Home / CEO / Menikahi Mantan Kekasihku / #4 Mereka masih mencintai

Share

#4 Mereka masih mencintai

Author: La Bella Rose
last update Last Updated: 2024-04-16 17:15:19

Ciumannya semakin dalam hingga Zura berhenti memberontak dan bodohnya Zura malah menikmatinya. Dalam hatinya dia sangat merindukan Edgar, semua yang ada pada Edgar, Zura sangat merindukannya. 

Setahun berlalu mereka berpisah, tidak sedikit pun perasaan Zura berkurang untuk Edgar, setiap kesulitan yang dia alami karena Charlos, nama Edgar lah yang dia panggil. 

Begitu pun dengan Edgar, selain perasaannya yang tidak berubah kepada Zura, rasa sakitnya akibat ditinggalkan Zura pun tidak berubah, ia terus menderita memikirkan mantan kekasihnya tersebut. Untuk Edgar, Baila hanyalah pajangan di rumahnya. 

Edgar senang bisa kembali melihat Zura dan kembali mendekapnya.

Tidak sadar dalam ciumannya itu, air mata Zura menetes. Ia membatin dalam hatinya. 

"Aku masih mencintaimu, Edgar. Selalu." 

***

Martabak coklat kacang kesukaan Zura pun dimakan dengan lahap. Sesekali Edgar terkekeh melihatnya. 

"Di UK, aku engga nemu martabak kaya gini," ucapnya sambil mengunyah. 

"Pelan-pelan, semua ini punya kamu," sahut Edgar seraya mengusap sudur bibir Zura yang belepotan. Zura bergeming sejenak, setelah ciumannya tadi, Edgar bersikap biasa saja, tidak malu ataupun canggung. Malah Zura sendiri yang merasa tidak nyaman. 

"Baila ---"

"Jangan bahas dia di saat kita berdua." 

Terlepas pernikahan apapun yang dilakukan oleh Edgar dan Baila. Tetap saja Zura merasa bersalah, walau bagaimanapun Edgar bukan miliknya lagi seperti dulu. 

"Aku sudah menemukan apartemen yang bagus untukmu. Besok kamu bisa tinggal di sana." 

Mata Zura membulat seketika, dia tidak minta disewakan apartemen sama sekali. 

"Aku bisa pulang ke rumah Papah," jawab Azura. Walaupun perkataannya terdengar omong kosong di telinganya sendiri, sebab yang ada Papahnya pasti akan mengusir Zura. Tidak mau menampung gadis itu lagi.

"Aku khawatir kalau kamu tinggal di tempat lain. Aku tidak percaya Papamu bisa menjagamu, Zura. Firasatku tidak enak." 

Zura terdiam, menatap bola mata mantan kekasihnya dan bergumam dalam hati. 

Apa kamu sebenarnya tau bagaimana Papahku Edgar? Kamu benar, Papah tidak mungkin bisa menjagaku. Yang ada dia ingin aku pergi dari hidupnya. 

"Kamu kenapa?" tanya Edgar tersenyum seraya mencubit pipi Zura, melihat gadis itu malah melamun seraya menatapnya. 

Zura menggeleng kecil dan kembali memakan martabak di tangannya. 

"Kamu udah makan?" tanya Zura. 

"Kamu perduli denganku ternyata." Edgar menaikan alisnya seraya tersenyum. 

"A-aku cuman engga mau kamu sakit, Edgar." Zura memalingkan pandangannya ke arah lain. 

"Ya, itu namanya perduli, Zura. Aku makan nanti saja, melihatmu makan seperti sapi kelaparan sudah membuatku kenyang." 

Zura langsung menghunus tatapan tajam kepada Edgar membuat pria itu terkekeh. 

***

Sementara itu Baila tengah mandi bunga di kamar mandi, rambutnya di cepol, setiap malam biasanya dia selalu melakukan ritual mandi bunga ini. Alasannya karena dia suka saja, bukan percaya tahayul atau apapun. 

Aroma bunga mawar yang masuk ke indra penciumannya, begitu menenangkan, apalagi ketika pikirannya sedang kacau seperti sekarang. Bagaimana tidak, pernikahan yang sudah berjalan satu tahun belum ada kemajuan sedikitpun. 

Edgar masih dingin dan irit bicara padanya dan parahnya lagi dalam satu tahun, pria itu tidak pernah menyentuhnya sama sekali, bahkan sekedar mencium keningnya pun tidak pernah.

"Aku kurang cantik apa," gumam Baila berusaha berpikir. Ia menghela nafas panjang, haruskah ada bagian tubuhnya yang harus diubah? Haruskah ia operasi pelastik ke Korea?

Tapi untuk menutupi rasa malunya di hadapan teman-temannya, Baila mengatakan sudah tidur bersama Edgar dan belum diberi keturunan karena meminum pil KB. Dia tidak mau dicemooh cinta sendirian, walaupun yang dilakukan pernikahan bisnis tapi perasaan pada Edgar nyata adanya. 

Baila mengambil ponselnya dan mencoba menelpon Edgar. Seperti dugaannya, Edgar tidak mengangkat. 

"Ish! Kenapa sih engga diangkat terus, emang meeting selama ini, engga ada istirahatnya apa!" Baila mendengus kasar. 

Ia menyenderkan kepalanya pada kepala bath up, menatap langit-langit kamar mandi seraya menghela nafas panjang. 

"Haruskah aku memasukan pil perangsang ke minumannya agar aku hamil? Selama ini aku sabar menunggu, tapi kalau terus seperti ini, suatu saat Edgar pasti akan menceraikanku!" Ia bermonolog sendirian dengan putus asa. 

***

Edgar maupun Zura tidak ada yang tidur, mereka hanyut dalam pikirannya masing-masing. Edgar tiduran di sofa panjang yang ada di kamar Rumah Sakit itu seraya menatap langit-langit kamar. Hal yang sama juga dilakukan Zura. 

Dia sedang memikirkan apa ia benar-benar harus tinggal di apartemen Edgar? Ataukah ia harus kembali ke UK saja. Toh dia punya karier sebagai penulis novel di sana dan sudah mempunyai pembaca setia, hal itu tidak akan membuat Zura hidup kesusahan. 

"Edgar ..." panggil Zura. 

Edgar menoleh. "Ya?" 

"Sepertinya aku kembali saja ke UK. Toh Charlos sudah dipenjara juga dan kalau pulang ke rumah Papah, aku tidak mau merepotkan Papah dan Ibu tiriku." 

Mendengar penjelasan panjang lebar dari mantan kekasihnya, Edgar segera beranjak dari sofa, berjalan menghampiri Zura. Dia duduk di samping Zura. 

"Kenapa harus kembali? Kamu punya aku di sini."

"Aku punya karier di sana sekarang." 

"Karier apa?" Edgar menaikan alisnya. 

"Penulis novel," jawab Zura. "Itu cukup untuk menghidupi diriku sendiri." 

"Biaya hidup di sana besar. Kamu mau menerapkan hidup hemat dan mengubah badan kamu jadi tulang belulang? Sekarang saja kamu sudah sekurus ini, Zura!" 

Zura memutar bola matanya. "Suka sekali menghinaku!"

"Aku bukan menghina, aku hanya melihat fakta dari tubuhmu sekarang." 

"Ya, itu namanya menghina juga!" cibir Zura membuat ujung bibir Edgar tertarik ke atas. 

"Aku ingin memastikan dengan mataku sendiri kalau hidupmu baik-baik saja, Zura. Jadi kamu harus selalu dekat denganku."

Zura terdiam. Dari mereka pacaran dulu memang sikap Edgar lebih dominan, keras kepala dan tidak suka dibantah. Hanya saja keras kepalanya pria itu tidak pernah sampai kasar kepada Zura. Berbeda dengan Charlos.

"Aku sudah menyuruh Anhar untuk mengurus surat ceraimu." 

"Apa?!" mata Zura membulat. "Kamu secepat itu mengurus surat ceraiku?" 

Edgar mengangguk. "Untuk apa masih mempunyai hubungan dengan pria seperti Charlos?" 

Zura menghela nafas panjang. Ya, memang sudah sebaiknya ia bercerai dengan Charlos. Zura tidak mungkin mau menunggu pria itu keluar dari penjara dan hal sama terulang kembali. 

"Jangan memikirkan apapun lagi, tidurlah." Edgar mengelus kepala Zura. "Besok pagi kita akan melihat apartemenmu." 

***

Keesokan paginya, Zura sudah berada di dalam mobil bersama Edgar dan Anhar yang menjadi supir. Ia hanya memalingkan wajah ke luar jendela hingga mobil melewati trotoar tempat dimana Charlos memukul Zura dan tidak ada satu manusia pun yang membantu. Kenangan buruk itu tiba-tiba berputar di kepalanya. 

#Flashback on

"Dasar istri sialan! Berani-beraninya kamu kabur dariku hah!"

PLAK

"Kamu pikir aku tidak bisa menemukanmu? Kamu pikir Ayahmu masih menginginkamu?" Charlos menjambak rambut Zura dengan kasar dan menampar kembali wajahnya. Zura terisak, meminta tolong, tapi tidak ada satu pun yang mendengar. 

#Flashback off

Zura mengepalkan tangannya kuat-kuat ketika ingatan itu kembali muncul. Edgar yang melihat itu pun memegang pundak Zura membuat gadis itu terkesiap kaget hingga kedua bahunya meloncat 

"Kamu kenapa?"

Zura menjawab dengan gelenggan kepala. 

"Jujur, kamu kenapa? Kamu seperti ketakutan, Zura." 

"A-aku ..."

Related chapters

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #5 Tinggal di apartemen baru & Kematian Charlos

    Edgar menaikan satu alisnya menunggu jawaban. Ia benar-benar bisa melihat Zura sangat ketakutan. Kemudian Zura menoleh ke belakang. "Di sana, di tempat itu ..." dia menunjuk. "Charlos menyiksaku." Rasanya sakit sekali mendengar Zura berbicara seperti itu. Mungkin Zura trauma melewati jalan yang mempunyai ingatan buruk tentang Charlos. Edgar tidak hanya ingin memegang tangan Zura. Ia pun memeluk gadis itu. "Jangan takut lagi, ada aku sekarang. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu." Pria itu mengelus lembut punggung Zura.Anhar yang sedang menyetir hanya pura-pura tidak punya mata dan telinga saja. ***Mereka sampai di sebuah apartemen yang mewah, kemewahannya memanjakan mata Zura, ia begitu takjub. "Aku benar-benar akan tinggal di sini?" tanya Zura pada Edgar yang duduk di sofa, tersenyum melihat kesenangan Zura. "Ya. Apartemen ini milikmu." "Tapi, aku tinggal sendirian?" tanya Zura, ia tahu Edgar harus pulang ke mansion, sebab Baila pasti curiga jika pria itu tinggal d

    Last Updated : 2024-04-16
  • Menikahi Mantan Kekasihku   #6 Merasa bersalah

    Edgar pun memberikan gelas kosong itu pada Baila. Lalu keluar dari kamar, Baila menyimpan gelas kosongnya di meja dan pergi menyusul suaminya."Hubby, kamu mau kemana?" tanya Baila menyusul langkah Edgar yang menuruni anak tangga. Baila harus sedikit berlari untuk mengimbangi langkah kaki suaminya.Baila kaget saat Edgar melewati begitu saja ruang keluarga yang itu artinya pria itu hendak pergi dari mansion. "By, jangan pergi!" teriak Baila berlari menyusul Edgar. Ia pikir hanya keluar kamar dan duduk di ruang keluarga untuk menonton tv atau melakukan hal lain. Tapi kenapa Edgar malah mau pergi.Baila memegang tangan Edgar membuat pria itu menghentikan langkahnya di teras mansion."By, jangan pergi. Kamu baru sampai, mau pergi kemana lagi?" Baila bingung, bagaimana dengan efek obat itu jika Edgar pergi dari mansion. Ia takut Edgar melampiaskan nafsunya pada orang lain.Bagaimana jika pelacur di klab? Ah, Baila tidak bi

    Last Updated : 2024-05-13
  • Menikahi Mantan Kekasihku   #7 sebuah kesalahan

    Mata Zura melebar seketika. Bagaimana mungkin Charlos jujur pada Edgar. "Lalu?""Aku menghajarnya di depan banyak polisi. Aku merasa puas, setidaknya rasa sakit yang kamu rasakan sudah aku balaskan, Zura!""Edgar, seharusnya kamu tidak melakukan itu. Apalagi di kantor polisi, bagaimana jika kamu bermasalah.""Kenapa kamu diam, Zura? Kenapa kamu tidak mencariku selama satu tahun." Edgar mengalihkan pembicaraan. "Apa kamu ragu aku bisa membawamu pergi dari Charlos?"Zura terdiam sejenak, hanya mata mereka yang saling melekat."Aku tidak enak menganggumu, kamu sudah menikah, kita punya kehidupan masing-masing.""Dan kita sama-sama tidak bahagia saat itu. Iya kan?"Zura lagi-lagi diam. Ucapan Edgar benar, dirinya dan Edgar sama-sama tidak bahagia, tapi tidak ada yang saling mencari satu sama lain. Edgar tidak pernah mengunjungi Zura ke UK, hanya sebatas pesan text untuk menanyakan kabar mantan kekasihnya itu. Dan p

    Last Updated : 2024-05-13
  • Menikahi Mantan Kekasihku   #8 Marah pada Baila

    Edgar menjawab dengan deheman. Di sisi lain Zura tahu, tidak mungkin seorang Edgar takut pada Baila. Ia pun mematikan ponsel Edgar.Setelah masakan jadi, mereka makan malam bersama, Edgar begitu perhatian pada Zura, menyendokkan nasi ke piringnya, mengambilkan beberapa lauk, menuangkan air.Sikap lembut Edgar bukan karena pria itu hanya ingin Zura kembali padanya. Tapi dari mereka pacaran dulu, selalu Edgar yang lebih memperhatikan Zura, bahkan pria itu berkata dia akan terus melayani Zura sampai menikah. Sayangnya, mereka putus satu tahun yang lalu."Makan yang banyak, aku tidak suka melihatmu kurus," ucap Edgar. Apalagi saat Zura tidak berpakaian tadi, Edgar bisa melihat jelasnya tulang rusuk di tubuh gadis itu.Zura hanya menganggukan kepala sebagai jawaban. Lagi pula makanan yang dimasak Edgar selalu enak dan membuat gadis itu mau nambah lagi dan lagi.Selesai makan, Edgar mencuci piring dan Zura tengah minum air hangat

    Last Updated : 2024-05-13
  • Menikahi Mantan Kekasihku   #9 Pergi ke rumah Mama

    Sebenarnya Edgar ingin kembali ke apartemen Zura, sebab rasanya rindu teramat berat jika jauh dari gadis itu, walaupun hanya sebentar.Tapi Edgar rasa Zura butuh waktu untuk sendiri, selama beberapa hari ini ia terus datang dan menganggu gadis itu. Alhasil sekarang ia memilih pergi ke mansion Maria ---Ibu Edgar.Mansion Ibunya jauh lebih baik di bandingkan mansion dirinya dengan ada Baila di dalamnya."Kak Edgar." Seorang gadis berseru sambil menuruni anak tangga, tersenyum sumringah melihat kedatangan Kakaknya yang baru saja masuk.Edgar tersenyum dan membiarkan adik kecilnya itu memeluknya. "Elia kangen banget tau." Ia mencibikkan bibirnya. Terlihat lucu di mata Edgar, pria itu mengelus kepala Elia."Kakak juga kangen sama kamu.""Huh bohong!" Elia mencibir sambil mendongak menatap Edgar membuat pria itu terkekeh."Mama mana?" tanyanya sambil mengacak-ngacak gemas rambut Elia."

    Last Updated : 2024-05-14
  • Menikahi Mantan Kekasihku   #10 Baila bertemu Maria

    Bisa saja Edgar menanyakan langsung alasan tersebut pada Charlos di hari itu. Tapi Edgar ingin mendengar langsung dari mantan kekasihnya."Itu sudah berlalu Edgar ... aku hanya merasa tidak baik untukmu, aku akui pilihanku sangat salah hari itu." Zura menjawab dengan nada rendah, menahan isak tangis. Ia sangat menyesal karena tidak terbuka atas masalahnya pada Edgar dan mengambil keputusan yang sangat salah.Edgar menghela nafas kecewa, ia masih merasa bukan itu alasan Zura meninggalkannya. Tapi ia akan menunggu sampai Zura mau cerita yang sebenarnya."Baiklah, istirahatlah ..."Zura menjawab dengan deheman kemudian panggilan pun berakhir. Zura menghela nafas berat, menutupi wajah dengan kedua tangannya.Ia merasa bisa menjauh dari Charlos bukan berarti membuat masalah selesai seketika. Tapi ada masalah baru yang harus ia hadapi, soal Baila. Walaupun pernikahan mereka hanyalah pernikahan kontrak tetap saja Zura merasa

    Last Updated : 2024-05-14
  • Menikahi Mantan Kekasihku   #11

    "Terus kemana Edgar pergi waktu aku memberikan obat itu, kemana dia melampiaskan nafsunya?" Baila pikir Edgar akan datang ke mansion Ibunya dan menghilangkan efek obat itu mungkin dengan mandi. Tidak keluyuran ke tempat lain. "Apa dia pergi ke klab dan ...." Baila menggeleng cepat, tidak mungkin Edgar pergi ke klab dan melampiaskan efek obat itu dengan perempuan murahan. Maria dan Elia memperhatikan Baila yang terlihat gelisah. Elia sampai menyikut Ibunya hanya untuk memastikan apakah Kakak iparnya itu baik-baik saja. "Baila ..." Maria menyentuh paha Baila membuat Baila terkesiap kaget. "I-iya Ma." "Kamu kenapa? Ada masalah?" Baila menggeleng. "Engga kok, Ma." Baila tersenyum tipis. "Emang dua hari lalu Edgar pergi dari mansion?" Baila mengangguk pelan. "Aku pikir ke dia datang ke sini." "Kenapa bisa pergi? Maksud Mama

    Last Updated : 2024-05-14
  • Menikahi Mantan Kekasihku   #12

    Tangan Edgar mengepal marah hingga urat-urat di tangannya terlihat. Tatapannya begitu menusuk seakan ingin sekali membunuh istrinya yang menantang tanpa rasa takut. Seandainya Baila adalah Charlos, ia tidak akan ragu memberi bogem mentah di wajah cantik Baila hingga membiru dan merusak kecantikannya. Sayangnya, Edgar masih bisa meredam amarahnya untuk tidak menyakiti perempuan dengan tangannya. Ia memilih pergi bersama Anhar, mengacuhkan teriakan Baila yang terus memaki Zura. "Mantan kekasihmu berengsek, bodoh! Awas saja jika kamu kembali kepadanya, Edgar!!" ****Ia sedang berada di perjalanan menuju apartemen Zura. Perjalan setelah pulang dari kantor sempat terganggu karena supir yang membawa Baila menghubungi Anhar dan mengatakan jika Baila tengah mencari Edgar. Alhasil mereka menepi ke salah satu restaurant berpura-pura sedang meeting. Anhar menatap Tuan-nya di spion depan. Ia terlihat gelisah, rau

    Last Updated : 2024-05-15

Latest chapter

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #23

    "Cari siapa, Nona?" tanya seorang pria pada Baila yang masih bergeming sebab yang keluar ternyata bukan Edgar atau pun Zura. "I-ini apartemen siapa ya?" tanya Baila. Informasi yang diberikan suruhannya semalam tidak salah, tapi kenapa bukan suaminya yang keluar, Baila heran. "Ini apartemen milikku." "Sayang, siapa?" Baila menoleh pada perempuan yang menghampiri mereka. Perempuan itu datang dengan kemeja putih pendek dan rambut berantakan yang basah seperti habis mandi. "Tidak tau, Nona ini aku juga tidak mengenalnya." "Siapa yang kamu cari?" tanya perempuan itu sinis sebab berpikir Baila adalah selingkuhan kekasihnya. "M-maaf, saya salah kamar. Permisi ..." Baila segera pergi dari sana membuat pasangan tersebut saling menoleh heran. *** Baila berjalan pelan di lorong dengan kebingungan, apakah suruhannya salah mengikuti Edgar. Ia mendengus kasar.

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #22

    Edgar tengah mengeringkan rambut Zura yang baru saja selesai mandi. Moment seperti ini sering dilakukan Edgar ketika masih berpacaran dengan Zura, ia sering membantu Zura mengeringkan rambut panjangnya. Apalagi hampir setiap hari Zura berada di mansion Maria, bercanda dengan Maria dan juga Elia. "Lain kali, jangan mandi terlalu malam, Zura." "Aku ketiduran tadi," sahut gadis itu. "Kamu engga mau ke luar lagi? Engga mau jalan-jalan?" "Mau, sih. Tapi ...""Aku akan mengajakmu jalan-jalan besok sore. Gimana?" "Kerjaan kamu bakalan selesai sore, bukannya baru selesai malam hari." "Tidak ada yang mengaturku, Zura. Aku pemilik perusahaan, kapanpun aku bisa pulang." Zura hanya tersenyum mendengar jawaban Edgar. "Gimana kabar Mama dan Elia?" tanya Zura tiba-tiba. "Mereka baik, si calon Dokter itu juga rajin belajar." Zura tersenyum getir. "Mereka pasti sangat membenciku ya, Edgar."

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #21

    Hubungan mereka saat di UK dulu tidak terlalu baik juga tidak terlalu buruk. Jika bertemu mereka saling tidak perduli satu sama lain, tapi bagi Zura, sikap mereka lebih baik dibanding Charlos. Calvin dan Theo merasa bosan, ia menghabiskan waktu di klab sampai malam hari, Calvin mabuk parah dan main wanita sementara Theo hanya menikmati musik dan minum sedikit. Beberapa wanita klab berusaha menggoda Theo, tapi Theo tidak merasa tertarik sama sekali. Ketika ia mulai merasa bosan, ia mencoba mengajak Calvin pulang. Tapi sayangnya karena dia mabuk parah, Calvin tidak bisa diajak berbicara, malah meracau tidak jelas sambil memeluk wanita penghibur. "Tinggalkan saja dia, aku tidak keberatan," ucap si wanita penghibur itu. Theo berdecak. "Pesankan kamar untuknya, aku yang membayarnya besok." "Oke," sahut si wanita penghibur itu dengan tersenyum. Sementara Baila, dia menunggu kepulangan suaminya di

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #20

    Edgar kembali membalikkan badan dengan wajah datarnya. "Dimana, Zura? Dia kembali lagi ke sini, kan? Kamu bertemu lagi dengannya. Iya kan, Edgar?" "Tanya pada matamu sendiri, jika kamu tidak pernah melihatnya, dia tidak ada di sini," jawab Edgar santai. Anhar sedari tadi hanya mematung di belakang Edgar. "Aku tau kamu menyembunyikannya!" desis Baila. "Kamu harus ingat Edgar, Ibumu tidak akan pernah setuju kamu kembali kepada wanita itu!""Dia Ibuku, bukan urusanmu!" tukas Edgar. Edgar sudah tidak mau mendengar apa-apa lagi, ia melangkahkan kakinya dengan cepat diikuti Anhar. Mengabaikan teriakan Baila di telinganya. Baila berteriak frustasi, dalam hatinya ia ingin sekali menjambak rambut Zura, melampiaskan kebenciannya terhadap gadis itu. ***Seorang pria berdiri depan istana buckingham. Rambutnya yang kecoklatan tertiup angin, ia memakai mantel tebal coklat dengan syal hitan di lehernya. Musim dingin lebi

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #19

    Ponselnya Charlos yang berada di kamarnya di UK terus berdering. Nomor itu hanya Baila yang tahu dan ketika Charlos kembali ke Indonesia, dia lupa tidak memberitahu Baila, juga tidak membawa ponsel tersebut. "Firasatku benar-benar tidak enak, aku merasa Edgar bertemu kembali dengan Zura ... tapi kenapa Charlos tidak mengangkat telponku." Ia bermonolog sendirian, menghela nafas kasar, frustasi dan ketakutan, apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa Edgar tadi pagi mengatakan kepada Maria jika Maria tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Apa aku harus pergi ke UK saja? Tapi aku juga tidak tau dimana alamat rumahnya ... aaarrggh!" dia mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Baila juga tidak mengenal orang tua Charlos. Hari itu ia hanya bekerjasama dengan Charlos untuk memisahkan Edgar dan membawa Zura jauh dari pria itu. Baila keluar dari kamar, ia meminta kunci mobil pada supir yang selalu mengantarnya kemanapun ia pergi. "Tapi Nyonya, Tuan

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #18

    "Aku tidak berbicara denganmu!" hardik Edgar menunjuk wajah Baila. Baila terus menatap Edgar, ia mengkhawatirkan sesuatu, bagaimana jika Zura ternyata ada di sini, bertemu dengan Edgar kembali dan menjadi alasan pria itu jarang pulang ke mansion. "Edgar, apapun alasannya, Mama sudah tidak menyukai Zura lagi!" "Ma ---" "Lupakan dia, Edgar!" bentak Maria membuat Edgar terdiam seketika. "Sekalipun dia merengek ingin kembali kepadamu, Mama tidak akan pernah setuju sampai kapanpun!!" Edgar mendelik pada Baila dan akhirnya memilih pergi karena tidak mau bertengkar lebih lama dengan Ibunya. "Edgar! Edgar!" teriak Maria. Tapi langkah Edgar sedikit pun tidak berhenti. "Maa ..." Baila merengek pada Maria dengan memeluk lengan mertuanya itu, seakan ia tengah menjadi istri yang menyedihkan karena tidak dicintai oleh suaminya sendiri.

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #17

    Dia melempar ponselnya ke meja, memperlihatkan foto pernikahan mereka di gereja. Zafar dan Inara melongo tak percaya, Inara mengambil ponsel Edgar untuk memastikan. "K-kamu ... tapi Zura dan Charlos ---" "Mereka sudah bercerai," potong Edgar. "Haruskah aku memperlihatkan surat cerai mereka?" "Kalau begitu, Zura ada bersamamu?" tanya Inara. "Ya, jangan sampai berita ini sampai ke telinga James. Anggap aku tidak pernah datang ke rumah ini. Sekali saja kalian buka suara soal Zura maupun Charlos, nasib kalian akan sama seperti Charlos!!" Edgar berdiri dari duduknya, merebut ponselnya di tangan Inara dan pergi dari rumah Zafar, meninggalkan orang tua Zura itu yang masih bergeming tidak percaya. Semuanya begitu rumit sekarang. Saat di perjalanan menuju pulang ke apartemen Zura, ponsel Edgar bergetar, panggilan masuk dari Maria. "Iya, Ma?" "Kamu dimana? Baila menc

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #16

    Zafar dan Inara saling menoleh. "Apa maksudmu? Kamu mau menganggu hubungan Zura dan Charlos?" "Jawab saja pertanyaanku!" "Mereka baik-baik saja." "Zura bilang, dia pulang ke rumah ini tapi harus pergi lagi karena Charlos mengancam akan membunuhmu, benar?" "K-kenapa kamu tau soal itu?" "Atau yang sebenarnya kamu menelpon Charlos untuk datang dan membawa Zura hingga membuat Zura ketakutan dan memilih kabur. Yang mana yang benar?" "Edgar!Jangan bicara sembarangan!" kesal Zafar. "Ya, kamu ini datang menganggu orang tidur dan sekarang berani memfitnah seperti ini!" sambung Inara. "Aku bertanya, aku bilang mana yang benar, kenapa kalian tersinggung?" tanya Edgar dengan melipat kedua tangan di dada menatap mereka bergantian. "Bagaimana kami tidak tersinggung kamu ---" "Charlos sudah mati." Edgar memotong ucapan Zafar.

  • Menikahi Mantan Kekasihku   #15

    Zura tiba-tiba bergeming dengan pertanyaan Edgar. "Sudah dua kali aku menyentuhmu, apa Charlos juga?" Pertama kalinya Edgar menyentuh Zura saat mereka masih pacaran. Dua bulan sebelum Zura menikah dan yang kedua di apartemen ini. Zura masih belum menjawab pertanyaan Edgar, pikirannya malah berlari ke masa lalu, hari dimana ia baru saja menikah dan hari dimana ia pertama kali disiksa Charlos. #Flashback on "Jangan ..." Zura menggeleng ketakutan di atas ranjang seraya terus berusaha menjauh dari Charlos. Air matanya terus mengalir melihat nafsu liar pria yang menjadi suaminya. "Hentikan tangisanmu, sudah seharusnya kamu melayaniku, Zura!!" "A-aku sedang hamil." Mata Charlos melebar sempurna, tidak menyangka gadis yang ia nikahi tengah berbadan dua. Dan itu anak manta

DMCA.com Protection Status