Share

Mengancam Damian

“Indiraa?” teriak Gladis—salah satu sahabat Indi. Kebetulan sekali mereka bertemu di sana.

“Lagi ngapain lo, di sini? Kok sendirian? Nggak sama Damian?” tanyanya kemudian.

“Damian lagi pengen ngerokok dulu katanya. Elo sendiri?”

“Sendiri juga. Lagi beli apa sih? Jangan sampai khilaf lo, Indi. Kalau udah belanja biasanya elo udah kayak orang kesurupan. Nggak sadar apa yang elo beli. Suka, beli. Suka, ambil.”

Indi lantas tertawa mendengar ucapan sahabatnya itu. “Nggak usah khawatir. Gue dapat black card dari laki gue.”

“Cieeee … udah dianggap suami ya, sekarang mah? Dulu-dulu aja manggilnya si kunyuk, kampret dan segala panggilan menjijikan semua. Udah cinta ya, lo?” tebak Gladis sembari menunjuk tepat di wajah Indi.

“Apaan sih! Nggak ada! Nggak usah berasumsi yang aneh-aneh, Gladis.” Indi menyangkal ucapan perempuan itu.

Gladis hanya menyunggingkan bibirnya kemudian menarik tangan Indi. “Gue punya toko jam tangan baru. Tadi gue abis ke sana. Sekalian kasih hadiah buat ayang tercint
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status