Share

Seperti Mata Panda

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-07 14:29:11

Apa yang dikatakan oleh Dokter Felix ada benarnya. Hanya saja, ia tetap bersedih. Karenanya, Jasmine harus mengalami infeksi rahim. Akibat bakteri yang dia transfer ke dalam rahim istrinya itu.

Selesai menebus obat. Kevin segera masuk ke dalam ruangn rawat Jasmine. Karena waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam, Jasmine sudah terlelap dalam tidurnya.

Hanya ada Andrian yang masih terjaga. Setelahnya, Kevin duduk termenung di samping Andrian. Matanya menatap kosong. Kemudian menghela napas pelan.

“Ada apa dengan kondisi Anda, Pak Kevin?” tanya Andrian dengan pelan.

Kevin menoleh. Kemudian memberikan surat tentang diagnosa Kevin. Andrian membacanya dengan saksama. Kemudian mengusap wajahnya dengan pelan.

“Jangan sampai Jasmine tahu, Andrian. Saya tidak ingin dia tahu soal ini. Bisa jadi dia akan pergi meninggalkan saya, setelah tahu mengenai penyakit itu,” ucap Kevin dengan pelan.

Andrian mengangguk. “Saya akan menyimpan surat ini, Pak Kevin. Agar Jasmine tidak mengetahui kondisi Anda.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikah dengan CEO Dingin   Lebih Baik Jujur

    Kevin memegang tangan Jasmine yang ada di pipinya itu. "Saya pernah tidak tidur dalam dua hari penuh.""Udah tahu.""Dari siapa?""Dari Pak Andrian. Waktu Mas Kev ...."Seketika Jasmine teringat tentang pelaku penyebar berita dan video. Lantas perempuan itu memasang wajah panik. Membuat Kevin ikut panik melihatnya."Sayang. Kamu kenapa? Perutnya sakit lagi?" tanya Kevin sembari memegang sisian wajah Jasmine.Perempuan itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Mas. Sa—saya, saya nggak menyebarkan berita dan video itu. Sumpah, demi Tuhan saya nggak tahu menau soal berita itu, Mas. Jangan bawa saya ke kantor polisi, saya mohon.”Jasmine menggenggam erat tangan Kevin. Ia takut, setelah sembuh nanti, Kevin membawanya ke kantor polisi.Lantas pria itu mengecup kening sang istri. “Jangan takut. Saya tidak percaya, jika kamu yang sudah menyebarkan video dan berita tentang saya.“Apalagi sampai membawa kamu ke kantor polisi. Tidak akan pernah, Jasmine. Tim IT sedang mencari pelaku sebenarnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Menikah dengan CEO Dingin   Bisa Sembuh, Kan?

    Kevin menggeleng. “Bukan. Saya memiliki dua riwayat penyakit yang baru saja saya ketahui. Maafkan saya, Jasmine. Karena tidak pernah mengontrol kondisi kesehatan saya.”Suara pria itu terdengar bergetar. Rasanya tidak mampu mengutarakan semuanya. Hatinya perih. Takut Jasmine tak mau menerima kondisinya.“Maskud Mas Kevin apa? Apa yang terjadi dengan Mas Kevin? Katakan, Mas!” Jasmine sedikit berteriak.Kevin menelan saliva dengan pelan. Rahasia yang tadinya akan ia sembunyikan untuk selamanya, nyatanya tidak bisa ia sembunyikan.Jasmine ingin tahu. Dan dia harus memberi tahu, sebelum dia mencari tahu lebih dulu. Pria itu menatap dengan sayu wajah Jasmine yang sudah menunggu penuturan darinya.“Saya harap kamu mau memaafkan saya sekali lagi, Jasmine. Saya memiliki riwayat penyakit di kelamin saya. Gonore. Penyakit yang ditransfer dari Desi.“Dia yang sudah menanam penyakit itu pada saya. Dan akhirnya, menular pada kamu. Maafkan saya, karena tidak pernah memeriksa kondisi kesehatan kelam

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Menikah dengan CEO Dingin   Masih Banyak Pria di Luar Sana

    Kevin mengangguk. “Iya. Luka itu akan sembuh. Kamu harus dirawat di sini selama satu minggu agar perawatan luka di rahim kamu bisa maskimal,” ucapnya dengan pelan.Jasmine manggut-manggut. “Jika suatu saat nanti Mas Kevin kedapatan sedang bersama Mbak Desi, apalagi sampai bersetubuh, jangan harap saya masih menapakkan kaki di rumah itu!”Glek!Kevin menelan salivanya. Kemudian mengangguk dengan antusias. “Saya tidak akan pernah melakukan itu, Jasmine. Untuk apa. Karena saya sudah punya kamu.”“Siapa tahu khilaf.”“Mana ada, Jasmine.”Jasmine mengendikan bahunya. “Semoga saja ucapan Mas Kevin bisa dipercaya.”Kevin mengangguk. “Iya, Jasmine. Saya akan membuat kamu selalu percaya pada saya.”Jasmine hanya tersenyum tipis. Tidak ada lagi ucapan yang ingin dia ucapkan. Pun dengan Kevin. Hanya menjawab apa yang Jasmine tanyakan.Tok tok tok!Kevin dan Jasmine menoleh kompak pada seseorang yang mengetuk pintu tersebut. Senyumnya mengembang kala melihat Diandra, Dewi dan Rani datang menjengu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Menikah dengan CEO Dingin   Debat Terus

    Jasmine terdiam. Apa yang diucapkan oleh Diandra memang benar adanya. Diandra sudah lelah. Waktunya mundur, dan mencari pria yang mencintainya. Bukan dia yang mencintai pria itu.“Mbak Diandra benar. Kita memang harus berhenti jika perjuangan kita sia-sia. Tadinya saya memberi motivasi, jika perjuangan tidak akan mengkhianati hasil.“Tapi, kalau kita hanya berjuang sendiri, sama saja dengan membuang waktu. Jadi sia-sia semuanya. Hehe. Maafkan saya ya, Mbak. Jadi labil gini.”Jasmine menerbitkan cengiran kepada Diandra sambil mengusapi rambutnya.Sementara Dewi dan Rani hanya menjadi pendengar setia dalam perbincangan Diandra dan Jasmine. Mereka baru tahu, jika Diandra menyukai Justin.Jasmine lantas menoleh pada Dewi dan Rani yang tengah duduk di sofa dekat Kevin. “Kalian berdua. Jangan ember, yaa! Awas kalau ember, gue lempar kalian ke tengah laut!” kata Jasmine memperingati Dewi dan Rani.Agar kedua temannya itu tidak memberi tahu pada semua orang, tentang Justin yang mencintai Jasm

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Menikah dengan CEO Dingin   Jadi Orang Kedua

    Jasmine mengadahkan wajahnya. Kemudian menatap Kevin dengan tatapan tak sukanya. “Karena dia oon. Udah tahu Mbak Desi tukang selingkuh. Malah nggak periksa kondisi kelaminnya. Memangnya Mas Kevin setiap hari gauli dia? Sampai itu penyakit nempel di milik Mas Kevin?” “Jasmine!” Andrian menggetok kening perempuan itu. Ia tak percaya jika Jasmine bisa se-frontal itu berucap seperti itu kepada Kevin. “Kesel saya, Pak. Coba aja kalau mikir, walau sedikit. Nggak akan ada kejadian kayak gini,” sengal Jasmine kembali. “Terus, kamu mau apa? Apa yang harus saya lakukan, Jasmine?” tanya Kevin dengan suara lemah. Jasmine menghela napas pelan. Kemudian menggeleng. “Saya nggak bisa apa-apa selain bertahan sama Mas Kevin. Udah terlanjur sayang juga.” “Kalau sayang, harusnya menerima keadaan pasangan kamu dong, Jasmine,” kata Andrian kembali bersuara. Jasmine menatap Andrian kembali. “Pak Andrian. Seandainya itu penyakit ada di dalam tubuh istri Bapak. Apa Bapak nggak jijik?” Andrian menganga.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Menikah dengan CEO Dingin   Terima Kasih

    Satu minggu kemudian. Jasmine sudah kembali ke rumah. Kini, perempuan itu tengah duduk di tepi tempat tidur, sambil menatap kosong dinding kamar yang sudah lama ia tinggali.Masih teringat pernyataan Kevin di rumah sakit tempo lalu. Yang mengatakan jika dirinya dan Kevin pernah saling kenal. Bahkan, Kevin pernah menjanjikan akan menikahinya setelah dewasa nanti.Jasmine tersenyum tipis. Kemudian menghela napas dengan panjang. “Begini ternyata, Tuhan mempertemukan aku dengan jodohku.“Harus melalui proses yang amat sangat panjang. Bertemu kembali dengan orang yang pernah berjanji akan menikahiku, walaupun harus menjadi orang kedua dalam kehidupan rumah tangganya.”Jasmine bergumam. Berbicara sendiri karena Kevin masih berada di dalam kamar mandi. Jasmine mengembungkan pipinya. Kemudian menoleh pada pintu kamar mandi, di mana Kevin tengah berdiri di ambang pintu.“Kenapa, Mas?” tanya Jasmine kemudian.Kevin menggeleng pelan. “Kamu nggak mau mandi?”Jasmine menggeleng. “Nggak, Mas. Masih

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Menikah dengan CEO Dingin   Pakai Obat Kuat?

    Satu bulan berlalu. Proses penyembuhan penyakit yang ada di dalam diri Kevin akhirnya sudah dinyatakan sembuh. Karena berkat semangatnya yang ingin segera menghilangkan penyakit itu dari dirinya. Lantas, apa pun akan ia lakukan agar segera sembuh dan segera bisa memproduksi keturunan kembali dengan Jasmine. Kevin. Dengan penuh semangat, ia membawa surat hasil pemeriksaan jika penyakit itu sudah hilang dan bersih dari tubuhnya. “Apa ini, Mas?” tanya Jasmine yang sedang duduk di kursi ruang tengah sambil menikmati es krim kesukaannya. “Hasil tes terakhir saya, Jasmine. Penyakit itu sudah hilang dari tubuh saya. Sudah bersih,” kata Kevin menjawab pertanyaan Jasmine penuh semangat. Jasmine membukanya. Membaca dengan saksama surat tersebut. Lantas perempuan itu mengembangkan senyumnya dengan lebar. Kemudian memeluk sang suami. Ikut bahagia. Karena akhirnya Kevin berhasil menghilangkan penyakit itu dari tubuhnya. “Alhamdulillah ya, Mas. Akhirnya Mas Kevin terhindar dari penyakit itu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Menikah dengan CEO Dingin   Berterus Terang

    Kevin terkekeh pelan. “Kan sudah istirahat selama lima belas menit. Sudah saya buatkan mie instan juga. Saya tidak mengenakan apa pun. Alami. Memang saya memiliki seksualitas yang tinggi. Maka, jangan heran.”Jasmine memutar bola matanya dengan malas. “Sama dong, nasib saya dengan Mb—““Jangan ucapkan nama dia lagi. Stop, Jasmine. Kalau kamu mau tahu, hanya seminggu dua kali saja. Tidak pernah seperti dengan kamu. Makanya dia memilih untuk mencari pria lain.”Jasmine manggut-manggut. “Makanya, Mbak Desi nyari pria lain. Karena biasa digauli, Mas-nya memilih libur. Dia kan jadi nggak kuat. Pengen disentuh.”Kevin memukul bibir Jasmine. Kesal karena istrinya itu terus membahas masa lalunya. Sementara Jasmine hanya mengerucutkan bibirnya.“Kan sudah sembuh. Nggak akan kejang-kejang lagi kayak dulu,” ujar Jasmine kemudian.“Bukan karena kejang-kejang, Jasmine. Hanya saja, membuat mood saya jadi jelek. Stop, yaa. Saya sedang ingin bercinta dengan kamu. Siapa tau besok langsung jadi. Harus

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08

Bab terbaru

  • Menikah dengan CEO Dingin   Tamat!

    Justin mengangguk setuju. “Kamu bener, Jasmine. Si Kevin bakal rugi kalau nggak mau Gita dijodohin sama anakku. Orang ganteng-ganteng gini. Iya, nggak?”Jasmine terkekeh sembari menganggukkan kepalanya. “Yang ini namanya siapa, Pak? Kan, sudah ada di sini.”“Anak yang pertama yang mana, yaa?” tanya Justin. Ia pun bingung mana anak pertama dan anak kedua.“Yang pertama yang sedang diberi ASI, Pak. Yang ini anak kedua,” kata perawat memberi tahu Justin.“Awas! Jangan sampai keliru. Wajahnya nggak mirip banget kok, Mas. Yang pertama lebih mirip kamu.”Justin menggaruk rambutnya kembali. Ia masih belum bisa membedakan kedua anaknya itu. Kemudian memberikan cengiran kepada istrinya itu.“Nanti beli baju dikasih nama masing-masing. Pesan dua ratus jenis baju beda-beda. Terus border, biar nggak keliru. Aku belum bisa membedakan mana yang pertama dan mana yang kedua,” ucapnya jujur.Selena menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kocak suaminya itu. “Terserah kamu aja!”Justin kembali m

  • Menikah dengan CEO Dingin   Sudah kodratnya, Selena

    Rosita menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Iya, Pa. Semoga nggak gila kayak papanya aja.”Kini, Antony tak bisa menahan tawanya. Mentertawakan Justin, kapan lagi. Sementara orang yang sedang mereka bicarakan tidak peduli bahkan tidak menyadari.“Justin!” panggil Antony kemudian.Justin menatap sang papa dengan malas. “Ada apa sih, Pa?” tanyanya dengan lemas.“Nama anak-anak kamu, sudah kamu siapkan?”Justin mengangguk pelan. “Udah. Kasih tau kalau Selena udah bangun.”“Dua jam lagi bangun, Justin. Kamu hitung saja. Tebakan Papa pasti bener.”Justin tak peduli. Yang ia pedulikan kini menatap Selena agar tidak tertinggal saat Selena membuka matanya.Kevin dan Jasmine baru saja tiba di rumah sakit setelah mendengar kabar dari orang tua Justin mengenai Selena yang sudah melahirkan kedua anaknya itu. Sementara orang tua Selena masih di jalan menuju rumah sakit."Belum sadar juga?" tanya Kevin kepada ada kedua orang tua Justin. Karena ia tahu Justin tidak akan menjawab pertanyaannya.Ros

  • Menikah dengan CEO Dingin   Welcome to the World

    Pria itu lantas mengecup kening sang istri. “Kita akan segera melihat bayi-bayi kita. Walaupun harus melakukan perawatan terlebih dahulu di ikubator. “Selena mengulas senyum tipis. “Jangan ke mana-mana, Mas. Temani aku saat operasi nanti.”“Of course, Sayang. Aku akan menemani kamu sampai si twins keluar. Kamu jangan khawatir. Sebelum kamu meminta, aku sudah berniat akan menemani kamu.”Hati Selena sangat tenang mendengarnya. Ia kemudian menjatuhkan kepalanya di bahu Justin. “Terima kasih untuk cinta dan sayang kamu, Mas Justin. Kamu adalah alasan aku untuk bertahan dan berjuang untuk bayi kembar kita.”Justin mengusapi perut buncit Selena dengan lembut. “Anak-anak, Papa. Kita akan segera bertemu. Jangan buat Mama sakit lagi ya, Sayang-sayangnya Papa.”Selena mengulas senyum tipis kala mendengar percakapan Justin dengan bayi-bayi di dalam perutnya.“Maaf ya, Mas. Aku hanya bisa memberi kamu dua anak. Nggak akan bisa lagi kasih kamu anak lagi,” ucap Selena dengan pelan.Justin terseny

  • Menikah dengan CEO Dingin   Mulas

    Justin menutup wajahnya dengan kedua tangannya sembari menangis sesenggukan. Pun dengan Selena. Lebih berduka karena kehilangan Diandra yang belum sempat berbaikan itu.“Justin! Selena! Di mana Diandra?”Kevin dan Jasmine baru tiba di rumah sakit setelah mendengar kabar dari Selena.“Kenapa kalian menangis? Apa yang terjadi dengan Diandra?” tanya Kevin kembali. Kemudian menoleh ke arah Dokter Felix. “Ada apa dengan Diandra, Dok?”Dokter Felix menghela napas pelan. “Bu Diandra sudah pergi menyusul kakaknya, Pak Kevin.”Kevin menganga. Begitu juga dengan Jasmine. Kevin tersenyum pasi seolah tak percaya dengan ucapan Dokter Felix.“Anda sedang bercanda? Diandra baik-baik saja, Dok! Mana mungkin pergi!” ucap Kevin tak percaya.Dokter mengangguk-anggukan kepalanya. “Saya paham. Kalian semua pasti tidak akan percaya dengan ucapan saya jika tidak melihat langsung jasad Bu Diandra yang masih berada di dalam.”Kevin menoleh ke arah pintu ruang operasi. Kemudian masuk ke dalam dengan tergesa-ge

  • Menikah dengan CEO Dingin   Kondis Diandra Sangat Buruk.

    Justin mengendikan bahunya. "Hanya Giandra yang tahu. Walaupun aku bilang nggak siap, ternyata Giandra siap. Mungkin bisa kamu tanyakan saja pada Giandra langsung.""Nggak mau!""Ya udah kalau nggak mau. Aku gak maksa juga."Selena mengerucutkan bibirnya kemudian menoleh ke arah Diandra. Perempuan itu ternyata melihat kehadiran mereka. "Mas?" panggilnya kemudian."Heung? Kenapa, Sayang?"Selena menunjuk Diandra. "Dia sudah terlanjur melihat kita. Sebaiknya kita masuk ke dalam, Mas. Setidaknya memberi semangat untuk perjuangannya."Justin menoleh ke arah Diandra kemudian menatap Selena kembali. "Ayok!" Justin menggenggam tangan Selena lalu masuk ke dalam ruangan persalinan Diandra.Pria itu menepuk bahu Giandra yang tengah duduk di samping Diandra. "Udah bukaan berapa?" tanya Justin kemudian."Baru dua," ucapnya dengan pelan.Justin manggut-manggut. Sementara Selena menghampiri Diandra yang tengah menahan rasa sakit. Namun, tak bersuara sedikit pun. Hanya mengulas senyumnya kepada Sele

  • Menikah dengan CEO Dingin   Diandra akan Menceraikan Giandra

    Giandra menghela napas pelan. "Dari mamanya. Amanda datang ke rumah gue sambil bawa Gino. Kasih tau ke Diandra kalau itu anak gue. Bahkan, dia berani tes DNA kalau gue gak mau mengakuinya."Justin menaikkan alisnya sebelah. "Apa maksudnya si Amanda datang ke rumah? Elo gak pernah nengokin anak elo sih! Jadi marah kan, si Amanda."Giandra menelan salivanya. "Gue gak pernah tengok Gino karena ada Fery. Dia yang bilang kalau gue udah gak punya urusan lagi sama Gino. Ya udah, gue menuruti perintah si Fery. Tapi, ternyata dia jebak gue."Justin manggut-manggut. Ia paham maksud arti dari kata menjebak. Karena pada akhirnya Amanda datang ke rumahnya, membawa Gino yang akhirnya membuat Diandra murka karena tidak tahu menau perihal Giandra memiliki anak dari perempuan lain."Terus, kondisi rumah tangga elo gimana sekarang?" tanya Justin kembali.Giandra mengendikan bahunya. "Dari awal Diandra memang gak pernah cinta sama gue. Gue yang udah jatuh cinta sama dia. Bisa dianggap kalau cinta itu be

  • Menikah dengan CEO Dingin   Dari Mana Diandra Tahu

    Kevin memiringkan kepalanya menatap Justin. “Ketemu Diandra di toko donnut? Beliin Selena?”Justin mengangguk. “Iyalah. Buat siapa lagi!”Kevin tersenyum miring. “Ketemu Diandra, terus nyapa elo? Biasanya gak pernah nyapa sama sekali bahkan kata elo udah kayak warga negara asing? Cukup aneh. Mau minta maaf kali, ke elo.”“Minta maaf kok gak bilang waktu ketemu.”“Siapa tahu lupa.”“Mana mungkin lupa. Minta maaf itu harus pake niat. Otomatis pasti akan keinget terus.”“Ya udah. Gue juga gak tahu alasannya kenapa. Yang penting elo bersikap biasa aja sama Diandra.”Justin menghela napas pelan. “Kalau dia mau damai sama gue, semuanya selesai. Tapi, kalau damainya karena lagi berantem sama Giandra, patut dicurigai.”“Pinter! Jangan sampai elo tergoda oleh bujuk rayunya Diandra. Selena jauh lebih baik dari dia. Diandra juga baik. Tapi, istri elo saat ini Selena, bukan Diandra. Dia hanya masa lalu elo. Jangan goyah hanya karena tahu Diandra lagi marahan sama lakinya.”Justin menganggukkan ke

  • Menikah dengan CEO Dingin   Bohong

    Kini, kondisi Selena sudah terlihat sedikit lebih baik. Hanya main sekali tidak masalah menurutnya.Selena menganggukkan kepalanya. “Silakan, Mas Justin!” ucapnya dengan lembut.Justin lantas mengecup kening Selena dan mengulas senyumnya. “Terima kasih, Sayang. Aku janji, hanya kelembutan yang akan aku lakukan padamu.”Selena mengangguk. “I trust you!”Justin pun memulainya. Membuka seluruh pakaian yang ia kenakan. Kemudian pakaian Selena. Penetrasi terlebih dahulu tentunya. Walau sinyal itu sudah terpancar begitu terang, Justin tidak akan selonong boy begitu saja.Memanjakan istri juga harus. Agar menggapai kenikmatan masing-masing. Tak ingin egois adalah salah satu sikap Justin yang paling baik jika dalam hal berhubungan intim.**Pagi hari telah tiba. Terik matahari mulai menyinari bumi. Mengintip di balik tirai jendela, mencoba masuk ke dalam tirai jendela kamar. Tidur terlelap setelah pergumulan semalam yang menurut Selena begitu indah.Penuh dengan kelembutan sesuai dengan janji

  • Menikah dengan CEO Dingin   Sure!

    Justin menghela napasnya. “Surat ini … sengaja dia kasih ke kamu agar kamu membalas cinta dia? Selama ini kamu pura-pura cinta sama aku, padahal mencintai Andrian. Begitu?”Jelas perempuan itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tangannya beradu karena harus mencari alasan yang logis agar Justin tidak marah padanya.“Lalu apa, Selena?” tanya Justin dengan suara menekan.Selena menghela napas pelan. “Maaf, Mas. Aku hanya ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan dari dia. Nggak ada lagi selain itu. Soal cinta, aku hanya mencintai kamu. Nggak ada lagi selain kamu.”Selena menatap Justin agar pria itu tahu, dia sedang berbicara dengan serius. Agar Justin paham dan mengurungkan niatnya untuk memarahinya.Justin memang tak berani memarahi Selena dalam keadaan hamil seperti ini. Yang dia lakukan hanya memutus kalung tersebut kemudian membuangnya dengan kasar ke lantai.Mata Selena hanya bisa menatap kalung yang kini sudah hancur itu. Sementara Justin pergi dari kamar tersebut. Namun, saa

DMCA.com Protection Status