik kakek suaminya sendiri.Juna pikir istrinya kian menggilai bisnis dan ingin semakin banyak mereguk laba berlipat-lipat. Namun Juna dibuat terkejut saat Mei memaparkan sesuatu kepadanya, bahwa Mei akan memberikan diskon khusus bagi para pegawai Utomo Group yang makan di restoran itu dalam jangka waktu selama mereka berstatus pegawai Utomo Group, yaitu diskon 90% bagi kalangan pegawai kelas bawah semisal security, OB, cleaning service, dan diskon 60% bagi kalangan staf biasa.“Biar apa gitu, Mei?”“Biar mereka merasa dihargai, dan mereka bisa pakai diskonannya buat kepentingan mereka yang lain, atau buat ditabung. Soalnya, Jun, ... gue pernah jadi pegawai rendahan kayak mereka, budget makan siang itu mehong dan berasa bange

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mei, serius ... elu nggak kepengen ngadain resepsi buat pernikahan kita ini?” Juna diam-diam ingin mewujudkan pesta pernikahan impian yang ingin digelarnya secara mewah. Sebagai wujud kegembiraannya memenangkan hati Mei kembali.“Ogah. Kan udah gue bilang ogah. Berisik amat sig elu masih nanyain melulu, Jun?”Juna manyun. “Emang kenapa sih, Mei?” rengeknya sambil memeluk Mei dari belakang, sementara Mei sedang sibuk meracik bumbu untuk makan malam mereka nanti.“Buat apa elu buang-buang duit cuma buat menjamu para sosialita yang fake itu, heh? Gue ingat banget ya, pas gue lagi melarat gimana sikap mereka ke gue. Gue tuh kayak sampah tahu nggak di mata mereka. Anna dan teman-temannya itu! Papasan sama gue di mall kagak ada yang mau noleh barang seorang, padahal gue udah sapa duluan baek-baek,” oceh Mei sambil menggeprek lengkuas sekuat-kuatnya sampai penyet, seakan lengkuas itu adalah perwujudan Anna dan teman-temannya.Jantung Juna nyaris mencelat kaget mendengarnya. ‘Dih, serem juga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   EPILOG

    Mei dan Juna menginap di sebuah presidential suite. Di sinilah mereka pernah melewati malam pertama pada pernikahan mereka yang terdahulu. Pada malam rujuknya mereka kali ini, Mei dan Juna kembali memilih ruangan yang sama, ruangan yang menyimpan sejuta kenangan tentang mereka. Ruangan ini menjadi saksi bisu, bahwa ada rasa membara yang mengikat Mei dan Juna, sejak dulu sampai sekarang, tak pernah padam. Jika keduanya dulu merasa canggung saat memasuki ruangan ini dalam balutan gaun pengantin, sekarang tidak lagi. Begitu Juna menutup pintu hotel, dia langsung mengangkat tubuh istrinya itu ke ranjang, melucuti pakaian Mei dengan tak sabar. Sudah halal, bukan? Tangan Juna bergerak cepat menyingkirkan segala macam penghalang, dan matanya berbinar-binar begitu tubuh polos Meilani kini terpampang nyata. Mei ternyata masih tetap luar biasa dan semengagumkan dulu. “Bisa-bisanya Mei, elu udah jadi emak-emak tapi body masih mulus langsing singset kayak gini?” pujinya sambil membelai perut Mei

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   184. Demi Juna

    “Buset, ribet amat sih mau rujuk kebanyakan syarat administrasi! Nggak bisa nikah di KUA hari ini dong gue? Mau tuntasin ibadah nikah yang mulia kok ada-ada aja ya ujiannya?” oceh Juna saat menelepon Jonathan. “Ya udah, Jon, elu buruan daftarin dan urusin semua persyaratan rujuk buat gue dan Mei di KUA. Gue sama Mei nikah siri aja dulu hari ini! Biar cepat sah dan halal,” pungkasnya. Mei tertawa mendenngar ocehan Juna yang teramat ramai. “Beneran mau nikah hari ini? Ntar ajalah ... tanggung, nikah di KUA yang resmi sekalian, tunggu Jojon kelar beresin syarat administrasinya dulu, Jun.” “Eits, nggak bisa! Ibadah loh ini, Maemunah ...! Ibadah itu jangan ditunda-tunda. Jangan dengerin bujuk rayu setan buat nunda-nunda ibadah kita.” Mei terpingkal-pingkal. “Cih. Bisa aja nih orang modusnya, ... bilang aja udah nggak tahan pengen grepe-grepe gue!” cibirnya. Juna nyengir. “Itu kan ibadah juga, Mami sayang, ... yang membedakan kita sama kucing! Kucing mau kawin tinggal kawin, kalau kita

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   183. Yes or No

    Mei buru-buru ke dapur, meneguk segelas air untuk membasahi kerongkongannya yang kering karena menahan gondok kepada Juna yang malah mengusilinya soal penggrebegan tadi. Wajah Mei jadi merah padam, bukan hanya karena marah pada keadaan. Tapi dia juga bingung bagaimana caranya menjelaskan ke Vincent? Tadi dia mengecek i*******m dan benar saja, kejadian tadi sudah tayang di I* TV milik Anna dan meraih banyak penonton. “Tuh, kan. Netizen malah belain kita dan kasih selamat sekalian. Orang-orang sekarang sudah tahu soal anak kita, Mei. Juga tentang kita yang sudah rujuk. Dahlah ... yuk, jadiin real aja?” Juna meletakkan ponsel setelah ikut mengecek dan membaca komentar yang berseliweran di I* itu. Juna kemudian merangkul Mei yang duduk menunduk di sofa sambil memegangi kepalanya yang pening. Juna memijiti pundak Mei hingga wanita itu terlihat sedikit nyaman. Mei menangis sambil mengatakan kalau dia takut Vincent marah, takut Vincent kecewa kepadanya. Mei juga meminta saran dan pendapat

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   182. Kesempatan dalam Kesempitan

    “Gue kangen banget sama Vi, Mei. Please? Gue sekarang tahu kenapa gue langsung jatuh cinta sama Vi sejak awal ketemu dulu. Dan semakin ke sini gue semakin sering kangen sama dia. Ternyata itu yang namanya ikatan batin. Iya ‘kan? Elu sendiri tadi bilang, bakal beri gue ruang buat mencurahkan kasih sayang gue ke Vi?” Mei memutar bola mata. “Iya, tapi nggak gini juga keleus ..., lu lihat ini jam berapa sekarang? Jam 12 malam. Gila lu mau masuk-masuk kamar janda tengah malam gini.” Juna tertegun. Setelah pembicaraan seriusnya tadi, sekarang Mei dengan cepat kembali ke mode cablak. Juna garuk-garuk kepala. “Dih, cepat juga waktu berlalu ya, Mei?” “Ya iyalah, dodol. Situ aja nangisnya berapa jam sendiri?” “Njirr ..., jangan cerita ke siapa-siapa ya, Mei. Tengsin gue.” “Wani piro?” Lalu Mei terkekeh jahat. “Cih. Lu kayak John Wick aja, Mei!” seloroh Juna. Karena John Wick suka menantang imbalan Juna dengan dua kata yang sama itu, ‘wani piro’. “John Wick? Keanu Reeves?” Mei kebingunga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   181. Tak Cukup Hanya Cinta

    Juna merengkuh kedua tangan Mei. Tangan Mei terasa hangat dalam genggaman Juna yang dingin. “Mei ...,” panggil Juna seraya mengecup lembut punggung tangan wanita itu, “gue udah tahu semuanya, ... siapa sebenarnya Vi,” ucapnya begitu lirih. “Sorry ..., I’m too late.” Juna mendesahkan sejuta penyesalan. Juna berlutut di depan Mei seraya mendongak, mempertemukan tatapan mereka. “Mei ...,” panggilnya lagi, karena wanita itu tak jua bersuara sejak tadi. Mei membeku dalam kediaman panjangnya. “Gue sungguh-sungguh minta maaf. Mungkin permintaan maaf gue ini nggak sepadan dengan penderitaan yang sudah elu lewati seorang diri selama ini.” Juna mengetatkan genggamannya seiring pecutan sesal yang kian melecut-lecut dalam hatinya. Juna baru tahu dari Anjani ..., jika ternyata Mei dalam kondisi mengandung darah dagingnya saat Juna menceraikannya dulu. Saat Juna mengusirnya siang itu, meninggalkan rumahnya di bawah terik cahaya mentari yang membakar kulit, dengan berjalan kaki. Ya ..., berjalan ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status